i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTS NURUL ISLAM SEKARBELA
TAHUN AJARAN 2021/2022
Oleh SUHADA NIM 180104005
PRODI TADRIS IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM MATARAM
MATARAM 2022
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTS NURUL ISLAM SEKARBELA
TAHUN AJARAN 2021/2022 Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Mencapai Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh SUHADA NIM 180104005
PRODI TADRIS IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM MATARAM
MATARAM 2022
iii
iv
v
vi
vii
viii MOTTO
ۡمِهۡيَلِا ۤۡى ِح ۡىُّو الَّاَج ِر الَِّا َكِلۡبَق ۡهِم اَىۡلَس ۡرَا ۤاَم َو ۡنِا ِزۡكِّذلا َلۡهَا ا ۤۡىُلَٔـــۡسَف
َن ۡىُمَلۡعَت َلَّ ۡمُتۡىُك
Artinya:
“Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS.An-Nahl [16]:43)1
1 Yayasan Pengelenggara Penerjemah al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahannya: Edisi Ilmu Pengetahuan, (Bandung:PT. Mizan Bunaya Kreativa, 2011), hlm.273.
ix
PERSEMBAHAN
Dengan penuh syukur kepada allah SWT, persembahkan karya skripsi ini kepada orang-orang terdekatku:
1. Persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku tercinta (ayahanda A.Hamid, dan Ibunda Saadiah), yang sangat mendambahkan keberhasilan dan dan tak henti-henrinya melafadzkan doa dan meneteskan keringatnya untuk keberhasilan dan kesuksesanku. Skripsi ini persembahkan sebagai kado terindah dari anakmu, terima kasih yang sebesar- besarnya anaknda ucapkan, semoga Allah SWT membalas jasa mu ayah dan ibuk. Amin.
2. Keluarga besar tercinta (Bibi, paman, dan adek-adeku) yang selalu menjadi pengemangatku. Terimaksih atas perhatian, bantuan dan motivasinya.
3. Semua teman kelas A pendidikan IPA Biologi angkatan 2018, kalian adalah kenangan yang tak pernah bisa lupakan
4. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Mataram.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat dan semua pengikutnya Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian proposal skripsi ini tidak akan sukses tampa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:
1. Prof Dr. H. Adi Fadli, M. Ag sebagai pembimbing I dan Ibuk Neneng Agustiningsih, M.Pd sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi yang detail secara terus menerus tampa bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadi proposal skripsi ini menjadi lebih baik, lebih matang dan cepat terselesaikan.
2. Bapak Dr. Harja Effendi, M.Pd selaku ketua jurusan tadris IPA biologi dan ibuk Dr. Nining Purwati, M.Pd selaku sekertaris jurusan IPA biologi yang memberikan motivasi dan nasehat kepada kami semua mahasiswa tadris IPA biologi.
3. Dosen Wali Bapak Dr. Edi Muhammad Jayadi Ir, MP 4. Semua Dosen Tadris IPA Biologi
5. BapakDr. Jumarin, M. HI. Selaku Dekan FTK UIN Mataram 6. Bapak Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. Selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk
xi
menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa perna selesai.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas segalah, bantuan, bimbingan, nasehat, dukungan dan segala arahannya yang telah diberikan kepada penulis. Penulis sadar akan kekurangan dari skripsi ini, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan, guna lebih sempurnanya skripsi ini. Demikianlah skripsi yang penulis buat semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Amin.
