* 111 * Menurut Ismawati (2014) Pelaksanaan pembelajaran CUPs terdiri dari fase kerja individu, fase kerja kelompok, dan fase presentasi hasil kerja kelompok. Fase pertama diawali dengan penyajian demonstrasi sederhana oleh guru untuk menumbuhkan curiosity siswa. Salah satu contoh demonstrasi sederhana yang bisa dilakukan adalah pembuatan roket alkohol untuk menjelaskan konsep pemuaian gas. Selanjutnya masing-masing siswa diberi lembar kerja individu.
Siswa ditugaskan untuk menjawab dan memberikan pendapat tentang hasil demonstrasi dan materi yang akan disampaikan. Fase kedua adalah kerja kelompok, siswa bekerja secara berke- lompok dalam kegiatan eksperimen dan dilanjutkan dengan kegiatan diskusi kelompok, siswa membahas hasil kegiatan eksperimen kelompok dan mengerjakan lembar kerja kelompok. Fase ketiga, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi, guru bertindak sebagai fasilitator dan mengevaluasi hasil kerja kelompok. Hasil kerja kelompok siswa ditempel di papan tulis, siswa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil dan siswa yang lainnya diberi kesempatan untuk memberikan pendapat.
Menurut Ibrahim (2017) Pada penerapan model pembelajaran CUPs, peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok beranggotakan tiga peserta didik (triplet).
Namun, pembagian kelompok dapat menyesuaikan jumlah peserta didik dalam kelas. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen, artinya setiap kelompok harus beranggotakan minimal satu peserta didik putra, kemampuan kognitif peserta didik dalam satu kelompok juga harus konvergen (rendah-sedang-tinggi).
Menurut Lakuntu (2017) Pada kegiatan awal atau tahap awal model pembelajaran CUPs yaitu peneliti menyampaikan tujuan pelajaran untuk memperoleh perhatian siswa dengan cara meminta siswa untuk mengungkapkan pengetahuannya tentang materi yang akan diajarkan kemudian membimbing siswa untuk memahami tujuan pelajaran sesuai konsep materi hal ini penting untuk terciptanya belajar bermakna. Selanjutnya peneliti yang bertindak sebagai guru menyampaikan apersepsi dan motivasi berupa pertanyaan: “Mengapa ketika sopir mengerem mobil dengan tiba-tiba badan kita terdorong ke depan?” Siswa menjawab tetapi tidak bisa menjelaskan secara konsep mengapa hal tersebut dapat terjadi. Kemudian peneliti kembali memancing dan mendorong pengalaman dari siswa dengan cara menanyakan kembali pengalaman siswa terkait materi hukum Newton agar siswa membangun struktur kognitifnya.
Pada kegiatan inti atau Pada fase pertama dimana masing-masing siswa diberi lembar kerja, lalu peneliti menyampaikan materi dan melakukan demonstrasi mengenai hukum 1 Newton.
Siswa mengamati lalu memberikan pendapat tentang hasil demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan menjawab pertanyaan yang ada pada LKS. Fase kedua adalah kerja kelompok, dimana peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok, membagikan LKS pada setiap kelompok. Siswa bekerja secara berkelompok dalam kegiatan eksperimen dan dilanjutkan dengan kegiatan diskusi kelompok, siswa membahas hasil kegiatan eksperimen kelompok dan mengerjakan lembar kerja kelompok.
Fase terakhir yaitu presentasi hasil kerja kelompok, dimana peneliti mengarahkan siswa untuk membentuk lingkaran U masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi, dimana peneliti bertindak sebagai fasilitator dan mengevaluasi hasil kerja kelompok. Peneliti meminta agar perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan siswa lainnya diberi kesempatan untuk memberikan pendapat. Pada akhir diskusi peneliti memerhatikan bahwa setiap siswa benar-benar memegang jawaban yang disetujui, dan menuliskannya dalam kertas.
Dalam pertemuan kedua dan ketiga membahas tentang hukum II Newton dan hukum III Newton dengan proses pembelajarannya sama seperti pertemuan pertama.
C. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (Cups) menurut Hidayati (2015) kelebihan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) adalah Memberi peluang yang sama kepada semua siswa, baik yang memiliki kemampuan rendah, sedang ataupun tinggi untuk berhasil. Siswa dapat mengembangkan kemampuan intelektual, pemahaman konsep, sehingga dengan menggunakan model pembelajaran CUPs siswa lebih aktif. Menurut Lakuntu (2017) Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures peserta didik lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran dan secara kreatif berusaha menemukan solusi dari permasalahan yang diajukan. Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematika.
Kekurangan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (Cups) menurut Hidayati (2015) Sebaiknya menggunakan model pembelajaran CUPs dengan jumlah siswa yang tidak terlalu banyak agar seluruh siswa dapat diawasi dengan benar. Karena adanya keributan dari beberapa kelompok sehingga mengganggu kelompok lain. Hal ini, disebabkan karena jumlah kelompok yang terlalu banyak sehingga peneliti tidak dapat mengawasi seluruh kelompok.
Disarankan membagi kelompok terlebih dahulu agar waktu dapat digunakan secara efektif.
D. Hasil dan Temuan
1. Menurut Hidayati (2015) Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa model pembelajaran CUPs memberikan pengaruh yang signifikan daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Binjai T.P 2014/2015. Hidayati (2015) menyimpulkan bahwa Model pembelajaran CUPs memberikan kontribusi terhadap aktivitas belajar siswa yang diamati oleh observer. Hal ini, dapat dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi. Melalui proses pembelajaran ini siswa dapat mengembangkan kemampuan intelektual, pemahaman konsep, sehingga dengan menggunakan model pembelajaran CUPs siswa lebih aktif.
2. Menurut Ismawati (2014) Model CUPs terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep dan curiosity siswa SMP pada pelajaran fisika dan lebih efektif dibandingkan model pembelajaran verifikasi.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa model pembelajaran CUPs dapat meningkatkan pemahaman konsep dan curiosity siswa. Peningkatan curiosity siswa memiliki hubungan positif dengan peningkatan pemahaman konsep. Ismawati (2014) menyimpulkan bahwa siswa yang memiliki tingkat curiosity tinggi memiliki kemauan belajar yang lebih tinggi, sehingga dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep materi pelajaran.
3. Menurut Ibrahim (2017) Hasil penelitian ini membuktikan penggunaan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) berbantuan LKPD dalam pembelajaran berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik. Hal ini, berarti bahwa model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs) berbantuan LKPD berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik dimana model tersebut menyebabkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik yang yang positif.
4. Menurut Lakuntu (2017) Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang mengikuti model pembelajaran conceptual understanding procedures menggunakan metode eksperimen dengan pembelajaran konvesional metode ceramah, tanya jawab pada siswa kelas X SMA N 1 Palu. Menurut Lakuntu (2017) Pembelajaran dengan model CUPs pada pokok bahasan bangun datar segiempat, memberikan dampak positif pada kemampuan pemecahan
* 113 * masalah matematika siswa. Model pembelajaran CUPs juga sangat efektif untuk meremediasi pemahaman konsep siswa pada materi suhu dan pemuaian.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, F., dan Sinulingga, K. (2015). Pengaruhmodel pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Binjai T.P 2014/2015. Jurnal Inpafi Volume 3 Nomor 4 Nopember 2015.
Ismawati, F., Nugroho, S. E., & Dwijananti, P. (2014). Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (Cups) untuk meningkatkan pemahaman konsep dan curiosity siswa pada pelajaran fisika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 10(1), 22-27.
Ibrahim, Kosim, Gunawan. (2017).Pengaruhmodel pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs) berbantuan LKPD terhadap kemampuan pemecahan masalah. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902).
Lakuntu, J.K, Werdhiana, I.K, Muslimin. (2017). Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures menggunakan metode eksperimen terhadap pemahaman konsep hukum newton pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT). Vol. 5 No. 1.