• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA)

Dalam dokumen BUKU MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI KELAS (Halaman 127-133)

* 123 * B. Sintak

Sintaks dari model pembelajaran MEA (Means Ends Analysis) sebagai berikut, 1. Tujuan pembelajaran dijelaskan kepada siswa.

2. Siswa dibantu mendefinisikan hasil yang diinginkan.

3. Siswa dibentuk menjadi kelompok yang setiap kelompok terdapat dari 4--5 siswa dan diberikan tugas pemecahan masalah kepada setiap kelompok.

4. Memberikan motivasi siswa agar aktif dalam kegiatan memecahkan masalah yang diberikan.

5. Siswa dibimbing untuk mencari masalah, menyederhanakan masalah, mengumpulkan data dan menarik simpulan.

6. Siswa dibantu untuk melakukan evaluasi terhadap masalah yang siswa temukan.

7. Siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Sintaks dari model pembelajaran MEA adalah:

1. Menyajikan materi dengan pendekatann pemecahan masalah berbasis heuristik, yaitu memecahkan masalah ke dalam dua atau lebih sub tujuan. Heuristik, di sini dimaksudkan adalah tidak mengikuti prosedur langkah demi langkah secara uniform atau regular.

2. Mengelaborasi, menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, di sini siswa dituntut untuk memotong-motong masalah menjadi beberapa bagian, dimana masing-masing bagian bertujuan untuk mempermudah siswa memecahkan masalah.

3. Mengidentifikasi masalah yang sudah terpotong menjadi beberapa bagian.

4. Menyusun sub-sub masalah sehingga terjadi koneksivitas dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.

5. Memilih solusi yang tepat untuk memecahkan masalah (Suyatno, 2009).

MEA bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika dengan langkah-langkah berdasarkan Huda (2014: 296),

1. Identifikasi perbedaan antara Current State dan Goal State.

Pada tahap ini siswa dituntut untuk memahami dan mengetahui konsep-konsep dasar matematika yang terkandung dalam permasalahan matematika yang diberikan. Bermodalkan pemahaman terhadap konsep, siswa dapat melihat sekecil apa pun perbedaan yang terdapat antara Current State dan Goal State.

2. Organisasi Subgoals.

Pada tahap ini, siswa diharuskan untuk menyusun subgoals dalam menyelesaikan sebuah masalah. Penyusunan ini dimaksudkan agar siswa lebih fokus dalam memecahkan masalahnya secara bertahap dan terus berlanjut sampai akhirnya goal state dapat tercapai.

3. Pemiihan Operator atau Solusi

Pada tahap ini, setelah subgoals terbentuk, siswa dituntut untuk memikirkan bagaimana konsep dan operator yang efektif dan efisien untuk memecahkan subgoals tersebut.

Terpecahkannya subgoals akan menuntun pemecahan goal state yang sekaligus juga bisa menjadi solusi utama.

Berdasarkan tahapan pembelajaran MEA di atas, sintaks model pembelajaran MEA sebagai berikut,

1. Guru menyajikan materi dengan pendekatan masalah berbasis heuristik.

2. Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

3. Siswa dibantu mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, dll).

4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (kelompok yang dibentuk harus heterogen), dan memberi tugas atau soal penalaran matematis kepada setiap kelompok.

5. Siswa menyusun submasalah-submasalah yang lebih sederhana sehingga terjadi konektivitas.

6. Siswa menganalisis (analyze) cara-cara (means) yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

7. Siswa memilih strategi solutif yang paling mungkin untuk memecahkan masalah.

8. Siswa dibantu guru untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

9. Siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Herbert Simon (Eeden, 2003) menyatakan bahwa langkah-langkah yang dimiliki oleh metode Means-Ends Analysis hampir memiliki persamaan dengan model pemecahan masalah (Problem Solving) karakteristik permasalahannya yakni, pertama, Problem Space (all possible configuration), dimana masalah dibagi ke dalam suatu konfigurasi beberapa kemungkinan- kemungkinan, yang kedua yakni, Problem State (the particular configuration) dimana inti dari suatu masalah tersebut dibuat ke dalam beberapa bagian konfigurasi particular masalah, kemudian yang ketiga yakni, Key to solving is a problem is to choose the right operators (processes applied to change the configuration), dimana kunci untuk suatu pemecahan adalah suatu masalah yang harus dipilih dalam proses perubahan dari masalah tersebut, dan yang keempat yakni, Problem solving is a search process: Each action takes us front one part of the problem space to another, dimana suatu pemecahan masalah adalah proses pemilihan satu tindakan dari beberapa masalah yang ada. Adapun dalam menerapkan langkah-langkah dalam strategi Means-Ends Analysis Glass & Holyoak (Jacob C, 2005), menyatakan bahwa komponen utama dari Means-Ends Analysis memuat dua langkah yang digunakan berulang-ulang.

