• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelebihan dan Kekurangan

Dalam dokumen BUKU MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI KELAS (Halaman 84-87)

PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

C. Kelebihan dan Kekurangan

Menurut Lie (2007: 6) kelebihan dan kekurangan two stay two stray adalah sebagai berikut, Kelebihan:

1. Mudah dipecah menjadi pasangan 2. Lebih banyak tugas yang bisa dilakukan 3. Guru mudah memonitor

4. Dapat diterapkan pada semua kelas

5. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna 6. Lebih berorientasi pada kehadiran

7. Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya 8. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri

9. Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar Kekurangan:

1. Membutuhkan waktu yang lama

2. Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok

3. Bagi guru membutuhkan banyak persiapan (materi, dana, dan tenaga) 4. Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas

5. Membutuhkan sosilasi yang lebih baik

6. Jumlah genap bisa menyulitkan pembentukan kelompok 7. Siswa memudah lebih dimbokke

8. Kurang kesemptan untuk memerhatikan guru D. Hasil Dan Temuan

Menurut Isnawati dan Hindarto (2011) Penerapan model pembelajaran cooperatif dengan pendekatan struktural two stay two stray meningkatkan hasil ketuntasan siswa. Pendekatan struktural two stay two stray juga dapat meningkatkan afektif dan psikomotorik siswa. Dengan model pembelajaran cooperatif pendekatan two stay two stray meningkatkan hasil belajar kelas X siswa SMA N 1 Boja. Menurut Jurnayadi (2012) Hasil pembelajaran dengan pendekatan two stray two stay mampu menumbukan siswa berkomunikasi matematis. Hasil pembelajaran pendekatan konstruktivisme telah menunjukkan hasil antara lain (1) Hasil mencapai tuntas dan (2) Aktivitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar.

Menurut Saraswati dkk (2012) Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran Two StayTwo Stray (TSTS) berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan alat peraga untuk meningkatkan minat dan kemampuan pemahaman konsep materi kubus dan balok peserta didik kelas VIII SMP N 5 Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 diperoleh simpulan sebagai berikut, (1) Penerapan model pembelajaran Two StayTwo Stray (TS-TS) berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan alat peraga dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, (2) Penerapan model pembelajaran Two StayTwo Stray (TS-TS) berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan alat peraga untuk materi kubus dan balok dapat mencapai ketuntasan belajar baik individual maupun klasikal. Hal Ini berarti, penerapan model pembelajaran efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep peserta didik, dan (3) Kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran Two StayTwo Stray (TS-TS) berbantuan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan alat peraga untuk materi kubus dan balok lebih baik daripada peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran ekspositori.

Menurut Abdiyaningsih dkk (2013) Model pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan perpindahanya. Hal ini, ditunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Menurut Pramugarini (2014) Model pembelajaran TS-TS dengan pendekatan pendidikan matematika realistik menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran TPS dengan pendekatan pendidikan matematika realistik.

Menurut Herawati (2015) Berdasarkan penelitian bahwa model pembelajaran kooperatif tipe two stray two stay membawa dampak positif, (1) Aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai ke siklus III, (2) Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai ke siklus II, (3) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan seara klasikal dan individual. Hal ini, dikarenakan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray telah melibatkan siswa belajar secara aktif dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan.

Menurut Kusumaningrum (2015) Model pembelajaran TSTS menghasilkan prestasi belajar lebih baik daripada model pembelajaran NHT dan TPS, dan model pembelajaran NHT dan TPS menghasilkan prestasi belajar matematika sama baiknya. (2) Siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang dan rendah, dan siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang dan rendah mempunyai prestasi belajar matematika sama baiknya, (3) Pada tingkat kreativitas belajar matematika tinggi dan rendah, siswa yang dikenai model pembelajaran TSTS, NHT, dan TPS mempunyai prestasi belajar matematika sama baiknya. Pada tingkat kreativitas belajar matematika sedang, siswa yang dikenai model pembelajaran TSTS dan NHT mempunyai prestasi belajar matematika sama baiknya, siswa yang dikenai model pembelajaran NHT dan TPS mempunyai prestasi belajar matematika sama baiknya, siswa yang dikenai model pembelajaran TSTS mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran TPS, (4) Pada model pembelajaran TSTS, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi dan sedang memiliki prestasi belajar matematika sama baiknya, siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang dan rendah memiliki prestasi belajar matematika sama baiknya, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa dengan dengan kreativitas belajar matematika rendah. Pada model pembelajaran NHT dan TPS, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi, sedang, dan rendah mempunyai prestasi belajar matematika sama baiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Nanang & Suhana, Cucu.2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:Refika Aditama.

