* 101 * Siberman (2007) menyatakan bahwa langkah selanjutnya adalah membagikan bahan ajar (handout) yang telah dibuat oleh guru kepada peserta didik. Langkah selanjutnya, menjelaskan bahwa guru sengaja menghilangkan beberapa poin penting dalam handout dengan tujuan peserta didik tetap berkonsentrasi mendengarkan pelajaran yang akan disampaikan. Meminta peserta didik untuk membacakan hasil catatannya setelah selesai menyampaikan materi. Langkah yang terakhir memberikan klarifikasi.
Menurut Zaini (2008: 32) langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam melaksanakan metode Guide Note Taking sebagai berikut:
1) Memberikan peserta didik panduan yang berisi ringkasan poin-poin utama dari materi pelajaran yang akan disampaikan dengan metode ceramah.
2) Kosongkan sebagian dari poin-poin yang dianggap penting sehingga akan terdapat ruang- ruang kosong dalam panduan tersebut.
3) Bagikan bahan ajar (handout) atau bagan pada peserta didik.
4) Setelah selesai menyampaikan materi, minta peserta didik untuk membacakan hasil catatannya.
5) Beri klarifikasi.
Selain menurut Zaini, Fathurrohman, dan Sutikno (2007) juga turut menjelaskan langkah awal dalam Guide Note Taking yaitu memberi siswa panduan yang berisi ringkasan poin-poin utama dari materi pelajaran yang akan guru sampaikan dengan metode ceramah. Kedua yaitu mengosongkan sebagian dari poin-poin penting sehingga terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut. Alternatif cara yang dapat dilakukan untuk ruang-ruang kosong tersebut adalah memberikan suatu istilah dengan pengertiannya serta mengosongkan istilah atau defenisinya.
Menurut Zaini, dkk (2008: 33), ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam metode Guide Note Taking antara lain:
1) Guru memberikan suatu istilah dengan pengertiannya, kosongkan istilah atau defenisinya, adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi yang berupa bidang datar yang masing- masing berbentuk persegi yang samadan sebangun atau kongruen.
2) Mengosongkan beberapa pernyataan jika poin-poin utamanya terdiri dari beberapa pernyataan, misal: unsur-unsur bangun kubus antara lain:
a) Sisi b) Rusuk c) ...
d) ...
3) Menghilangkan beberapa kata kunci dari sebuah paragraf;
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bangun datar yang kongruen sebagai sisi alas dan sisi atas, dan beberapa...sebagai sisi tegak yang mempunyai...titik sudut, dan...rusuk.
4) Dapat juga dibuat bahan ajar (handout) yang tercantum di dalamnya sub-topik dari materi pelajaran. Beri tempat kosong yang cukup sehingga peserta didik dapat membuat catatan didalamnya. Bentuk ini akan terlihat seperti dibawah ini;
Bidang sisi:
Titik sudut:
Rusuk:
Langkah-langkah dalam model pembelajaran Guided Note Taking (GNT) yang dilakukan sesuai dengan Jamil dan Munoto (2013) yaitu,
1. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa.
2. Guru memberikan bahan ajar berupa handout kepada siswa.
3. Handout berisi ringkasan-ringkasan dari materi ayng akan disampaikan dengan mengosongkan sebagian dari poin-poin penting.
4. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa bagian yang kosong memang sengaja dibuat dengan tujuan agar mereka tetap fokus atau berkonsentrasi mengikuti pembelajaran yang akan disampaikan.
5. Guru membagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 4--5 kelompok
6. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa diminta untuk mengisi bagian-bagian kosong tersebut.
7. Setelah penyampaian materi dengan metode ceramah selesai, guru meminta siswa untuk membaca handoutnya.
8. Guru memberikan klarifikasi untuk setiap jawaban.
Sujana (2005) mendefenisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Guided Note Taking (GNT) memiliki keunggulan tertentu yaitu pembelajaran ini menggunakan metode diskusi sehingga tumbuh suasana demokratis dalam pembelajaran, karena terjadi dialog antar sesama siswa dalam kelompok sehingga siswa terlibat aktif, karena memberikan kesempatan mengembangkan diri, fokus apda handout dan materi (Sulistyanti, 2012).
