LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Nama : Aan Asep Saepudin
No UKG : 201500941615
Asal Institusi : SMAN 5 Pandeglang
LPTK : Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka
Siklus : 2
Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 2.1
Kolom (1): Permasalahan yang telah diidentifikasi. Tuliskan permasalahan yang dirasa paling urgent terkait pembelajaran dari sejumlah masalah yang telah ditemukan dalam tahap identifikasi masalah dan ditentukan di tahap sebelumnya untuk diatasi.
Kolom (2) dan (3) Penyebab Masalah dan Kategori penyebab masalah. Kedua kolom ini merupakan penajaman dari tahap sebelumnya.
Kategorikan penyebab masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media pembelajaran. Ketiganya merupakan aspek yang paling memungkinkan untuk guru intervensi secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas/ lab/ bengkel.
Dua atau lebih permasalahan berbeda yang muncul ke permukaan saat observasi bisa jadi memiliki satu atau lebih sebab yang sama.
Sebaliknya, satu permasalahan dapat memiliki dua atau lebih penyebab. Sebagai contoh, dalam observasi pembelajaran Bahasa, mahasiswa PPG Dalam Jabatan mengidentifikasi permasalahan: (a) Sejumlah besar siswa di kelas tidak mampu memahami isi bacaan yang disajikan (yang terlihat dari ketidaktepatan menjawab pertanyaan LOTS terkait informasi umum dan rinci sebuah bacaan) dan (b) Sebagian siswa terlihat tidak bersemangat saat belajar membaca (minat membaca kurang). Dua persoalan ini bisa jadi memiliki satu atau lebih penyebab yang sama, misalnya, pilihan materi ajar (bahan bacaan) yang kurang relevan dengan level atau minat peserta didik. Kemungkinan lain, kedua persoalan tersebut muncul karena pilihan metode pengajaran yang kurang sesuai untuk pembelajaran membaca.
Pada beberapa kasus, pernah ditemui seorang guru dalam kegiatan inti pelajaran Bahasa hanya membagikan teks bacaan dan meminta siswa membacanya tanpa melakukan kegiatan pra membaca dan tidak pula memberikan panduan/ mengajarkan strategi pemahaman bacaan, sebelum mengajukan seperangkat soal terkait bacaan. Dalam hal ini, guru tersebut melewatkan tahapan mengajar membaca sehingga hanya terfokus melakukan asesmen membaca. Pada kasus demikian, maka pada penyebab masalah ada pada kategori materi dan/
atau metode pembelajaran.
Contoh lain, pada saat observasi kelas/ bengkel/ lab ditemukan persoalan: (a) siswa tidak dapat menyelesaikan tugas atau aktivitas sesuai alokasi waktu dan (b) guru tidak sempat melakukan kegiatan penutup dengan baik karena waktu pembelajaran telah habis. Dalam kasus demikian, ada kemungkinan jumlah materi atau aktivitas yang dirancang untuk disajikan dalam suatu sesi pembelajaran terlalu banyak atau kurang efisien. Terdapat juga kemungkinan guru menggunakan media pembelajaran yang memakan cukup banyak waktu untuk persiapan dan operasionalisasinya. Mahasiswa dapat merefleksi, manakah yang menjadi penyebab persoalan dan mencentang pada satu
dan motivasi belajar, seperti terdapatnya siswa yang pasif atau kurang inisiatif dalam pembelajaran, siswa yang mendominasi diskusi, kerja kelompok yang tidak berjalan baik, siswa yg duduk di baris belakang yang tidak fokus dan semacamnya boleh jadi berakar pada pilihan- pilihan materi, metode/ aktivitas, atau media pembelajaran yang sesuai untuk setiap tahapan pembelajaran yang dirancang atau kurang terstruktur dengan baik.
