Disusun oleh:
USMAN SASMITA 201500551416
AKSI NYATA
PPKN KELAS 7
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
BAGAIMANA UBD
MEMBANTU GURU
UNDERSTANDING BY DESIGN
Understanding by Design (UbD) adalah sebuah pendekatan perencanaan kurikulum dan pembelajaran yang menekankan pentingnya pemahaman mendalam dan kemampuan transfer pengetahuan. Dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe, pendekatan ini mengajak pendidik untuk merancang pembelajaran dengan fokus pada apa yang benar-benar penting untuk dipahami oleh siswa, bukan sekadar menyampaikan informasi atau
menyelesaikan materi.
Dalam UbD, proses perencanaan dimulai dari hasil akhir yang diharapkan, yakni pemahaman konseptual dan
kemampuan siswa menerapkan apa yang mereka pelajari di berbagai konteks kehidupan nyata. Dari sana, guru
menyusun bentuk penilaian yang sesuai, lalu merancang pengalaman belajar yang mendukung tercapainya tujuan tersebut. Pendekatan ini menempatkan siswa sebagai pembelajar aktif yang diajak berpikir kritis, membangun makna, dan mengaitkan pelajaran dengan dunia nyata.
UbD bertujuan menciptakan pembelajaran yang bermakna, relevan, dan berorientasi pada jangka panjang, bukan
hanya berfokus pada hafalan atau penguasaan materi secara permukaan.
IDE PENTING YANG DIPEROLEH
Ide penting yang diperoleh dari pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design (UbD):
1. Fokus pada Pemahaman yang Mendalam
UbD menekankan bahwa tujuan utama pembelajaran adalah pemahaman yang bermakna dan tahan lama, bukan sekadar menghafal fakta. Siswa diajak untuk memahami konsep inti dan mengaitkannya dengan pengalaman nyata.
2. Perencanaan Dimulai dari Tujuan Akhir
Dalam UbD, guru merancang pembelajaran secara backward (mundur), yaitu dimulai dari menentukan hasil belajar yang diinginkan terlebih dahulu, lalu menyusun penilaian, dan baru merancang aktivitas belajar. Ini membantu menciptakan
pembelajaran yang lebih terarah dan bermakna.
3. Transfer Pembelajaran ke Kehidupan Nyata
Pembelajaran tidak hanya terjadi di kelas, tapi harus bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. UbD mendorong siswa untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks baru dan beragam.
4. Penilaian sebagai Alat untuk Mengukur Pemahaman
UbD mengedepankan penilaian yang autentik dan beragam untuk menilai sejauh mana siswa benar-benar memahami materi, bukan hanya bisa menjawab soal ujian.
5. Pertanyaan Esensial sebagai Pemantik Berpikir
Pertanyaan esensial digunakan untuk menggugah rasa ingin tahu siswa dan mendorong pemikiran tingkat tinggi. Ini
membantu siswa mengeksplorasi ide besar dan menjelajahi makna lebih dalam dari materi pelajaran.
MENENTUKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
MENETUKAN ASESMEN
MENENTUKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Identifikasi sasaran
pembelajaran yang mendalam dan aplikatif
Rancang rubrik penilaian yang jelas dan terukur.
Tentukan alur belajar yang
berorientasi pada pencapaian
tujuan
pembelajaran.
Rumuskan pemahaman utama dan pertanyaan esensial
susunan asesmen formatif yang berkesinambunga n selama proses pembelajaran
Desain aktivitas pebelajaran yang mendalam dan interaktif.
Tentukan kriteria keberhasilan capaian
pembelajaran
Kembangkan instrumen
penilaian autentik yang relavan
dengan kehidupan nyata.
Pilih strategi model metode, dan pendekatan pembelajaran yang relavan.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN YANG
RELAVAN
LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN
Topik: Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari- hari :
Tahap 1: Menentukan Hasil yang Diharapkan
Siswa memahami arti dan pentingnya Pancasila.
Siswa mampu mengidentifikasi dan menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Tahap 2: Menentukan Bukti Penilaian
Penilaian proyek: Membuat poster atau video tentang penerapan nilai Pancasila.
