PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MASYARAKAT ADAT ATAS HAK EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL
A. Tinjauan Umum Tentang Hak Kekayaan Intelektual, Hak Cipta, dan Ekspresi Budaya Tradisional Hak Cipta, dan Ekspresi Budaya Tradisional
1. Pengertian serta prinsip-prinsip HKI
I
stilah Hak Kekayaan Intelektual yang lazim disingkat HKI, telah resmi digunakan berdasarkan Keputusan Menteri dan Perundang-undnagan Republik Indonesia Nomor M.03. PR.07.10 tahun 2000 dan Persetujuan Menteri Negara dalam surat Nomor 24/M/PAN/I/2000. Hak Kekayaan Intelektual (HKI), merupakan padanan kata dari intellectual Property Rights (IPR) yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir manusia yang menghasilkan suatu karya cipta yang berupa produk yang berguna bagi manusia.Atau dengan kata lain HKI merupakan hak yang berasal dari karya, karsa, dan daya cipta kemampuan intelektualitas manusia yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia serta mempunyai nilai ekonomi. Intinya bahwa HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomi hasil dari suatu kreativitas intelektual.
Pendapat lain mengatakan bahwa Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak kebendaan, hak atas sesuatu benda yang bersumber dari
hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Hasil dari pekerjaan manusia yang menalar.201 Sedangkan menurut Eddy Damian secara subtantif, pada hakikatnya pengertian HKI dapat dideskripsikan sebagai hak-hak atas harta yang merupakan produk olah pikir manusia (kemampuan intelektual manusia).
Hak Kekayaan Intelektual juga dapat diartikan sebagai hak yang timbul dari kemampuan intelektual manusia. Kekayaan semacam ini bersifat pribadi dan berbeda dari kekayaan-kekayaan yang timbul yang bukan dari intelektual manusia.202 Sedangkan menurut Harsomo Adisumitro, kata Intellectual berkaitan dengan kegiatan intelektual berdasarkan daya cipta dan daya pikir dalam bentuk ekspresi ciptaan serta seni dan ilmu pengetahuan serta dalam bentuk penemuan (invention) sebagai benda immaterial.203 Sedangkan WIPO sendiri mengartikan HKI (Intellectual Property Rights) dalam WIPO Intellectual Property handbook: Policy, Law, and Use menegaskan bahwa intellectual property, very broadly, means the legal rights which result from intellectual activity in the industrial, scientific, literary, and artiste fields.
Jadi, esensi dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ini adalah adanya suatu ciptaan tertentu yang kemudian dapat dikatakan sebagai harta kekayaan (property) yang berupa intelektual yang dapat dimiliki sebagai “hak” dari pemiliknya.
Hasil dari kerja keras rasio ini kemudian dikenal dengan kekayaan intelektual (KI), di mana kekayaan intelektual ini mempunyai nilai dan manfaat ekonomi bagi kehidupan manusia sehingga dapat juga dianggap sebagai aset komersial. Karena kedudukannya tersebut maka Kekayaan intelektual sewajarnyalah mendapatkan suatu perlindungan secara hukum dalam suatu sistem yang dinamakan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
201OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, hal.9
202Eddy Damian, Hukum Hak Cipta (Bandung: PT. Alumni, 2009), hal. 31
203Erman Rajagukguk dan Ridwan Khairandi, Teknologi dan Alih Teknologi Dalam Perspektif Hukum (Modul Kuliah Pasca Sarjana Magister Ilmu Hukum UII, 1999), hal. 20
Melihat pengertian tersebut maka dapat disimpulkan unsur- unsur yang terkandung dalam pengertian HKI adalah;204
1). HKI merupakan hak kebendaan yang bersifat immaterial (tidak berwujud)
2). HKI merupakan hasil dari kerja keras otak manusia yang menalar dengan menggunakan rasionya, sehingga menghasilkan karya yang bermanfaat bagi manusia
3). HKI adalah karya cipta dalam bentuk pengetahuan, seni dan sastra serta inovasi dan pengembangan di bidang teknologi 4). HKI tercipta melalui proses yang membutuhkan pengorbanan
waktu, tenaga, pikiran serta biaya dari penciptanya sehingga menghasilkan sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi manusia
5). HKI memiliki nilai ekonomi yang dapat menjadi kekayaan bagi pemiliknya
6). HKI dapat didaftarkan pada lembaga yang berwenang
7). HKI memiliki sifat eksklusif bagi pemilik/pemegangnya, sebab terdapat hak monopoli di dalamnya sampai batas waktu yang telah ditentukan
8). HKI diberikan perlindungan dari perbuatan curang oleh orang lain yang beri’tikad tidak baik.