Mataram, 24 Agustus 2022 Penulis,
Suhada
xii DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
ABSTRAK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
D. Definisi Operasional ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 13
A. Kajian Pustaka ... 13
B. Kerangka Berpikir ... 44
C. Hipotesis Penelitian ... 48
BAB III METODE PENELITIAN... 49
A. Jenis dan Pendekatan Penlitian ... 49
B. Populasi dan Sampel ... 50
xiii
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 51
D. Variabel Penelitian ... 51
E. Desain Penelitian ... 51
F. Instrument ... 53
G. Teknik Pengumpulan Data ... 59
H. Teknik Analisis Data ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66
A. Uji Kelayakan Instrumen ... 66
B. Hasil Penelitian ... 67
C. Pembahasan ... 78
BAB V PENUTUP ... 97
A. Kesimpulan ... 97
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
LAMPIRAN ... 103
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rata-rata nilai hasil belajar kelas A-D ...4
Tabel 2. Indikator Keterampilan Proses Sains ...29
Tabel 1.3. Menunjukkan Bahwa Nilai Rata-Rata KPS Peserta ...68
Tabel 4. Data kemampuan hasil belajar Pre-test dan Pos-test ...70
Tabel 5. Data keterlaksanaan pembelajaran ...72
Tabel 6. Uji normalitas pre-test dan post-test KPS ...72
Tabel 8. Uji homogenitas pre-test dan post-test KPS ...73
Tabel 9. Uji homogenitas pret-tes dan post-tes hasil belajar ...76
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1. Penyebab pencemaran tanah. ...40 Gambar 1. 2. Kondisi air yang bersih (kiri) dan air kotor (kanan) ...41 Gambar 1. 3. Dampak pencemaran air ...41 Gambar 1. 4. Kondisi udara yang bersih (kiri) dan udara
yangtercemar (kanan) ...42
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1. Profil Madrasah
Lampiran 1.2. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Lampiran 1.3.Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Lampiran 1.4.Uji Validitas Kelayaka Instrumen
Lampiran 1.5. Data Nilai Kelas Control Dan Kelas Eksperimen Lampiran 1.6. Soal Pre-Tes, Post-Tes KPS Tes Uraian (Essay) Lampiran 1.7. Soal Pre-Tes, Post-Tes Hasil belajar Tes Uraian
(Essay)
Lampiran 1.8.Analisi Keterlaksanaan Pembelajaran
Lampiran 1.9. Analisis Data Kps Dan Hasil Belajar, Keterlaksanaan
Lampiran 1.10. Analisis Normalitas, Homogenitas, Dan Uji T
xvii ABSTRAK
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Nurul Islam Sekarbela Tahun Ajaran
2021/2022.
Oleh:
Suhada NIM 180104005
Pembelajaran merupakan suatu peningkatan kemampuan siswa secara lebih baik yang harus dilakukan dalam keadaan tersusun rapi (terstruktur). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa kelas VII MTs Nurul Islam Sekarbela, Mataram pada mata pelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah menggunakan kuasi eksperimen dengan desain Non equivalent control group design. Populasi penelitian ini siswa kelas VII A-D MTs Nurul Islam Sekarbela berjumlah 129 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 64 orang siswa kelas VII A dan B yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Instrument yang digunakan adalah tes subyektif yang terdiri dari 14 soal untuk mengukur hasil belajar dan 11 soal untuk mengukur keterampilan proses sains (KPS), intrumen tes sudah dilakukan uji validitas. Data dalam penelitian dianalisis menggunakan dua jenis, analisis deskrptif dan diverensial. Analisis hipotesis diukur menggunakan analisis covariant (Uji T) dengan bantuan SPSS, sebelumnya dilakukan uji prasarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa dengan nilai signifikansi 0,113 > 0,05 dan model pembelajaran inkuri terbimbing berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan nilai signifikansi 0,752 > 0,05. Model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Proses Sains (KPS), Hasil Belajar
xviii
ABSTRACT
Learning is on improvement in students’abilities better which must be done in a structured (structured). This study aims to determine the effect of the guided inquiry learning model on science process skills and the influence of the guided inquiry learning model on the learning outcomes of class VII students of Mts Nurul Islam Sekarbela Mataram in science subjects. The type of research used is a quasi-experimental design with a non- equivalent control group design. The population in this study were students of class VII A-D Mts Nurul Islam Sekarbela, amounting to 129 people. is a subjective test consisting of 14 questions to measure learning outcomes and 11 questions to measure science process skills (KPS), the test instrument has been tested for validity. The data in the study were analyzed using two types, namely descriptive analysis and differential analysis. Hypothesis analysis was measured using analysis of carried out, namely normality test and homogeneity test. The results of the research for the first purpose showed that the guided inquiry learning model had a significant effect on students' science process skills with a significance value of 0.113 > 0.05 and for the second purpose it showed that the guided inquiry learning model had a significant effect. on student learning outcomes with a significance value of 0.752 > 0.05. Guided inqury learning model has an effect on science process skilss and student learning outcomes.