Jika dalam pembelajaran ditemui masalah yang menurut mahasiswa ikut dipengaruhi faktor di luar pembelajaran, misalnya terkait kecukupan fasilitas, pendanaan, atau dukungan lingkungan dan orang tua, persoalan tersebut harus disikapi secara profesional. Misalnya jika siswa Fase A-D tidak dapat memahami suatu konsep yang rumit dan guru melihat fasilitas pendukung berupa LCD proyektor dan laptop untuk menjelaskan konsep tersebut tidak tersedia, maka perlu diingat bahwa ketidakpahaman siswa bukanlah disebabkan oleh ketiadaan fasilitas namun karena mungkin kompleksitas konsep tersebut dan penyajiannya kurang sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Maka ketidakpahaman siswa, bisa jadi merupakan akibat penyajian materi atau pilihan metode penyajian yang kurang sesuai. Jika saja materi tersebut dibuat berjenjang, disederhanakan, ditambah dengan gambar, realia, contoh, atau disajikan secara bertahap melalui aktivitas yang menarik, persoalan ketidakpahaman akan konsep tersebut akan lebih memiliki potensi untuk dihindari. Sedangkan, penyediaan LCD proyektor dan laptop saja belum tentu dapat mengatasi persoalan itu.
Kolom (4) Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Misal, dari hasil refleksi diketahui penyebab persoalan siswa yang tidak memperhatikan dalam pembelajaran Bahasa disebabkan oleh pilihan materi dan metode yang kurang sesuai maka solusi yang mungkin dilakukan antara lain 1) mengganti teks bacaan sehingga sesuai dengan minat dan level siswa sehingga dapat memicu rasa ingin tahu siswa. 2) Menerapkan metode KWL untuk memandu siswa memahami bacaan 3) memasukkan unsur permainan dalam metode pembelajaran, atau 4) menyusun daftar pertanyaan pemahaman secara berjenjang serta teknik untuk bertanya yang memungkinkan semua peserta dengan keberagaman tingkat kemampuan memiliki sense of success yang relatif sama.
Kolom (6), (7) dan (8) Buatlah evaluasi dari alternatif solusi. Tuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari solusi tersebut. Untuk kelemahan yang diidentifikasi, tuliskan mitigasi atau langkah apa yang dapat diambil untuk meminimalisir/ mengantisipasi kelemahan.
Masalah dalam
Pembelajaran Penyebab
Masalah Kategorisasi
Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tuliskan persoalan yang telah
diidentifikasi / ditentukan di tahap sebelumnya.
Fokuskan pada persoalan terkait pembelajaran
Tuliskanlah penajaman apa
penyebab setiap masalah yang diidentifikas i.
Renungkan, apakah persoalan tersebut terkait dengan
pemilihan/
penyajian materi ajar, media, metode pembelajaran, atau yang lain.
Centang pada kolom yang sesuai.
Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Solusi ini diperoleh dari hasil kajian literatur dan wawancara dengan sejawat / pakar
Apakah kelebihan dari setiap
alternatif solusi yang dipilih
Apakah
kelemahan dari setiap alternatif solusi yang dipilih
Menurut Anda, apakah kelemahan tersebut dapat diantisipasi? Jika bisa, bagaimana caranya?
materi media Metode/ strategi lainnya
1. Permasalahan masalah
matematika pada LKPD berbasis PBL belum
mengintegrasikan soal HOTS yang
1. Sintak-sintak Pembelajaran PBL berdiferensiasi bulum
berjalan maksimal.
2. LKPD Belum
√ Alternatif Solusi:
1. Penerapan model pembelajaran PBL diferensiasi progresif berbantuan LKPD dengan pemecahan masalah HOTS dalam
Pros (Kekuatan) 1. Meningkatkan
motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta didik 2. Memudahkan
peserta didik
Corn (Kelemahan) 1. Perlu
persiapan yang matang terkait media yang akan
Kelemahan ini bisa diatasi Dengan cara:
1. Guru
mengidentifikasi waktu dan kefektifan media
berkaiatan dengan ukuran penyebaran data.
memuat Permasalahan HOTS ukuran penyebaran data
√ pembelajaran
matematika pada materi ukuran penyebaran data.
Diharapkan pentuan solusi diatas dapat mengatasi masalah siswa belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran pada materi ukuran.