Kelebihan menggunakan metode pembelajaran Guided Note Taking antara lain siswa menghasilkan catatan selama belajar yang lengkap dan akurat. Menurut Baker dan Lombardi (2005) siswa yang mempunyai catatan akurat dalam studi mereka diharapkan dapat menerima skor tes yang lebih tinggi dari pada siswa yang hanya mendengarkan ceramah dari guru dan membaca teks. Sedangkan menurut Heward, (2004) penelitian eksperimental telah secara konsisten menemukan bahwa siswa di semua tingkat pendidikan mendapatkan nilai tes yang lebih tinggi ketika menggunakan catatan terbimbing dari pada mereka yang membuat catatan mereka sendiri.
C. Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan dan kelemahan metode guide note taking menurut Muttaqien (2010) sebagai berikut:
Kelebihan metode guide note taking, antara lain, 1. Metode ini cocok untuk kelas besar dan kelas kecil.
2. Metode ini dapat digunakan sebelum, selama berlangsung, atau sesuai kegiatan pembelajaran.
3. Metode ini cukup berguna untuk, materi pengantar.
4. Metode ini mudah dingunakan ketika siswa harus mempelajari materi-materi yang bersifat menguji pengetahuan kognitif.
5. Metode ini cocok untuk memulai pembelajaran sehingga siswa akan terfokus perhatiannya pada istilah dan konsep yang akan dikembangkan dan yang berhubungan dengan mata pelajaran untuk kemudian dikembangkan menjadi konsep atau bagan pemikiran yang lebih ringkas.
6. Metode ini dapat digunakan beberapa kali untuk merangkum bab-bab yang berbeda.
7. Metode ini cocok untuk menggantikan ringkasan yang bersifat naratif panjang.
8. Metode ini dapat dimanfaatkan untuk menilai kecenderungan seseorang terhadap suatu informasi tertentu.
9. Metode ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, karena memberikan kesempatan mengembangkan diri, fokus pada handout dan materi ekspostori serta diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri dengan menemukan (discovery) dan bekerja sendiri.
* 103 * Kelemahan metode guide note taking, antara lain:
1. Jika guide note taking digunakan sebagai metode pembelajaran pada setiap materi pelajaran, maka guru akan sulit mengontrol kegiatan keberhasilan siswa.
2. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan.
3. Kadang-kadang sulit dalam pelaksanaan karena guru harus mempersiapkan handout atau perencanaan terlebih dahulu, dengan memilah bagian atau materi yang harus dikosongkan dan pertimbangan kesesuaian materi dengan kesiapan siswa untuk belajar dengan metode tersebut.
4. Guru-guru yang sudah terlanjur menggunakan metode lama sulit beradaptasi pada metode baru.
5. Menuntut guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi dari standar yang telah ditetapkan.
6. Biaya untuk penggandaan handout bagi sebagian guru masih dirasakan mahal dan kurang ekonomis.
D. Hasil Dan Temuan
Penelitian oleh Tri Budiningsih dengan judul penerapan metode Guided Note Taking dalam meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran PKN siswa kelas IV Mi Al Huda Kalisari Kec.
Tempuran Kab. Magelang tahun ajaran 2014/2015. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa setelah penggunaan metode Guided Note Taking didapatkan peningkatan pada siklus I rata-rata kelas sebesar 67,5 dan presentasi ketuntasan belajar sebesar 57,14% setelah diadakan observasi, refleksi, dan perbaikan-perbaikan pada siklus I, prestasi belajar siswa pada siklus II meningkat dengan rata-rata kelas sebesar 84,64.Penelitian oleh Ratna Wijayanti dengan judul
“Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking untuk Meningkatkan Pemahaman PKN pada Siswa kelas IV SDN Rejosari tahun ajaran 2013-2014” adapun hasil penelitiannya menunjukkan guided note taking sebagai strategi pembelajaran di dapatkan peningkatan prestasi belajar. Pada pra tindakan nilai rata-rata siswa adalah 50% pada siklus I nilai rata-rata siswa 73,25% dan siklus II meningkat menjadi 81,3% ketuntasan.
