• Tidak ada hasil yang ditemukan

Landasan Psikologis

Dalam dokumen Buku Ajar (Halaman 41-46)

LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Materi 3: Landasan BK Landasan BK

D. Landasan Psikologis

Teks ParafraseTohiri (2013) menjelaskan bahwa psikologi adalah perilaku individu. Dasar psikologis bimbingan dan konseling harus memberikan pemahaman tentang perilaku orang yang menjadi sasaran pelayanan. Hal ini sangat penting karena jurusan konseling adalah perilaku klien, yaitu perilaku klien yang harus diubah atau dikembangkan untuk

31 mencapai tujuan yang diinginkan. Perilaku individu tidak terjadi dalam ruang hampa, tetapi melibatkan latar belakang, latar depan, konteks, dan konten tertentu.

Perilaku terjadi dalam lingkungan tertentu dengan unsur waktu, tempat dan berbagai keadaan lainnya. Perilaku adalah manifestasi dari hasil interaksi antara kondisi internal dan eksternal. Landasan psikologis adalah landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang perilaku individu (klien) yang menjadi sasaran pelayanan. Untuk orientasi dan konseling, konselor harus menguasai tes psikologi berikut ini: a) motif dan insentif; b) alam dan lingkungan, c) pengembangan individu; d) studi;

dan (e) kepribadian.

a. Motif dan Motivasi

Motif dan insentif mengacu pada motivasi yang membuat seseorang berperilaku baik, motif primer, yaitu motif yang didasarkan pada kebutuhan nyata individu sejak lahir, seperti: lapar, bernafas, dan sejenisnya, dan motif sekunder yang dibentuk oleh hasil belajar, seperti hiburan, perolehan pengetahuan atau keterampilan tertentu, dan sejenisnya. Selanjutnya motif-motif tersebut diaktifkan dan diarahkan baik dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik) menjadi perilaku instrumental atau tindakan tertentu yang mengarah pada suatu tujuan.

b. Pembawaan dan Lingkungan

Keturunan dan lingkungan dalam kaitannya dengan faktor- faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Keturunan berarti segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang meliputi aspek psikofisik seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan atau ciri-ciri kepribadian tertentu. Bawaan pada hakikatnya merupakan potensi untuk dikembangkan, yang optimalisasi dan realisasinya bergantung pada lingkungan tempat individu berada. Sifat dan lingkungan setiap orang berbeda.

Ada individu dengan kualitas tinggi, dan ada pula yang sedang atau bahkan rendah. Misalnya, dalam hal kecerdasan, ada yang sangat tinggi (cemerlang), normal atau bahkan sangat rendah (rusak, sakit hati atau bodoh). Mirip dengan lingkungan, ada orang yang tumbuh di lingkungan yang kondusif dengan sarana dan prasarana yang memadai sehingga potensi bawaannya dapat dikembangkan secara optimal.

Namun ada juga masyarakat yang karena keterbatasan sarana dan prasarana hidup dan berada di lingkungan yang tidak mendukung, sehingga potensi bawaannya tidak dapat berkembang dengan baik dan terbuang sia-sia.

32 c. Perkembangan Individu

Perkembangan individu mengacu pada proses pertumbuhan dan perkembangan individu sejak konsepsi (prenatal) hingga akhir hayatnya, meliputi aspek fisik dan psikomotorik, linguistik dan kognitif/intelektual, moral dan sosial. Beberapa teori perkembangan individu dapat dijadikan acuan, antara lain: (1) teori McCandless tentang pentingnya faktor biologis dan budaya dalam perkembangan individu;

(2) teori hasrat seksual Freud; (3) teori perkembangan psikososial Erickson; (4) teori perkembangan kognitif Piaget; (5) teori perkembangan moral Kohlberg; (6) teori pengembangan karir Zunker;

(7) teori perkembangan sosial Bühler; dan (8) teori Havighurst tentang tugas perkembangan individu dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Dalam menunaikan tugasnya, konselor harus memahami berbagai aspek perkembangan individu yang dilayaninya, mampu membedakan arah perkembangan individu ke depan dan hubungannya dengan faktor keturunan dan lingkungan.

d. Belajar

Belajar adalah salah satu konsep dasar psikologi. Seorang pria Belajar adalah salah satu konsep dasar psikologi. Seorang pria belajar untuk hidup. Tanpa belajar manusia tidak dapat bertahan hidup dan berkembang, dan melalui belajar manusia dapat menjadi beradab dan mengembangkan harkat dan martabat manusia. Hakikat belajar adalah berusaha menguasai sesuatu yang baru dengan menggunakan apa yang sudah ada dalam diri individu. Penguasaan baru adalah tujuan belajar dan mencapai sesuatu yang baru merupakan tanda perkembangan baik dalam aspek/keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Terwujudnya proses pembelajaran memerlukan prasyarat belajar baik berupa kematangan maupun prasyarat psikofisik yang dihasilkan dari hasil belajar sebelumnya. Untuk memahami permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran, ada beberapa teori pembelajaran yang dapat dijadikan acuan, antara lain:

(1) belajar teori behaviorisme; (2) teori belajar kognitif atau teori pemrosesan informasi; dan (3) teori belajar gestalt. Saat ini, teori pembelajaran alternatif konstruktivisme mulai bermunculan.

e. Kepribadian

Hingga saat ini, para ahli tampaknya belum menemukan definisi kepribadian yang seragam dan komprehensif: dalam penelusuran literatur oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005), ditemukan hampir 50 definisi kepribadian yang berbeda.