Hasil kajian Literatur:
Widyadari, (2019).
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan metode pembelajaran diferensiasi progresif berbantuan LKS dalam pembelajaran
matematika dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dari kurang aktif pada refleksi awal menjadi aktif pada akhir siklus II.
2. Penerapan metode
dalam
mengingat dan meningkatkan pemahaman materi yang dipelajari.
3.
Peserta didik menjadi aktif dan semangat saat mengikuti pembelajaran.4.
Mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dalam menganalisis soal dan menemukan solusi jawaban yang tepat sehingga lebih sistematis dan mempermudah peserta didik dalammenyelesaikan soal.
5.
Memberikan kesempatandigunakan oleh Guru.
2. Memerlukan waktu lama dalam
menjalankan sintak-sintak PBL dalam proses
pembelajaran.
yang akan digunakan 2. Guru dapat
mencoba timelist di setiap sintak PBL dalam poses pembelajaran.
Masalah dalam
Pembelajaran Penyebab
Masalah Kategorisasi
Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
pembelajaran diferensiasi progresif berbantuan LKS dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X MIPA 3 SMA Taman Rama Denpasar, dimana rata-rata kelas meningkat sebesar 1,54 daya serap peserta didik meningkat sebesar 15,4% dan ketuntasan belajar secara klasikal meningkat sebesar 65,7% dari hasil belajar refleksi awal
Widyadari, (2019).
PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN DIFERENSIASI PROGRESIF BERBANTUAN LKS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MIPA 3 SMA TAMAN RAMA DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2019/2020.
Widyadari: Jurnal Pendidikan https://ojs.mahadewa.ac
kepada peserta didik untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimiliki sehingga peserta didik terlibat aktif dalam belajar.
6.
Pembelajaran lebihmenyenangkan tidak
membosankan.
7.
Membantu peserta didik bekerja dengan efektif dalam kelompok..id/index.php/widyadari/
article/view/499 Ni Made Dianti Purwaningsih (2017) Penerapan model Problem Based Learning pada proses pembelajaran memiliki pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa karena model tersebut sangat erat kaitannya dengan
kegiatan siswa, yaitu
memecahkan suatu masalah.
Dengan adanya suatu permasalahan, siswa
menggunakan pengetahuan, mengoptimalkan
keterampilan yang dimilikinya dan tertantang untuk
menyelesaikan masalah- masalah tersebut dengan berbagai cara
Ni Made Dianti Purwaningsih (2017).
Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika
Masalah dalam
Pembelajaran Penyebab
Masalah Kategorisasi
Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
dengan Mengontrol Bakat Numerik Siswa.
Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains https://scholar.google.com/s cholar?hl=id&as_sdt=0%2C 5&q=Ni+Made+Dianti+Purw aningsih+%282017%29+&b tnG=
JENRI AMBARITA dan PITRI SOLIDA SIMANULLANG (2023: 162)
Pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu solusi pembelajaran uyang isa diimplementasikan untuk menjawab kebutuhan peserta didik yang beragam.
Pembelajaran diferensiasi yang diawali dengan asesmen diagnostik untuk memetakan karakteristik peserta didik.
Jenri Ambarita & Pitri Solida Simanullang (2023).
Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi. Indramayu: CV.
Adanu Abimata
Lucy Asri Purwasi dan Nur Fitriyana (2020)
Hasil penilaian keefektifan
melalui tes HOTS
menunjukkan persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 86,7% dan respon siswa menunjukkan respon positif terhadap LKPD. Hasil penilaian tes menunjukkan rata-rata pretes diperoleh 30,76, sedangkan postes diperoleh 74,09. Artinya, terdapat peningkatan rata-rata nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi dari pretes ke postes dalam ujicoba lapangan.
Lucy Asri Purwasi dan Nur
Fitriyana (2020)
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS).
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika.
https://doi.org/10.24127/ajp m.v9i4.3172
Masalah dalam
Pembelajaran Penyebab
Masalah Kategorisasi
Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Qodriyah, dkk (2023).
