MENJADI PELAJAR MODERAT
E. Menjadi Pelajar Beragama, Berbangsa, dan Bernegara (3B)
2. Pelajar yang Mendukung Amanat Negara untuk Memberikan Jaminan Kebebasan Beragama
Agama merupakan urusan paling pribadi dari setiap individu. Apakah seseorang meyakini ajaran agamanya, kemudian melaksanakannya atau tidak, itu merupakan tanggung jawab pribadi. “Beragama adalah menjadikan suatu ajaran agama sebagai jalan dan pedoman hidup berdasarkan keyakinan bahwa jalan tersebut adalah jalan yang benar. Karena bersumber dari keyakinan diri, hal yang paling menentukan keberagamaan seseorang adalah hati nurani. Oleh karena itu, agama merupakan urusan paling pribadi.
Apakah seseorang meyakini dan menjalankan ajaran suatu agama atau tidak, ditentukan oleh keyakinan dan motivasi pribadi dan konsekuensinya pun ditanggung secara pribadi” (Tim Penyusun, 2019: 54). Atas dasar inilah, seluruh warga negara wajib melaksanakan amanat ini.
3. Pelajar yang Mendukung Negara untuk Melindungi Kebinekaan dalam Agama, Budaya, dan Ras
Setiap pemeluk agama dapat mengekspresikan keberagamaan tanpa harus khawatir mendapat tekanan dari pemeluk agama lainnya. Hal itu karena negara sudah memberikan jaminan kepada setiap pemeluk agama untuk melaksanakan ajaran agamanya dengan baik. Sebagai pelajar yang baik, sudah seharusnya juga kalian memiliki kewajiban untuk merawat hal tersebut. Tidak lagi mempermasalahkan perbedaan keyakinan, budaya, ras, ideologi, dalam rangka menjaga dan merawat Indonesia. Semangat secara kolektif untuk saling menguatkan merupakan cara untuk gagasan atau ide secara kolektif dalam merawat kebinekaan.
Ajaran toleransi selain diajarkan oleh Buddha sebagai orang yang sangat moderat, juga dapat meneladan sikap toleransi dari Raja Asoka. Raja Asoka banyak berjasa mengutus para misionaris Buddhis ke seluruh dunia.
Raja Asoka, walaupun beragama Buddha, tetapi beliau banyak mendanakan sejumlah gua sebagai tempat pertapaan bagi para pertapa ajaran lain. Raja Asoka juga banyak mendirikan prasasti yang mengajarkan toleransi. Di antara sekian banyak prasasti peninggalan Raja Asoka, terdapat sebuah prasasti yang mengajarkan toleransi antarumat beragama. Bunyi dari prasasti itu menjelaskan bahwa untuk menghormati agama sendiri, tidak boleh dengan mencela agama lain. Begitu juga agama lain harus dihormati atas dasar tertentu. Dengan cara demikian kita membuat agama yang kita anut berkembang dan agama lain, juga merasa tenang.
Berdasarkan prasasti ini, Raja Asoka mengajarkan bahwa kehidupan harus mengutamakan sikap saling menghormati antaragama. Dengan menghormati orang yang berbeda agama, berarti dia sudah membangun sikap agar orang lain juga menghormati agamanya. Begitu juga sebaliknya, jika dia menghina agama orang lain, dia akan merugikan agamanya sendiri.
Berlatih
Berdasarkan materi tentang Menjadi Pelajar Moderat, praktik baik apa saja yang sudah kalian lakukan? Tuliskan jawaban kalian pada kolom berikut!
No. Sikap Nilai-Nilai Kebaikan
Aktivitas Peserta Didik
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran materi “Menjadi Pelajar Moderat”
dengan model pembelajaran nilai (value learning) dan pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach), silakan kalian melakukan refleksi ke dalam diri kalian masing-masing untuk menemukan hal-hal berikut ini.
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Nilai-nilai baik apa yang dapat kalian temukan dalam pembelajaran ini?
3. Sikap dan perilaku seperti apa yang kalian lakukan untuk menunjukkan peran dan posisi kalian terhadap moderasi beragama, selaras dengan
nilai-nilai agama Buddha dan Pancasila dasar negara dalam kehidupan sehari-hari?
4. Rencana tindakan nyata apa yang akan kalian lakukan setelah pembelajaran ini, terkait dengan intoleransi di sekolah dan masyarakat?
A. Penilaian Pengetahuan 1. Soal pilihan ganda
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada lembar jawaban yang disediakan!
1. Sikap moderat ialah pilihan untuk memiliki cara pandang, sikap, dan perilaku di antara pilihan ekstrem yang ada. Sedangkan ekstremisme beragama adalah cara pandang, sikap, dan perilaku melebihi batas-batas moderasi dalam pemahaman dan praktik beragama.