Penelitian oleh Faiqotul Kamaliyah dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Guided Note Taking dengan Pemanfaatan LKPD dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Materi Irisan dan Gabungan bagi Peserta Didik kelas VII b MTS Mafatihut Thullah an-Nawawi Surodadi Kedung Jepara Tahun Ajaran 2010/2011” adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa setelah penggunaan model Guided Note Taking didapatkan peningkatan keaktifan siswa pada siklus I 60,16%, siklus II 76,19% sedangkan hasil belajar siswa adalah 73,16 dengan ketuntasan klasikal 77,55%.Menurut Kartika Prabowowati dan Subiyanto Hadisaputra dalam jurnal penerapan media chemscool dengan metode guided note taking pada pemahaman konsep matematika diperoleh hasil berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama, sehingga memenuhi syarat untuk dijadikan sample dalam penelitian. Selain analisis data awal, dilakukan uji coba instrumen penelitian di kelas X4 yaitu media pembelajaran chemscool, lembar kerja guided note taking, dan angket tanggapan serta melakukan validasi untuk media dan lembar kerja kepada validator. Hasil analisis validasi diperoleh media chemscool dan lembar kerja guided note taking dapat digunakan untuk penelitian tanpa revisi.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil yaitu adanya pengaruh psotif pembelajaran menggunakan media pembelajaran chemscool dan lembar kerja guided note taking terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan media pembelajaran chemscool dan lembar kerja guided note taking pada kelas
eksperimen menggunakan koefisien korelasi biserial (rb) dan koefisien determinasi. Berdasarkan uji peningkatan pemahaman konsep, rata-rata pemahaman konsep kedua kelas meningkat, tetapi peningkatan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol.
Peningkatan pada kelas eksperimen disebabkan karena pembelajaran menggunakan media chemscool dan lembar kerja guided note taking sebagai salah satu strategi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Selain itu, dengan lembar kerja guided note taking siswa diarahkan dan di bimbing.
Menurut Eny Sundari, Usada, dan Matsuri dalam jurnal penggunaan metode guided note taking untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi masalah sosial bahwa berdasarkan hasil analisis data ditemukan adanya peningkatan hasil belajar IPS materi masalah sosial. Hal ini, menandakan bahwa penggunaan metode guided note taking dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi masalah sosial lebih bermakna dan tidak membosankan sehingga siswa tidak tertarik dan senang mengikuti pembelajan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya meningkatkan hasil belajar IPS materi masalah sosial pada siswa kelas IV SDN Paten 2 Dukun Magelang tahun ajaran 2012/2013 adalah dengan menggunakan metode guided note taking dalam belajar sehingga tidak terjadi miskonsepsi dalam pemahaman konsep mereka. Pengarahan yang berorientasi pada perubahan konsep siswa mampu mengurangi kesalahpahaman siswa terhadap konsep ilmiah (Baser, 2006).
Lembar kerja guided note taking yang digunakan dapat membantu penggunaan media secara efektif dan efisien. Note taking merupakan salah satu solusi yang efektif dan efisien dalam pembelajaran (Austin, et al., 2004). Hasil membuktikan kembali penelitian Boch dan Piolat (2005) bahwa note taking adalah alat penting dalam transmisi informasi, misalnya informasi dari buku dan guru yang diberikan kepada siswa, yang membuat pembelajaran semakin efektif dan menarik sehingga siswa dapat memahami materi yang bisa membuat mereka berhasil dalam belajar.Menurut Pranita Nurfiktasari, Tri Saptuti Susiana, dan Joharman dalam jurnal penerapan strategi guided note taking dalam peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN tlepokwetan bahwa penerapan strategi guided note taking dalam pembelajaran IPS dilaksanakan sesuai dengan langkah yang sistematis, dimana guru memulai dari (a) Penyiapan handout catatan, (b) Penjelasan prosedur pembelajaran dengan GNT, (c) Pembuatan catatan terbimbing berdasarkan handout, (d) Penilaian hasil kelengkapan catatan.
