• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Dalam dokumen BUKU MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI KELAS (Halaman 90-96)

* 85 *

peserta didik memecahkan yang akhirnya mengintegrasikan pengetahuan ke dalam bentuk laporan.

Kristiyani (2006:16) mengatakan problem based learning adalah memfasilitasi pembelajaran sebagai hasil dari proses bekerja dalam rangka memahami atau memecahkan suatu problem. Menurut Arends (dalam Trianto,2011:68) PBL merupakan suatu model pembelajaran dimana peserta didik mengerjakan pemasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuri dan keterampilan tinggi, mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri. Baden Savin (2000:3) “Problem based learning is thus an approach to learning that is characterized by flexibility and diversity in the sense that it can be implemented in a variety of ways in and across different subject and disciplines in diverse contexts.as such it can therefore look very different to different people at different moments in the time depending on the staff and student involved in the programmes utilizing it.however,what will be similar wis be the focus of learning around problem scenarios rather that discrete subject.”

Problem based learning (PBL) adalah metode pengaajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah dan mempeoleh pengetahuan. (DUCH,1995). Menurut Bridges model PBL diawali dengan penyajian masalah, kemudian siswa mencari dan menganalisis masalah tersebut melalui percobaan langsung dan ilmiah. Ronnis (2000) yaitu “PBL is a curricculum develoment and instructional system that simultaneously develops both problem solving stategies and disciplinary knowledge bases and skills by p;acing student in the active role of problem solvers confrented with an ill structured problem that mirrors real world problems Problem based learning has been advocated as an alternative,more progressive approach to instruction and one that is premised on offering opportunities for exercising creativity and for it’s development (Barak,2006: Tan,2006).Problem based learning has been widely –heralded as a methodology that prepares induviduals for an ever –changing and evolving knowledge –based society supporters concentsthat,by shifting the focus from content acquisition to achieving broadereducationsgoals.PBL can help individuals be contentexperts,probem solvers,team player,lifelong learn,all of which are desired outcomes of education. (see,eg,dunlap 2005b:Tan,2003)PBL and multi professional learning provide an ideal strategy to close the gap between education and practice.this is because the focus Pbl is on the student learning of teaching and facilitation and self directed learning it enable to crate theit own learning approach.”

Berdasarkan penjelasan menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa PBL adalah metode yang mengenalkan siswa terhadap sebuah masalah atau kasus yang relevan dengan materi ajar yang akan dibahas dan didalamnya siswa dituntut melakukan segala bentuk aktivitas yang mengarah pada pemecahan masalah yang disajikan guru.

B. Sintak

Langkah–langkah proses Problem Based Learning, 1. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas 2. Merumuskan masalah

3. Menganalisis masalah

4. Menata gagasanan dan secara sistematis menganalisis dengan dalam 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran

6. Mencari informasi tambahan

7. Mensintesa menggabungkan, menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk dosen atau kelas.

Menurut Muhammad Nur, langkah-langkah dari PBL yaitu,

* 87 *

Tahap pembelajaran Prilaku guru

Tahap 1

Mengorganisasikan siswa kepada masalah Guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan- kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri.

Tahap 2

Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah itu

Tahap 3

Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melakukan eksperimen mencari penjelasan dan solusi.

Tahap 4

Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti video dan laporan, serta model, dan membantu mereka berbagai karya mereka.

Tahap 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses –proses yang mereka gunakan.

Langkah yang diusulkan oleh Branda (1986) yang diterapkan di universitas Mc.Master Kanada yaitu,

1. Mengklarifikasi dan mendefinisikan masalah 2. Menganalisis masalah

3. Mengajukan hipotesis

4. Mengidentifikasi pengetahuan yang diperlukan 5. Mengidentifikasi apa saja yang telah diketahui 6. Mengidentifikasisumber-sumber pembelajaran 7. Mengumpulkan informasi pengetahuan yang baru

8. Membuat sintesis dari pengetahuan yang sudah dimiliki dan pengetahuan yang baru serta berusaha mengaplikasikan pada masalah

9. Mengulangi langkah-langkah sebelumnya

10. Mengidentifikasi apa yang tidak atau belum dipelajari

11. Membuat ringkasan dari apa yang telah dipelajari dan bila mungkin

12. Menguji pemahaman akan pengetahuan yang diperoleh dengan mengaplikasikan permasalahan yang lain.

Langkah langkah model pembelajaran PBL (John Dawey yang dikutip Sanjaya (2006: 217)“

1. Merumuskan masalah, yaitu langkah peserta didik menentukan masalah yang akan dipecahkan.

2. Menganalisis masalah, yaitu langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.

3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah peserta didik merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan masalah sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

4. Mengumpulkan data, yaitu langkah peserta didik mecari dan mengambarkan informasi yang diperlakukan untuk memecahkan masalah.

5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah peserta didik mengambil atau merumuskan simpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.

Sedangkan ibrahim (2003:13) mengemukan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut,

1. Orientasi masalah peserta didik

2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar 3. Membimbing penyelidikan individu atau kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Dari teori teori di atas yang dapat disimupulkan bahwa model pembelajaran problem based learning yaitu sebagai berikut,

1. Adanya masalah yang jelas diselesaikan

2. Mecari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan masalah 3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut 5. Menarik simpulan

C. Kelebihan Dan Kekurangan

Model pembelajaran problem based learning memiliki kelebihan yang dikemuan oleh Sanjaya (2006:220) diantaranya:

1. Pemecahan masalah merupakan suatu teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta diidk serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.

3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peseta didik.

4. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

5. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pelajaran yang mereka lakukan.

6. Di samping itu pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

7. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada peserta didik bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik.

8. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai oleh peserta didik.

9. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan dengan pengetahuan baru.

10. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan bagi peseta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dalam dunia nyata.

11. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus- menerus belajar sekali pun belajar pada pendidikan formal terakhir.

Uden dan Beaumont (Suprihatiningrum, 2013: 222) menyatakan beberapa keuntungan yang diamati dari PBL:

1. Mampu meningkatkan dengan lebih baik informasi dan pengetahuan

2. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah berpikir kritis dan keterampilan konunikasi

3. Mengembangkan basis pengetahuan secara terintegrasi

* 89 * 4. Menikmati belajar

5. Meningkatkan motivasi 6. Bagus dalam kerja kelompok 7. Mengembangkan strategi belajar 8. Meningkatkan keterampilan komunikasi

PBL selain memiliki keunggulan, juga memiliki kelemahan. Menurut Sanjaya (2008; 221) mengungkap kelemahanan PBL yaitu sebagai berikut,

1. Menakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit dipecahkan,maka mereka enggan mencoba.

2. Keberhasilan PBL memerlukan waktu dan persiapan.

3. Tahap pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Menurut Thobrani dan Arif (2011: 350) kelemahan PBL, 1. Memerlukan waktu yang banyak

2. Tidak bisa digunakan di kelas–kelas rendah 3. Tidak semua peserta didik terampil bertanya

D. Hasil Dan Temuan

1. Hasil penelitian yang dilakukan Mahardiyanto (2007) yang menerapkan model PBL untuk meningkatkan hasil belajar menunjukan peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa.

2. Hasil penelitian yang dilakukan Rihardian Woro Trisani (2007) mengatakan bahwa penerapan PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Aktivitas tersebut antara lain berdiskusi, bertanya, menjawab, dan melaksakan tugas.

3. Hasil penelitian Muhammad Danial melalui jurnal Berdasarkan rata-rata skor pada post test dan pretest menunjukkan keterampilan mahasiswa pada kelas PBL memiliki keterampilan metakognisi lebih tinggi dibandingkan dengan stategi konvensional.

4. Berdasarkan hasil uji hipotesis untuk tiap kelompok diperoleh bahwa komunikasi matematis dengan PBL Lebih baik dari pada pembelajaran biasa dan kemampuan PBL Lebih baik dari pembelajaran biasa.

5. Dari hasil penelitian siklus 1 tentang hasil belajar siswa sebelum tindakan (pre test) siklus ini digunakan untuk mengetahui nilai siswa sebelum dilaksanakan tindakan siklus 1 dan post test 1 untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan setelah dilakukan tindakan siklus 1 bahwa hasil belajar siswa sebelum tindakan nilai pre test i adalah 45 dan nilai tinggi 85. Dari hasil siklus 2 data tentang hasil belajar siswa sebelum tindakan (pretest) siklus 2 digunakan untuk mengetahui nilai siswa sebelum dilaksanakan tindakan siklus 2 dan post test 2 diberikan untuk mengukur sejauah mana keberhasilan setelah dilakukan tindakan 2. Adapun hasil belajar siswa sebelum tindakan siklus 2 menujukan bahwa nilai tertinggi adalah 100 dan mininum 70.

6. Berdasarkan hasil olahan data worksheet untuk setiap kelompok selama 5 kali pertemuan diperoleh hasil bahwa tiga kelompok berkategori baik untuk komunikasi matematis dan selebihnya masih kurang baik kemampuan pemecahan masalah untuk keempat kelompok berkatagori baik dan sisanya masih kurang.

7. Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar tinggi sebesar 76,5%. Pada pertemuan pertama sampai kepertemuan ketiga terlihat jelas jumlah peserta didik yang memiliki aktivitas belajar tinggi mengalami peningkatan.

8. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa aktivitas (visual,oral,writing) dan hasil keterampilan serta pengetahuan dengan penerapan PBL pada materi hukum-

hukum dasar kimia kelas x IPA sma negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 mempunyai hasil belajar dengan model PBL dilengkapi LKS rata-rata 82,7%.

DAFTAR PUSTAKA

Suprijono A. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Amir, M. T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Prenadaa Media Grup Rasmono. Januari 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based. Ghalia Indonesia.

Tang, O. S. 2003. Problem Based Learning and innovation. Thomson Learning

Tang –Seng oon. 2009. Problem Based Learning and Creativity. Learning Asia Pte Ltd Hariyanto, A. Jurnal Pendidikan dan kebudayaan PROSIDING

Novita Rika. 2016. Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning terhadap kemampuan berfikir kritis matematis siswa. Seminar Nasional Pend.Matematika- 2

Laksono Budi Eko & Abdul Karim. Pengaruh penerapan model Problem based learning terhadap hasil belajar matematika siswa.

Anik Pujiati & Novrita Mulya Rosa Program studi Pend.matematika,FTMIPA,Universitas Indraprasta PGRI

Drg. Corputty Johan E.M.,SPBM. Agustus 2012.buku orientasibelajarmahasiswa.:universitas Indonesia dan BP-FKUI

Baden Savin Manggi.2007.Pratical guide to problem based learning chapter 1. www.

Smartgeografi.com

samy Azer. Navigating “problem based learning”

http ;//googleweblight.com/?lite-url=http://www.matematrick.com/2014/11/pendekatan-saintifik- dan-model.html?m%3D1&E1=xMuWimi2&lc=id-

Abdullah, Ade Gafar. 2008. Implementasi problem based learning (PBL) pada proses pembelajaran di BPTP BANDUNG

Krisiyanti, Titik. 2006. Efektivitas metode problem based learning dalam pembelajaran. Jurnal Penelitian, 33 (1):17-32.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Grup.

Ibrahim, M. 2003. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

* 91 *

Dalam dokumen BUKU MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI KELAS (Halaman 90-96)