250 Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi 250 Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi 251 Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi 251 Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi. 310 Pedoman dan tata tertib kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi 311 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi 311 Keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi.
Kualitas Kredit
Kecukupan Modal
Likuiditas
Kepuasan Nasabah
Cabang
Internet Banking
Mobile Banking
Tata Kelola Perusahaan
Profil
Singkat BCA
Bank pilihan utama andalan
Visi
Misi
Tata Nilai
FarIndo Investment (Mauritius) Limited mengakuisisi 51% total saham BCA melalui proses private penempatan strategis. Pemerintah Republik Indonesia melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melakukan divestasi seluruh sisa kepemilikan saham BCA sebesar 5,02%.
Pengembangan bisnis pada periode 2000an
Kinerja Saham BCA Tahun 2011 – 2015
Harga, Volume dan Kapitalisasi Pasar dari Saham BCA Periode 2011 - 2015
Struktur Permodalan BCA Periode 2011 - 2015
Pemegang Saham Pengendali BCA
Dividen Tunai BCA Periode 2011 – 2015
Riwayat Dividen BCA *
Ikhtisar Obligasi
Bidang Usaha Entitas Anak
Struktur Kepemilikan Entitas Anak
Laporan kepada
Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Para Pemegang Saham yang kami hormati,
Djohan Emir Setijoso Presiden Komisaris
Dewan Komisaris memandang BCA berada pada posisi yang lebih baik dalam menjaga kekuatan neraca dan profitabilitas pada tahun 2015. Dewan Komisaris meyakini BCA memiliki struktur tata kelola perusahaan yang kuat dan efektif dalam mendukung pengembangan bisnis Bank dan anak perusahaan.
Para Pemegang Saham dan Nasabah yang kami hormati,
Pada tahun 2015, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8%, melambat dibandingkan tahun 2014 dan berada di bawah 6% selama tiga tahun terakhir. Perekonomian Tiongkok, yang tumbuh dua digit selama dekade terakhir, melambat secara signifikan hingga di bawah 7% pada tahun 2015.
Laporan Direksi
Pencapaian kinerja keuangan BCA ini sejalan dengan keberhasilan BCA dalam menjaga kualitas kredit dan mempertahankan kinerja bisnis inti pada tahun 2015. Kami memperkirakan perekonomian Indonesia masih akan melewati berbagai tantangan dan tumbuh secara moderat pada tahun 2016.
PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015
Analisa dan Pembahasan
Daftar Isi
3,8 Rasio ROA %
Tinjauan Bisnis
Perbankan Cabang
BCA mengoperasikan jaringan cabang yang terhubung secara online, didukung oleh jaringan perbankan elektronik termasuk Automated Teller Machine (ATM) dan Electronic Data Capture (EDC), yang tersebar di seluruh Indonesia. Perbankan transaksi BCA didukung oleh jaringan multi-channel yang terdiri dari jaringan cabang dan perbankan elektronik.
Perbankan Cabang
Pada tahun 2015, BCA meluncurkan layanan 'Sakuku', berupa uang elektronik (server-based e-money) berbasis aplikasi di smartphone. Pada tahun 2015, kredit komersial meningkat 10,0% menjadi Rp 91,2 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 63,4% terhadap total portofolio komersial dan UKM BCA.
Perbankan Korporasi
Pertumbuhan portofolio kredit bisnis berperan penting dalam mendorong peningkatan portofolio kredit BCA secara keseluruhan. Pada tahun 2015, segmen korporasi berperan penting dalam mendorong pertumbuhan portofolio kredit BCA secara keseluruhan. Pada akhir tahun 2015, 10 portofolio kredit usaha terbesar berdasarkan sektor industri menyumbang 61,3% dari total kredit usaha BCA.
Perbankan Individu
BCA merupakan satu-satunya bank di Indonesia yang menerbitkan 'private label' atau 'property card' yang diberi nama 'BCA Card' selain 'BCA Visa' dan 'BCA MasterCard'. BCA juga mengembangkan kartu kredit co-branded melalui kolaborasi aliansi strategis dengan berbagai mitra korporasi. Aliansi ini mencakup kartu kredit 'BCA Singapore Airlines' yang sangat populer, hasil kolaborasi dengan Singapore Airlines untuk melayani pelanggan kelas menengah ke atas.
