• Tidak ada hasil yang ditemukan

POPULASI DAN SAMPEL

A. PENGERTIAN POPULASI

Dalam kerangka penelitian (terutama sekali penelitian kuantitatif), populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan saksa­

ma apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah (area) atau objek penelitiannya. Seandainya para peneliti ingin menyimpulkan sesuatu aspek tertentu dalam wilayah tertentu, atau pada individu tertentu dalam area tertentu atau terhadap peristiwa tertentu, ia perlu menentukan

terlebih dahulu apa batasan wilayah, objek, atau peristiwa yang akan diselidikinya.

Wilayah, objek, atau individu yang diselidiki mempunyai karakteristik tertentu, yang akan mencerminkan atau memberi warna pada hasil penelitian. Semua karakteristik yang terdapat pada individu, objek, atau peristiwa yang dijadikan sasaran penelitian hendaklah terwakili. Kalau hanya tentang satu aspek, maka hasil penelitian tersebut hanya berlaku untuk aspek itu, bukan semua karakteristik yang melekat pada unit tersebut.

Apabila seorang peneliti ingin meneliti tentang kenakalan remaja berkenaan de­

ngan minuman keras, narkoba, dan obat terlarang lainnya di seluruh Indonesia, maka karakteristik individu remaja di seluruh Indonesia apakah di kota dan desa; remaja di daerah padat dan jarang; kaya dan miskin, wilayah Barat, Tengah, dan Timur; perlu dijadikan populasi penelitian. Area tersebut hendaklah betul­betul terwakili. Di lain pihak perlu mendapat perhatian, individu yang akan dijadikan objek penelitian apa­

kah semua individu dari kelompok remaja saja ataukah termasuk individu kelompok remaja awal dan remaja akhir.

Andai kata ada peneliti ingin menyelidiki tentang sifat dan karakteristik harimau sumatera, maka populasi penelitiannya adalah harimau sumatera, bukan harimau jawa atau jenis harimau lain, maka lokasi penelitian terbatas dan sebatas wilayah pemukiman harimau sumatera. Apakah ada harimau sumatera yang bukan di Pulau Sumatera? Andai kata “ya”, maka lokasi/area penelitian termasuk daerah­daerah tersebut. Kalau yang diteliti adalah populasi harimau di Indonesia, maka populasi penelitiannya adalah semua jenis harimau tanpa membedakan harimau sumatera, jawa, dan jenis harimau yang lain, sedangkan lokasinya adalah Indonesia.

Sebaliknya, ada pula penelitian yang tidak menggunakan populasi, contoh pe­

nelitian tentang struktur bahasa yang dipakai pengarang cerita Jalan Tiada Ujung.

Apa yang dibuktikan dari hasil temuannya hanya berlaku untuk Cerita Jalan Tiada Ujung, dan tidak berlaku untuk cerita yang lain walaupun dikarang oleh pengarang yang sama.

Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi, yaitu:

a. Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan.

b. Dapat berupa manusia, hewan, tumbuh­tumbuhan, benda atau objek mau pun kejadian yang terdapat dalam suatu area/daerah tertentu yang telah ditetapkan.

c. Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat tertentu yang me mung­

kinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.

d. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat digene­

ralisasikan.

Beberapa contoh populasi dalam penelitian yang berbeda:

Pertama apabila peneliti ingin mengetahui tentang perasaan wanita usia subur melahirkan, maka populasi penelitiannya adalah wanita usia subur yang berumur sekitar 15­40 tahun dan telah pernah kawin serta telah pernah melahirkan. Mengapa populasi tidak semua wanita usia 15­40 tahun? Untuk membuktikan secara empiris realistis, mustahil untuk menyertakan wanita yang tidak pernah kawin sebab walau­

pun ia mungkin subur tetapi karena belum terbukti dengan adanya anak tentu sulit menyatakannya dengan benar dan nyata. Mungkin secara teoretis dapat dibuktikan berdasarkan hormon yang mereka miliki (usia subur) tetapi belum tentu melahirkan, karena sesuatu dan lain hal menunda kawin dan/atau menunda kelahiran, tetapi pendekatan penelitian yang digunakan jauh berbeda dan peneliti yang mungkin me­

