• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling Islami

Dalam dokumen Buku Ajar (Halaman 195-199)

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

Materi 9: Konsep Dasar BKI

G. Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling Islami

Prinsip dapat diartikan sebagai suatu identitas yang menunjukkan ciri-ciri sesuatu. Prinsip juga dapat diartikan menjadi kualitas yang membuat mereka kuat dan berkarakter. Dalam konteks kepemimpinan dan kepemimpinan Islam, prinsip-prinsip merupakan ciri yang membedakan kajian kepemimpinan dengan kajian lainnya. Misalnya (konseling dan psikologi), konseling dapat diartikan sebagai seni membantu orang mencapai kemandiriannya untuk menghadapi dan memecahkan masalah.

Psikologi, di sisi lain, mempelajari gejala perkembangan perilaku. Menurut Juntika, agar pelaksanaan jasa konsultasi berjalan dengan baik dan lancar, konsultan harus memahami beberapa prinsip yang terkait dengan pelaksanaan konsultasi tradisional, seperti:

1. Konseling adalah proses membantu mereka menolong diri mereka sendiri untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi,

2. Kepemimpinan harus dimulai dari pengikut (fokus)

3. Konseling ditujukan untuk individu dan setiap orang memiliki karakteristiknya masing-masing.

4. Masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh kelompok penasehat lembaga, harus diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang untuk menyelesaikannya.

5. Konseling dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan orang yang diasuh, 6. Konseling harus fleksibel dan luwes, tergantung kebutuhan individu dan

masyarakat,

7. Program penyuluhan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan program pendidikan lembaga pendidikan yang bersangkutan,

8. Pelaksanaan program kepemimpinan harus dipimpin oleh orang-orang yang ahli dalam bidang kepemimpinan, yang dapat berkolaborasi dan menggunakan sumber-sumber yang relevan di dalam maupun di luar lembaga pendidikan, dan

9. Pelaksanaan program penyuluhan harus dievaluasi untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan program.

185 Selain itu, Bimo Walgito menjelaskan bahwa prinsip musyawarah tersebut adalah:

1. Orientasi dasar Orientasi sekolah tidak dapat dipisahkan dari pendidikan dasar pada umumnya dan pendidikan sekolah pada khususnya,

2. Tujuan konseling sekolah tidak dapat dipisahkan dari tujuan pendidikan kerakyatan. Menurut Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003, tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berpengalaman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu tujuan bimbingan sekolah adalah untuk memajukan tercapainya tujuan pendidikan negara dan kesejahteraan,

3. Tugas konseling dalam pendidikan dan pengajaran adalah mendukung pendidikan dan pengajaran,

4. Konseling Ketimuran ditujukan untuk semua kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa,

5. Bimbingan dan nasehat dapat dilaksanakan dengan beberapa cara, yaitu:

a. Preventif, yaitu Bimbingan Konseling diberikan dengan tujuan untuk untuk mencegah kesulitan anak atau individu,

b. perbaikan, yaitu untuk memecahkan atau mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh anak atau individu, dan

c. Konservatif, yaitu memelihara atau melestarikan apa yang sudah baik, agar tidak merosot menjadi buruk.

6. Konseling oriental adalah proses yang berkesinambungan,

7. Dalam hal ini guru harus memiliki pengetahuan tentang bimbingan karena selalu berhadapan langsung dengan siswa yang mungkin membutuhkan bimbingan.

8 Orang-orang yang kita temui tidak hanya memiliki persamaan, tetapi juga perbedaan.

9. Setiap aspek individu merupakan faktor penting dalam menentukan sikap atau perilaku,

10. Bertemu dengan anak atau individu adalah orang yang hidup bermasyarakat,

11. Anak atau individu yang berpengalaman adalah makhluk yang berkembang dan dinamis,

12. Konseling dan bimbingan harus selalu dihargai,

186 13. Berbicara tentang suatu objek, konselor harus selalu mengikuti perkembangan situasi masyarakat dalam arti luas, yaitu. H.

pembangunan sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain.

14. Dalam bimbingan dan konseling, pembimbing harus selalu ingat untuk mempertimbangkan kemampuan individu yang memungkinkan mereka membimbing dirinya sendiri, dan

15. Karena mentor berhadapan langsung dengan masalah pribadi individu, mentor harus mampu mengikuti aturan etika kepemimpinan dan pendampingan.

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pelayanan konseling tradisional bersumber dari kajian filosofis sebagai hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budaya, pemahaman, tujuan, kegiatan dan proses, serta pelaksanaan konseling dan konseling yang diturunkan.

Menurut Basri, Lahmuddin menjelaskan bahwa prinsip-prinsip pastoralisme Islam adalah sebagai berikut:

1. Dalam konseling seseorang harus menyadari fitrah manusia dimana bimbingan atau konseling merupakan hal yang penting dalam Islam.

