Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Agama (M.Ag) bidang ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses internalisasi Al-Quran yang berlangsung pada masa Nabi Muhammad SAW. Singkatnya, dalam internalisasi Al-Qur'an yang terjadi saat ini, terdapat tudingan mengabaikan tahapan-tahapan dalam prosesnya.
Bagaimana sebenarnya proses internalisasi yang dialami Rasulullah SAW dan para sahabat dalam mempelajari Al-Qur'an? Internalisasi Al-Qur'an yang diterima Nabi Muhammad SAW memakan waktu yang cukup lama, berbagai riwayat menyebutkan hal tersebut. 4 Badruddīn Muhammad bin Abdullāh al-Zarkasyī, al-Burhân fî Ulûm Al-Qur'an, (Kairo: Dār al-Hadīṡ, 2006), hal.
Mereka tidak menambahnya sehingga mereka memahami makna kandungannya dan mengamalkannya." Mereka berkata: "Kami mempelajari al-Quran;. 8 Tahfidz adalah istilah menghafal ayat-ayat Al-Qur'an dan berusaha menyerapnya ke dalam fikiran agar selalu mengingatnya. Internalisasi yang berlaku kepada Rasulullah SAW dan para sahabat tidak terlepas daripada turunnya al-Quran secara beransur-ansur.
Kembali ke masa lalu, semasa zaman ʻUṡmān RA, al-Quran memasuki permulaan baru dalam penampilannya.
Permasalahan
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Perumusan Masalah
Untuk itu penulis memberi judul penelitian ini: “Konsep Tadarruj dalam Internalisasi Al-Quran (Studi Analitik Tafsir Kronologis Muhammad 'bid al-Jâbirî dan Teori Tahapan Perkembangan Kognitif Jean Piaget)”. Dari batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, yaitu; Bagaimana korelasi teori perkembangan tahapan kognitif Piaget dengan tafsir kronologis al-Jâbirî dalam proses internalisasi nilai-nilai Al-Qur'an.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Kajian Pustaka
Tesis yang ditulis oleh Abdullah Affandi, “Pemikiran tentang Kajian Analisis Metodologi Tafsir Muhammad „Âbid al-Jâbirî”,20. Tulisan Abdullah Affandi membahas cukup panjang mengenai metode penafsiran al-Jâbirî. Âbid al-Jâbirî pada Surah al-Ikhlâs”.23 Penelitian ini menjelaskan bagaimana istilah “Rabb” pertama kali diperkenalkan hingga 18 kali, kemudian Al-Qur’an hanya memperkenalkan “Allah” dari sisi uluhiyah-Nya. Dalam skripsi ini penulis menemukan kerangka al-Jâbirî dalam menafsirkan surat al-Ikhlas, namun skripsi ini tidak membahas pentingnya konsep tadarruj dalam proses internalisasi Al-Qur'an.
20 Abdullah Affandi, Pemikiran Tafsir Muhammad „Abid al-Jâbirî: Kajian Analisis Metodologi, (Yogyakarta: Tesis UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm.13-17. 23 Selman Fariz, Muhammad „Tafsir surah al-Ikhlas karya Muhammad Âbid al-Jabiri dalam kitab Fahm Al-Qur‟an al-Hakîm: al-Tefsîr al-Wâdhih Hasb Tartîb al-Nuzûl, (Yogyakarta: . Skripsi UIN Sunan Kalijaga, 2016). Buku ini memuat tulisan-tulisan al-Jabir dalam kajian metodologi dan penerapannya dalam kajian pemikiran dan ideologi kontemporer.
Ahmad Baso menjelaskan bahwa “Âbid al Jâbirî adalah pengagum dan pelanggar tradisi pemikiran Pencerahan Maghribi dan Andalusia. Faisol, 'Struktur Nalar Arab-Islam menurut 'Âbid Jâbirî'.26 Artikel ini menjelaskan pemikiran-pemikiran al-Jâbirî yang dianggap reformis, termasuk analisis mengenai struktur pengetahuan masyarakat Arab secara umum, termasuk dalam hal politik praktis. , dan bagaimana hal-hal tersebut tidak boleh sepenuhnya diadopsi oleh generasi Islam saat ini. Artikel yang ditulis oleh Muhammad Julkarnain, “Fragmentasi Tafsir Surah al-’Alaq Berdasarkan Kronologi: Kajian Fahm Al-Qur’an al-Hakim: al-Tafsîr al-Wâdhih Hasb Tartîb Nuzûl karya Muhammad ‘Âbid al-Jâbirî”. 27 Pasal Hal ini menjelaskan tahapan penamaan istilah “Rabb” sebelum “Ilah”, namun tidak berkaitan dengan proses internalisasi penanaman tauhid pada anak, dari situlah anak harus mulai belajar tauhid.