lakukan juga terbatas dan berkemampuan teoretis tinggi dalam aspek tersebut. Di samping itu, secara sederhana usia subur melahirkan hanya da pat dikenakan dan diketahui dari wanita yang sudah kawin dan melahirkan. Adanya kategori kawin untuk menyatakan batas atau pemisah dalam menentukan populasi. Mengapa tidak diambil wanita usia di bawah 15 tahun dan besar dari 40 tahun, karena secara teore­

tis memang ada kemungkinan wanita pada usia itu akan melahirkan, namun jumlah tersebut sangat kecil dan terbatas, karena itu diabaikan.

Kedua, seandainya peneliti ingin melihat indeks prestasi mahasiswa yang dite­

rima melalui penelusuran bakat, maka populasinya adalah mahasiswa yang diterima melalui penelusuran bakat; tetapi seandainya peneliti ingin membandingkan keam­

puhan sistem penerimaan mahasiswa baru dikaitkan dengan indeks prestasi yang mereka perdapat di tahun I, maka populasi penelitiannya adalah mahasiswa tahun I, baik yang diterima melalui penelusuran bakat maupun melalui sistem penerimaan mahasiswa baru. Andai kata ada mahasiswa titipan (tanpa melalui seleksi dan pene­

lusuran bakat), maka mahasiswa itu tidak tergolong ke dalam populasi penelitian.

Ketiga, seandainya ada pula peneliti yang ingin melihat pengaruh irigasi terha dap hasil panen sawah, maka populasi penelitiannya semua area sawah yang mendapat­

kan irigasi teknis dan semi teknis dalam wilayah penelitian.

Dengan demikian, jelaslah bahwa populasi merupakan totalitas semua nilai­nilai yang mungkin daripada karakteristik tertentu sejumlah objek yang ingin dipelajari sifatnya. Bailey (1978) menyatakan populasi atau universe ialah jumlah keseluruh­

an dari unit analisis, sedangkan Spiegel (1961) menyatakan pula bahwa populasi adalah keseluruhan unit (yang telah ditetapkan) mengenai dan dari mana informasi yang diinginkan. Justru karena itu, populasi penelitian dapat berbeda­beda sesuai dengan masalah yang akan diselidiki. Populasi itu dapat berupa manusia, benda, objek tertentu, peristiwa, tumbuh­tumbuhan, hewan, dan sebagainya. Pendapat di atas diperkuat lagi oleh pendapat berikut. Sax (1978) menyatakan bahwa ... popula si

adalah keseluruhan manusia yang terdapat dalam area yang telah ditetapkan, se ­ dang kan Tuckman mengemukakan bahwa populasi atau target populasi adalah ke­

lompok dari mana peneliti mengumpulkan informasi dan kepada siapa kesimpulan akan digambarkan.

Populasi dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu:

a. Populasi terbatas (definite), yaitu objek penelitian yang dapat dihitung, seperti luas area sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.

b. Populasi tak terbatas (indefinite), yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti tinta, air, pasir di pantai, padi di sawah, atau beras di gudang.

Pada dasarnya, pasir di pantai ataupun beras di gudang kalau mau menghitung masih mungkin dan dapat dihitung, namun apabila dilakukan, kerja tersebut kurang efektif dan tidak efisien. Seandainya ingin juga meneliti aspek tersebut, sebaiknya ubah populasi itu menjadi terbatas dengan mengubah unit satuannya menjadi bo­

tol dan karung, sehingga tinta dalam botol, pasir dalam karung. Populasi penelitian akan berubah menjadi 50 botol tinta atau lima karung pasir.

Populasi yang bersifat terbatas dan tidak terbatas mungkin homogen, dan mungkin pula heterogen, berlapis, atau berstrata. Hal itu tergantung pada karakte­

ristik yang menyertai masing­masing populasi.

