3. Pelayanan Umum
3.12. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Indonesia saat ini menempati urutan keempat negara dengan penduduk terbanyak di dunia dengan populasi mencapai lebih dari 270 juta jiwa.17 Pada sekitar pertengahan tahun 1950, beberapa dokter Indonesia mulai memikirkan ide Keluarga Berencana (KB). Kemudian pada 23 Desember 1957, terdapat inisiatif untuk mendirikan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Pada 17 Oktober 1968, Lembaga Keluarga
17 Worldometers.info, Indonesia Populatioan, diakses dari https://www.worldometers.info/world-population/indonesia-population/, pada 18 Mei 2022, 14.00.
Berencana Nasional (LKBN) resmi didirikan. Pemerintahan Soeharto sangat mendukung hingga LKBN menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1970 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional18.
Berkeluarga, kemudian memiliki anak, bukan hanya menjadi urusan dan tanggung jawab sepasang suami istri. Lebih dari itu, negara turut memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas19. Upaya Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas yaitu dengan adanya program Keluarga Berencana. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.87 tahun 2014, Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi.
Program KB pada dasarnya memiliki banyak manfaat. Dengan program kehamilan yang terencana, akan berdampak baik untuk kesehatan ibu dan anak. Ibu dapat hamil dan melahirkan di usia yang aman, sehingga menurunkan angka kematian ibu dan anak. Selain itu, dengan pengaturan kelahiran, anak mendapatkan haknya untuk memperoleh kecukupan ASI dan pola asuh yang baik. Pemerintah terus berupaya mengajak masyarakat Indonesia, tidak terkecuali warga DKI Jakarta, untuk berpartisipasi dalam program Keluarga Berencana. Namun, kondisi pandemi Covid-19 yang melanda sejak 2020, berdampak pula pada implementasi program KB. Berikut gambaran mengenai program Keluarga Berencana selama 2021 di DKI Jakarta.
3.12.1. Peserta Keluarga Berencana (KB)
Berbicara mengenai akseptor atau peserta KB, sasaran dari program ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS), yaitu pasangan suami isteri yang terikat dalam perkawinan yang sah. Selanjutnya, akseptor terbagi menjadi dua yaitu, peserta KB aktif dan peserta KB baru. Peserta KB aktif adalah akseptor yang saat ini menggunakan salah satu alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kesuburan. Sedangkan, akseptor baru adalah akseptor yang pertama kali menggunakan alat/ obat kontrasepsi atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.
Gambar 3.108. Jumlah Peserta Keluarga Berencana Aktif di DKI Jakarta Menurut Bulan Tahun 2020-2021
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2020 1.476.222 1.481.262 1.484.683 1.490.083 1.495.293 1.511.307 1.516.253 1.516.712 1.520.830 1.525.274 1.529.270 1.535.885 2021 1.535.044 1.536.989 1.542.711 1.517.145 1.549.533 1.553.909 1.557.488 1.561.246 1.565.681 1.568.352 1.569.519 1.571.347
Sumber: Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta, pada 2021 terdapat 18.628.964 peserta KB aktif di Provinsi DKI Jakarta. Jumlah ini meningkat sebesar 3,02% dari jumlah peserta KB aktif pada tahun sebelumnya. Artinya, terdapat penambahan sebanyak 545.890 peserta KB aktif di wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa rata-rata setiap bulannya peserta aktif KB mengalami peningkatan. Capaian tersebut membawa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapatkan Penghargaan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Keluarga Berencana Sejuta Akseptor Terbaik I dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada puncak peringatan Hari Keluarga Nasional XXVII Tahun 202020.
18 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Sejarah BKKBN, diakses dari https://www.bkkbn.go.id/pages-sejarah-bkkbn-2012044806-352 , pukul 15.30.
19 Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Keluarga Berencana Dan Sistem Informasi Keluarga.
20 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Pelaksanaan KB di DKI dapat Penghargaan Terbaik I Tingkat nasional, diakses dari https://dki.bkkbn.go.id/?p=961. pada 19 Mei 2022, pukul 09.00.
Gambar 3.109. Jumlah Peserta Keluarga Berencana Baru di DKI Jakarta Menurut Bulan Tahun 2020-2021
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2020 12.498 13.129 10.868 8.439 7.879 15.437 10.849 10.024 10.189 9.970 9.777 9.633
2021 10.673 10.444 11.409 9.458 9.819 10.897 9.519 9.676 10.863 10.630 10.698 9.807
Sumber: Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Selanjutnya, jumlah peserta KB baru pada 2021 adalah sebanyak 123.993 orang. Jumlah ini mengalami penurunan sekitar 3,73% dari tahun sebelumnya atau sebanyak 4.799 peserta. Penurunan jumlah peserta KB baru yang terjadi pada 2021 sejalan dengan meningkatnya angka kelahiran. Peningkatan angka kelahiran pada 2021 adalah sebanyak 36.892 kasus. Penurunan peserta KB baru yang terjadi di tahun 2021 juga dapat dikaitkan dengan pembatasan layanan kesehatan termasuk pelayanan KB pada lokasi fasilitas kesehatan selama situasi pandemi Covid-19.