Keywords: Guided Inquiry, Science Process Skills (KPS), Learning Outcomes
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu peningkatan kemampuan siswa secara lebih baik yang harus dilakukan dalam keadaan tersusun rapi (terstruktur). Langkah-langkah ini berhubungan dengan pembelajaran sains.2 Pembelajaran sains melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan keterampilan proses, pengetahuan, dan pengalaman, serta dapat mengarahkan siswa pada kegiatan pembelajaran tentang bagaimana cara memperoleh pemahaman melalui kegiatan ilmiah yang merupakan salah satu pembelajaran IPA.3
Pembelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dengan cakupan yang tidak hanya pada penguasaan pengetahuan berupa fakta, konsep, dan prinsip akan tetapi juga merupakan suatu proses penemuan secara ilmiah, sehingga dapat membawa siswa pada proses pembelajaran yang utuh dan memahami fenomena alam mengetahui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, serta dapat menemukan fakta baru. Penerapan pembelajaran IPA pada kurikulum 2013 sejalan dengan harapan pemerintah agar
2 Mansur, S. dkk., Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Dengan Model Guided Note Taking di SMP, Jurnal Tadris Biologi, Vol.
10, Nomor 1, November 2021, hlm. 21-28.
3 Adriana Agustina Lonny Hamadi, “Pemahaman Guru Terhadap Keterampilan Proses Sains (Kps) dan Penerapannya Dalam Pembelajaran IPA SMP Di Sala Tiga. Edu sains: Jurnal Pendidikan Sains Dan Matematika, Vol, 2, No 10, (2018). H 42.
2
terbentuknya keterampilan proses dalam aktifitas pembelajaran pada diri siswa sehingga dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang di pelajari secara menyeluruh, bermakna serta aktif.4
Keterampilan proses sains (KPS) merupakan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa agar memperoleh pemahaman melalui penyelidikan secara langsung untuk mencegah masalah dari suatu fenomena yang ada di lingkungan sekitarnya berdasarkan kegiatan ilmiah.5 Menurut Dahar keterampilan proses sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan.
Keterampilan proses sains sangat penting bagi siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Semiawan menyemukakan bahwa keterampilan proses sains sangat penting diterapkan dalam proses belajar mengajar agar anak berlatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis,
4 Susbianto And Inshi Wilujen, “Pengembangan Perangkat IPA Berbasis Kurikulum 2013 Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses, Kejujuran, Dan Tanggung Jawab”. Jurnal Pendidikan Karakter, 1.4 (2016), 86-103.
5 Insar Damopoli, dkk, “Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Jurnal Bioedukatikal, Vol 6, No 1 (Mei 2018), H 22-30.
3
menumbuh kembangkan keterampilan fisik dan mental, serta sebagai wahana untuk menyatukan pengembangan konsep siswa dengan pengembangan sikap dan nilai yang penting sebagai bekal terhadap tantangan dieraglobalisasi. Meskipun demikian kenyataan didunia pendidikan keterampilan proses sains belum dikembangkan secara optimal khususnya di MTs Nurul Islam Sekarbela pada tahun pembelajaran 2021/2022.
Tidak terfasilitasinya penerapan keterampilan proses sains (KPS) khususnya pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) dikarenakan guru kurang memahami langkah-langkah keterampilan proses sains yang diukur dalam pembelajaran maupun dalam praktikum. Pengembangan keterampilan proses sains baik dalam proses pembelajaran maupun evaluasi hasil belajar sangat jarang dilakukan, sehingga peserta didik kurang mampu mengembangkan keterampilan dalam menemukan dan menghubungkan konsep yang akan diperoleh.6
Pendidik dapat mengetahui pemahaman siswa dan penguasaan keterampilan proses sains siswa dengan mengukur hasil belajar siswa, hasil belajar siswa merupakan puncak keberhasilan siswa dalam belajar.7 Dilihat dari observasi terdahulu bahwa kelas VII MTS Nurul Islam Sekarbela
6 Supriadi, “Penerapan Model Pembelajran Inkuiri Terbimbing Unruk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Peserta Didik di Kelas IX – G SMP Negeri 1 Stabat Kab Langkat T. P 2018/2019”, Jurnal Pelita Pendidikan, Vol 7, No. 3, (2019). H 121-125.
7 Slameton, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhi Belajar, (Jakarta:Rinika Cipta, 2010), Hlm.2
4
terdapat 4 kelas yaitu kelas A, B, C, dan D, dan disetiap kelas masing-masing terdapat 32 dan 33 siswa. Di antaranya yaitu kelas A, B, dan C terdapat 32 siswa. Sedangkan kelas D terdapat 33 siswa. Jumlah keseluruhan siswa terdapat 129 orang. Bahwa pelajaran IPA pada ulangan harian menunjukan sekitar 75% siswa tidak ketuntasan minimal belajar (KKM) yang ditetapkan yaitu 75, sehingga guru melakukan remedial dalam proses belajar mengajar.