Dalam hal ini, mengidentifikasi perbedaan di antara pernyataan sekarang dan tujuan yang ditentukan. Kemudian menggunakan suatu tindakan untuk mengurangi satu dari perbedaan Jacob (2005) menambahkan, apabila kita mempergunakan metode Means-Ends Analysis agar dapat menyelesaikan masalah dengan cepat dan mudah, kita dapat memulainya dengan cara,

1. Mendahulukan petunjuk atau arahan, dari pernyataan awal sampai pernyataan tujuan, atau 2. Terbalik mulai dari pernyataan tujuan sampai kepada pernyataan awal.

Glass dan Holyoak (dalam Fitriani, 2006: 23) menyatakan bahwa “MEA memuat dua langkah yang digunakan berulang-ulang.” Langkah-langkah tersebut adalah,

1. Mengidentifikasi perbedaan antara current state (pernyataan sekarang) dan goal state (tujuan).

2. Menyusun sub tujuan (sub goal) untuk mengurangi perbedaan tersebut.

3. Memilih operator yag tepat sehingga sub tujuan yang telah disusun dapat dicapai.

Berikut langkah-langkah model pembelajaran MEA, 1. Mencari perbedaan kondisi awal dan tujuan akhir (subgoal).

2. Menemukan (cara) mencari solusi (atau mengurangi) perbedaan.

3. Jika sudah menemukan solusi dan dapat langsung diterapkan selanjutnya adalah menyederhanakannya.

4. Ulangi cara 1 sampai 3 sampai masalah diselesaikan.

C. Kelebihan dan Kekurangan

Keunggulan model pembelajaran MEA yaitu,

1. Dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa.

2. Siswa mampu berpikir kreatif dan cermat terhadap permasalahan.

3. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.

* 125 * 4. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan

keterampilan matematis.

5. Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.

6. Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok.

7. Strategi heuristik dalam MEA memudahkan siswa dalam memecahkan masalah matematis.

Kelebihan model pembelajaran MEA sebagai berikut, 1. Memudahkan siswa dalam memecahkan masalah.

2. Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespon permasalahan dengan caranya sendiri.

3. Siswa akan mendapatkan pengalaman yang banyak untuk menjawab pertayaan dengan berdiskusi dalam kelompok.

4. Merangsang perkembangan berpikir siswa guna menyelesaikan masalah dengan tanggap.

5. Siswa memiliki kesempatan yang banyak untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan.

Adapun kelemahan model pembelajaran MEA yaitu,

1. Sebelum memecahkan suatu masalah siswa harus memecahnya menjadi submasalah terlebih dahulu sehingga membutuhkan waktu relatif lama dalam proses pembelajaran.

2. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon masalah yang diberikan.

Kekurangan dari model pembelajaran MEA (Means Ends Analisis) adalah sebagai berikut, 1. Menyajikan masalah yang langsung dipahami oleh siswa sangat sulit sehingga banyak siswa

yang kesulitan untuk merespon masalah yang diberikan.

2. Membuat soal yang bermakna bagi pesrta didik bukan hal yang mudah.

3. Lebih dominan soal yang sulit dengan pemecahan masalah dapat membuat siswa jenuh.

D. Hasil Dan Temuan

Ibrahim (dalam Trianto, 2009) yang menyatakan peran guru dalam pembelajaran MEA mengajukan masalah pada siswa, memfasilitasi atau membimbing penyelidikan, memfasilitasi dialog siswa, dan mendukung siswa dalam belajar. Selain temuan di atas, temuan lain yang merupakan akibat dari pembelajaran MEA adalah sebagai berikut. Pertama, siswa merasa terdorong berlatih meningkatkan penguasaan konsep dan pemecahan masalah. Temuan ini senada dengan pengembangan hasil belajar sebagai proses intlektual yang aktif dan penuh keterampilan dalam pembuataan pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sisntesis, dan mengevaluasi suatu permasalahan Anggelo (dalam Achmad, 2007). Hal tersebut terjadi karena dalam proses pembelajaran, permasalaha dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa dan siswa diposisikan dala suatu keadaan memcahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan mereka seharihari.