Artikel yang ditulis oleh Ahmad Fawaid, “Kritik terhadap Kritik Epistemologis Tafsir Muhammad al-Jâbirî: Kajian Kritis Madkhal ilâ al-Qur'an Karim”. Kajian Fahm Al-Qur'an al-Hakîm: al-Tafsîr al-Wâdhih Hasb Tartîb Nuzûl karya Muhammad „Âbid al-Jâbirî”, Jurnal Religia vol. 13 Jābirī yaitu Madkhal ilâ al-Qur'an al-Karîm 28 Ahmad Fawaid membahas kitab pengantar 'Ulûm al-Qur'an yang disusun oleh al-Jâbirî sebelum menulis tafsir nuzulinya.
Berdasarkan hasil penelusuran literatur, penulis tidak menemukan adanya penelitian yang mencoba membandingkan teori Tartîb Nuzûlî al-Jâbirî dengan teori tahapan perkembangan Piaget.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini memang meminjam instrumen dari psikologi, namun justru di sinilah perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya, menurut penulis. Literatur terkait analisis dapat ditelusuri dari literatur dan temuan penelitian terkait, antara lain al-Burhân fî 'Ulûm Al-Qur'an karya al-Zarkasyi, al-Itqân fî 'Ulûm Al-Qur'an karya al-Suyûthi, al - Rahîq al-Makhtûm oleh Shafiyyur Rahmân Mubârokfury, Tarîkh Tasyri'. Kemudian, seluruh data yang terkumpul, baik sumber primer maupun sekunder, diklasifikasi dan dianalisis berdasarkan subpembahasannya masing-masing.
Setelah itu dilakukan kajian mendalam terhadap karya yang memuat objek penelitian dengan menggunakan analisis isi, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis makna yang terkandung dalam data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan.30. Setelah mengumpulkan dan memperoleh data yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah mengolah data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis31 dalam mengolah data-data yang ada dan disusun serta dijelaskan secara sistematis, obyektif, kemudian analisis eksplanatori yaitu analisis yang berfungsi untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam dari sekedar makna teks yang ingin dideskripsikan.32 Dalam prakteknya, data – data dikumpulkan sehubungan dengan al-Jâbirî, Jean Piaget dan pemikirannya mengenai teori kronologis dan tahapan perkembangannya.
Sistematika Penulisan
Dalam bab ini penulis bermaksud menjelaskan pengertian konsep tadarruj, internalisasi Al-Qur'an, variasi dan perkembangannya mulai dari zaman Nabi Muhammad SAW, hingga zaman para sahabat Nabi, dan hingga saat ini. . hari. Hal ini bertujuan agar penulis dapat memperoleh gambaran dan perbandingan mengenai proses internalisasi Al-Qur’an yang berlangsung dulu dan sekarang. Pembahasan ini penting karena akan mengarahkan penulis untuk mengetahui bagaimana teori tartîb nuzuli dan teori tahap pengembangan dapat memberikan warna baru dalam pemahaman Al-Qur'an, khususnya untuk melihat proses internalisasi nilai-nilai Al-Qur'an.
Bab ini menjelaskan bagaimana teori tarib nuzuli dan teori tahapan perkembangan kognitif diterapkan pada ayat-ayat terkait tahapan nama Tuhan, tahapan nama Al-Qur'an dan tahapan cerita dalam Al-Qur'an. sebuah (qashahs) Al-Quran). sebuah). Dalam membaca Al-Qur'an, al-fashl dilakukan dengan cara mengupas Al-Qur'an dari segala bentuk penafsiran guna menghubungkannya dengan kenyataan pada saat diturunkan. Dalam hal ini al-Jâbirî menegaskan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara Al-Qur’an dengan jalannya sejarah kenabian.
