• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Pelayanan Umum

3.13. Perhubungan

Gambar 3.112. Jumlah Keluarga Berencana Aktif di DKI Jakarta Menurut Metode Kontrasepsi Tahun 2020-2021

Suntik IUD Pil Implant Kondom Tubektomi Female Vasektomi Male

2020 70.353 23.208 14.242 9.748 8.576 2.508 57

2021 68.777 21.879 11.872 11.023 6.912 3.466 64

Sumber: Dinas Pemberdayaan,Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta

Metode yang paling banyak digunakan adalah suntik sebanyak 68.777 orang. Jenis kontrasepsi terbanyak kedua adalah IUD sebanyak 21.879 orang, sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan masyarakat DKI Jakarta yaitu metode vasektomi male dengan pengguna sebanyak 64 orang

Gambar 3.113. Jumlah Penumpang Transjakarta di DKI Jakarta Menurut Jenis Tahun 2021

BRT Non BRT Mikrotrans Lainnya

Jumlah 59.534.933 13.509.909 50.124.164 1.186.860

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

Gambar 3.114. Jumlah Angkutan Umum yang Telah Terintegrasi di DKI Jakarta Menurut Jenis Bus Tahun 2021

Articulated

Bus Single Bus Maxi Bus Low Entry Bus Double DeckerBus Medium Bus

NBRT Medium Bus

Royaltrans Mikrotrans Transcare

Bus Besar Bus Sedang Bus Kecil

Jumlah 257 1.017 293 289 28 268 100 2.092 26

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

Bus Rapid Transit (BRT) merupakan sebuah sistem transportasi berbasis bus yang beroperasi dalam suatu koridor yang memiliki halte dan jalur khusus spada jalan utama. Sedangkan, non-BRT tidak memiliki jalur khusus guna menjangkau lebih banyak masyarakat untuk menggunakan transportasi publik dan naik-turun penumpang dilakukan di titik-titik yang telah ditentukan. DKI Jakarta juga memiliki Mikrotrans, yang merupakan angkutan pengumpan Transjakarta yang umumnya berupa mobil kecil.

Total penumpang Transjakarta mencapai 124.355.866 pada 2021 yang terdiri dari BRT, Non-BRT, Mikrotrans, dan lainnya (Bus Gratis, Royal Premium, Layanan Covid, dan Penugasan Stasiun). Jumlah penumpang BRT mengalami penurunan 21,01% atau sebanyak 15,8 juta penumpang dibanding tahun 2020. Secara umum, penurunan jumlah penumpang yang signifikan tersebut terjadi dikarenakan mobilitas masyarakat yang berkurang selama penerapan kebijakan PPKM berlaku.

Gambar 3.115. Jumlah Penumpang Bus Rapid Transit Transjakarta di DKI Jakarta Menurut Bulan Tahun 2020-2021

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

2020 13.939.98 12.998.15 9.032.702 2.470.963 2.271.836 4.213.064 4.159.338 5.419.231 4.753.243 5.491.790 5.362.674 5.253.867 2021 4.779.936 4.728.569 5.861.433 5.893.769 5.447.164 5.454.048 2.273.771 2.893.682 4.354.373 5.177.025 6.015.423 6.655.740

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

Gambar 3.116. Jumlah Penumpang Mikrotrans di DKI Jakarta Menurut Bulan Tahun 2021

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Jumlah 3.833.861 3.703.128 4.515.338 4.566.843 4.348.190 4.590.593 3.740.172 2.928.443 3.188.973 4.332.954 5.066.641 5.309.028 Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

Gambar 3.117. Jumlah Penumpang Light Rail Transit dan Mass Rapid Transit di DKI Jakarta Menurut Bulan Tahun 2021

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

LRT 20.948 21.761 26.561 24.386 29.067 29.363 9.650 14.071 23.960 30.838 34.396 36.459 MRT 423.968 466.828 672.087 709.483 743.577 680.571 133.579 185.662 441.859 707.584 907.123 1.098.264

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

Pada Juli 2021, terjadi penurunan penumpang yang signifikan baik itu BRT Transjakarta, Mikrotrans, MRT, maupun LRT. BRT Transjakarta mengalami penurunan sebesar 58%. Moda transportasi Mikrotrans mengalami penurunan sebesar 18,53% pada Juli dan 21,70% di Agustus. Sementara itu, MRT mengalami penurunan sebesar 80,37% di Juli dan penurunan penumpang sebesar 67,14% pada moda transportasi LRT. Penurunan penumpang ini dikarenakan pemberlakuan PPKM darurat yang diikuti terbitnya SE Menteri Perhubungan No.