Sementara itu hasil belajar kelas VII MTS Nurul Islam Sekarbela sebagian besar masih kurang dengan nilai rata-rata hasil belajarnya mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Rata-rata nilai hasil belajar kelas A-D No. Kelas Jumlah Rata-rata
1. A 32 54.90
2. B 32 56.71
3. C 32 48.28
4. D 33 46.48
Karena mengingat pentingnya keterampilan proses sains dan peningkatan hasil belajar siswa, proses pembelajaran sains cenderung menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dan menumbuhkan kemampuan berfikir. Menentukan sikap ilmiah seperti ditujukan oleh para ilmuan sains dapat dikembangkan melalui keterampilan-kerampilan proses sains. Sehingga
5
keterampilan proses sains dapat digunakan sebagai model dalam pembelajaran inkuiri terbimbing. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains hasil belajar siswa maka model pembelajaran ini adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan posisi guru membimbing siswa dengan melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing peserta didik tidak hanya mencari dan menemukan pengetahuan sebagai solusi untuk memecahkan masalah tetapi siswa juga dapat memahami pembelajaran sehingga tercipta kegiatan yang variatif sehingga dapat memotivasi peserta didik.8
Model inkuiri terbimbing ini berdasarkan penelitian terdahulu dapat mengembangkan keterampilan proses sains dan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Keterampilan proses sains (KPS) adalah wujud dari sains. Pembelajaran yang bersifat sains sangatlah penting untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah
8 Blosser, E. P. “Penerapan Model Pembelajran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Peserta Didik di Kelas IX – G SMP Negeri 1 Stabat Kab Langkat T. P 2018/2019”, Jurnal Pelita Pendidikan, Vol 7, No. 3, (2019). H 121-125.
6
secara ilmiah. Dahar menyatakan keterampilan proses sains (KPS) adalah kemampuan yang dimiliki oleh diri siswa untuk menerapkan sebuah metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan.
Keterampilan proses sains juga bukan hanya diterapkan dalam proses pembelajaran dikelas, namun juga dapat menjadi bekal dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Dan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Peranan pendidik dalam model pembelajaran ini memberikan bimbingan kepada siswa.
Sehingga keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa akan terlatih dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Berdasarkan ini maka peneliti juga ingin melakukan penelitian disekolah Nurul Islam Sekarbela Tahun Pelajaran 2021/2022.
B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:
a. Adakah pengaruh inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa kelas VII MTS Nurul Islam Sekarbela Tahun Pelajaran 2021/2022?
7
b. Adakah pengaruh inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas VII MTS Nurul Islam Sekarbela Tahun Pelajaran 2021/2022?
2. Batasan Masalah
Dari uraian di atas maka peneliti membatasi pada masalah sebagai berikut:
a. Peneliti hanya meneliti siswa kelas VII MTS Nurul Islam Sekarbela Tahun Pelajaran 2021/2022.
b. Penelitian berfokus pada model keterampilan hasil belajar siswa
c. Hasil belajar pada aspek kognitif adalah kemampuan siswa dalam mempelajari suatu konsep di sekolah dan di nyatakan dalam skor melalui hasil tes siswa dengan ketuntasan minimal belajar (KKM) yang ditetapkan yaitu 75. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pencapaian pembelajaran.
d. Materi yang diteliti pencemaran lingkungan C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui:
1. Pengaruh inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa kelas VII MTS Nurul Islam Sekarbela Tahun Pelajaran 2021/2022
8
2. Pengaruh inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas VII MTS Nurul Islam Sekarbela Tahun Pelajaran 2021/2022.
2. Manfaat penelitian
Setiap masalah yang diteliti atau diangkat sebagai suatu objek penelitian merupakan sebuah masalah yang dianggap penting dan peneliti ini diharapkan dapat memberi manfaat penelitian. Adapun manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua yakni sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa.
b. Manfaat praktis
Secara praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk memperbaiki kinerja, terutama bagi sekolah, guru, dan siswa serta seseorang untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
1) Madrasah
Dapat dijadikan sebagai alternatif bagi Madrasah dalam menerapkan model pembelajaran guna meningkatkan keterampilan dan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA.
