• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Kesehatan no 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan menurut WHO (World Health Organization) kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera baik secara fisik, mental dan sosial.

Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan Praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Adapun sasaran dari kesehatan masyarakat yaitu individu, keluarga, kelompok khususnya baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan.

Hendrik L. Blum mengatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Pengetahuan seseorang sangat berperan penting dalam segala hal, dan pada perilaku juga jika pengetahuannya kurang maka akan sangat sulit bagi seseorang untuk

(2)

2 mengatur perilakunya. Salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu perilaku yang dibagi dua sikap dan gaya hidup. Contohnya jika kita tidak menjaga kesehatan dan kurangnya pengetahuan kita pada gaya hidup maka mempengaruhi kesehatan dan akan muncul penyakit mulai dari penyakit menular dan tidak menular.

Penyakit tidak menular yang paling banyak dalam kehidupan sehari-hari adalah gastritis.

Menurut Dermawan D & Rahyuningsih, T (2010), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung. Biasanya peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan borok lambung yaitu bakteri Helicobacter Pylory dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup dilambung. Keluhan gastritis merupakan penyakit yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Selama bertahun-tahun, tidak jarang pasien gastritis kronis beralih dari satu dokter ke dokter lain untuk mengobati gastritis ini.

Seseorang penderita penyakit gastritis akan mengalami keluhan nyeri pada lambung, mual, muntah, lemas, kembung, dan terasa sesak, nyeri pada ulu hati, tidak ada nafsu makan, wajah pucat, suhu badan naik,keringat dingin, pusing atau bersendawa serta dapat juga terjadi perdarahan saluran cerna. Gastritis terjadi akibat makan tidak teratur atau tidak makan apapun dalam waktu relatif lama. Akibatnya, kadar asam lambung meningkat sehingga permukaan lambung terkikis hingga

(3)

3 menimbulkan semacam tukak. Jika pengikisan sudah terjadi, gastritis pun akan makin berisiko. Gejala penyakit yang muncul tidak lagi sekedar mual, muntah ataupun sakit perut, tetapi juga meningkat hingga feses yang berdarah.

Penanganan penyakit gastritis membutuhkan pengawasan diet makanan, dalam penatalaksanaan diet harus menghindari makanan pedas, asam, serta jaga pola makan, tidak merokok, dan stres. Cara untuk mengatasi atau mengurangi kejadian gastritis pada responden sebaiknya memperhatikan pola makan atau hal – hal yang menyebabkan atau yang berpotensi terjadi penyakit gastritis, khususnya mengenai kebiasaan makan, jeda waktu makan, tidak merokok, dan minum alkohol, agar tidak berpotensi terhadap penyakit gastritis. Menurut Amin (2017) dalam tujuan dari penanganan awal medis untuk memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkatkan yang tidak terlalu penting.

Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis dasar, kebutuhan akan rasa aman dan tentram, kebutuhan akan dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri.

Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolute (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini (Amin,2017). Penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak

(4)

4 lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah. Gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan yaitu kanker lambung, selain yang disebutkan tadi adapun komplikasilainnya meliputi perdarahan gastrointestinal (hematemesis, melena), perforasi, striktura, syok hipovolemik, dan

kematian.

Kesembuhan segala penyakit sangat penting untuk adanya peran keluarga demi kesembuhan seseorang yang sedang sakit, seperti penyakit gastritis ini karena saat penyakit ini kambuh untuk berdiri pun terkadang kesulitan dan dalam kegiatan lainnya pun seperti makan pasti memerlukan bantuan. Motivasi dan dorongan demi kesembuhan pun peran keluargalah yang sangat penting. Apabila penyakit gastritis tidak ditangani oleh keluarga dengan baik, maka fungsi keluarga juga tidak terpenuhi atau tidak terjalankan dengan semestinya. Menurut Friedman (2018) yang dikutip pada Buku Ajar Asuhan Keperawatan ada 5 Tugas Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga yang diantaranya yaitu kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan, kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan keluarga, kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan keluarga.

(5)

5 Menurut data dari WHO kematian akibat gastritis di dunia sekitar 1,8- 2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 penduduk. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2%

yang secara substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik (Angkow, 2014).

Secara global terdapat sekitar 15-40% penderita gastritis. Setiap tahun keluhan ini mengenai 25% populasi dunia. Di Asia, prevalensi dispepsia berkisar 8-30%. Di Indonesia diperkirakan hampir 30% penderita gastritis yang datang ke praktik umum adalah pasien yang keluhannya berkaitan dengan keluhan gastritis. Angka kejadian gastritis pada tahun 2017 di Indonesia cukup tinggi prevelensinya yaitu 274.396 kasus dari 283.452.952 jiwa penduduk. Gastritis salah satu penyakit tertinggi di Indonesia pada tahun 2017. Gastritis sering dijumpai pada kelompok umur yang lebih muda, prevalensi 66% pada kelompok umur dibawah 55 tahun (Nugroho, 2018).

