• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU (QUASI-EXPERIMENT DESIGN)(QUASI-EXPERIMENT DESIGN)

RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN

C. RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU (QUASI-EXPERIMENT DESIGN)(QUASI-EXPERIMENT DESIGN)

Kelemahan utama rancangan ini yaitu kedua kelompok penelitian tidak diambil se­

cara random.

C. RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU

Langkah­langkah yang ditempuh dalam penggunaan rancangan ini sebagai beri­

kut:

Pertama : Ambil subjek satu kelompok.

Kedua : Kenakan tes pada t1, t2, t3, dan t4.

Jarak waktu antara t1, t2, t3, t4, adalah sama.

Ketiga : Kenakan perlakuan pada subjek sesudah kegiatan pada langkah ke­

dua waktu keempat selesai.

Keempat : Berikan posttest pada waktu kegiatan t5, t6, t7, dan t8.

Kelima : Cari beda antara angka t1, t2, t3, dan t4 yang akan menggambarkan kecenderungan subjek sebelum diberikan perlakuan.

Keenam : Cari beda angka t5, t6, t7, dan t8 yang akan merupakan kecenderung an sesudah perlakuan.

Ketujuh : Cari beda O5 dan O4 (sesudah dan sebelum perlakuan).

Kedelapan : Bandingkan rata­rata selisih langkah kelima dan langkah keenam.

Kesembilan : Gunakan rumus statistik yang cocok dan sesuai dengan jenis data yang didapat, sehingga dapat diketahui akibat perlakuan secara tepat dan benar.

Efektivitas perlakuan dalam rancangan ini dapat ditentukan dengan mengana­

lisis skor hasil tes yang dilakukan beberapa kali, baik sebelum maupun sesudah per­

lakuan.

Selanjutnya perhatikan contoh berikut.

O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8 Efek

60 50 40 30 20 10

Perlakuan

A B C D

Pada D walaupun terjadi perbedaan antara O5 dan O6, tetapi perubahan itu perlu diamati secara lebih akurat. Dalam beberapa kali pengetesan yang dilakukan sebelum perlakuan memang keadaan D stabil, dan setelah diberi perlakuan terjadi perubahan skor menjadi lebih baik tetapi sesudah perlakuan skor kembali menurun. Ini berarti ada kemungkinan disebabkan faktor lain, seperti testing atau intrumentasi. Andai kata perubahan itu karena perlakuan maka kondisi berikutnya akan menjadi plateau.

Pada C walaupun ada perubahan skor antara O4 dan O5, tetapi kalau diamati secara teliti sejak tes pertama diberikan memang sudah ada kecenderungan menaik.

Apabila diperhatikan skor pertama dan skor terakhir seakan­akan perubahan itu ber­

langsung secara alami. Hal ini mungkin disebabkan oleh kematangan atau kondisi lingkungan yang ikut memacu perubahan itu, dan setelah perlakuan ditiadakan, pada individu C selalu terjadi penambahan skor dibandingkan dengan sebelumnya. Jadi, perubahan itu bukan semata­mata karena perlakuan.

Pada B juga demikian. Terjadinya perubahan berfluktuasi sekali. Sebelum per­

lakuan juga terjadi perubahan dan sesudah perlakuan terjadi penurunan. Ini berar­

ti perubahan skor pada kejadian O4 dan O5 bukan semata­mata karena perlakuan.

Pada A perubahan pada O4 dan O5 memang disebabkan oleh perlakuan, sebab pada pengetesan sebelumnya hasil tes menunjukkan keadaan stabil, sedangkan sesudah perlakuan keadaan juga stabil.

Faktor lain yang perlu diperhatikan pada keempat contoh tersebut yaitu indi­

vidu yang dicontohkan memang memiliki kondisi awal yang berbeda. Hal itu dapat dilihat pada skor pretest yang bervariasi sekali.

Ancaman terhadap validitas internal yang tidak dapat dikendalikan dalam ran­

cangan ini antara lain kejadian yang berlangsung di lingkungan (history), kematang­

an, intrumentasi dan pengetesan. Di samping itu, interaksi pretest dan perlakuan menjadi bertambah karena penggunaan tes yang sering kali dilakukan.

