Jenny Bashiruddin dan lndro Soefrrfo
Tuli mendadak (sudden deafness) ialah tuli yang terjadisecara tiba{iba. Jenis ketulian- nya adalah sensorineural, penyebabnya tidak
dapat
langsung diketahui, biasanya terjadi pada satu telinga. Beberapa ahli mendefinisi- kantuli
mendadak sebagai penurunan pen- dengaran sensorineural30 dB atau
lebih,paling sedikit tiga frekuensi
berturut-turut pada pemeriksaan audiometridan
bqrlang- sung dalam waktu kurang dari 3 hari.1-3Kerusakan terutama di koklea dan biasa- nya bersifat permanen, kelainan ini dimasuk- kan ke dalam keadaan darurat neurotologi.
Tuli
mendadak dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain oleh iskemia koklea, infeksivirus, bauma kepala, trauma bising yang keras, perubahan tekanan atnosfir, autoimun, obat ototoksik, penyakit Meniere dan neuroma akustik. Tetapi yang biasanya dianggap sebagai etiologidan
sesuai dengan definisidi
atas adalah iskemia koklea dan infeksivirus.lskemia koklea
merupakan penyebab utama tuli mendadak. Keadaan ini dapat di- sebabkanoleh karena
spasme, trombosisatau perdarahan arteri auditiva
interna.Pembuluh darah
ini
merupakan arteri ujung (end artery\, sehingga bila terjadi gangguanpada
pembuluhdarah ini koklea
sangat mudah mengalami kerusakan. lskemia meng- akibatkan degenerasi luas pada sel-sel ganglion stria vaskularis dan ligamen spiralis. Kemu- dian diikuti oleh pembentukan jaringan ikatdan
penulangan. Kerusakan sel-sel rambut tidak luas dan membran basaljarang terkena.Beberapa jenis virus, seperti virus parotis, virus campak, virus influensa
B
dan mono-nukleosis
menyebabkankerusakan
pada organ corti, membran tektoria dan selubung myelinsaraf
akustik. Ketulianyang
terjadibiasanya berat, terutama pada
frekuensi sedang dan tinggi.Gejala
Timbulnya tuli pada iskemia koklea dapat
bersifat
mendadakatau
menahun secara tidak jelas. Kadang-kadang bersifat sementara atau berulang dalam serangan, tetapi biasa- nya menetap.Tuli'yang
bersifat sementara biasanya tidak berat dan tidak berlangsung lama. Kemungkinan sebagai pegangan harus diingat bahwa perubahan yang menetap akan terjadi sangat cepat. Tuli dapat unilateral atau bilateral, dapat disertai dengantinitus
dan vertigo.Pada infeksi virus, timbulnya
tuli
men- dadak biasanya pada satu telinga, dapat di- sertai dengan tinitusdan
vertigo. Kemung- kinanada
gejaladan tanda
penyakit virus seperti parotis, varisela, variolaatau
pada anamnesis baru sembuh dari penyakit virus tersebut. Pada pemeriksaan klinis tidak ter- dapat kelainan telinga.Diagnosis
Diagnosis tuli mendadak ditegakkan ber- dasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan THT, audiologi, laboratorium serta pemerik- saan penunjang lain.
Anamnesis yang teliti mengenai proses terjadinya ketulian,
gejala yang
menvertai serta faktor predisposisi penting untuk me- ngarahkan diagnosis. Pemeriksaan fisik ter-masuk tekanan darah sangat
diperlukan.Pada
pemeriksaan otoskopitidak
dijumpai kelainan pada telinga yang sakit.Pada pemeriksaan pendengaran (audiologi):
Tes penala :Rinne positif, Weber lateralisasi ke telinga yang sehat, Schwabach memendek.
Kesan : tuli sensorineural.
Audiometri nada murni : tuli sensorineural
'i-
ngan sampaiberat.-
Tes SlSl (short increment sensitivity index)Skor
'. 100o/o atau kurang dari 70 % Kesan : dapat ditemukan rekrutmen-
Tes Tone decay atau refleks kelelahan negatif Kesan , bukan tuli retrokokleaAudiometri tutur (speech audiometry) SDS (speech discrimination score) Kurang dari 100%
Kesan : tuli sensorineural Audiometri impedans :
Timpanogram
tipe A
(normal) refleks stapedius ipsilateral negatif atau positif sedangkan kontra lateral positif.Kesan : tuli sensorineural koklea.