Akhirnya, setelah keluar dari studi yang digelutinya, ia menemukan rumusan kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurutnya, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri

33 dengan lingkungannya. Kunci untuk memahami kepribadian adalah adaptasi.

Scheneider, dalam Syamsu Yusuf (2003), mendefinisikan adaptasi diri sebagai “suatu proses di mana respon individu, baik perilaku maupun mental, terjadi untuk mengatasi kebutuhan internal, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, dan untuk menjaga keseimbangan antara ini. kebutuhan dan tuntutan (standar) lingkungan”.

Sedangkan unique berarti kualitas tingkah laku itu unik, sehingga dapat dibedakan antara satu individu dengan individu lainnya.

Keunikannya didukung oleh kondisi struktural psikofisiknya, seperti struktur dan kondisi fisik, penampilan, hormon, aspek kognitif dan afektif, yang saling terkait dan bertindak untuk menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dan interaksi dengannya. untuk lingkungan. Ada beberapa teori kepribadian yang terkenal untuk menjelaskan kepribadian individu, antara lain:

Teori Psikoanalitik Sigmund Freud, Teori Analitik Carl Gustav Jung, Teori Psikologi Sosial Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, Teori Kepribadian Murray, Teori Bidang Kurt Lewin, Teori Psikologi Individu Allport, Stimulus - Teori Respons, Hull. , Watson, Teori Diri Carl Rogers dan lain-lain. Sedangkan Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan aspek- aspek kepribadian yang meliputi:

1. karakter; yaitu, jika konsisten untuk mengikuti perilaku etis, maka konsisten untuk mengambil posisi atau pendapat.

2. Tempramen; yaitu, kecenderungan seseorang untuk bereaksi, yaitu.

seberapa cepat dia bereaksi terhadap rangsangan lingkungan.

3. Sikap; Menanggapi objek yang positif, negatif atau ambivalen.

4. Stabilitas emosional; yaitu, tingkat stabilitas respons emosional terhadap rangsangan lingkungan. Betapa mudahnya mereka terluka, sedih atau putus asa.

5. Tanggung jawab, kesediaan untuk menerima resiko dari tindakan atau tindakan yang diambil. Misalnya ingin mengambil risiko yang wajar, mencuci tangan, atau lari dari risiko yang dihadapi.

6. keramahan; yaitu, kecenderungan pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Suka: sifat kepribadian terbuka atau tertutup dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling, serta untuk memahami dan mengembangkan perilaku orang (klien) yang dilayaninya, konselor harus mampu mengidentifikasi segala motif dan motivasi dibalik perilaku orang (klien) tersebut. melayani untuk memahami dan mengembangkan layanan. ). Selain itu, konselor harus mampu mengidentifikasi area potensi bawaan dan menggunakannya sebagai modal untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup kliennya. Demikian pula guru mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi berkembangnya segala potensi kodrati kliennya semaksimal mungkin.

34 Dalam konteks pekerjaan pengembangan pembelajaran klien, guru perlu memahami aspek-aspek pembelajaran dan berbagai teori pembelajaran di baliknya. Dalam upaya yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian klien, konselor harus memahami karakteristik dan keunikan kepribadian klien. Agar konselor benar-benar menguasai dasar-dasar psikologi, setidaknya ada empat bidang psikologi yang harus dikuasai dengan baik, yaitu psikologi umum, psikologi perkembangan, psikologi pembelajaran atau pendidikan, dan psikologi kepribadian.E. Landasan Pedagogis

Bimbingan dan konseling identik dengan pendidikan. Artinya ketika seseorang sedang melakukan praktek bimbingan dan konseling berarti ia sedang mendidik. Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.

Abu Bakar M. Luddin (2010) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial.

1. Pendidikan sebagai upaya pengembangan Individu

Pendidikan adalah upaya untuk memanusiakan manusia.

Man to man dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan sesuai dengan persyaratan budaya. Orang yang lahir tanpa pendidikan tidak dapat mengembangkan keagungan individual, sosial, sosial dan keagamaannya.

Pasal 2 Undang-undang Nomor 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memandang konsep pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mewujudkan potensi dirinya dalam kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian. , kecerdasan akhlak mulia dan keterampilan yang mereka butuhkan, masyarakat, bangsa dan negara..

2. Pendidikan sebagai inti Proses Bimbingan Konseling.

Instruksi dan tips mempromosikan pengalaman belajar pelanggan. Bimbingan dan Konseling adalah suatu proses yang ditujukan untuk pembelajaran dimana Anda belajar untuk lebih memahami diri sendiri, belajar mengembangkan pemahaman dan berbagi secara efektif. Dalam konseling, klien mempelajari keterampilan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, perilaku, tindakan, dan sikap baru. Melalui pembelajaran, klien mendapatkan banyak hal baru; Dengan memperoleh hal-hal baru, pelanggan tumbuh.

35 3. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dan konseling Tujuan bimbingan dan konseling tidak hanya mendukung penguatan tujuan pendidikan tetapi juga proses pendidikan secara umum. Hal ini dapat dipahami karena program bimbingan dan konseling mencakup aspek tugas perkembangan individu, khususnya bidang kematangan profesional, kematangan pribadi dan emosional, serta kematangan sosial, semuanya untuk siswa sekolah dasar (SD dan SLTP) dan sekolah menengah. . Hasil orientasi dan arahan di daerah mendukung keberhasilan pelatihan secara umum. Konseling merupakan bagian penting dari proses pendidikan dan memberikan kontribusi untuk keberhasilan proses pendidikan di sekolah.

Dalam dokumen Buku Ajar (Halaman 41-46)