• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pelaksanaan Konseling

Dalam dokumen Buku Ajar (Halaman 118-122)

KETRAMPILAN, PENDEKATAN STRATEGI DAN TEKNIK DALAM BIMBINGAN DAN KONSEING

Materi 6: Ketrampilan, Pendekatan Strategi Dan Teknik Dalam BK

C. Strategi Pelaksanaan Konseling

107 4. Pendekatan Perkembangan

Teknik yang digunakan dalam bimbingan dan konseling perkembangan adalah pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling.

108 c. Tahap Akhir

Konseling Menurut Cavanagh dalam Nurihsan (2007), menyebutkan tahap ini dengan istilah termination. Pada tahap ini, konseling ditandai oleh beberapa hal berikut:

1) Menurunnya kecemasan siswa. Hal ini diketahui setelah guru BK menanyakan keadaan kecemasan nya.

2) Adanya perubahan perilaku yang jelas ke arah yang lebih positif, sehat, dan dinamik.

3) Adanya tujuan hidup yang jelas di masa yang akan datang dengan program yang jelas pula.

4) Terjadinya perubahan sikap positif terhadap masalah yang dialaminya, dapat mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar, seperti orang tua, teman, dan keadaan yang tidak menguntungkan.

Tujuan tahap akhir ini adalah memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang tidak bermasalah. Adapun tujuan lainnya dari tahap ini adalah:

1) Terjadinya transfer of learning pada diri siswa.

2) Melaksanakan perubahan perilaku siswa agar mampu mengatasi masalahnya.

3) Mengakhiri hubungan konseling.

2. Konsultasi

Konsultasi merupakan salah satu strategi bimbingan yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh guru BK. Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seseorang yang profesional. Pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan guru BK lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas siswa atau sekolah.

Menurut Nurihsan (2007) ada delapan tujuan konsultasi, yaitu:

a. Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua, dan administrator sekolah.

b. Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi diantara orang yang penting.

c. Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang bermacam-macam untuk menyempurnakan lingkungan belajar.

d. Memperluas layanan dari para ahli.

e. Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator.

f. Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku.

g. Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponen lingkungan belajar yang baik.

h. Menggerakkan organisasi yang mandiri. Langkah proses konsultasi menurut Nurihsan yaitu:

109 a) Menumbuhkan hubungan berdasarkan komunikasi dan perhatian

pada siswa.

b) Menentukan diagnosis atau sebuah hipotesis kerja sebagai rencana kegiatan.

c) Mengembangkan motivasi untuk melaksanakan kegiatan.

d) Melakukan pemecahan masalah.

e) Melakukan alternatif lain apabila masalah belum terpecahkan.

3. Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri siswa. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran. Penyelenggaraan bimbingan kelompok, menurut Nurihsan (2007: 17), memerlukan persiapan dan praktik pelaksanaan kegiatan yang memadai, dari langkah awal sampai dengan evaluasi dan tindak lanjutnya.

a. Langkah Awal

Langkah awal diselenggarakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai dengan mengumpulkan para peserta yang siap melaksanakan kegiatan kelompok. Langkah awal ini dimulai dengan penjelasan tentang adanya layanan bimbingan kelompok bagi para siswa, pengertian, tujuan, dan kegunaan bimbingan kelompok. Setelah penjelasan ini, langkah selanjutnya menghasilkan kelompok yang langsung merencanakan waktu dan tempat menyelenggarakan kegiatan bimbingan kelompok.

b. Perencanaan Kegiatan

Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok meliputi penetapan: Materi layanan, tujuan yang ingin dicapai, sasaran kegiatan, bahan atau sumber bahan untuk bimbingan kelompok, rencana penilaian, dan waktu dan tempat.

c. Pelaksanaan Kegiatan

1) Persiapan menyeluruh yang meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya), persiapan bahan, persiapan keterampilan, dan persiapan administrasi.

2) Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan terdiri dari:

a) Tahap pertama: pembentukan, temanya pengenalan, pelibatan dan pemasukan diri.

b) Tahap kedua: peralihan.

c) Tahap ketiga: kegiatan.

d. Evaluasi Kegiatan

Penilaian terhadap bimbingan kelompok lebih bersifat penilaian dalam proses, yang dapat dilakukan melalui:

1) Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung.

2) Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas.

110 3) Mengungkapkan kegunaan bimbingan kelompok bagi mereka dan

perolehan mereka sebagai hasil dari keikutsertaan mereka.

4) Mengungkapkan minat dan sikap mereka tentang kemungkinan kegiatan lanjutan.

5) Mengungkapkan kelancaran proses dab suasana penyelenggaraan bimbingan kelompok.

e. Analisis dan Tindak Lanjut 4. Konseling Kelompok

Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada siswa dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan. Konseling kelompok bersifat pencegahan, dalam arti bahwa siswa yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi mungkin memiliki suatu titik lemah dalam kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain. Konseling kelompok bersifat pemberian kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa, dalam arti bahwa konseling kelompok itu menyajikan dan memberikan dorongan kepada siswa yang bersangkutan untuk mengubah dirinya selaras dengan minatnya sendiri. Prosedur konseling kelompok dengan bimbingan kelompok, yaitu terdiri dari:

a. tahap pembentukan, dengan temanya pengenalan, pelibatan, dan pemasukan diri;

b. tahap peralihan, dengan temanya pembangunan jembatan antara tahap pertama dan tahap ketiga;

c. tahap kegiatan, dengan temanya kegiatan pencapaian tujuan;

d. tahap pengakhiran, dengan temanya penilaian dan tindak lanjut.

5. Pengajaran Remedial

Menurut Makmun dalam Nurihsan (2007: 23), pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang berencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi, terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya.

Secara sistematika prosedur remedial tersebut, menurut Nurihsan (2007) dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Diagnostik kesulitan belajar-mengajar.

b. Rekomendasi/referral.

111 c. Penelaahan kembali kasus.

d. Pilihan alternatif tindakan.

e. Layanan konseling.

f. Pelaksanaan pengajaran remedial.

g. Pengukuran kembali hasil belajar-mengajar.

h. Reevaluasi/re diagnostik.

i. Tugas tambahan.

j. Hasil yang diharapkan.

6. Bimbingan Klasikal

Bimbingan klasikal termasuk ke dalam strategi untuk layanan dasar bimbingan. Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah dirancang, menuntut guru BK untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, guru BK memberikan layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukkan bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya.

Dalam dokumen Buku Ajar (Halaman 118-122)