4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.1 Membaca Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48;
Q.S. At Taubah (9) : 105 dan Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5) : 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
4.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al- Maidah (5) : 48; Q.S. At-Taubah (9) : 105 dan Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5) : 32 dengan lancar 4.3 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada
Kitab-kitab Suci yang diturunkan kepada Rasul-rasul Allah 4.4 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada SWT
Rasul-rasul Allah SWT
4.5 Memperagakan tatacara penyelenggaraan jenazah 4.6 Mempraktikkan khutbah, tabligh, dan dakwah
Mempresentasikan praktik-praktik ekonomi Islam
KELAS XII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya. 1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada hari akhir.
1.2 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada qada dan qadar 1.3 Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam melaksanakan
pernikahan
1.4 Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam melakukan pembagian harta warisan
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro- aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
1.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. At-Taubah (9) : 119 dan Q.S. Lukman (31) : 14 serta hadits terkait
1.2 Menunjukkan perilaku hormat dan berbakti kepada orangtua dan guru Q.S. Al-Isra (17) : 23 dan hadits terkait
1.3 Menunjukkan sikap kritis dan demokratis sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Ali Imran (3) : 190-191 dan 159, serta hadits terkait.
1.4 Menunjukkan perilaku saling menasihati dan berbuat baik (ihsan) sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Luqman (31) : 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2) : 83, serta hadits terkait.
1.5 Menunjukkan sikap mawas diri dan taat beribadah sebagai cerminan dari kesadaran beriman kepada hari akhir 1.6 Menunjukkan sikap optimis, berikhtiar dan bertawakal
sebagasi cerminan dari kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT
1.7 Menunjukkan sika semangat melakukan penelitian di bidang ilmu pengetahuan sebagai implementasi dari pemahaman dan perkembangan Islam di dunia
3. Memahami, menerapkan, menga-nalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan human-iora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosuderal pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
3.1 Memahami makna iman kepada hari akhir.
3.2 Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar.
3.3 Memahami hikmah dan manfaat saling menasihati dan berbuat baik (ihsan) dalam kehidupan.
3.4 Memahami ketentuan pernikahan dalam Islam 3.5 Memahami hak dan kedudukan wanita dalam keluarga
berdasarkan hukum Islam
3.6 Memahami ketentuan waris dalam Islam
3.7 Memahami strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia
3.8 Menganalisis faktor-faktor kemajuan dan kemunduran peradaban
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
4.1 Membaca Q.S. Ali Imran (3): 190-191 dan Q.S. Ali Imran (3): 159; sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
4.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Ali Imran (3): 190-191 dan Q.S. Ali Imran (3): 159 dengan lancar
4.3 Membaca Q.S. Luqman (31): 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2): 83 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
4.4 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman (31): 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2): 83 denagn lancar
4.5 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Hari Akhir
4.6 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT
4.7 Menyajikan hikmah dan manfaat saling menasihati dan berbuat baik (ihsan) dalam kehidupan
4.8 Memperagakan tata cara pernikahan dalam Islam 4.9 Menyajikan hak dan kedudukan wanita dalam keluarga
berdasarkan hukum Islam
4.10 Mempraktikkan pelaksanaan pembagian waris dalam Islam.
Sumber: Permendikbud No. 69 Tahun 2013, h. 21-23 3. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru dalam proses belajar-mengajar.
Menurut Wina Sanjaya, (2008:125), menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran atau yang disebut juga dengan tujuan instruksional merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi. Mager (dalam Wina Sanjaya, 2008: 125) bahwa tujuan pembelajaran diartikan sebagai prilaku hasil belajar yang diharapkan dari siswa setelah menempuh proses belajar mengajar misalnya :
a. Siswa memiliki kemampuan membaca lebih baik b. Siswa memiliki keterampilan tangan yang memadai c. Siswa bersikap disiplin dan percaya diri
e. Siswa gemar membuat kerajinan tangan
f. Siswa dapat mengemukan pendapatnya dengan baik g. Siswa dapat menuliskan/mengembngkan ide atau gagasan
Dengan demikian tujuan pengajaran merupakan suatu produk atau hasil yang dicapai oleh siswa (berpusat pada siswa). Thontowi menyebut bahwa tujuan pembelajaran mengarah kepada pengembangan tiga hal dalam setiap diri siswa yang pertama, pengetahuan (knowledge);
pengetahuan yang ingin dicapai tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya.
