Khususnya berupa kesabaran, kekuatan, keikhlasan serta kesempatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kausalitas dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Surat al-Kahfi Ayat 83-88 dalam Tafsir asy-Sya’rawi dari Tim Penerjemah Safir al-Azhar )". Ulinnuha, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta yang memberi. Seluruh dosen Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta yang telah membimbing penulis dengan ikhlas dan mengamalkan ilmunya bersama kami.
Muthmainnah, M.Ag dan seluruh pengajar Tahfidz yang telah sabar membimbing dan membantu penulis hingga dapat menyempurnakan al-Quran dengan hafal. Nida Roudhotul Hikmah, Judul Kausalitas dalam Al-Qur'an (Kajian Tafsir Surat Al-Kahfi ayat 83-88 dalam Tafsir asy-Sya'rawi Tim Penerjemah Safir al-Azhar), Al-Qur'an dan Ilmu Tafsir Program studi. 4 Miftah Faridh dan Agus Syihabuddin, Al-Qur'an Sumber Hukum Islam yang Pertama, (Bandung: Pusaka, 1989), hal.
Penafsiran Al-Qur'an tidak lepas dari upaya memahami isi Al-Qur'an. 4 mutiara ini, khususnya Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk memahami isi Al-Qur'an, bukan hanya sekedar membacanya. Menguraikan Al-Qur'an berarti berusaha menjelaskan dan mengungkapkan makna dan isi Al-Qur'an.
Kemunculan tafsir Al-Qur’an di Indonesia menurut sejarah Indonesia modern terbagi menjadi dua periode. Secara historis, setiap penafsiran telah menggunakan satu atau lebih metode dalam menafsirkan Al-Qur'an. Teori ulumul tafsir karya mufassir dengan judul “Kausalitas dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir surah al-Kahfi ayat 83-88 dalam Tafsir asy-Sya’rawi).
Permasalahan
Identifikasi Masalah
7 surah al-Kahfi ayat 83-88 yang diterapkan oleh para mufasir khususnya Syeikh Muhammad Mutawalli asy-Sya‟rawi. Ataupun analisa tawaran teori- teori baru oleh tokoh-tokoh pemikiran dunia dan tokoh pemikiran Al-Qur‟an kontemporer.13. Dalam hal ini, penulis hanya menggunakan konsep kausalitas ayat 83-88 dalam surah al-Kahfi menurut Tafsir asy-Sya‟rawi 3.
Latar belakang dan identifikasi masalah di atas memberikan rumusan masalah yang akan dibahas pada setiap bab artikel ilmiah ini.
Tujuan dan Kegunaan
Sebagai pengetahuan atau wacana bagi umat Islam tentang variasi tafsir yang muncul di kalangan umat Islam pada masa lalu dan masa kini guna mengembangkan tafsir terhadap ayat-ayat yang tidak dapat diterima masyarakat guna merasionalisasi atau memuaskan tafsir yang ada.
Tinjauan Pustaka
Dalam skripsi ini penulis menjelaskan pengertian kausalitas dan konsep kausalitas al-Ghazali dari ranah filosofis-ilmiah hingga ranah perdebatan teologis dengan mengaitkan konsep kausalitas tersebut dengan konsep kemahakuasaan Tuhan. Al-Ghazali menawarkan konsep alternatif dalam melihat kesinambungan suatu sebab dengan kausalitasnya, yaitu teori kebiasaan ('adah) dengan menariknya ke dalam perdebatan teologis, ia juga ingin menegaskan konsep mukjizat yang seringkali terjadi. bertentangan dengan hukum kausalitas, selain menegaskan kekuasaan Tuhan.16. Hajir Nonci Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar pada bulan Juli 2017 yang bertajuk “Hukum Kausalitas: Analisis Pro dan Kontra”.
Dalam hal ini penulis menjelaskan pengertian hukum kausalitas menurut para filosof Yunani dan sejarah munculnya pembahasan tentang hukum kausalitas. Hukum kausalitas menurut para filosof adalah jika alam itu ada, dengan segala keteraturan dan keindahan yang ada di dalamnya, maka tentu saja ia tidak akan muncul dengan sendirinya, melainkan ada sesuatu yang menjadi sebab keberadaannya, dan sebab keberadaannya pasti dengan segala yang ada di dalamnya. 16 Ahmad Muzani, “Kritik Kausalitas Al-Ghazali dari Perspektif Filsafat”, disertasi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), p.ii, unpublished (t.d.).
Kitab Al-Ghazali yang berjudul Tahafut al-Falasifah mengungkap tabir kebingungan para filosof, kitab ini menjelaskan doktrin-doktrin para filosof terdahulu serta permasalahan-permasalahan yang ada. Jurnal yang ditulis oleh Rossa Ilma Silfiah mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Universitas Yudharta Pasuruan dengan judul “Hukum Sebab-Akibat Dalam Perspektif Al-Qur’an”. Dalam majalah ini penulis menjelaskan tentang hukum kausalitas yang merupakan hukum alam yang paling mendasar dan tertulis dalam Al-Qur'an sebagaimana tercermin dalam kisah Iskandar Dzulqarnain.
