PEMBELAJARAN ROLE-PLAYING
C. Kelebihan dan Kelemahan
Menurut Hamdayama (2014:191) Kelebihan Metode Role Playing, yaitu,
a. Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama.
b. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
c. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
d. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
e. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
Kelemahan dari Role Playing yaitu,
a. Sebagian anak yang tidak ikut bermain menjadi kurang aktif.
b. Banyak memakan waktu.
c. Memerlukan tempat yang luas.
d. Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk tangan penonton/pengamat.
Nurdin, Syfrudin, Adriantoni (2016:299-300) Banyak kelebihan yang dimiliki model pemebelajaran role playing. Kelebihan-kelebihan tersebut di antaranya,
a. Menarik perhatian siswa karena masalah-masalah sosial berguna bagi mereka
b. Bagi siswa berperan seperti orang lain, ia dapat merasakan perasaan orang lain, mengakui pendapat orang lain, saling perngertian, tenggang rasa, dan toleransi.
c. Melatih siswa untuk mendesain penemuan.
d. Berpikir dan bertindak kreatif.
e. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis karena siswa dapat menghayatinya.
f. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
g. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
h. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
i. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja (Djumingin, 2011: 175-176).
j. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
k. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Di samping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan.
l. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.
m. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi (Santoso, 2011).
Kekurangannya antara lain,
a. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya, terbatanya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapar menyimpulakan kejadian atau konsep tersebut
b. Guru harus memahami betul langkah-langkah pelaksanaannya, jika tidak dapat mengacaukan pembelajaran.
c. Memerlukan alokasi waktu yang lebih lama (Djumingin, 2011: 175-176).
d. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pameran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.
(Hamdani, 87) Kelebihan metode ini adalah seluruh siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuannya dalam bekerja sama. Dalam metode ini ada beberapa keuntungan, yaitu,
* 155 * a. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
b. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu serta berbeda.
c. Guru dapat mengevaluasi pemahaman setiap siswa melalui pengamatan pada saat melakukan permainan.
d. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
D. Hasil & Temuan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Penerapan Metode Bermain Peran dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini” dapat diambil sebagai berikut,
1. Pembelajaran yang dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak di TK Al-Kautsar sebelum diterapkannya metode bermain peran, belum begitu optimal. Pelaksanaan pembelajaran belum terprogram dengan baik, guru melaksanakan kegiatan rutin pembelajaran dengan metode yang kurang bervariasi, seperti metode bercerita, bercakap-cakap dan tanya jawab. Media yang digunakan dalam pembelajaran kurang begitu menarik, karena hanya dengan menggunakan atau mendengarkan cerita guru saja. Pembelajaran juga lebih dominan kepada guru (teacher center), sehingga anak tidak terstimulasi dengan baik. Hal ini, menyebabkan keterampilan anak di TK Al-Kautsar masih kurang.
2. Penerapan metode bermain peran cukup berhasil dilaksanakan karena bagi guru dan anak metode ini belum pernah mereka gunakan dan sangat menarik, sehingga anak dapat terlibat aktif untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak melalui tokoh yang ia pilih untuk diperankan.
3. Penerapan metode bermain peran dilaksanakan dengan tiga siklus. Peningkatan yang cukup besar terjadi pada siklus dua dan siklus tiga, yaitu pada indikator anak dapat merespon pembicaraan, dapat memulai percakapan dengan media bermain perannya.
4. Dalam penerapan metode bermain peran, guru menemui beberapa kendala seperti, bahasa asing yang, masih melekat, media bermain peran yang sulit, orang tua yang beranggapan bahwa bermain peran bukan suatu proses pembelajaran, kurangnya pengetahuan guru dalam menerapkan metode bermain peran, serta sarana dan prasarana di TK Al-Kautsar yang masih minim.
Berdasarkan penelitian tentang “The Implementation of Role-Playing Model in Principles of Finance Accounting Learning to Improve Students’ Enjoyment and Students’
Test Scores “
The result of the research showed that role-playing implementation in learning principles of finance accounting could improve learning process. In this research, it was found that role-playing implementation in a learning process could improve students’ enjoyment level and test scores.
Students were more positive about school, subject areas, and teachers or professors when they were structured to work cooperatively. Students were more positive about each other when they learned cooperatively than when they learned alone, competitively, or individualistically - regardless of differences in ability, ethnic background, handi-capped or not. Students with cooperative expe-riences were more able to take the perspective of others, were more positive about taking part in controversy, had better developed interaction skills, and had a more positive expectation about working with others than students from competitive or individualistic settings.