3.12.2. Fasilitas Kesehatan yang Melayani Keluarga Berencana
Fasilitas Kesehatan menjadi hal penting dalam menyukseskan program KB. Setiap wilayah administrasi DKI Jakarta memiliki lokasi yang dapat didatangi oleh masyarakat guna memperoleh layanan KB. Jumlah klinik yang memberikan layanan KB mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2020, terdapat sejumlah 595 klinik penyedia layanan KB. Sementara pada 2021, terdapat penurunan sebanyak 155 klinik hingga tersedia total 440 klinik penyedia layanan KB di seluruh Kabupaten/Kota Jakarta.
Gambar 3.110. Jumlah Klinik Keluarga Berencana di DKI Jakarta Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2020-2021
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
2020 7 102 74 93 131 188
2021 7 100 107 89 81 56
Sumber: Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Lebih detail, jika dilihat dari keberadaan klinik penyedia layanan KB berdasarkan masing-masing wilayah administrasi di DKI Jakarta. Maka, Jakarta Timur, menjadi lokasi dengan jumlah klinik layanan KB terbanyak dengan jumlah 107 klinik. Sedangkan, klinik layanan KB terbanyak kedua yaitu berada di Jakarta Selatan yang berjumlah 100 klinik. Apabila membandingkan jumlah klinik pelayanan KB dari masing-masing wilayah administrasi DKI Jakarta antara tahun 2020 dan 2021. Maka, dari enam wilayah administrasi terdapat empat wilayah yang mengalami penurunan jumlah klinik, dua wilayah mengalami kenaikan dan 1 wilayah tidak terjadi perubahan terhadap jumlah klinik penyedia layanan KB. Berdasarkan tiga wilayah yang mengalami penurunan, wilayah Jakarta Utara menjadi wilayah dengan penurunan jumlah klinik terbanyak, yaitu berkurang sebanyak 132 klinik. Sedangkan wilayah Kepulauan Seribu tidak mengalami perubahan terkait dengan jumlah klinik KB pada tahun 2021.
3.12.3. Petugas Pembantu Keluarga Berencana
Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) adalah satu atau beberapa orang kader dalam wadah organisasi yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan dan mengelola Program Penyuluh Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)21 pada tingkat Desa/Kelurahan 22. Para petugas lapangan ini memiliki peran penting untuk mengajak dan mengedukasi masyarakat mengenai program KB.
Gambar 3.111. Jumlah Petugas Pembantu Keluarga Berencana Desa di DKI Jakarta Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2020-2021
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
2020 6 44 31 56 65 309
2021 6 65 65 44 56 31
Sumber: Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Pada 2021, tercatat ada 267 PPKBD di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Jumlah tersebut, lebih sedikit jika dibandingkan dengan PPKBD Provinsi DKI Jakarta pada 2020. Terdapat pengurangan sebanyak 244 petugas PPKBD berdasarkan perhitungan akumulasi enam wilayah administrasi DKI Jakarta, Jakarta Utara mengalami penurunan jumlah PPKBD yang sangat signifikan. Tahun 2020, jumlah PPKBD di wilayah Jakarta Utara berada di angka 309 PPKBD, kemudian menjadi 31 PPKBD pada tahun berikutnya. Terdapat hanya total enam PPKBD di Kepulauan Seribu selama tahun 2020 dan 2021.
3.12.4. Metode Kontrasepsi
Terdapat beberapa pilihan kontrasepsi yang dapat dipilih oleh pasangan suami istri untuk mengatur kehamilan. Metode kontrasepsi yang tercatat di Jakarta yaitu implant, intrauterine device (IUD), kondom, pil, suntik, tubektomi, dan vasektomi male. Setiap jenis kontrasepsi tersebut memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Misalnya, suntik, memiliki kelebihan lebih efektif dan praktis, kemudian tingkat kegagalan pada suntik KB 1 bulan bisa kurang dari 1% jika digunakan dengan benar. Adapun kelemahannya adalah, harga relatif mahal, perlu kunjungan rutin ke
dokter dan bidan setiap bulannya, tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular. Jenis kedua misalnya (IUD) adalah alat kontrasepsi berbahan plastik dan berbentuk menyerupai huruf T yang diletakkan di dalam rahim, kelebihannya tidak memerlukan perawatan yang rumit, tahan lama namun kekurangannya adalah menyebabkan haid tidak lancar, risiko bergeser ke tempat yang lain, dan biayanya mahal.
21 KKBPKadalah upaya sistematis untuk memengaruhi orang per orang, kelompok orang/masyarakat, komunitas, dan organisasi untuk melakukan dan melaksanakan tindakan dan perbuatan sesuatu di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana
22 Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pendayagunaan Tenaga Penyuluh Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Gambar 3.112. Jumlah Keluarga Berencana Aktif di DKI Jakarta Menurut Metode Kontrasepsi Tahun 2020-2021
Suntik IUD Pil Implant Kondom Tubektomi Female Vasektomi Male
2020 70.353 23.208 14.242 9.748 8.576 2.508 57
2021 68.777 21.879 11.872 11.023 6.912 3.466 64
Sumber: Dinas Pemberdayaan,Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Metode yang paling banyak digunakan adalah suntik sebanyak 68.777 orang. Jenis kontrasepsi terbanyak kedua adalah IUD sebanyak 21.879 orang, sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan masyarakat DKI Jakarta yaitu metode vasektomi male dengan pengguna sebanyak 64 orang