Kedua, keterampilan (skill); Perubahan yang diharapkan adalah dari tidak mengetahui sampai dengan mengetahui, bisa melaksanakan dan memahaminya Ketiga, sikap (attitude);
Dengan berpusatnya tujuan pembelajaran pada siswa, keberhasilan proses belajar mengajar lebih banyak dinilai dari seberapa jauh perubahan-perubahan prilaku yang diinginkan pada siswa dan dapat memberikan petunjuk yang terarah bagi perkembangan alat evaluasi, pemilihan materi dan kegiatan-kegiatan belajar mengajar serta penetapan media dan alat pengajaran.
Tujuan pendidikan dibagi atas tujuan kognitif, psikomotor dan afektif:
1) Tujuan Kognitif
Tujuan yang lebih banyak berkenaan dengan prilaku dalam aspek berfikir/intelektual. Menurut Bloom ada enam tingkatan dalam domain kognitif:
(a) Pengetahuan/ingatan.Aspek ini mengacu kepada kemampuan mengenal/mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada hal-hal yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar, sperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, dalil, rumus, nama orang, nama tempat dll. Penguasaan ini memerlukan hafalan dan ingatan. Tujuan dalam tingkatan pengetahuan ini termasuk katagori paling rendah dalam domain kegnitif.
(b) Pada umumnya unsur pemahaman ini menyangkut kemampuan mengangkap makna suatu konsep, yang ditandai amtara lain dengan kemampuan menjelaskan arti suatu konsep dengan kata- kata sendiri. Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga katagori, yakni penterjemahan (misalnya dari lambang ke arti, penafsiran dan
ekstrapolasi menyimpulkan dari suatu yang telah diketahui). Aspek ini suatu tingkat di atas pengetahuan, sehingga untuk mencapai tujuan dalam tingkatan pemahaman ini dituntut keaktifan belajar murid yang lebih banyak.
(c). Penerapan yang Mengacu kepada kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki pada situasi baru, yang menyangkut penggunaan aturan, prinsip dalam memecahkan persoalan tertentu. Tujuan dalam aspek penerpan satu tingkat lebih tinggi dari aspek pemahaman, sehingga kegiatan belajar mengajar dituntut lebih tinggi.
(d) Analisis. Aspek ini mengacu pada kemampuan mengkaji atau menguraikan sesuatu ke dalam komponen-komponen atau bagian- bagain yang lebih spesifik. Serta mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan bagian hang lain, sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dipahami.
(e) Sistesis. Aspek ini mengacu pada kemampuan memadukan berbagai konsep atau komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.
Tujuan kognitif adalah tujuan yang mengarah pada aspek intelektual atau kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan dalam bentuk pengetahuan (kemampuan dalam mengingat informasi yang sudah dipelajari), pemahaman (kemampuan dalam menangkap makna atau konsep, menjelaskan, menerangkan, menafsirkan, atau kemampuan mengeksplorasi), penerapan (kemampuan mengaplikasikan berbagai teori atau bahan yang sudah dipelajari ke dalam sebuah konsep, pemikiran, gagasan, kreatifitas, inovasi.
2) Tujuan Afektif
Menurut Kratwohl, Bloom dan Manusia, domain efektif terdiri dari lima katagori. Tujuan afektif adalah tujuan yang banyak berhubungan dengan aspek perasaan. Nilai, sikap dan minat perilaku peserta didik. :
(a) Penerimaan. Aspek ini mengacu pada kesediaan menerima dan menaruh perhatian terhadap nilai tertentu, seperti kesediaan menerima norma-norma disiplin yang berlaku di sekolah. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.