2. Sebagai seorang yang berkepribadian, supervisor harus mampu memberikan kesan positif kepada supervisornya.

3. Konseling Islami sangat mendukung gagasan saling membantu dalam kebaikan.

4. Guru harus memiliki latar belakang agama yang kuat (Iman, Syariah, Fiqh dan Akhlak).

5. Guru harus memahami konsep Islam tentang manusia sehingga dapat membangkitkan dan mengembangkan kepribadian yang seimbang dalam diri kita.

6. Pengembangan spiritual harus datang melalui ibadah dan praktik keagamaan.

Aswadi menyatakan bahwa konseling Islami harus didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam, prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1. Nasehat ini merupakan salah satu rukun agama sebagaimana dalam hadits bahwa agama adalah nasehat, yang menurut nasehat Al-Nawawi adalah mendorong kebaikan kepada orang yang dinasehatkan.

2. Konseling psikiatri adalah pekerjaan mulia karena membantu orang lain mengatasi kesulitan.

187 3. Konseling keagamaan harus disediakan sebagai layanan.

4. Setiap Muslim yang mampu melakukan konseling Islam memiliki tanggung jawab moral untuk mencari konseling agama.

5. Wajib bagi konselor yang bergelar khusus untuk meminta bantuan kepada yang membutuhkan dan memberikan nasehat agama.

6. Nasihat yang sesuai dengan ajaran Syariat Islam.

Anwar Sutoyo memaparkan perspektif yang lebih luas dalam disertasinya yang kemudian menjadi buku Bimbingan Konseling Islami.

Teori dan Praktek, membagi prinsip-prinsip pastoralisme Islam menjadi empat prinsip, yaitu: Prinsip-prinsip Konsultasi-Konseling Islami, Prinsip- Prinsip Yang Berkaitan dengan Konselor dan Prinsip-Prinsip Yang Berkaitan Dengan Mereka Yang Meminta Nasihat, dan Prinsip-Prinsip Yang Berkaitan Dengan Pelayanan Konseling.

Prinsip Konseling Islam Konseling, Sutoyo menjelaskan beberapa prinsip yang harus dipahami oleh konselor Islam, yaitu:

a) Segala sesuatu di bumi diciptakan oleh Allah. Mulai dari tumbuh- tumbuhan, hewan, manusia dan lain-lain adalah ciptaan Tuhan. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah memiliki hukum atau ketetapan Allah (Sunnatullah), sebagai akibat dari ketetapan yang diciptakan oleh Allah, maka manusia harus ikhlas menerima ketetapan yang diberikan oleh- Nya.

b) Dalam Al-Qur'an manusia disebut dengan kata abdun yang berarti hamba.

Makna kata pelayan dalam proses bimbingan konseling dapat berupa sugesti bagi konselor yang mendorong pencari konseling untuk memandang setiap tindakannya sebagai perilaku ibadah.

c) Berikan pemahaman kepada konselor bahwa Allah memerintahkan manusia untuk menjadi Khalifah fil Ardh Q.S Al-Baqarah 2: 36. Oleh karena itu, setiap tindakan mutlak bertanggung jawab.

d) Manusia dilahirkan dengan fitrah jasmani dan rohani. Fitrah ruhani bisa berupa keimanan kepada Allah Q.S Al-Rum 30:

30 Dengan demikian, proses bimbingan konseling Islami harus mampu mengembangkan keyakinan individu

e) Dalam membimbing manusia, guru harus mengacu pada sumber utama yaitu Al-Qur'an.

f) Konseling Islami diberikan sesuai dengan keseimbangan yang berlaku dalam diri individu

g) Manusia memiliki potensi untuk berkembang ke arah yang positif. Proses bimbingan Islam dengan demikian adalah tentang membebaskan diri dari

188 kemampuan orang yang dibimbing, sehingga orang yang dibimbing dapat memahami dirinya sendiri sesuai dengan ajaran agama.

h) Islam mengajarkan orang yang beriman dan beramal saleh untuk saling menasehati Q.S Al-Ashr 103 : 3. Oleh karena itu, proses bimbingan dan konseling Islami harus dimaknai sebagai ibadah.

Beberapa kesimpulan penting dapat ditarik dari prinsip-prinsip yang telah diuraikan di atas, bahwa layanan bimbingan dan konseling Islam pada hakekatnya adalah pertolongan yang diberikan kepada semua orang yang membutuhkannya (tanpa memandang latar belakang) oleh orang yang berkompeten dibidangnya dengan tujuan untuk membantu masyarakat.

yang mampu memahami hakikat dirinya sendiri sehingga dapat hidup mandiri untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat sesuai kaidah dalam Al-Qur'an dan Al Hadits.

Selain itu, bimbingan dan konseling Islami harus mampu mendorong individu untuk menyeimbangkan dimensi material dan spiritual yang menjadi bagian dari setiap manusia..

Dalam dokumen Buku Ajar (Halaman 195-199)