Bagaimana jika Pelajar mengabaikan kedua hal ini dan memilih hidup tidak mementingkan agama tetapi lebih fokus belajar?
a. Sebagai pelajar, sebaiknya memiliki keseimbangan antara sikap moderat dan belajar.
b. Sikap demikian bagus sehingga menjauhkannya dari pengaruh intoleransi dan radikalisme.
c. Pelajar harus giat belajar supaya prestasi belajar meningkat, urusan agama dapat dilatih jika sudah dewasa.
d. Kebebasan beragama merupakan hak setiap warga negara. Jadi orang lain tidak boleh ikut campur dengan pilihan hidup orang lain.
e. Pelajar yang tidak memiliki keseimbangan antara intelektual dan spiritual akan mengalami banyak hambatan dalam kehidupannya.
2. Moderasi beragama dalam lingkungan sekolah dapat dilakukan misalnya dengan tidak membeda-bedakan pelajar yang berbeda agama, tetapi bersatu untuk menciptakan kondisi yang lebih baik dan kondusif di lingkungan sekolah dan masyarakat. Bagaimana jika ada yang berbeda agamanya, tetapi lebih berprestasi dan mendominasi?
a. Menyarankan supaya dia membatasi dirinya supaya tidak menimbulkan kecemburuan sosial.
b. Mengikuti ajaran agamanya supaya dapat menjadi seperti dirinya.
c. Menjadikannya sebagai inspirasi untuk memperbaiki diri sendiri supaya menjadi lebih baik.
d. Mendekatinya dan menjadikan sahabat supaya dapat memperoleh ilmu baru dan kebanggaan tersendiri karena memiliki teman yang cerdas.
e. Berusaha dengan keras untuk menjadikan diri kita sebagai saingan supaya ada kompetisi yang positif.
3. Melalui sikap moderat inilah, pelajar memiliki sikap dan kesadaran bahwa keberadaan orang yang memiliki keyakinan, pandangan hidup, serta gaya hidup yang berbeda dari dirinya, merupakan suatu kewajaran dan hal yang mungkin terjadi dalam kehidupan. Sikap yang harus diambil terhadap perbedaan tersebut adalah ....
a. mempermasalahkannya karena akan menimbulkan perbedaan dalam kehidupan.
b. orang yang memiliki pandangan dan gaya hidup berbeda dari diri kita akan menjadi hambatan sehingga perlu disamakan.
c. menerima setiap perbedaan yang ada dengan tetap mengutamakan yang memiliki pandangan dan keyakinan sama.
d. setiap orang memiliki hak untuk memillih keyakinan, pandangan, dan gaya hidupnya dan kita berkewajiban menghormatinya.
e. keyakinan, pandangan, dan gaya hidup orang yang berbeda harus disatukan dalam moderasi beragama supaya satu pandangan.
4. Moderasi beragama merupakan praktik hidup seimbang dengan jalan tengah. Hal itu untuk menciptakan keseimbangan sikap beragama antara pengalaman agama sendiri (inklusif) dan sikap menghormati orang lain yang memiliki perbedaan keyakinan (eksklusif). Praktik jalan tengah dalam beragama merupakan cara untuk menghindarkan diri dari sikap ekstrem dan fanatik berlebihan, serta sikap-sikap revolusioner dalam beragama.
Berdasarkan narasi di atas, bagaimana implementasi sikap moderat di kalangan pelajar?
a. Tekun menjalankan agama tanpa memperdulikan orang yang berbeda agama.
b. Mempraktikkan cinta kasih kepada semua teman tanpa melihat latar belakangnya.
c. Mau menerima bahwa terdapat kebenaran pada agama lain.
d. Mempraktikkan ajaran agama meskipun prestasi belajar menurun.
e. Mengajak teman yang berbeda agama untuk turut serta menjadi anggota ekstrakurikuler.
5. Moderasi beragama menjadi kunci terciptanya toleransi dan kerukunan, baik di sekolah maupun di masyarakat, yaitu dengan berani menolak ekstremisme dan liberalisme dalam beragama sebagai jalan ekstrem.
Nyatakan apakah Anda merasa pernyataan berikut ini “Benar” atau
“Salah”. Baris pertama telah dikerjakan sebagai contoh.
Pernyataan Jawaban
Sikap toleransi yang diharapkan dari pelajar. Benar Salah Sikap ekstremisme yang diharapkan dalam diri
seseorang. Benar Salah
Buddha mengajarkan tentang toleransi. Benar Salah
Sikap jika seorang pelajar seharusnya dari yang
semula eksklusif kemudian memiliki jalan ekstrem. Benar Salah
2. Soal esai