(b) Pemberian respon. Aspek ini mengacu pada kecenderungan reaksi terhadap norma tetenu, menunjukkan kesediaan dan kerelaan untuk merespon serta merasakan kepuasan dalam merespon, seperti misalnya mulai menginkuti tata tertib sekolah sesuai dengan aturan
yang ditetapkan
(c) Penghargaan. Aspek ini mengacu pada kecenderunganm menerima suatu norma tertentu, menghargai suatu norma, serta mengikat dari pada suatu norma. Misalnya siswa telah memanfaatkan waktu yang diberikan guru dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah Tujuan dalam aspek ini dapat diklasiffikasikan sebagai sikap dan apresiasi yang berada satu tingkat di atas pemberian respon.
(d) Pengorganisasian. Aspek ini mengacu pada proses membentuk konsep tentang suatu nilai serta menyusun suatu sistem nilai-nilai dalm dirinya Pada taraf ini seseorang mulai memilih nilai-nilai yang ia sukai
3) Tujuan Psikomotor
Tujuan psikomotorik meliputi semua tingkah laku yang menggunakan syaraf dan otot badan, Aspek ini sering berhubungan dengan bidang studi yang lebih banyak menekankan kepada gerakan-gerakan atau keterampilan, misalnya seni lukis, musik, pendidikan jasmani dan oleh raga, atau mungkin pendidikan agama yang berkaitan dengan bahasan.
Domain psikomotorik adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Ada 5 tingkatan yang termasuk ke dalam domain ini : Keterampilan meniru, menggunakan, ketepatan, merangkai dan keterampilan naturalisasi.
Untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang berkarakter maka perlu direvisi dengan dua cara (a) rumusan tujuan pembelajaran ditambah dengan frase yang merupakan karakter atau indicator nilai karakter yang menjadi focus atau (b) dirumuskan tujuan pembelajaran yang khusus memjuat nilaim karakter yang ingin dibiasakan pada siswa. Selain itu langkah-langkah ini dilakukan agar diketahui konsep dan apliukasi pendidikan karakter yang akan ditanamkan kepada siswa.
Perbedaan penyusunan tujuan pembelajaran akan mempengaruhi terhadap pendekatan, metode, media dan strategi yang akan digunakan.
4. Indikator Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya (2012: 137), mengatakan bahwa indikator hasil belajar adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu.
Dengan demikian, indicator hasil belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat diobservasi. Artinya apa hasil yang diperoleh oleh siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.
Penetapan indikator harus mengacu pada ketiga ranah belajar (kognitf, afektif, dan psikomotorik). Pada penetapan indikator dan tujuan pembelajaran ini harus secara jelas dan tegas menunjukkan jenis sikap apa yang akan dikembangkan pada siswa, kemudian bagaimana kondisi dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut, dan teknik jenis penilaian apa yang sesuai untuk mengevaluasi tujuan tersebut.
Fungsi Indikator adalah memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan SK. KD yang mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Pedoman dalam pengembangan materi pendidikan. Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. dirumuskan secara cermat dan dapat memberikan arah dalam pengembangan pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi, kebutuhan siswa, sekolah, dan lingkungan.
b. Pedoman dalam mendesain kegitan pembelajaran. Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif, agar kompetensi dasar bisa dicapai secara maksimal.
c. Pedoman dalam pengembangan bahan ajar. Bahan ajar sangat berguna bagi guru, karena Guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik.
d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar. Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indicator penilaian.
Perumusan indikator pembelajaran menggunakan kata yang lebih oprasional sehingga hasil belajar yang diinginkan memungkinkan untuk dpat diukur atau dapat diobservasi.
Tabel 3. 7 : Tabel 3 Domain
No Domain Tingkatan Keterangan Contoh Kata Oper-
asional
1. Kognitif Pengetahuan ( knowledge)
Pengetahuan ber- isikan kemampuan untuk mengenali dan memngingat peristilahan, defi- nisi, fakta-fakta, gagasan, pola, uru- tan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya.