Pelaksanaan tindakan kelas dengan menerapkan strategi guided note taking dalam pembelajaran IPS ini belum sepenuhnya berjalan lancar sesuai rencana. Kendala yang muncul pada siklus I, siklus II, dan siklus III adalah (1)Guru kekurangan waktu untuk menerapkan strategi dengan baik. Kendala tersebut sesuai dengan pendapat Zaenal Muttaqien (2011) bahwa memerlukan waktu yang lama untuk mengimplementasikan strategi GNT (Hidayati, 2012: 26; 2) siswa kesulitan dalam membuat catatan dengan rapi, dan (3) beberapa siswa masih kesulitan mencari bagian pada handout yang harus diisi agar catatan mereka lengkap. Solusi yang diberikan untuk mengatasi kendala tersebut adalah (1) Guru memanfaatkan waktu dengan baik dan menerapakan strategi tersebut untuk materi yang tidak terlalu panjang sehingga pembuatan catatan dan penyampaian materi tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama, (2) siswa membiasakan diri untuk menulis tanpa coretan dengan cara melengkapi handout dengan jawaban yang sudah diyakini benar sehingga tidak perlu mencoret karena akan mengganti jawaban tersebut, dan (3) siswa fokus terhadap isi handout dan materi yang disampaikan agar mudah menemukan bagian yang harus diisi. Penyampaian materi tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama, siswa membiasakan diri untuk menulis tanpa coretan dengan cara melengkapi handout dengan jawaban yang sudah diyakini benar sehingga tidak perlu mencoret karena akan mengganti jawaban tersebut dan siswa fokus terhadap isi handout dan materi yang disampaikan agar mudah menemukan bagian yang harus diisi.
* 105 * Saran dalam penelitian ini ditujukan kepada guru dan siswa. Guru hendaknya menerapkan strategi guided note taking untuk menyampaikan materi yang tidak terlalu panjang, Harus pandai memilih poin penting yang akan disajikan pada handout sehingga handout catatan tidak terlalu banyak memuat bagian yang kosong dan mempertimbangkan tampilan dan materi yang disajikan dengan tetap memerhatikan segi biaya. Untuk siswa sebaiknya berlatih untuk membuat catatan dengan rapi dan menggunakan tulisan yang mudah dibaca agar dapat mengulang materi pelajaran dengan mudah, siswa hendaknya fokus terhadap materi yang disampaikan oleh guru agar dapat memahami materi pembelajaran dengan baik dan mudah menemukan bagian yang harus diisi pada handout.
Menurut Nindia Elisie Anggraini, Tri Atmajo Kusmayadi dan Budi Usudo dalam jurnal eksperimentasi model pembelajaran Think Pare and Share dengan Guided note taking (GNT) pada materi persamaan garis lurus ditinjau dari kemampuan bekerja sama siswa kelas VIII SMP/MTs Negeri di kota Surakarta tahun pelajaran 2013/2014, hasil dari penelitiannya ialah 1. Model pembelajaran Kooperatif tipe TPS-GNT memberikan prestasi belajar matematika yang
lebih baik dari pada model pembelajaran TPS biasa dan pembelajaran langsung. Sedangkan model pembelajaran TPS biasa memberikan prestasi lebih baik daripada menggunakan pembelajaran langsung dan materi pokok persamaan garis lurus.
2. Siswa dengan kemampuan bekerja sama tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan bekerja sama sedang dan rendah, sedangakn siswa yang bekerja sama sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan kemampuan yang rendah pada materi pokok persamaan garis lurus.