HKI merupakan kekayaan immaterial yang bersifat tidak berwujud, sebagaimana tercantum pada pasal 499 KUHperdata bahwa yang menjadi objek hak milik adalah barang dan hak. Barang adalah benda yang bersifat materil (berwujud) sedangkan hak adalah benda yang bersifat immaterial (tidak berwujud). Semua benda yang tidak dapat dilihat dan diraba merupakan objek hak kekayaan immaterial, seperti hak tagih, hak sewa, hak guna bangunan, hak guna usaha, hak jaminan serta Hak Kekayaan Intelektual. Hak milik atas benda
204Lihat Muhammad Syaifuddin dan Sri Handayani, “Hukum Perlindungan Rekayasa Genetika Relasi Moral, Hak Kekayaan Intelektual, dan Perlindungan Varietas Tanaman dan Paten Di Indonesia”, (Malang: Setara Press, 2017), hal. 84
immaterial dalam ini HKI juga merupakan salah satu objek hukum yang harus dilindungi keberadaannya.
Terdapat karakter yang khas pada HKI sebagai berikut:205
1). HKI adalah hak mutlak, artinya subjek hukum (orang/badan hukum) yang menjadi pemilik/pemegang HKI berhak menguasai secara langsung dan mempertahankannya terhadap subjek hukum yang lainnya
2). HKI adalah hak yang mengikuti, HKI sebagaimana sifat hak milik lainnya dia terus menerus mengikuti benda imaterialnya di manapun dia berada atau dalam penguasaan siapapun dia berada.
3). HKI dapat dijadikan objek perjanjian kebendaan (jaminan fidusia) oleh pemilik/pemegangnya dalam perjanjian kredit 4) HKI memberikan hak gugatan, artinya pemilik/pemegang hak
dapat melakukan gugatan untuk mempertahankan haknya dari perbuatan melawan hukum
5) HKI dapat beralih atau dialihkan dengan cara jual beli, hibah atau tukar menukar, dll.
Melihat penjelasan sebelumnya dikatakan bahwa Mariam Darus Badrul zaman membagi hak kebendaan menjadi hak kebendaan sempurna dan tidak sempurna. Hak sempurna adalah hak yang memberikan kenikmatan sepenuhnya kepada subjek hukum atau si pemilik benda. Yang termasuk dalam Hak sempurna ini adalah hak kepemilikan, jadi dalam hal ini HKI sebagai hak kepemilikan adalah merupakan hak yang sempurna di mana dia dapat memberikan kenikmatan penuh atas pemiliknya dalam menguasainya. Si pemilik atau pemegang HKI dapat melakukan perbuatan hukum apapun terhadap HKI yang dimilikinya asal tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan serta ketertiban umum.
205Ibid hal. 87
Melihat pemahaman tentang HKI pada uraian sebelumnya maka secara logis HKI terpisah dari materi dari hasil wujud yang diciptakannya yang berupa benda materil. Semisal, hasil cipta atas kreasi motif kain tenun atau batik, hasil kreasi atas seni tari dan musik serta karya cipta lainnya. Wujud karya cipta materil adalah berupa motif kain tenun dan batik, serta bentuk tari dan karya musik tersebut adalah merupakan produk dari karya cipta sang kreator atau inventor, sedangkan yang dilindungi oleh HKI di sini adalah
“hak” nya bukan hasil produknya. Sedangkan produknya dilindungi oleh hukum benda dengan kategori benda berwujud.