Contoh:

Tahun 1983/1984, jumlah SD di Indonesia sebanyak 120.192 buah, dengan beragam karakteristik, antara lain:

Menurut status:

SD negeri sebanyak 109.649 buah

SD swasta sebanyak 10.543 buah

Berdasarkan kualitas isik gedung berbeda-beda pula:

Ada yang baik

Ada yang rusak ringan

Ada yang rusak berat

Berdasarkan mutu sekolah berbeda pula:

Ada yang baik

Ada yang sedang

Ada yang kurang

Tersebar di seluruh Nusantara Indonesia: dari Sabang sampai Merouke; dari Pulau Natuna sampai Pulau Nusa Kambangan. Pada masing-masing pulau/wilayah, kualitas isik sekolah dan mutu pendidikan juga berlainan.

Ada yang hanya sampai kelas III dan ada pula yang sampai kelas VI.

Apabila SD dijadikan sasaran penelitian, maka karakteristik populasi dapat diketahui secara tuntas (deinite). Tinggal lagi menemukan dan menyempurnakan karakteristik sesuai dengan masalah yang diteliti. Andai kata ingin meneliti mutu sekolah dasar, maka karakteristik perlu dikembangkan lagi. Contoh:

Wilayah Barat:

SD yang baik, berapa buah, dan di mana lokasinya.

SD yang kurang baik mutunya berapa buah dan di mana lokasinya.

Wilayah Tengah:

SD yang baik berapa buah dan di mana lokasinya.

SD yang kurang baik berapa buah dan di mana lokasinya.

Wilayah Timur:

SD yang baik berapa buah dan di mana lokasinya.

SD yang kurang baik berapa buah dan di manakah lokasinya.

Hal itu dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang benar tentang popu­

lasi, sehingga memungkinkan untuk memilih sampel yang tepat, benar, dan repre­

sentatif.

Kalau seandainya peneliti ingin mengetahui kondisi kehidupan dalam suatu ma­

syarakat yang warga masyarakat kecamatan itu bervariasi kehidupannya, seperti ada masyarakat petani, nelayan, ABRI, dan pegawai negeri; di mana pola hidup dan ke­

hidupannya terpisah secara nyata serta berdomisili dalam area tertentu pula. Atau, mungkin juga ada kelompok yang berpendapatan tinggi dan menyatu dalam kelom­

pok elite tertentu, sementara ada pula masyarakat nelayan yang hidup pas­pasan dan menempati area di pinggir pantai. Dengan kata lain, masyarakat itu tidak homogen.

Itulah contoh populasi berstrata, dan andai kata jumlah masih dapat dihitung secara wajar maka masyarakat itu juga merupakan populasi terbatas. Namun ada kemung­

kinan karena jumlah penduduknya yang sangat besar, maka populasi itu dapat pula dikategorikan sebagai populasi berastrata dan tidak terbatas. Selanjutnya perhatikan Gambar 7.3.

GAMBAR 7.3 Populasi Berstrata dalam Wilayah Administrasi yang Berbeda.

Dengan demikian, ada kemungkinan setiap populasi penelitian mempunyai ka­

rakteristik yang berbeda­beda. Karena itu, sebelum peneliti menetapkan populasi pe­

nelitian secara perinci perlu terlebih dahulu memahami karakteristik atau sifat­sifat populasi, baik dari segi wilyah, individu, objek maupun kejadian yang terdapat dalam lokasi penelitian. Seandainya populasi yang diteliti homogen, tidak akan ada perso­

alan pada hasil penelitian nantinya karena bersumber dari objek yang sama dan se­

jenis. Tetapi kalau ternyata populasi penelitian sebenarnya mempunyai karakteristik yang sangat bervariasi dan terkait dengan permasalahan yang diteliti, sedangkan pe­

neliti menganggap homogen, maka hasil penelitian yang disimpulkan akan menyim­

pang dari keadaan yang sebenarnya, sehingga mengakibatkan terjadi kesalahan tipe I atau kesalahan tipe II dalam pembuktian hipotesis.