Penilaian lisan/tulisan: Menjawab pertanyaan tentang contoh penerapan setiap sila.
Tahap 3: Merancang Kegiatan Pembelajaran
Pembuka: Diskusi ringan tentang pentingnya hidup rukun dan adil.
Inti:
Menjelaskan makna setiap sila.
Siswa menganalisis contoh kasus sederhana.
Kerja kelompok membuat proyek.
Penutup: Refleksi dan presentasi hasil proyek.
MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN
MEDIA CETAK
ALASAN PEMILIHAN
Media cetak dapat diakses tanpa memerlukan perangkat elektronik atau koneksi internet, menjadikannya ideal untuk lingkungan dengan keterbatassan teknologi.
MEDIA CETAK
Buku teks : Sumber informasi utama yang berhubungan dengan topik pembelajaran, digunakan untuk mendalami materi.
Lembar Kerja Siswa (LKS) : Aktivitas atau tugas yang dirancang untuk melatih keterampilan dan pemahaman siswa terkait dengan tujuan pembelajaran.
Artikel dan jurnal : BAcaan tambahan yang memberikan perspektif lebih dalam tentang topik tertentu atau studi kasus.
Video Edukasi
Video pendek tentang penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (misalnya gotong royong, toleransi).
Digunakan saat apersepsi untuk membangun konteks.
TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN
Refleksi Siswa
1.Siswa diminta menulis refleksi singkat tentang apa yang mereka pelajari dan bagaimana mereka bisa menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
2.Penugasan Mandiri
3. Siswa melakukan observasi atau wawancara di
lingkungan rumah/sekolah mengenai penerapan nilai Pancasila, lalu membuat laporan singkat.
Umpan Balik Guru
1. Guru memberikan umpan balik terhadap proyek atau hasil kerja siswa, baik secara lisan maupun tertulis, untuk memperkuat pemahaman dan mendorong perbaikan.
2.Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Remedial: Diberikan kepada siswa yang belum memahami konsep, melalui penjelasan ulang atau tugas tambahan yang lebih sederhana.
Pengayaan: Diberikan kepada siswa yang sudah mahir, misalnya membuat vlog pendek atau
artikel singkat tentang isu kewarganegaraan.
Pameran Hasil Karya
1. Menyediakan ruang kelas atau media digital untuk menampilkan hasil proyek (poster/video), agar siswa merasa bangga dan termotivasi.
KESIMPULAN
Pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design (UbD) sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman
siswa secara mendalam dan kemampuan mereka
menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata. Dalam mata pelajaran PPKn, UbD membantu siswa tidak hanya mengenal nilai-nilai Pancasila secara teori, tetapi juga menginternalisasi dan mengamalkannya sehari-hari.
Dengan memulai perencanaan dari tujuan akhir yang
diinginkan, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih fokus dan terarah. Penilaian yang autentik menjadi alat penting untuk mengukur sejauh mana siswa benar-benar memahami dan mampu menerapkan nilai-nilai
kewarganegaraan.
Pembelajaran yang relevan dan kontekstual membuat siswa lebih mudah mengaitkan materi dengan pengalaman
mereka sendiri, sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna. Selain itu, tindak lanjut seperti refleksi dan observasi membantu memperkuat pemahaman dan mendorong sikap positif siswa dalam kehidupan bermasyarakat.
Secara keseluruhan, UbD mendukung pembentukan karakter dan kesadaran kewarganegaraan yang
bertanggung jawab, sekaligus memastikan pembelajaran PPKn tidak hanya memenuhi standar kurikulum, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi kehidupan siswa dan
lingkungannya.
UMPAN BALIK
UMPAN BALIK KEPALA SEKOLAH
UMPAN BALIK TEMAN SEJAWAT Meskipun UbD menekanka
pada pemahaman mendalam, beberapa siswa
mungkin measa kesulitan dengan pendekatan ini jika
mereka merasa terbiasa dengan pembelajaran yang lebih langsung dan struktur.
Model UbD sangat membantu dalam merancang rencana
pembelajaran yang lebih terstruktur. Fokus pada hasil
akhir membuat proses lebih jelas dan memudahkan saya dalam menetapkan tujuan yang
spesifik untuk siswa.