BERA (pada anak) menunjukkan tuli sen- sorineural ringan sampai berat. Pemeriksaan ENG (E/ekfronistagmografr) mungkin terdapat paresis kanal,
Pemeriksaan tomografi komputer
(Cf
Scan)
dan
pencitraan resonansi magnetik (MRI) dengan kontras diperlukan untuk me- nyingkirkan diagnosis seperti neuroma akustik dan malformasi tulang temporal. Bila diduga kemungkinan adanya neuroma akustik, pasien dikonsulkan ke BagianSaraf
Pemeriksaan arteriografi diperlukan untuk kasus yang diduga akibat trombosis.oPemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk memeriksa kemungkinan infeksi virus, bakteri, h iperlipidemia, hiperfibrinogen. hipotiroid, penyakit autoimun dan faal hemostasis,
Untuk mengetahui
ada
tidaknya hiper- koagulasi darah pada pasien tuli mendadak dapat dilakukan pemeriksaan faal hemostasi dan tes penyaring pembekuan darahPenderita perlu drkonsulkan ke Sub-Bagian Hematologi Penyakit Dalam dan Bagian Kar- diologi
untuk
mengetahui adanya kelainan darah dan hal-hal yang mengakibatkan pe- nyumbatan pembuluh darah,Penatalaksanaan
-
Tirah banng sempuma (totalbed resf) istirahat fisik dan mental selama dua minggu untuk menghilangkan atau mengurangi stres yang'
besar pengaruhnya pada keadaan kegagalan neurovaskular-
Vasodilatansia injeksi yang cukup kuat diseftai dengan pemberian tablet vasodilator oral tiap hari.-
Prednison (kortikosteroid)4 X 10 mg (2 tablet),tapering
off liap 3 hari (hati-hati
pada pasien diabetes melitus)- Vitamin C 500 mg 1 x 1
tableUhari, vitamin E'1 x'1 tablet-
Neurobion (neurotonik)3X
1 tableVlhari-
Diit rendah garam dan rendah kolesterol-
lnhalasi oksigen 4 X 15 menit (2 liter / menit) Obat anti virus sesuai dengan virus penyebab.-
Hiperbarik oksigen terapi (HB)Pada pasien diabetes perlu diperhatikan, sebaiknya diberikan kortikosteroid injeksi dan bila perlu dilakukan pemeriksaan gula darah secara
rutin setiap hari serta konsultasi ahli penyakit dalam, Apabila hasil konsultasi dengan Sub Bagian Hematologi Penyakit Dalam dan Bagian Kardiologi ditemukan kelainan, terapi ditambah, sesuai dengan nasehat bagian tersebut.
Saat ini telah dikenal terapi oksigen bertekanan tinggi dengan teknik pemberiaan oksigen hiper- barik adalah dengan memasukkan pasien ke
dalam
suatu
ruangan(chanber) yang
ber- tekanan 2 ATA.Evaluasi
fungsi
pendengaran dilakukan setiap minggu selama satu bulan Kallinen et al (1997)s mendefinisikan perbaikan pendengar- an pada tuli mendadak adalah sebagai berikut:1 Sangat baik, apabila
perbaikan lebih dari 30 dB pada 5 frekuensi.2.
Sembuh, apabila perbaikan ambang pen- dengaran kurang dari 30 dB pada frekuensi 250 Nz,500Hz, 1000 Hz, 2000H2 dan di bawah 25 dB pada frekuensi 4000 Hz.3 Baik
apabila bila rerata perbaikan 10-30 dB pada 5 frekuensi.4.
Tidak ada perbaikan, apabila terdapat per- baikan kurang dari '10 dB pada 5 frekuensi,Bila gangguan pendengaran tidak sembuh dengan pengobatan
di
atas, dapat dipertim- bangkan pemasangan alat bantu dengar (heaingaid)
Apabila dengan alat bantu dengar jugamasih belum dapat
berkomunikasi secara adekuat perlu dilakukan psikoterapi dengan tujuan agar pasien dapat menerima keada-an.