49 Tahun 2021 di bulan Juli 2021 dalam rangka menanggulangi kenaikan kasus Covid-19 yang cukup tinggi pada saat itu. Seiring penurunan kasus Covid-19 dan pelonggaran PPKM, mobilitas masyarakat terus meningkat dan terjadi peningkatan jumlah penumpang sejak Agustus hingga Desember 2021.

Gambar 3.118. Jumlah Kendaraan yang Terdaftar di DKI Jakarta Menurut Jenisnya Tahun 2021

Sepeda Motor Mobil Penumpang Mobil Beban Bus Kendaraan Khusus

(Ransus)

Jumlah 16.519.197 4.111.231 785.600 342.667 153.104

Sumber: Ditlantas Polda Metro Jaya

Sebaliknya, dengan tranportasi publik yang terus didorong penggunaannya oleh pemerintah, penggunaan kendaraan bermotor membawa dampak baik positif maupun negatif kepada masyarakat. Dampak negatif yang ditimbulkan seperti kemacetan, polusi udara, dan kecelakaan. Sedangkan dampak positif seperti membantu mobilisasi barang, jasa, dan manusia serta meningkatkan pendapatan suatu wilayah. Sepeda motor merupakan jenis kendaraan terbanyak dengan persentase sebesar 75,39% dari total kendaraan disusul oleh mobil penumpang dengan 18,76%.Pada 2021. Kemudian, rata-rata penambahan sepeda motor adalah 42.485 unit per bulan dan 4.459 unit per bulan untuk mobil penumpang. Demi meminimalkan dampak kerusakan lingkungan akibat maraknya kendaraan bermotor, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai merancang penggunaan kendaraan bebas emisi atau kendaraan listrik.

Melalui Peraturan Gubernur Nomor 90 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Rendah Karbon Daerah yang Berketahanan Iklim, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 30 persen pada tahun 2030 dan mencapai emisi nol pada 2050, salah satunya dengan mengalihkan armada Transjakarta ke bus listrik. Pembaruan armada Transjakarta menjadi kendaraan listrik juga akan meningkatkan tingkat pelayanan transportasi umum kepada masyarakat DKI Jakarta.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi, pembinaan bidang lalu lintas dan angkutan jalan dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai wewenang melakukan pembinaan serta penegakkan hukum terhadap pelanggaran kendaraan yang berlalu lintas di DKI Jakarta. Adapun penindakan pelanggaran hukum lalu lintas dapat dilakukan seperti penguncian ban kendaraan, pemindahan kendaraan,

dan pencabutan pentil kendaraan.

Gambar 3.119. Jumlah Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di DKI Jakarta Tahun 2021

Tilang Dishub Penderekan OCP Roda 2 Stop Operasi Dishub Jaring/Angkut Motor OCP Roda 4

Jumlah 15.452 12.785 12.016 5.077 1.663 876

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

Sepanjang 2021 terdapat 47.869 penindakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dengan enam bentuk penindakan penegakan hukum. Penindakan dengan cara tilang dari Dinas Perhubungan menjadi bentuk penegakan terbanyak dengan 32,28%, sementara Operasi Cabut Pentil Roda 4 adalah penegakan hukum dengan jumlah paling sedikit dengan persentase 1,83% dari total penindakan. Selain itu, Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membentuk rencana aksi untuk menertibkan angkutan ilegal yang beroperasi di Jakarta ataupun wilayah aglomerasi Jabodetabek atau yang ke luar Jabodetabek. Memasuki tahun 2021 tersisa 76 lokasi terminal bayangan di DKI Jakarta dan ditargetkan yang melayani angkutan ilegal berkurang menjadi 15 lokasi. Angkutan ilegal ini menjadi salah satu perhatian Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dikarenakan sangat menghambat kebijakan pemerintah dalam membatasi mobilitas masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19.