Kemampuan ICT yang diukur dalam asesmen matematika SMA berbasis HOTS meliputi kemampuan analitis, kreatif, dan evaluatif untuk membantu guru dan siswa dalam meningkatkan pemahaman tentang konsep matematika, meningkatkan keterampilan berpikir kritis, memfasilitasi pembelajaran yang lebih interaktif, partisipatif dan mengevaluasi kemajuan siswa serta memberikan umpan balik yang lebih efektif. Namun, ada beberapa tantangan dalam penggunaan ICT dalam asesmen matematika berbasis HOTS, seperti masalah aksesibilitas dan kesenjangan digital antara siswa. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasi tantangan tersebut agar penggunaan ICT dalam asesmen matematika dapat memberikan manfaat yang
optimal bagi pembelajaran matematika SMA berbasis HOTS.
Qodriyah, A., Sari, A. ., Agustin, E. L. ., Fauzah, M. .,
& Pramesti, S. L. D. . (2023).
Analisis ICT pada Assessment Matematika SMA berbasis HOTS: ICT. SANTIKA : Seminar Nasional Tadris Matematika, 3, 57–68. Retrieved from https://proceeding.uingusdur.
ac.id/index.php/santika/articl e/view/1325
2. Siswa tidak bisa mengetahui
langsung hasil asesmen yang dilakukan.
1. Guru tidak bisa menilai hasil
assesmen formatif secara langsung dikarnakan butir soal yang diberikan
√ √ Alternatif Solusi:
2. Mengunakan media TIK (Google Form/Quizizz/dll) dalam asesmen formatif pada proses pembelajaran.
yang diharapkan hasil analisis asesmen dapat disampaikan secara langsung pada pertemuan tersebut.
Pros (Kekuatan 1. Lebih efektif
untuk menerapkan asesmen 2. Lebih efesien
waktu
pengolahan/peni laian/
melakukan
Corn (Kelemahan) 1. Tidak bisa
memuat butir soal uraian
Kelemahan ini bisa diatasi Dengan cara:
1. Guru bisa mengatasi jenis soal dengan soal HOTS walaupun bentuknya pilihan ganda
Masalah dalam
Pembelajaran Penyebab
Masalah Kategorisasi
Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
berbentuk soal Uraian 2. Guru tidak
membuat media bantu penilaian seperti Google Form/Quizi z dll
√ Kajian Literatur:
Febriani (2023). Penggunaan situs google form dapat memudahkan guru dan peserta didik dalam menerapkan asesmen sumatif literasi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan situs google form dinilai efektif untuk menerapkan asesmen sumatif literasi di SMA N 5 Surakarta.
Febriani (2023). PEMANFAATAN SITUS GOOGLE FORM SEBAGAI PENERAPAN ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM) LITERASI DI SMAN 5 SURAKARTA. Jurnal: Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia.
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php /snpbi/article/view/13174
Fatmawati, F., Yahya, F., &
Sentaya, I. M. (2023).
Menyampaikan bahwa:
Feedback pada siswa
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pelatihan dan pendampingan pelaksanaan asesmen pembelajaran berbantuan tik untuk guru- guru pasraman. Kegiatan terbagi menjadi tiga tahapan utama yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru-guru
pasraman dalam
melaksanakan asesmen pembelajaran berbantuan TIK.
Kegiatan ini mendapat respon positif dari semua guru di pasraman Widya Dharma.
Fatmawati, F., Yahya, F., &
Sentaya, I. M. (2023).
PELATIHAN PELAKSANAAN ASESMEN DIAGNOSTIK, FORMATIF, DAN SUMATIF BERBANTUAN TIK UNTUK GURU-GURU PASRAMAN WIDYA DHARMA
SUMBAWA. Jurnal Pendidikan
Masalah dalam
Pembelajaran Penyebab
Masalah Kategorisasi
Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Dan Pengabdian
Masyarakat, 6(3), 154–161.
https://doi.org/10.29303/jpp m.v6i3.5595