Prinsip inilah yang kemudian memunculkan gagasan memahami Al-Qur'an berdasarkan urutan kronologis turunnya wahyu, dan dalam hal ini untuk menjaga objektivitas pemahaman Al-Qur'an lebih ditekankan pada pepatah yang ditempatkan. bahwa ayat-ayat Al-Qur'an saling menjelaskan. Pemahaman Al-Qur'an secara kronologis oleh karena itu ditekankan dengan menafsirkan ayat yang satu dengan ayat yang lain, hal inilah yang dicita-citakan al-Jâbirî agar Al-Qur'an berbicara sesuai dengan konteksnya (saat diturunkan) sekaligus berbicara dalam konteks kekinian. Menurut penulis, proses internalisasi Al-Qur'an hendaknya dikembalikan pada “ruh kronologis” yang penuh tahapan, karena dengan cara demikian pola-pola yang ada pada zaman sekarang dapat dibaca kemudian dianalisis dan dikontekstualisasikan.
Cara Allah menampilkan diri dalam Al-Qur’an mempunyai beberapa tahapan, diantaranya adalah mengutamakan konsep rububiyah sebelum konsep uluhiyah, hal ini dikarenakan konsep rububiyah merupakan konsep yang konkrit sehingga lebih mudah dicerna dibandingkan dengan konsep uluhiyah yang adalah konsep abstrak. Al-Qur’an bertransformasi dari ad-Dzikr, ad-Dzikro, Tadzkiroh, al-Hadits, al-Quran, dan pada akhirnya menampakkan dirinya sebagai al-Kitab. Tahapan ini dapat dianggap sebagai suatu pola yang harus diterapkan dalam dunia pendidikan, bahwa pengenalan Al-Qur’an kepada peserta didik hendaknya dimulai dari aspek mendengar (ad-dzikir), kemudian mengucapkan (al-hadits) kemudian membaca ( Al-Quran) dan seterusnya Tahap terakhir adalah tahap penulisan (al-Kitab), karena Al-Quran juga memperkenalkan dirinya dengan cara demikian dan penuh tahapan.
Kisah-kisah yang diperkenalkan Al-Qur'an berdasarkan urutan kronologis, dimulai dari kisah-kisah yang paling dekat dengan tempat diturunkannya Al-Qur'an, seperti kisah Ahlul Al-Qur'an ('Ad, Tsamud, Fir'aun) .
Saran-saran
Al-, Sejarah Teks Al-Qur'an dari Wahyu Sampai Kompilasi, judul asli Sejarah Teks Al-Qur'an: dari Wahyu sampai Kompilasi, diterjemahkan oleh Sohirin Solihin dan Ugi Suharto, Depok: Gema Insani, 2014. Affandi, Abdullah, Pemikiran tentang Tafsir Muhammad „Abid al-Jābirī: Kajian Analisis Metodologi, Yogyakarta: Skripsi UIN Sunan Kalijaga, 2009. Darwazah, Muhammad Izzat, al-Tefsir al-Hadis: Tartib al-Suwar Hasba al-Nuzul, Beharut: al-Islam, 2000 .
Fawaid, Ahmad, “Kritik atas Kritik Epistemologi Tafsir Muhammad al-Jabiri: Study Kritis atas Madkhal ila Al-Qur’an Karim”, Jurnal Ulul Albab vol. Jābirī, Muhammad “bid al-, Fahm al-Qur‟ān al-Ḥakīm: at-Tafsīr al-Wāḍiḥ ḥasba Tartīb an-Nuzūl, juz 1, Beiroet: Markaz Dirāsāt al-Wahdah al-.
Jacques Veuger, Psikologi Perkembangan, Epistemologi Genetik dan Strukturalisme Volgens Jean Piaget, Yogyakarta: Landasan Pengkajian Sains dan Teknologi, 1983. Monks, F.J., dkk, Psikologi Perkembangan: Suatu Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Vertaler: Siti Rahayu Haditono , Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004. Khalafullah, Al-Qur'an Bukanlah "Buku Sejarah": Seni, Sastra dan Akhlak dalam Kisah-Kisah Al-Qur'an, terj.
Suy? isnet.org/islam/Paramadina/Journal/Arab2.html. Zarkasyi, Badruddin Muhammad bin Abdullah al-, al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an, Kairo: Dar al-Hadis, 2006.
Zulkarnaen, Muhammad, "Fragmentasi Tafsir Surat al-'Alaq Berdasarkan Kronologi: Kajian Fahm Al-Qur'an al-Hakim: al-Tafsir al-Wadhih Hasb Tartib Nuzul karya Muhammad 'Abid al-Jabiri", Jurnal Agama jilid.