Kedua, aktivitas belajar siswa lebih meningkat. Hal ini, terlihat dari intensistas siswa mengajukan pertanyan kepada guru meningkat tentang hal-hal yang belum mereka pahami dari permasalahan yang ada, begitu pula pada saat diskusi dalam kelompok kecil lebih kondusif. Hal ini juga ditandai dengan dominasi guru yang semakin berkurang saat proses pemebelajaran berlangsung. Siswa mampu memecahakan permasalahan matematika lebih mandiri dibandingkan dengan sebelum diterapkan pembelajaran MEA. Di samping itu dengan penerapkan pembelajaran MEA pada mata pelajaran pada mata pembelajaran matematika, tingkat hasil belajar siswa

terhadap permasalahan matematika semakin tinggi, yang akan berdampak pada hasil belajar matematika yang tinggi.

Noorsari Agasti (2009) dengan judul Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SD melalui model pembelajaran Means Ends Analiysis dalam “Studi eksperimen pada siswa kelas IV di kota Bandung” diperoleh hasil bahwa (1) Peningkatan kemampuan komunikasi siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Means Ends analiysis lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika biasa, (2) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh matematika dengan model pembelajaran Means Ends Analiysis lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika biasa, (3) terdapat perbedaan komunikasi siswa berdasarkan kemampuan awal matematika, (4) Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis berdasarkan kemmpuan awal matematika, (5) Tidak terdapat interaksi siswa berdasarkan model pembelajaran dan klasifikasi kemampuan awal matematika terhadap kemampuan komunikasi matematis, (6) Terdapat keterkaitan antra kemampuan komunikasi dan kemampuan pemecahan masalah matematis, (8) Secara umum sikap siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran MEA adalah positif.

Ni Pt. Ari Kusumayanti, Nym. Dantes, I Nym. Arcana (2013) Pengaruh Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (Mea) Dengan Setting Belajar Kelompok Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas Iv Sd. Means-Ends Analysis (MEA) berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari beberapa penelitian tentang penerapan model pembelajaran Means- Ends Analysis (MEA). Andhin Dyas Fitriani (2009) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII di salah satu SMP di Kota Bandung” diperoleh hasil bahwa peningkatan kemampuan komunikasi siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Means-Ends Analysis lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika biasa, peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Means-Ends Analysis lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika biasa, dan secara umum sikap siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Means-Ends Analysis adalah positif.

Putu Dian Karlina Dewi (2011) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Means- Ends Analysis (MEA) dengan Setting Belajar Kelompok Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII A SMP Saraswati Singaraja” diperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran MEA dengan setting belajar kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII A SMP Saraswati Singaraja.

DAFTAR PUSTAKA

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

O’Neil Jr, H. F. (1978). Learning Strategies. New York: Academic Press.

Suherman, E. & Sukjaya. (1990). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA FPMIPA UPI.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA FPMIPA UPI.

Suherman, E. (2008). Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. (online):

http://educare.e-fkipunla.net/index2.php.pdf.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Innovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

* 127 * Ni Pt. Ari Kusumayanti, Nym. Dantes, I Nym. Arcana (2013) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) DENGAN SETTING BELAJAR KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD Diunduh di http://download.portalgaruda.org/article.php?article=105379&val=1342 tanggal 06

oktober 2017

Umamy Setya Putri Herawanti (2017) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MEA (MEANS ENDS ANALYSIS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD KEBRAON 1 SURABAYA Diunduh dihttp://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian- pgsd/article/view/19821/23861tanggal 06 oktober 2017

Purwaningsih, S. (2013). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SEJARAH PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 1 SMAN 1 CLURING TAHUN AJARAN 2013/2014. Diunduh di http://repository.unej.ac.id/bi tstream/handle/123456789/59853/Sri%20Purwaningsih%20-%20100210

3020471.pdf?sequence=1 tanggal 06 oktober 2017

I Nym. Armada, I Md. Tegeh, I Wyn. Sudiana (2013) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD GUGUS V KECAMATAN SUKASADA diunduh di https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/810/683 tanggal 06 oktober 2017

Tri Isti Hartini, May Lianti (2015) PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA diunduh di file:///F:/JURNAL%20MEA/jurnal%20mea/Pengaruh_Penerapan_Model_Pembelajaran_M e.pdf tanggal 06 oktober 2017

Kt. Teddi Harto, A.A Gd. Agung, I Md. Citra Wibawa (2014) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) DENGAN SETTING BELAJAR KELOMPOK BERBANTUAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS IV DI SD DESA BEBETIN di unduh di

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/viewFile/2559/2184 tanggal 06 oktober 2016

Andhin Dyas Fitriani (2012) MODEL PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA diunduh di file:///G:/jurnal%20%202012.pdf tanggal 06 oktober 2017

Dalam dokumen BUKU MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI KELAS (Halaman 127-133)