9 2) Guru
Diharapkan dapat memberikan informasi bagi pendidik (Guru) tentang cara mempermudah siswa dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains.
3) Siswa
Membantu siswa untuk berketerampilan dalam pembelajaran IPA sehingga dapat mencapai hasil belajar secara optimal.
4) Peneliti
Sebagai calon guru diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya, menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa.
D. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran inkuiri sering dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa yunani yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses perfikir itu biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
10
Menurut Massialas model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah proses mengajar yang memungkinkan siswa untuk bergerak selangkah demi selangkah dari merumuskan masalah, hipotesis sementara, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menyimpulkan.
Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing pendidik bertugas untuk menggali pengetahuan siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah serta tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang diberikan oleh pendidik. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara adalah teknik menganalisis data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden atau narasumber. Observasi adalah teknik data yang dilakukan dengan cara yang ingin diteliti atau melalui eksperimen (percobaan). Dan dokumentasi adalah metode yang lebih mudah dilakukan metode-metode lain jika ada kekeliruan, sumber datanya masih tetap.
2. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan Sains merupakan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa agar memperoleh pemahaman melalui penyelidikan secara langsung untuk mencegah masalah dari suatu fenomena yang ada di lingkungan
11
sekitarnya berdasarkan kegiatan ilmiah. Keterampilan sains sangat penting bagi siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh penngetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Keterampilan Proses Sains (KPS) yang digunakan yaitu Keterampilan Proses Sains (KPS) prodak dengan menggunakan aspek kognitif dan menggunakan tes uraian (essay). Aspek kognitif adalah substaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Tehnik pengumpulan data menggunakan lembar observasi tujuannya untuk melihat keterlaksnaan pembelajaran menggunakan keterampilan proses sains (KPS).
Indikator keterampilan prose sains yaitu Observasi (mengamati), menggunakan indra (penglihatan, pengbau, pendengar, perasa, serta peraba dan menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan.
Mengelompokan (klasifikasi), mengontraskan ciri-ciri, menghubungkan setiap hasil pengamatan dapat mengelompokan dana membandingkan. Menafsirkan pengamatan (interprestasi), Mencatat setiap hasil pengamatan dan menghubungkan setiap hasil pengamatan.
Mengajukan pertanyaan, mengajukan pertanyaan apa,
12
mengapa, bagaimana, dan bertanya untuk meminta penjelasan. Merencanakan percobaan, menentukan alat dan bahan serta sumber yang digunakan, menentukan apa yang di ukur diamati serta dicatat, dan menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja.
3. Hasil Belajar
Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Jadi hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang diperoleh oleh siswa kelas VII MTS, Nurul Islam Sekarbela, setelah melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing baik secara individu maupun kelompok yang berupa suatu pengetahuan yang dapat dari nilai tes hasil belajar. Dengan teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dengan metode tes jenis uraian (essay).
Indikator dan aspek hasil belajar yaitu dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa.
Nilai hasil belajar menunjukkan hasil yang dicapai siswa dari ranah kognitif (berhubungan dengan pengetahuan), afektif (berhubungan dengan perkembangan atau perubahan sikap), dan psikomotorik (berhubungan dengan penguasaan keterampilan motorik.
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka
a. Penelitian terdahulu yang relevan
Setiap penelitian ada saja perbedaan dan kesamaan. Namun dalam penelitian ini, akan dikemukakan hasil penelitian yang relevan:
1) Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains peserta didik kelas VIII materi sistem gerak pada manusia oleh Nia Indah Sari. Jenis penelitian merupakan kuantitatif menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian posttest-Only Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMPN Satu Atap 1 Jati Agung Lampung Selatan. Berdasarkan analisis data menggunakan Uji-T untuk hasil gabungan dari nilai posttest dan lembar observasi keterampilan proses sains kelas eksperimen dan kelas control.
2) Pengaruh model inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pehaman konsep dan KPS pada materi listrik dinamis pada siswa SMP oleh sakdiah,
14
mursal dan Muhammad syukri, penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan rancangan Pretest-Posttes Control Group Design.