• Menyebutkan
• Menguraikan
• Mengungkap- kan
• Menjelaskan
• Memilih
• Menjodohkan
• Memilih
• Memberikan definisi
• Menyertakan
• Menyusun daftar
• Memberi nama pada
• Menggaris bawahi
Pemahaman (com- perehension)
Dikenali dari ke- mampuan untuk membaca dan me- mahami gambaran, laporan, tabel, di- agram, arahan dan peraturan.
• Menguraikan
• Membanding- kan
• Merumuskan
• Merangkum
• Mengubah
• Memberi con- toh
• Menyimpul- kan
• Memperkira- kan
• Menerangkan
• Menggantikan
• Menarik kesi- mpulan
• Meringkas
• Mengembang- kan
• membuktikan
Aplikasi (applica- tion)
Kemampuan un- tuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus te- ori, kaidah prinsip.
• Membuktikan
• Menghasilkan
• Melengkapi
• Menyediakan
• Menyesuaikan
• Menemukan
Analisis ( analysis)
Mampu menga- nalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk men- genali pola atau hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan factor penyebab dan akibat dari se- buah scenario yang rumit.
• Mengelom- pokkan
• Membanding- kan
• Membuat dia- gram/ skema
• Menghubung- kan
• Membagi
• Menerima
• Menyisihkan
• Memisahkan
Sintesis
Mampu menjelas- kan struktur atau pola dari sebuah scenario yang se- belumnya tidak terlihat, dan mam- pu mengenali data atau informasi yang harus di dapat un- tuk menghasilakn solusi yang dibu- tuhkan.
• Menjelaskan cara kerja suatu pola
• Memberikan artenatif solusi
• Merumuskan kesimpulan
Evaluasi (evalua- tion)
Kemampuan un- tuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dan se- bagaianya. Dengan menggunakan crite- ria yang cocok dan standart yang ada untuk memastikan nilai efektifitas atau manfaatnya.
• Mengevaluasi
• Menafsirkan
• Menguraikan
• Menafsirkan
2. afektif
Penerimaan (receiving/attend-
ing) tanggapan (responding) penghargaan (valuing) pengor- ganisasian (orga- nization) karakter- isasi Berdasarkan nilai-nilai. (charac- terization)
Penerimaan (re- ceiving) kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan per- hatian, mempertah- ankannya dan men- garahkannya. Tang- gapan (responding) memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkun- gannya meliputi persetujuan, kese- diaan, dan kepua- san dalam member tanggapan. Peng- hargaan (valuating) berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan dalam suatu objek fenomena atau tingkah laku.
Pengorganisasian (organization) memadukan nilai- nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik diantaranya, dan membentuk suatu sistem yang konsisten.
Karakterisasi (char- acterization) memi- liki sistem nilai yang mengendalikan tingkah lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya hidupnya.
• Menunjukkan sikap kese- diaan untu…
• Menunjukkan sikap rela
• Bersedia memperhati- kan.
• Tanggapan
• Memberikan reaksi
• Memberikan persetujuan
• Menunjukkan kesediaan
• Penghargaan
• Mau meng- hargai
• Bersikap tol- eran
• Mau member- ikan pujian
• Pengorganisa- sian
• Mampu me- madukan nilai-nilai
• Mampu men- gatasi konflik secara bidak
• Karakterisasi
• Menunjukkan sikap teguh dengan prin- sip yang benar
• Menunjukkan sikap konsis- ten
3. Psiko- motor
Persepsi (percep- tion) kesiapan (set) respon terpimpin (guided response) mekanisme (me- canisme) penye- suaian (adaptation) penciptaan (origa- tion)
Persepsi (percep- tion) penggunaan alat indra untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
Kesiapan (set) kes- iapan fisik mental dan emosional untuk melakukan gerakan.
Penyesuaian (adap- tion) keterampilan yang sudah erkem- bang sehingga dapat disesuiakan dalam berbagai situasi.
Penciptaan (origa- tion) membuat pola gerakan baru yang disesuiakan dengan situasi atau perma- salahan tertentu.