Perbankan Tresuri dan Internasional
Di tengah tingginya volatilitas pasar keuangan pada tahun 2015, Treasury BCA tetap fokus pada pengelolaan struktur aset dan liabilitas bank, menjaga posisi likuiditas dan mengoptimalkan imbal hasil investasi dana likuid secara hati-hati. Sejalan dengan melemahnya aktivitas ekspor dan impor pada tahun 2015, frekuensi transaksi valuta asing nasabah menurun menjadi 632,0 ribu transaksi dibandingkan 673,2 ribu transaksi pada tahun 2014. Layanan Perdagangan Internasional (Trade Finance) Pada tahun 2015, jumlah perdagangan internasional BCA jasa mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Pendukung Bisnis
Manajemen Risiko
Rasio Kredit Bermasalah (Non-Performing Loans - NPL)
Untuk memitigasi berbagai risiko yang dihadapi BCA, BCA telah menerapkan “Kerangka Manajemen Risiko Komprehensif” yang terdiri dari strategi, organisasi, kebijakan dan prosedur serta infrastruktur manajemen risiko untuk memastikan bahwa seluruh risiko yang dihadapi bank dan anak perusahaan dapat dimitigasi. diidentifikasi dan diukur, dipantau, dikendalikan dan dilaporkan dengan benar. Selain itu, untuk mendukung penerapan manajemen risiko yang efektif, BCA terus mengembangkan infrastruktur manajemen risiko dengan mengacu pada peraturan yang berlaku dan praktik terbaik internasional.
FOKUS MANAJEMEN RISIKO PADA TAHUN 2015 Di tengah situasi ekonomi yang kurang kondusif yang
Dalam memitigasi risiko nilai tukar, BCA secara ketat memonitor transaksi valuta asing untuk memastikan bahwa transaksi tersebut mematuhi ketentuan dan kebijakan internal bank, serta ketentuan posisi devisa neto (PDN) Bank Indonesia. Di tengah ketidakpastian pasar valuta asing, BCA tetap menerapkan prinsip disiplin dan kehati-hatian dalam mengelola eksposur mata uang dengan mempertahankan posisi devisa neto yang konservatif. Pengelolaan risiko operasional yang andal dan efektif menjadi kunci utama dalam mempertahankan posisi BCA sebagai bank transaksi terkemuka di Indonesia.
MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI
Command Center jika terjadi gangguan atau bencana alam di wilayah Jakarta yang menyebabkan data center Jakarta tidak dapat beroperasi.
PENGENDALIAN INTERNAL
HASIL PENILAIAN PROFIL RISIKO BCA DAN ENTITAS-ENTITAS ANAK
PENGUNGKAPAN MANAJEMEN RISIKO
Penerapan Manajemen Risiko BCA
A. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris Dan Direksi
BCA memiliki struktur organisasi yang tepat untuk mendukung penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal yang baik, antara lain Departemen Audit Internal, Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Kepatuhan, dan Komite Manajemen Risiko. Sistem pengendalian internal terhubung pada setiap unit bisnis dan unit operasional yang merupakan lini pertahanan pertama dalam manajemen risiko. Pengendalian internal ini dilaksanakan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Kepatuhan Bisnis yang merupakan lini pertahanan kedua dalam manajemen risiko.
EFEKTIVITAS SISTEM MANAJEMEN RISIKO BANK
Permodalan BCA Kebijakan Permodalan
Tingkat kebutuhan permodalan anak perusahaan BCA saat ini relatif tidak signifikan dibandingkan posisi permodalan BCA. Pada tahun 2015, BCA bersama pemegang saham lainnya memberikan pinjaman subordinasi sebesar Rp 150 miliar kepada BCA Sekuritas. BCA bersama BCA Finance menambah modal di BCA Insurance sebesar Rp150 miliar (porsi BCA Rp112,5 miliar dan porsi BCA Finance Rp37,5 miliar).
Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko
A. Pengungkapan Eksposur Risiko Kredit Dan Penerapan Manajemen Risiko Kredit
Perhitungan aset tertimbang menurut risiko menggunakan pendekatan standar Basel II untuk mengukur risiko kredit. Pengungkapan jumlah debitur bersih Bank secara individual dan konsolidasi berdasarkan bobot risiko setelah memperhitungkan dampak mitigasi risiko kredit terdapat pada Tabel 4.1.a dan b. Pengungkapan jumlah debitur bersih Bank dan teknik mitigasi risiko kredit secara individual dan konsolidasi disajikan pada Tabel 4.2.a dan b.
B. Pengungkapan Eksposur Risiko Pasar Dan Penerapan Manajemen Risiko Pasar
Pengungkapan risiko pasar bank secara individual dan konsolidasi dengan menggunakan metode standar disajikan pada Tabel 7.1. Pengungkapan risiko pasar secara individu Bank dengan menggunakan model internal (Value at Risk) tercantum pada Tabel 7.2.a. Terhadap produk baru, Bank akan melakukan penilaian berupa identifikasi dan mitigasi risiko terkait risiko pasar.
C. Pengungkapan Eksposur Risiko Operasional Dan Penerapan Manajemen Risiko
Metodologi RSA ini selanjutnya disempurnakan menjadi Risk and Control Self-Assessment (RCSA) yang kini diterapkan di seluruh cabang dan unit kerja di kantor pusat yang memiliki risiko operasional yang dianggap signifikan. Berdasarkan metodologi RCSA, lokasi dan unit bisnis melakukan proses mengidentifikasi dan mengukur risiko operasional yang melekat pada unit bisnis atau bisnis mereka. Tujuan akhir dari LED adalah untuk mengidentifikasi sumber risiko dan meminimalkan kerugian risiko operasional yang mungkin terjadi.
D. Pengungkapan Eksposur Risiko Likuiditas Dan Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas
Kami mengukur risiko likuiditas secara berkelanjutan dengan memantau dan meninjau proyeksi arus kas, laporan profil jatuh tempo, rasio likuiditas dan skenario stress test. Pengelolaan likuiditas sehari-hari, aset likuid berkualitas tinggi dan kendala terkait risiko likuiditas, serta rencana pendanaan darurat (emergency funds plan) dipantau dan dilaporkan untuk mengurangi risiko likuiditas. Pemantauan kerugian akibat risiko likuiditas dilakukan terhadap biaya pemeliharaan likuiditas atau kerugian akibat faktor likuiditas.
F. Pengungkapan Eksposur Risiko Stratejik Dan Penerapan Manajemen Risiko Stratejik
Mendaftarkan aset BCA, termasuk hak kekayaan intelektual atas produk dan layanan perbankan BCA, serta hak atas tanah dan bangunan milik BCA, pada otoritas yang berwenang. Penetapan strategi BCA dirumuskan dengan memperhatikan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan/regulasi terkait lainnya dan mempertimbangkan dampak risiko strategis terhadap permodalan Bank, termasuk proyeksi permodalan. Menyusun laporan realisasi RBB yang memuat capaian kinerja keuangan (realisasi versus anggaran), realisasi program kerja korporasi/divisi, dan realisasi pengembangan/.
G Pengungkapan Eksposur Risiko Reputasi Dan Penerapan Manajemen Risiko Reputasi
Penetapan sasaran aspek bisnis memperhatikan kondisi perekonomian tahun berjalan dan perkiraan tahun yang akan datang dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian, memperhatikan kapasitas/kapabilitas BCA dan tren persaingan bank. Ketentuan manajemen krisis yang mencakup manajemen keadaan darurat, layanan transaksi pelanggan pada saat krisis dan kondisi peringatan. Memiliki rencana kesinambungan bisnis dan rencana pemulihan bencana yang digunakan untuk mempercepat proses pemulihan ketika terjadi bencana.
H. Pengungkapan Eksposur Risiko Kepatuhan Dan Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan
Memantau transaksi keuangan mencurigakan menggunakan aplikasi Anti Pencucian Uang dan memeriksa pelaksanaannya secara berkala. Untuk meningkatkan efektivitas pengendalian internal, dilakukan koordinasi antara satuan kerja SKMR, Departemen Audit Internal (DAI) dan SKK melalui konsultasi berkala dan komunikasi intensif. Permasalahan yang berkaitan dengan pengendalian internal, khususnya potensi risiko kepatuhan, dipelajari dan langkah-langkah yang harus diambil dirumuskan.