Huda, Miftahul.2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, Miftahul.2016.Cooperatif Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lestari, Karunia Eka. 2015. Penelitian Pendidikan Metematika. Bandung: Refika Aditama.

Lie, Anita.2007. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas.Jakarta: PT. Grasindo

Lie, Anita.2002. Cooperative Learning: Mempraktifkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta:PT.Gramedia Widiasmara Indonesia

Saputra, M Yudha dan Marwan, Iis.2008. Strategi Pembelajaran Kooperatif. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

* 81 * Shoimin, Aris.2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Suprijono Agus.2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suprijono Agus.2015.Cooperative Learning Teori&Aplikasi Paikem.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saeffuddin, Asep dan Ika Berdianti.2015. Pembelajaran Efektif.Jakarta: Rosda

Jurnayadi, Bambang.2012. Pengembangan perangkat pembelajaran matematika model kooperatif tipe two stay two stray dengan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Journal Elementary Education, . 20-25. Retrived from: http//journal.unnes.ac.id/sju/indexphp/jpe

Indriyani, Cici. 2011. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ips Dengan ModelPembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay-Two Stray Pada Siswa Kelas Iv Sd Tambakaji 05 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Volume 1, Nomor 2, Februari 2011

Isnawati dan Hindarto. (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural two stay two stray untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Boja.

Jurnal Pendidikan Fisik, ISSN: 193-124. 38-41. Retrived from http://journal.unnes.ac.id Saraswati dkk. 2012. Penerapan pembelajaran two stray two stay terhadap kemampuan

pemahaman konsep dan minat.Unnes Journal of Mathematics Education, 1(1)(2012). 34- 40. [http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme]

Abdiyaningsih, Ika and Istiyati, Siti and Sukarno, (2013) Pemahaman konsep energi panas dan perpindahannya melalui model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Jurnal Mahasiswa PGSD, 2 (4). 1-6 [https://eprints.uns.ac.id/id/eprint/14135]

Pramugarini,Dwi Yanti, dkk. 2014. Eksperimentasi model pembelajaran two stay two stray (ts-ts) dan think-pair-share (tps) dengan pendekatan pendidikan matematika realistik (pmr) ditinjau dari aktivitas belajar matematika. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika.Vol.2, No.3, hal 250-259 [ http://jurnal.fkip.uns.ac.id 250]

Sulisworo, Dwi, Fadiyah Suryani. 2014. The effect of cooperative learning, motivation and information technology literacy to achievement. International Journal of Learning &

Development Vol. 4, No. 2 (2014), 58-64.

[http://dx.doi.org/10.5296/ijld.v4i2.4908]

Herawati.2015. Penerapan model pembelajaran two stay two stray untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi keliling dan luas lingkaran di kelas vi sd negeri 53 Banda Aceh.

Jurnal Unsyiah.Vol 3, (2)(2015).

[ Jurnal.unsyiah.ac.id/peluang/article/download/5720/4731 ]

Ratih Kusumaningrum.2015. Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (tsts), numbered heads together (nht), dan think pair share (tps) pada materi lingkaran ditinjau dari kreativitas belajar matematika siswa smp negeri di kabupaten Sukoharjo.Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol.3, No.7 (2015), hal 705-716 [http://jurnal.fkip.uns.ac.id]

Dalam dokumen BUKU MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI KELAS (Halaman 84-87)