3.13.2. Angkutan Perairan

Wilayah yang memiliki karakteristik gugus pulau kecil menimbulkan ketergantungan terhadap pulau besar untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan. Karenanya keberadaan transportasi sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak hanya menyelenggarakan pelayanan transportasi untuk masyarakat di wilayah 5 kota administrasi, namun diselenggarakan juga pelayanan transportasi perairan untuk masyarakat di wilayah kabupaten administrasi Kepulauan Seribu. Transportasi perairan di Kepulauan Seribu tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi juga diperuntukkan untuk sektor pariwisata.

Gambar 3.120. Jumlah Kapal Berangkat dan Penumpang Naik ke Kepulauan Seribu Tahun 2021

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Kapal Berangkat 1.514 1.086 1.509 1.520 1.636 1.364 1.085 999 1.001 1.321 1.617 1.525 Penumpang Naik 32.936 14.976 26.070 26.433 32.995 19.580 10.539 7.855 8.720 16.157 27.079 26.461

- 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000

- 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

Gambar 3.121. Jumlah Kapal Tiba dan Penumpang Turun ke Kepulauan Seribu Tahun 2021

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Kapal Tiba 1.512 1.100 1.487 1.556 1.651 1.404 1.107 982 1.141 1.343 1.673 1.560 Penumpang Turun 32.231 14.296 24.847 25.686 31.011 19.236 11.202 7.957 8.950 16.446 28.129 27.508

- 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000

- 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

Jumlah penumpang kapal menuju Kepulauan Seribu selama 2021 sebanyak 249.801 orang dan kapal yang berangkat sebanyak 16.177 kapal. Mei menjadi bulan dengan penumpang terbanyak pada 2021, yaitu 32.995 orang. Hal ini karena bulan tersebut bertepatan dengan libur hari raya Idul Fitri.

Pelabuhan Kaliadem, Kepulauan Seribu, yang menjadi salah satu lokasi penyeberangan dan simpul transportasi diperbolehkan tetap

beroperasi untuk melayani masyarakat di kawasan aglomerasi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Gambar 3.122. Jumlah Kapal Berangkat dan Penumpang Naik ke Kepulauan Seribu Berdasarkan Tujuan Pulau yang Dikunjungi Tahun 2021

Untung Jawa Muara

Angke Lancang Pulau Pari Kelapa Pramuka/Panggang Tidung/

Payung Pulau

Tidung Pramuka/

Panggang Marina

Ancol Harapan Marina Sabira

Kapal Berangkat 3.425 2.325 2.082 2.077 1.093 1.087 1.025 744 720 630 486 285 198

Penumpang Naik 34.293 77.193 18.414 28.476 15.209 19.868 10.907 6.683 11.236 8.067 13.440 3.874 2.141

0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

Grafik di atas menunjukkan Muara Angke menjadi titik keberangkatan kapal yang paling banyak digunakan. Tercatat 77.193 penumpang yang menaiki kapal melalui pelabuhan ini sepanjang 2021. Jumlah pengunjung sebesar ini dikarenakan Muara Angke merupakan salah satu gerbang untuk tujuan transportasi dan pariwisata menuju Kepulauan Seribu. Beberapa tujuan wisata di Kepulauan Seribu yang dapat diakses melalui Pelabuhan Muara Angke antara lain Pulau Tidung, Pulau Untung Jawa, Pulau Lancang, Pulau Pari, Pulau Payung, Pulau Pramuka dan Pulau Kelapa. Pulau Untung Jawa menjadi titik keberangkatan yang paling banyak digunakan di wilayah Kepulauan Seribu dengan total sebanyak 3.425 keberangkatan kapal sepanjang 2021.

Dalam dokumen Statistik Sektoral DKI Jakarta Tahun 2022 (Halaman 96-101)