3. Pada masing-masing kemampuan bekerja sama, siswa dengan kemampuan bekerja sama tinggi, kemampuan bekerja sama sedang, dan kemampuan bekerja sama rendah, siswa yang menggunakan model pembelajaran TPS-GNT, TPS dan langsung memberikan prestasi belajar yang sama baiknya
4. Pada masing-masing model pembelajaran TPS-GNT, TPS dan pembelajan langsung memberikan prestasi belajar matematika sama baiknya pada masing-masing kemampuan bekerja sama.
Berdasarkan simpulan hasil penelitian dan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar matematika siswa, disampaikan beberapa saran di antaranya sebagai berikut,
1) Model pembelajaran TPS-GNT mampu mengoptimalkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika. Sehingga prestasi belajar matematika siswa lebih baik. Oleh karena itu, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran TPS-GNT sebagai variasi dalam pembelajaran matematika di samping menggunakan model TPS.
2) Kemampuan bekerja sama sisiwa memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa sehingga selama proses pembelajaran, hendaknya guru juga memerhatikan perbedaan kemampuan bekerja sama yang dimiliki siswa. Dengan mengetahui perbedaan kemampuan bekerja sama siswa, guru dapat memilih model pemebelajaran yang efektif untuk diterapkan dan dapat memberikan perlakuan kkhusus kepada siswa sesuai dengan karakteristik masing-masing.
3) Dalam pembelajaran kooperatif TPS-GNT maupun TPS hendaknya siswa memerhatikan dengan sungguh-sungguh semua arahan dari guru tentang tata cara belajar ketika di dalam kelas. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu mengikuti kegiatan pembelajaran secara efektif sehingga memperoleh pemahaman yang optimal dan dapat meningkatkan prestasi dalam pembelajaran matematika. Bagi siswa dengan kemampuan bekerja sama hendaknya membantu siswa yang lain dalam berinteraksi dengan sesama anggota kelompok, sehingga mampu menigkatkan prestasi belajar matematika siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqien 2010. Penerapan Metode Guide Note Taking dalam Pembelajaran Qur’an Hadis.
http://izaskia.wordpress.com2010/04/04/penerapan-strategi-guided-note-taking-dalam- pembelajaran-qur%E2%80%99-hadits-bagian-4/#more-845
Gregg. M.R 2008. Lecture Note-Taking Guided. Oral Robert University: Tulsa, Oklahoma.
Anonim, Guided Note Taking (GNT) dari: http://atmawiharja.wordpress.com/guided-note-taking- gnt.
Faiqotul Kamaliyah (2010). Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Materi Irisan dan Gabungan Bagi Peserta Didik kelas VII B MTS.
Jepara.
Fathurrohman, P dan Sutikno, S. (2007). Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Memahaman Konsep Umum dan Konsep Islami.
Bandung: PT Refika Aditama.
Ratna Wijayanti (2013). Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking Meningkatkan Pemahaman Konsep Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dalam Pembelajaran PKN pada Siswa Kelas IV SDN Rejosari
Rustam riskia, dkk. 2013. Pengaruh penerapan model pemebelajaran guided note taking (GNT) pada materi termokimia terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA NEGERI 2 PASANGKAYU. Palu: Universitas Tadulako. Jurnal
Anggraini Nindia Ellisie, dkk. 2014. Eksperimentasi model pembelajaran Think Pare Share (TPS) dengan Guided Note Taking (GNT) pada materi persamaan garis lurus ditinjau dari kemampuan bekerja sama siswa kelas VIII SMP/MTs Negeri di kota Surakarta tahun pelajaran 2013/2014. Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Jurnal
Prabowowati kartika, Subianto Hadisaputro, 2014. Penerapan media chemcool dengan metode guided note taking pada pemahaman konsep siswa. Semarang. Universitas negeri Semarang. Jurnal
Sundari Eny, dkk. Penggunaan metode Guided Note Taking (GNT) untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi masalah sosial. Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Jurnal
Nurvictasari Pranita, dkk. Penerapan strategi Guided Note Taking dalam peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN Tlepokwetan. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
Jurnal
* 107 *