The efforts to enhance accounting learning quality need henceforth to be done. By using classroom action research, there are many learning methods to be implemented in accounting learning. Nevertheless, it is essential to choose the most appropriate method for appropriate
material so that the action research can attain its goals properly.... “hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi role play dalam pembelajaran prinsip akuntansi keuangan dapat meningkatkan proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa role-playing implementasi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan tingkat kesenangan dan nilai tes siswa. Siswa lebih positif tentang sekolah, bidang studi, dan guru atau profesor ketika mereka bekerja sama secara kooperatif. Siswa lebih positif satu sama lain ketika mereka belajar secara kooperatif daripada ketika mereka belajar sendiri, kompetitif, atau individualis, terlepas dari perbedaan kemampuan, latar belakang etnis, tidak tersusun atau tidak. Siswa dengan pengalaman kooperatif lebih dapat mengambil perspektif orang lain, lebih positif untuk ikut serta dalam kontroversi, lebih mengembangkan keterampilan interaksi, dan memiliki harapan lebih positif untuk bekerja dengan orang lain daripada siswa dari pengaturan kompetitif atau individualistik. Upaya peningkatan kualitas belajar akuntansi perlu dilakukan selanjutnya. Dengan menggunakan penelitian tindakan kelas, ada banyak metode pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran akuntansi. Meskipun demikian, penting untuk memilih yang terbaik metode yang sesuai untuk bahan yang tepat bahwa penelitian tindakan dapat mencapai tujuannya tepat.”
Berdasarkan penelitian tentang “ROLEPLAY: ONE ALTERNATIVE AND EFFECTIVE TEACHING METHOD TO IMPROVE STUDENTS’ COMMUNICATIVE SKILL“
In this article I would like to suggest that role play is something which can be included in language teaching to help make classes the dynamic, energetic, harmonious, speaking-focused experiences. Although at the beginning the students perhaps there are doubts and lacked confidence, the activity can be successful in achieving its aims. Teachers always want the students to gain fluency and accuracy in the oral presentation. Being accurate does not mean using structures and vocabulary correctly, but saying the right things in the right place, at the right time.
It is important that the students comprehend so that they can manipulate, produce and nteract using the language, English. It is important for teachers to think a plan what should be done to encourage and facilitate the use of spoken English for academic purposes effectively when making oral presentation in classroom situations. They need to think of what kind of approaches can be created for students to participate actively in class and how to achieve the need of the weaker students successfully. Language teaching can be an interesting challenge when teachers make the effort to explore a variety of approaches. Role play is just one of the many methods available for exploitation. With some attention given to the needs of the students, both the teacher and the students can play active roles in the classroom, making language classes livelier, challenging and fun.... “pada artikel ini saya ingin menyarankan bahwa role play adalah sesuatu yang bisa jadi termasuk dalam pengajaran bahasa untuk membantu membuat kelas yang dinamis, energik, harmonis, fokus berbicara. Meski pada awalnya para siswa mungkin ada ada keraguan dan kurang percaya diri, aktivitasnya bisa sukses mencapai tujuannya. Guru selalu ingin siswa mendapatkan kelancaran dan akurasi presentasi lisan menjadi akurat tidak berarti menggunakan struktur dan kosa kata benar, tapi mengatakan hal yang benar ditempat yang tepat, pada saat yang tepat. Ini penting agar siswa mengerti sehingga bisa memanipulasi, memproduksi dan berinterkasi menggunakan bahasa, bahasa inggris penting bagi guru memikirkan rencana apa yang harus dilakukan untuk mendorongnya dan memudahkan penggunaan bahasa lisan untuk tujuan akademik secara afektif kapan membuat presentasi lisan dalam situasi kelas. Mereka perlu memikirkan jenis apa pendekatan dapat dibuat bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dikelas dan bagaiman caranya mencapai kebutuhan siswa yang lebih lemah dengan sukses. Pengajaran bahasa bisa menjadi tantangan yang menarik saat guru membuat usaha untuk mengeksplorasi berbagai pendekatan. Bermain peran hanyalah salah satu dari sekian metode tersedia untuk eksploitasi dengan memperhatikan kebutuhan siswa, baik guru maupun siswa dapat berperan aktif dikelas, membuat bahasa lebih hidup, menantang dan menyenangkan.