18 Rossa Ilma Silfiah, Hukum Perspektif Kausal Al-Qur'an, dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. Perbedaan ini dijelaskan oleh fakta bahwa Al-Ghazali tidak menerima pendapat Aristoteles tentang perubahan melalui gerakan progresif dan kesempurnaan keberadaan secara bertahap. Mungkin Al-Ghazali tidak mempersoalkan apakah ditolak atau diterima, yang penting bagi Al-Ghazali adalah bagaimana mukjizat bisa terjadi.
13 Setelah mencermati beberapa penelitian terkait kausalitas, penulis melihat persamaan dalam pembahasan hukum kausalitas, yang pada dasarnya semua dapat terjadi melalui proses dan sebab-sebab yang menyertai penelitian sebelumnya. Perubahan dari tinjauan pustaka yang mempunyai sudut pandang berbeda dari para tokoh atau filosof mengenai hukum sebab-akibat. Selain itu, dari tinjauan pustaka penulis juga memperoleh pemahaman yang jelas tentang hukum kausalitas dari para filosof muslim seperti al-Ghazali, atau filosof Barat seperti Aristoteles yang mengecualikan unsur Tuhan dalam setiap peristiwa yang ada.
Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Sumber Data
- Teknik pengumpulan Data
- Metode Analisis Data
Semua itu bisa terjadi karena disebabkan oleh kekuasaan Tuhan atau karena rangkaian peristiwa sebelumnya. Sedangkan pada skripsi ini penulis menjelaskan makna kausalitas secara lebih spesifik dan spesifik pada surat al-Kahfi ayat 83-88 dengan 3 variabel yaitu penafsiran kausalitas dalam Al-Qur'an surat al-Kahfi ayat 83- 88, Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya' rawi dan tafsirnya. Adapun bagi Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi pada variabel kedua, hal ini tidak lepas dari variabel ketiga yaitu tafsir asy-Sya'rawi.
Sehingga pemahaman seperti ini dapat memberikan kontribusi bagi penulis dalam menyimpulkan pandangan Asy-Sya’rawi tentang kausalitas berdasarkan kitab tafsirnya. Tafsir Sya'rawi, sebagai acuan utama untuk memperoleh data yang valid dan representatif bagi kitab yang akan dibahas. Objek kajian dalam penelitian terhadap Surat Al-Kahfi ayat 83-88 ini bermacam-macam, mulai dari ayat yang diungkapkan secara utuh dan dinilai kualitasnya, hingga ungkapan yang mencari makna pada makna ayat tersebut.
Dalam penelitian kepustakaan, pengumpulan data dilakukan melalui penggalian dan pencarian buku-buku, buku teks, dan catatan-catatan lain yang berkaitan dan dapat mendukung penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer (sumber data utama) dan sumber data sekunder (sumber data pendukung). A. Sumber data sekunder yang disebutkan di sini merupakan sumber lain yang berfungsi melengkapi sumber data primer.
Amrullah (Buya Hamka). 5) Tafsir al-Munir oleh Wahbah bin Musthafa al-Zuhaily 6) Shafwatut Tafasir oleh Syeikh Muhammad Ali ash-Shabuni 7) Tafsir al-Misbah oleh M. Dengan menggunakan kaedah dokumentasi, data berkaitan penyelidikan diperoleh berdasarkan konsep rangka kerja bertulis, yang telah disediakan terlebih dahulu.
Sistematika Penulisan
Bab ini berfungsi sebagai kerangka acuan penelitian dan memastikan pembahasan tidak meluas sekaligus mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal. Berdasarkan pembahasan dan analisis tafsir surat al-Kahfi ayat 83-88 dapat disimpulkan bahwa kausalitas (sebab akibat) dalam surat al-Kahfi ayat 83-88 adalah momen dimana Dzulqarnain diberi kesempatan dan jalan untuk mencapai segalanya yaitu berupa penaklukan suatu kaum dan kekuasaan atas timur dan barat. Prestasinya menaklukkan suatu bangsa dan menguasai timur dan barat adalah hasil dari kemampuan yang Tuhan berikan kepadanya.
Kisah Dzulqarnain dalam tafsir asy-Sya'rawi (w. 1419 H) di mana Dzulqarnain diberikan oleh Allah SWT kemampuan berupa jalan, ilmu, sarana dan kekuatan untuk menaklukkan bumi. Lebih-lebih lagi sebab dan akibat yang berlaku kepada orang-orang kafir bahawa apabila datang nasihat kepadanya dan dia masih dalam kekufurannya, akibatnya Dzulqarnain boleh menyiksanya dengan azab dunia. Berlainan pula dengan orang-orang yang beriman di antara mereka, maka akibat dari perbuatannya itu dia akan mendapat layanan yang baik dan Allah akan memberikan balasan yang terbaik kepadanya.
96 Pengarang menafsirkan dan memahami bahawa ash-Sha'rawi menafsirkan segala sesuatu yang berlaku mempunyai sebab dan akibat yang sentiasa mengiringinya dan punca sebab itu adalah kehendak Allah SWT.
Saran
Federspiel, Howard M, Kajian Al-Qur'an di Indonesia, dari Mahmud Yunus hingga Quraish Shihab, terj. Miftah Faridh dan Agus Syihabuddin, Al-Quran Sumber Hukum Islam yang Pertama, Bandung: Pusaka, 1989. Silfiah, Rossa Ilma Hukum Sebab Akibat Dalam Perspektif Al-Quran, dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.
Yanggo, Huzaimah Tahido MA, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi; Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, Jakarta: IIQ Press, Cet.