2. The Non-Equivalent Control Group

Rancangan ini hampir sama dengan pretest-posttest control group, tetapi subjek yang diambil tidak secara random, baik untuk kelompok eksperimen maupun untuk kelompok kontrol. Secara diagram rancangan penelitian ini yaitu:

E O1 X O2

K O3 — O4

Dengan adanya pretest sebelum perlakuan, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol (O1, O3), dapat digunakan sebagai dasar dalam menentu­

kan perubahan. Di samping itu, dapat pula meminimalkan atau mengurangi kecon­

dongan seleksi (selection bias), pemberian posttest pada akhir kegiatan akan dapat menunjukkan seberapa jauh akibat perlakuan (X). Hal itu dilakukan dengan cara mencari perbedaan skor O2 – O1 sedangkan pada kelompok kontrol (O4 – O3) perbe­

daan itu bukan karena perlakuan. Perbedaan O2 dan O4 akan memberikan gambaran lebih baik akibat perlakuan X, setelah memperhitungkan selisih O3 dan O1.

Contoh:

Pengaruh Penyuluhan tentang Kebersihan, Ketertiban, dan Keamanan Terhadap Kesa- daran Warga Masyarakat dalam Pembangunan Lingkungan.

Langkah­langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan rancangan ini:

1) Pilih dua kelompok subjek yang tidak equivalent. Kelompok satu jadikan kelom­

pok eksperimen dan kelompok yang satu lagi jadikan kelompok kontrol.

2) Laksanakan pretest pada kedua kelompok itu.

3) Kenakan perlakuan pada kelompok eksperimen. Dalam hal ini penyuluh an ten­

tang kebersihan, ketertiban, dan keamaman.

4) Setelah selesai langkah ketiga berikan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

5) Cari beda mean kelompok eksperimen, antara posttest dan pretest. Demikian juga untuk kelompok kontrol.

6) Gunakan statistik yang tepat untuk mencari perbedaan hasil langkah kelima, sehingga dapat diketahui hasil penyuluhan tentang kebersihan, ketertiban, dan keamanan.

3. The Equivalent Time Samples Design

Rancangan ini hampir sama dengan the time series design, namun dalam ran­

cang an ini perlakuan diperkenalkan bukan satu kali melainkan berulang kali dengan diselingi adanya periode yang tidak diberi perlakuan. Secara diagram rancangan eks­

perimen ini adalah sebagai berikut:

X1 O1 – X0 O2 – X1 O3 – X0 O4 Keterangan: X0 = tidak ada perlakuan

X1 = ada perlakuan

O1, O2, O3, dan O4 adalah observasi pada t1, t2, t3,dan t4

Salah satu keuntungan rancangan ini yaitu peneliti dapat meniadakan kecon­

dongan (bias) history walaupun kelompok kontrol tidak ada. Hal itu dimungkinkan karena pada periode tertentu perlakuan tidak diberikan. Contoh: Rata­rata O2 dan O4 serta rata­rata O1 dan O3. Pada saat O1 dan O3 perlakuan diberikan, sedangkan

O2 dan O4 perlakuan tidak diberikan. Jadi, perubahan angka yang terjadi antara O2 dan O4 bukan karena perlakuan, melainkan mungkin oleh kejadian di luar per­

lakuan, kematangan, mortalitas, intrumentasi atau testing.

Langkah­langkah yang ditempuh dalam penggunaan rancangan ini sebagai berikut:

Pertama : Pilih subjek satu kelompok.

Kedua : Kenakan subjek itu perlakuan (X1), dan setelah selesai perlakuan berikan tes kepada subjek itu sesuai dengan perlakuan yang diberikan.

Ketiga : Tentukan periode waktu yang sama antara pemberian perlakuan dan ti­

dak memberikan perlakuan.

Keempat : Periode waktu kedua, contoh selang waktu dua minggu perlakuan tidak diberikan (X0) dan kemudian kenakan tes kedua kepada subjek itu.

Kelima : Periode waktu ketiga, berikan lagi perlakuan kepada subjek itu dan setelah selesai perlakuan berikan tes ketiga pada subjek itu.

Keenam : Periode waktu keempat tidak dikenakan perlakuan (X0), dan kemudian berikan tes keempat pada subjek itu.

Kelemahan dari rancangan ini yaitu validitas eksternal tidak dapat dikontrol oleh peneliti.

D. RANCANGAN EKSPERIMEN SUNGGUHAN