Sebagai benda immaterial (tidak berwujud) memiliki klasifikasi dan macamnya. Pada dasarnya HKI digolongkan menjadi dua kelompok yakni; pertama, hak cipta dan hak-hak terkait (neighboring rights), kedua, hak kepemilikan industri (industrial property rights) yang khusus berkaitan dengan industri. hal tersebut telah tertuang dalam sejumlah peraturan-peraturan terkait dengan HKI. Adapun perlindungan yang dimaksud terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ini Indonesia mewujudkan dalam beberapa perlindungan melalui:
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 perubahan atas undang- 1. undang no 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta;
Undang-undang Nomor 13 tahun 2016 perubahan atas undang- 2. undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten;
undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek;
3.
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan 4. Varietas Tanaman;
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang;
5.
Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri 6.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak 7. Sirkuit Terpadu
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ini tentunya memiliki prinsip- prinsip di dalam menjalankan peran dan fungsinya. Adapun prinsipprinsip tersebut antara lain adalah;
Prinsip ekonomi, ini berarti bahwa HKI memiliki nilai dan 1. manfaat secara ekonomi bagi kehidupan manusia. Tentu saja nilai ekonomi ini merupakan kekayaan bagi pemiliknya, di mana si pemilik berhak untuk mendapatkan keuntungan dari hasil karya ciptanya tersebut.
Prinsip keadilan, yakni pemilik HKI berhak untuk mendapatkan 2. perlindungan terhadap segala tindakan yang merugikan pemilik
terhadap hasil karya ciptanya tersebut.
Prinsip kebudayaan, di mana dengan diberikannya penghargaan 3. terhadap hasil karya dari hasil karya seni dan sastra diharapkan akan membangkitkan semangat untuk terus berkarya dalam menciptakan kreasi-kreasi baru demi kemajuan serta peningkatan martabat, taraf hidup masyarakat serta kemajuan peradaban bangsa.
Prinsip sosial artinya bahwa pemberian perlindungan terhadap 4. HKI tidak saja bermakna untuk kepentingan pemilik HKI secara individu saja. Akan tetapi juga bermakna adanya keseimbangan antara kepentingan individu dengan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari adanya kebolehan lisensi dalam hak cipta serta pembatasan perlindungan di mana jika telah sampai batas waktu yang ditentukan maka hasil karya cipta menjadi milik publik (public domain).
Kholis Roisah menambahkan mengenai sistem hukum Hak Kekayaan Intelektual terdapat prinsip-prinsip perlindungan dalam HKI yang mengandung:224
Prinsip HKI sebagai Hak eksklusif artinya sistem hukum kekayaan 1. intelektual memberikan hak yang bersifat khusus kepada orang yang terkait langsung dengan kekyaan intelektual yang dihasilkan. Melalui hak tersebut, pemegang hak dapat mencegah
orang lain untuk membuat, menggunakan atau berbuat tanpa izin.
Prinsip melindungi karya intelektual berdasarkan pendaftaran 2. artinya perlindungan hukum terhadap karya intelektual tidak dapat menuntut pihak lain yang menggunakan karya intelektualnya (kewajiban mendaftar tidak berlaku pemegang hak cipta dan pemegang rahasia dagang)
Prinsip pendafaran bersifat teritorial, artinya perlindungan 3. hukum dapat diberikan di wilayah teritorial di mana karya
intelektual didaftarkan.
Prinsip pemindahan benda secara fisik tidak dengan karya 4. intelektual yang terkandung di dalam benda tersebut, artinya dalam sistem hukum kekayaan intelektual penguasaan benda secara fisik tidak secara otomatis memiliki hak eksklusif atas benda tersebut karena kepemilikan karya intelektual yang melekat pada benda tersebut masih milik penciptanya.
Prinsip jangka waktu perlindungan terbatas, artinya sistem 5. hukum kekayaan intelektual memberikan perlindungan dalam jangka waktu tertentu (limitative), kecuali untuk hak mereka bisa diperpanjang selama merek masih digunakan dalam aktivitas perdagangan
Prinsip perlindungan kekayaan intelektual yang berakhir menjadi 6. publik domain.
2. Hak Kekayaan Intelektual, Hak Cipta Dalam Kerangka