Diukur dengan menggunakan tes dengan memperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada pemahaman konsep dan KPS pada materi listrik dinamis pada siswa SMP dengan menggunakan model inkuiri terbimbing.9
3) Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis lingkungan terhadap keterampilan berpikir kreatif dan penguasaan konsep IPA kelas V SD gugus VIII kecamatan abang, oleh Ketut Neka, A.A.I.N Marhaeni, I Wayan Suastra. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berfikir kreatif dan penguasaan konsep IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran berlangsung. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan menggunakan rancangan Pretest-Posttes Control Group Design. Data keterampilan berpikir kratif dan penguasaan konsep
9 Sakdiah, Mursal, Muhammad Syukri, “Penerapan Model Inquiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan KPS Pada Materi Listrik Dinamis Siswa SMP”. Jurnal IPA Dan Pembelajaran IPA. Vol. 2, No.
1, (2018), H. 41-49.
15
IPA diukur dengan menggunakan tes. Data yang terkumpul dianalisis dengan manova.
4) Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VIII semester II SMPN 5 siak kecil kecamatan siak kecil kabupaten bengkalis, oleh Salfillah Juliana.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi fluida statis untuk meningkatkan hasil belajaran dan keterampilan proses sains siswa kelas VIII semester II SMPN 5 siak kecil kecamatan siak kecil kabupaten bengkalis. Bentuk penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 2 siklus.
Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran inquiri terbimbing lebih meningkat dibandingkan dengan model pemebelajaran konsfensional.10
10 Rahma, Adin, Rini” Penerapan Model Pembelajaran Inquiri Terbimbing Pada Materi Fluida Statis Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Dan Keterampilan Proses Sains Siswa”. Jurnal IPA Dan Pembelajaran IPA. Vol. 2, No. 2, (2018), H. 56-63.
16
5) Pengaruh keterampilan proses sains terhadap hasil belajar pada model latihan inkuiri terbimbing pada materi pembelajaran IPA kelas VII G SMPN 23 pekan baru tahun 2015/2016. Oleh Evi Suryawati, Eliya Vebrita Enda Kumia . Tujuan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh KPS terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran model latihan inkuiri (MLI). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Tehnik pengambilan data dilakukan dengan menggunkan metode tes dan non tes (observasi), yaitu menggunakan lembar observasi KPS.
Berdasarkan analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa adanya pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Berdasarkan kajian hasil penelitian diatas, perbedaan dengan skripsi terdahulu yaitu tempat penelitian, mata pelajaran, dan populasi sedangkan persamaannya adalah kemampuan berpikir kritis hasl belajar.
b. Kajian Teori
1) Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
a) Definisi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
17
Pembelajaran inkuiri sering dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa yunani yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Proses perfikir itu biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.11
Model inkuiri terbimbing adalah suatu model pembelajaran inkuri yang dalam pelaksanaan guru mengediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas untuk siswa.12 Kegiatan inkuiri terbimbing dimulai dari pertanyaan inti, guru menunjukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan siswa kearah kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya.13
11 M. Hosman. Pendekatan Saintifik. Hal.341
12 Wildah Maulidatul Hosnah, dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika di SMA”, dalam Jurnalpembelajaran Fisika, Vol. 6, No. 2, Juni 2017, hal 197
13 Cut Ika Chairinda, dkk., “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIA I pada
18
Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan dengan menghubungkan atau mengaplikasikan pengetahuan awal yang dimilikinya untuk dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan aktivitas belajar peserta didik.14
Pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pembelajaran yang diawali dengan permasalahan yang tidak bisa dijelaskan dengan cepat. Kemudian siswa melakukan pengamatan sampai pada kesimpulan.15 Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru selalu mengontrol pertanyan- pertanyaan yang akan diungkapkan, hipotesis yang dibuat dan apa yang siswa amati. Aktifitas guru selama proses pembelajaran bukanlah mentransfer ilmu tetapi menjadi fasilitator, membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan konsep sendiri.
Materi Getaran Harmonis di SMAN 12 Banda Aceh”, dalam jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika, Vol. 2, No.1, Januari 2017, hal, 71
14 Subhan, dkk., “Pengaruh Media Animasi dalam Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Matrei Keseimbangan Kimia”, dalam Jurnal Chemistry Education Review (CER), Vol.1, No.2, 2018, hal.126
15 Ana Jayanti, dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI MIA SMA Negeri 2 Barru”, dan Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika, No. 1, April 2018, hal. 24
19
Pembelajaran inkuiri adalah suatu pola pembelajaran untuk membantu siswa belajar merumuskan dan menguji pendapatnya sendiri serta memiliki kesadaran dan kemampuannya.