Berdasarkan data dari UPTD Puskesmas Kalijati Subang pada tahun 2020, warga yang terjangkit gastritis sebanyak 5,2% dari 64.406 penduduk jiwa. Sehingga gastritis menempati urutan ke-2 dari 10 penyakit teratas di UPTD Puskesmas Kalijati subang, dengan urutan 10 penyakit terbanyak yaitu infeksi saluran pernafasan, gastritis, nyeri otao (myakgia), sakit kepala (headche), diare, DM (Diabetes Melitus), hipertensi, demam menggigil, dermatitis, dan gagal jantung. Peneliti memilih gastritis karena

(6)

6 untuk penyakit saluran pernafasan itu sudah ada penanganan penyuluhan di puskesmas tersendiri, sedangkan gastritis masih baru-baru ini jumlah penderitanya meningkat maka dari itu peneliti meneliti pengetahuan keluarga terhadap penyakit gastritis dan salah satu RW dengan jumlah penderita yang cukup banyak yaitu di RW 04.

Masyarakat di RW 04 Desa Kalijati Timur Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang di mana pada penelitian ini akan berfokus pada kepala keluarga di RW 04 Desa Kalijati Timur yang terdiri dari 3 RT dengan jumlah KK + 366 KK. Yang akan dijadikan fokus penelitian adalah kepala keluarga atau yang mewakilinya dari tiap KK yang ada di RW 04

Hasil studi pendahuluan di RW 04 Desa Kalijati Timur, bahwa 10 orang kepala keluarga yang di wawancara mengatakan 5 orang mengetahui definisi gastritis yaitu nyeri perut di bagian atas, perut terasa kembung, 3 orang mengetahui tanda dan gejala yaitu mual, muntah, perut kembung, dan tidak nafsu makan, 2 orang mengetahui penyebab gastritis yaitu karena telat makan, makan makanan pedas dan juga 10 orang itu di ketahui bahwa belum tercapainya pengaplikasian 5 fungsi keluarga dalam bidang kesehatan. Hasil stupen yang di lakukan peneliti di ketahui bahwa kurangnya pengetahuan keluarga terhadap penyakit gastritis, maka dari itu mengingat pentingnya pengetahuan tentang gastritis bagi keluarga peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul

“Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit Gastritis di RW 04 Desa Kalijati Timur Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang”

(7)

7 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut Bagaimana Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit Gastritis di RW 04 Desa Kalijati Timur Kecamatan Kalijati-Subang?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit Gastritis di RW 04 Desa Kalijati Timur Kecamatan Kalijati- Subang

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasikan pengetahauan keluarga tentang definisi gastritis

b. Mengidentifikasikan pengetahauan keluarga tentang tanda dan gejala gastritis

c. Mengidentifikasikan pengetahauan keluarga tentang penyebab kambuh ulang gastritis

d. Mengidentifikasikan pengetahauan keluarga tentang penanganan gastritis

e. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang penyakit gastritis

(8)

8 D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai tambahan dan memberikan pengetahuan agar terwujud pengetahuan baik tentang penyakit gastritis sehingga mengurangi angka kejadian penyakit gastritis.

2. Bagi STIKes Dharma Husada Bandung

Sebagai bahan referensi dan dapat digunakan di perpustakaan sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Puskesmas

Sebagai data dasar untuk meningkatkan pelayanan kesehatan melalui program pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang penyakit gastritis.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Kalijati Timur Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang pada bulan April sampai dengan bulan September 2021 dengan tema Keperawatan Keluarga dan Medikal Bedah.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2019 UPTD Puskesmas Sukasari yang berada di Kelurahan Kertamanah, Kecamatan Sukasari telah melakukan penjaringan PTM Penyakit Tidak Menular atau secara spesifik masyarakat

STIKes Dharma Husada Bandung menyebabkan peserta JKN tidak teratur dalam membayar iuran serta dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam meningkatkan keteraturan pembayaran

Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian dapat digunakan untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan pada penderita diabetes mellitus tipe II yang dirawat di Rumah Sakit Dustira melalui

Untuk mengetahui pengetahuan Lansia tentang penyebab stroke di kelurahan Kebon Waru RW 06 wilayah kerja puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung tahun 2018.. Untuk mengetahui Pengetahuan

Melakukan evaluasi apa saja yang di dapat pada Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Akibat Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie.. Melakukan

Status sosial ekonomi responden di daerah pedesaan sebagian besar masih berstatus rendah sedangkan di daerah perkotaan sebagian besar berstatus ekonomi tinggi berbagai faktor telah

Mekanisme kecemasan pada lansia berbeda dari pada orang dewasa yang lebih muda karena neuropatologi terkait usia, serta rasa kehilangan dan isolasi yang begitu menonjol di usia

Berdasarkan data-data yang telah didapat diatas serta melihat fenomena yang terjadi di wilayah UPT Puskesmas Gumuruh maka penulis tertarik untuk mengangkat suatu masalah keperawatan