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
Memiliki kebijakan manajemen risiko pada masing-masing risiko yang dituangkan dalam Surat Kebijakan (SK), Surat Edaran (SE), Prosedur dan Instruksi Kerja (IK). Penetapan Batasan Manajemen Risiko • Memiliki kebijakan dan pedoman dasar manajemen risiko. Memiliki kebijakan manajemen risiko untuk setiap risiko yang dituangkan dalam prosedur dan petunjuk pelaksanaan.
Memiliki kebijakan manajemen risiko untuk setiap risiko yang dituangkan dalam prosedur dan pedoman pelaksanaan. Laporan Tahunan PT Bank Central Asia Tbk 2015 Tabel 2.1.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Konsolidasi dengan Cabang.
Sumber Daya Manusia
Jumlah Karyawan
Ribu
Sebagai bagian dari pengembangan diri pegawai, pada tahun 2015 BCA kembali menyelenggarakan program BCA Innovation Award yang merupakan kesempatan bagi pegawai untuk menuangkan ide-ide kreatif dalam berinovasi, baik dalam pengembangan layanan. Dalam upaya mendukung kebutuhan pelatihan yang semakin meningkat, sedang dipersiapkan pusat pelatihan baru dan akan beroperasi penuh pada tahun 2016. Sebelum ditempatkan di berbagai unit kerja, pegawai baru mendapatkan pelatihan yang komprehensif dan intensif melalui berbagai program pendidikan sesuai kebutuhannya.
Sumber Daya Manusia
Melalui program pengayaan ini, pegawai bank akan dipersiapkan menjadi pengelola cabang strategis; mengisi posisi yang membutuhkan keterampilan manajemen dan kredit yang ekstensif. Di kantor pusat, program pengayaan ini dibuat lebih spesifik sesuai kebutuhan masing-masing unit. Misalnya, program pengayaan produk dan layanan treasury dirancang untuk memastikan bahwa pejabat Grup Bisnis Korporasi memahami hubungan bisnis antara perbankan korporasi dan treasury.
Jaringan dan Operasi
Jumlah ATM
Untuk meningkatkan layanan, BCA terus menjajaki pengembangan konsep kantor cabang yang lebih efisien dengan dimensi spasial yang lebih kecil dan dilengkapi dengan peralatan elektronik perbankan terkini. BCA memperkenalkan 'BCA Mobile' yang menggabungkan layanan internet banking 'KlikBCA' dan layanan mobile banking 'm-BCA' untuk memfasilitasi transaksi perbankan berbasis mobile. Selain itu, BCA terus menambah jumlah Relationship Officer (RO) yang mulai diperkenalkan pada tahun 2012, untuk meningkatkan efektivitas layanan nasabah di kantor cabang.
Teknologi Informasi
16 Rp Triliun/Hari
Pada tahun 2015, BCA melakukan investasi pada serangkaian pengembangan teknologi informasi yang dirancang untuk membawa layanan digital ke tingkat berikutnya, menggunakan teknologi terkini untuk menghadirkan produk dan layanan terbaik kepada nasabah BCA. BCA akan terus melakukan investasi terukur di bidang teknologi informasi dan perbankan digital untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi operasional di era digital yang semakin dinamis. Sebagai salah satu faktor utama pendukung bisnis BCA, sistem teknologi informasi akan terus menjadi bagian integral dalam pengembangan produk dan layanan perbankan di tahun-tahun mendatang.
Tinjauan Keuangan
Tinjauan Keuangan
Sektor perbankan Indonesia menghadapi perlambatan pertumbuhan portofolio pinjaman dan dana pihak ketiga pada tahun 2015. Pada tahun 2015, pendapatan bunga dari penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain relatif stabil yaitu sebesar Rp958 miliar. Pendapatan bunga bersih BCA meningkat 12,0% menjadi Rp35,9 triliun pada tahun 2015 dibandingkan Rp32,0 triliun pada tahun sebelumnya.