Rehabilitasi pendengaranagar
dengan sisa pendengaran yang ada dapat digunakan secara maksimalbila
memakaialat
bantu dengardan
rehabilitasisuara agar
dapat mengendalikan volume, nadadan
intonasioleh karena
pendengarannyatidak
cukup untuk mengontrol hal tersebut.Prognosis
Prognosis tuli mendadak tergantung pada beberapa faktor yaitu. kecepatan pemberian obat, respon 2 minggu pengobatan pertama, usia, derajad
tuli saraf dan
adanya faktor- faktor pre-disposisi.Pada umumnya makin cepat diberikan pengobatan makin besar kemungkinan untuk sembuh, bila sudah lebih dari
2
minggu ke- mungkinan sembuh menjadilebih kecil. Penyem- buhan dapat sebagianatau
lengkap, tetapi dapat juga tidak sembuh, hal ini disebabkan oleh karena faktor konstitusi pasien seperti pasien yang pernah mendapat pengobatan obat ototoksik yang cukup lama, pasien diabetes melitus, pasien dengan kadar lemak darah yang tinggi, pasien dengan viskositas darah yang tinggi dan sebagainya, walaupun pengo- batan diberikan pada stadium yang dini.o''Pasien yang cepat mendapat pemberian kortikosteroid dan atau vasodilator mempu- nyai angka kesembuhan yang lebih tinggi,6 demikian pula dengan kombinasi pemberian steroid
dengan
heparinisasidan
karbogen serta steroid dengan obat fibrinolisis."Usia muda mempunyai angka perbaikan yang lebih besar dibandingkan usia tua, tuli sensorineural berat dan sangat berat mem-
punyai
pronosislebih buruk
dibandingkan dengantuli
sensorineural nada rendah dan menengah. Tinitus adalah gejala yang paling sering menyertai dan paling mengganggu di- samping vertigo dan perasaan telinga penuh.Gejala vertigo
dan
perasaan telinga penuh lebih mudah hilang dibandingkan dengan gejala tinitus.Ada ahli yang
berpendapat bahwa adanya tinitus menunjukkan prognosis yang lebihtaik.s
Daftar pustaka
1
Eisenman DJ, Arts HA Effectiveness of treatmentfor
sudden sensorineural hearing loss. Arch.Otolaryngology Head and Neck Surgery. 2000;
.126: 1161-1164.
2
Loughran S. Management of sudden sensorineural hearing loss: a consultan survey. The Journal of Laryngologyand Otology 2000; 114: 837-93.
Hughes GB, Freedman MA, Haberkamp TJ, Guay ME. Sudden sensorineural hearing loss. Otolaryngologic Clinic of North America. 1996; 29: 393405.4.
Snow JB, Telian SA. Sudden deafness. ln:Paparella MM, Shumrick DA, Gluckman JL Editors.
Otolaryngology 3'd ed. Philadelphia, WB Saunders Co,1991:p.1619-28
5,
Kallinen J, Laippala P, LaurinkainenE
Grenman.Sudden deafness: A Comparison of anticoagulan therapy and carbogen inhalation therapy. Ann Otol Rhinol Laryngology.l 997',106:22-24
6.
FettermantBL,
SaundersJE,
Luxford WM.Prognosis and treatment of sudden sensorineural hearing loss. The American Journal of otology.
'1996; 17:529-36
7
Haris JP, Rucheristein MJ. Sudden sensorineural hearing loss, perylymph fistula and auto immune inner ear disease. ln: Ballenger JJ, Snow JB Editors. Otolaryngology head and neck surgery.Baltimore William & Wilkins 1996:p.1109-17
8
KuboT,
Matsunaga T, Asai H, Kawamoto K,Kusakai J, Namura Y et al. Efficacy of defibrino.
genation and steroid therapy on sudden deafness.
Arch. Otolaryngology head and neck surgery.
1 988;1 1 4:649-652.