* 157 * Hasil penelitian tentang “UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KARAKTER PESERTA DIDIKMELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING. Metode role playing dapat meningkatkan nilai karakter mahasiswa. Kenaikan terbesar terjadi pada nilai kreatif (19,6%), pada kemampuan komunikasi terjadi peningkatan sebesar 18,9%, Pada indikator disiplin terjadi kenaikan sebesar 10,9%, Indikator kerja keras masih berada di urutan paling bawah dalam peningkatan masing-masing indikator karakter yang hanya menunjukkan kenaikan 7,4%. Bagi pendidik, metode role playing baik diterapkan di kelas terutama pada mata kuliah/pembelajaran yang berupa kasus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam berbagai tingkat pendidikan baik tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Pemilihan materi harus disesuaikan dengan alokasi waktu yang ada sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Hasil penelitian tentang “Peningkatan tanggungjawab belajar melalui layanan penguasaan konten dengan teknik role playing”. Layanan penguasaan konten dengan teknik role playing dapat meningkatkan tanggung jawab belajar siswa, dapat dilihat hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus I skor rata-rata yang diperoleh 2,4 dengan hasil pengamatan masih terdapat 5 siswa yang sedang dan 7 siswa yang rendah tanggung jawab belajarnya. Pada pelaksanaan siklus II terdapat perbaikan dengan cara anggota diminta menghayati baik secara perilaku maupun ucapan seperti layaknya pemain sinetron dalam layar TV dan scenario dari peneliti tanpa diberitahu, anggota diminta memainkan peran tersebut dengan baik. Pada siklus II ini pelaksanaan layanan penguasaan konten dengan teknik role playing dapat meningkatkan tanggung jawab belajar siswa, diperoleh hasil skor rata-rata yaitu 3,6.
Hasil penelitian tentang “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN IPS SEKOLAH DASAR” sebagai berikut,
1. Aktivitas Guru: Pembelajaran dengan menerapkan metode role playing dalam pembelajaran materi koperasi siswa kelas IV SDN Kendal sewu Tarik Sidoarjo, aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I dengan kriteria “Baik” meningkat pada siklus II dengan kriteria
“Sangat Baik” dan meningkat lagi pada siklus III dengan kriteria “Sangat Baik”.
2. Aktivitas siswa: Pembelajaran dengan menerapkan metode role playing, dalam proses pembelajaran materi koperasi siswa kelas IV SDN Kendal sewu Tarik Sidoarjo, aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I dengan kriteria “Cukup”meningkat pada siklus II dengan kriteria “Sangat Baik”dan meningkat lagi pada siklus III dengan kriteria “Sangat Baik”.
3. Hasil belajar siswa: Hasil belajar siswa dengan menerapkan metode role playing, proses pembelajaran materi koperasi siswa kelas IV SDN Kendal sewu Tarik Sidoarjo dapat meningkat dari siklus I dengan kriteria “Baik” mengalami peningkatan pada siklus III dengan kriteria “Sangat Baik”. Hasil ini membuktikan dengan menerapkan metode role playing dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib zainal. 2016. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif).
Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Ardriyani, W. (2009). Roleplay: one alternative and effective teaching method to improve students’
communicative skill. JurnalDinamika Bahasa & Budaya Vol.3, No. 2, 218-228.
Arifin, Anung. 2016. Metodologi Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: PT Pustaka Mandiri.
Baroroh, K. (2011). Upaya meningkatkan nilai-nilai karakter peserta didik melalui penerapan metode role playing. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 2.149-163.
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia.
Hamdayama. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hidayati. 2004. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah Dasar. Yogyakarta: UNY.
Joyce, Marsha, Emily. 2009. Models Of Teaching. USA: Penerbit Pustaka Belajar.
Lestari, Mokhammad. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.
Nurdin, adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Pratiwi, HN, Sudianto, M. (2013). Peningkatan hasil belajar melalui metode role playing dalam pembelajaran ips sekolah dasar. Jurnal penelitian pendidikan guru sekolah dasar. Vol, 01.
No, 02. 0-216.
Rizkyputri dan Idris. 2015. Model Pembelajaran Role Playing terhadap Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Tinagrahita Ringan. Surabaya: Jurnal Pendidikan Khusus.
Saptono, L. (2010). The implementation of role-playing model in principles of finance accounting learning to improve students’ enjoyment and students’ test scores.Jurnal akuntansi dan keuangan, VOL. 12, NO. 2, 71-81. Yogyakarta:Sanata Dharma University.
Sartono, Y. (2014). Peningkatan tanggungjawab belajar melalui layana penguasaan konten dengan teknik role playing. Jurnal penelitian tindakan kelas. Vol. 16, no. 2. 33-37
Siska, Y. (2011). Penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak usia dini.
Suprijono. 2016. Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sutikno, Sobry. (2014). Metode & Model-Model Pembelajaran. Lombok:Holistica
Zaini, bermawy, sekar. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
* 159 *