• Menunjukkan kesiapan men- tal
• Menunjukkan keberanian mencoba
• Dapat melaku- kan gerakan dengan lancar
• Dapat men- gulang-ulang gerakan
• Dapat melaku- kan dengan penuh per- caya diri
• Dapat melaku- kan gera- kan-gerakan yang variasi
• Dapat melaku- kan kegia- tan-kegiatan yang berpari- atif.
• Dapat melaku- kan gera- kan-gerakan berbagai situasi
• Dapat men- ciptakan pola gerakan baru.
( Zainal Arifin Ahmad, 2012: 89).
Dalam penyusunan indikator pembelajaran juga perlu dipertimbangkan secara matang, Indikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan bagian dari kegiatan penyusunan kisi-kisi. Untuk merumuskan indikator dengan tepat, guru harus memperhatikan materi yang akan diujikan, indicator pembelajaran, kompetensi dasar dan standar kompetensi. Indikator yang baik dirumuskan secara singkat dan jelas. Syarat indikator yang baik (1) menggunakan kata kerja operasional (prilaku khusus) yang tepat.
yang ingin diberikan kepada siswa, misalnya untuk menekankan aspek kognisi siswa, kata kerja operasional yang digunakan adalah mengetahui, memahami, menjelaskan dan sebagainya. Sedangkan pola pembelajaran yang menekankan kepada aspek afektif. Digunakan kata kerja menganut, memprakarsai hingga mengamalkan. Sementara pola penekanan aspek psikomotorik guru dapat menggunakan kata kerja operasional seperti mengaktifkan, memastikan, mengkonstruksikan dan sebagainya; (2) menggunakan kata kerja operasional untuk soal obyektif dan satu atau lebih kata kerja operasioanl untuk soal uraian/
tes perbuatan; (3) dapat dibuatkan soal atau pengecoh (untuk soal pilihan ganda)
Indikator keberhasilan belajar melekat kepada sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Dalam praktiknya tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indicator yang telah ditentukan. Rumusan tujuan tersebut biasanya lebih rinci daripada KD dan Indikator, pada saat tertentu rumusan indicator sama dengan tujuan pembelajaran karena indicator sudah sangat rinci sehingga tidak dapart dijabarkan lagi (Dirjen PMPTK Depdiknas, 2009:6). Penyusunan indikator yang baik akan memberikan apakah perencanaan pembelajaran yang disusun dapat terukur dengan baik atau tidak sama sekali. Tanda seorang siswa menguasai materi pembelajaran atau tidak sama sekali dapat diketahui dari indicator yang telah disusun.
Dalam rumusan indikator hasil belajar yang lengkap, ada empat komponen pokok yang harus tampak dalam rumusan indikator hasil belajar, seperti yang digambarkan dalam pertanyaan berikut:
a) Siapa yang belajar atau yang diharapkan dapat mencapai tujuan atau mencapai hasil belajar itu?
b) Tingkah laku atau hasil belajar yang bagaimana yang diharapkan dicapai?
c) Dalam kondisi belajar yang bagaimana hasil belajar dapat ditampilkan?
d) Seberapa jauh hasil belajar diperoleh?
Pertanyaan pertama berhubungan dengan subjek belajar. Rumusan indicator hasil belajar sebaiknya mencantumkan subjek yang melakukan proses belajar, misalnya siswa, peserta belajar, peserta penataran, dan lain-lain. Penentuan subjek ini sangat penting untuk menunjukkan saran belajar.
Pertanyaan kedua berhubungan dengan tingkah laku yang harus
muncul sebagai indicator hasil setelah subjek yang mengkuti atau melaksanakan proses pembelajaran. Tingkah laku sebagai hasil belajar dirumuskan dalam bentuk kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditampilkan melalui performance siswa, any learner performance, action, or operation which is observable. Melalui kemampuan yang terukur itu dapat ditentukan apakah belajar yang dilakukan oleh siswa sudah berhasil mencapai tujuan atau belum Misalnya setelah proses pembelajaran berakhir diharapkan siswa dapat menunjukkan letak kota Bandung pada peta buta. Kata menunjukan merupakan perilaku yang dapat diukur, sebab merupakan perilaku yang dapat diuji melalui test. Misalnya coba kamu tunjukkan letak kota Bandung dalam peta ini! Bandingkan dengan rumusan: Diharapkan siswa dapat mengetahui posisi atau letak kota Bandung dalam peta buta. Perilaku seperti itu, jelas bukan perilaku yang terukur sebab tidak dibuat alat evaluasinya. Coba kamu ketahui letak kota Bandung dalam peta buta ini! Rumusan di atas jelas sebagai rumusan yang salah. Sebab tidak dapat diukur.
Kata mengetahui adalah perilaku yang bukan berorientasi pada hasil belajar, akan tetapi berorientasi pada proses belajar. Istilah-istilah tingkah laku yang dapat diukur sehingga menggambarkan indicator hasil belajar diantaranya: mengidentifikasi, menyebutkan, menyusun, menjelaskan, mengatur, dan membedakan. Sedangkan istilah- istilah untuk tingkah laku yang tidak terukur, sehingga kurang tepat dijadikan sebagai tingkah laku dalam tujuan pembelajaran karena tidak menggambarkan indicator hasil belajar, misalnya: mengetahui, menerima, memahami, mencintai, mengira-ngira dan lain-lain.
Pertanyaan ketiga berhubungan dengan kondisi atau situasi dimana subjek dapat menunjukkan kemampuannya the situation in which the behavior occur. Rumusan pembelajaran yang baik, harus dapat menggambarkan situasi dan keadaan yang bagaimana subjek dapat mendemontrasikan performancenya.
Pertanyaan keempat berhubungan dengan standar kualitas dan kuantitas hasil belajar. Artinya, standar minimal yang harus dicapai oleh siswa. Standar minimal ini kadang-kadang harus tercapai 100%, namun kadang-kadang juga hanya sebagian saja. Kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan teknis atau skill, misalnya standar minimal seluruhnya harus tercapai sebab kalau tidak akan sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran. Seorang calon dokter, misalnya harus memiliki keterampilan 100% menggunakan pisau bedahnya;
demikian pula seorang pilot, harus memiliki kemampuan yang utuh tentang kemampuan yang harus dimilikinya.
Namun demikian seorang siswa SMP tidak seharusnya dapat menunjukkan kemampuan maksimal atau 100% dari hasil belajar yang diharapkan. Misalnya, diajarkan 3 jenis system pemerintahan, diharapkan siswa dapat menjelaskan 2 diantaranya dengan baik dan benar. Dari rumusan tersebut, jelas adanya batas minimal yang harus dikuasai. Contoh lain, misalnya diajarkan 5 teori tentang asal usul kehidupan, diharapkan siswa dapat menyebutkan 3 diantaranya.
Dari uraian tentang kompetensi diatas, maka dapat dipahami bahwa dalam proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran sebetulnya yang harus dicapai oleh guru adalah standar kompetensi setiap mata pelajaran. Namun, oleh karena standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa memiliki cakupan yang sangat luas, maka dijabarkan pada kompetensi dasar. Kompetensi dasar inilah yang merupakan standar minimal yang harus dikuasai oleh siswa dalam setiap mata pelajaran. Melalui kompetensi dasar ini juga dapat dilihat keluasan dan kedalaman materi dalam setiap mata pelajaran. Selanjutnya, untuk melihat keberhasilan pencapaian, kompetensi dasar tersebut, guru perlu merumuskan indicator hasil belajar, sebagai kriteria pencapaian kompetensi dasar.
Tabel 3.8
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Hasil belajar Kompetensi
Inti Kompetensi Dasar Indikator Hasil Belajar
1 1.1 1.1.1
1.1.2 1.1.3
1.2 1.2.1
1.2.2 1.2.3
1.3 1.3.1
1.3.2 1.3.3 Sumber: Wina Sanjaya (2012:1)