Pada umumnya, pembelajaran dimulai dengan pengajuan suatu masalah atau pernyataan. Siswa perlu berfikir secara logis, analisis dan kritis untuk mencari, mengelidiki dan menemukan jawaban atas masalah yang di pertanyakan tersebut.16 Mode pembelajaran inkuiri merupakan suatu rangkaian belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan mengelidiki secara kritis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri.17
Peran guru dalam pembelajaran inkuiri adalah sebagai motivator dan fasilitator dalam membimbing siswa memperoleh jawaban atas permasalahan dirumuskan, sedangkan peran siswa dalam pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.18 Pembelajaran inkuiri bukan merupakan
16 Ridwan Abdulah Sani, Inovasi Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Hal.113
17 Fitria Wulandari, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah dasar”.
Dalam Jurnal PEDAGOGIA. Vol. 5, No. 2, Agustus 2016, Hal. 268
18 M. Hosman, Pendekatan Saintifik dan,,, hal.341
20
pembelajaran yang berpusat pada guru melainkan berpusat pada siswa (Student Centered) sehingga peserta didiklah yang mengkontruksi pengetahuannya sendiri.
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pemebelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya adalah tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.19 Dari beberapa penegertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka yang menggambarkan langkah- langkah sistematis dan bisa memberikan arahan kepada guru dalam melakukan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran tidak ada yang diyakini sebagai model pembelajaran yang paling baik, hal itu dikarenakan model pembelajaran sangat tergantung dari karakteristik atau materi yang akan diajarkan, situasi dan kondisi peserta didik.
b) Ciri-ciri pembelajaran inkuiri terbimbing
19 Agus Suprijono Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, (2010), hal. 46
21
Ciri-ciri dari pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu:20
1) Pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas untuk mencari dan menemukan
2) Seluruh aktivitas yang di lakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief) 3) Tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri
adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental.
c) Macam-macam inkuiri terbimbing
Kegiatan belajar secara inkuiri yang dilakukan secara eksperimen dapat dibedakan dalam empat (4) kategori yaitu:
1) Konfirmasi (Confirmation Inkuiri) yaitu siswa mengkonfirmasi materi ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Kegiatan eksperimen pada tingkatan ini mirip dengan kegiatan buku resep.
20 Ibid, Hal. 341
22
2) Inkuiri terstruktur (Structured Iquiry) yaitu siswa diberikan pertanyaan dan prosedur, kemudian membuat kesimpulan sendiri berdasarkan data yang mereka peroleh.
3) Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu siswa diberikan pertanyaan mereka membuat rancangan percobaan atau investigasi dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil eksperimen.
4) Inkuiri Terbuka (Open Iquiri) yaitu siswa mengajukan rencana investigasi, mengumpulkan dan mengolah data, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil investigasi.
d) Langkah-langkah pelaksanaan inkuiri terbimbing Langkah-langkah model pembelajaran
inkuiri terbimbing pemilihan model inkuiri terbimbing dikarenakan siswa belum memiliki pengalaman belajar dengan model inkuiri. Oleh karena itu dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dikelas guru masih membantu tahapan dalam proses pembelajarannya. Secara umum penerapan proses pembelajaran model inkuiri terbimbing terdapat beberapa langkah- langkah yaitu:
23
1) Oriantasi adalah langkah perkenalan yang disampaikan oleh guru dengan merangsang siswa untuk berpikir kritis. Peran guru sangat penting untuk mengkondisikan agar siswa melaksanakan proses pembelajaran. Tahap ini guru menjelaskan tentang topik, pokok-pokok kegiatan untuk mencapai tujuan serta memberikan motivasi pada siswa dalam memproses belajar.
2) Merumuskan masalah, tahap perumusan dalam proses pembelajaran inkuiri di bantu oleh guru. Perumusan masalah ini ketika rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh guru bekerja dengan baik, maka dalam pemikiran siswa akan muncul pertanyaan- pertanyaan dan permasalahan-permasalahan yang akan menjadi basis dan tujuan pembelajaran tersebut. Memang tidaklah mudah bagi siswa untuk merumuskan permasalahan secara baik jika mereka belum terbiasa dan terlatih. Tetapi, memang seharusnyalah guru berusaha membuat mereka memiliki kemampuan ini. Kemampuan merumuskan masalah dalam pembelajaran inkuiri sangat penting sebagai titik awal
24
pembelajaran siswa. Pertanyaan dan permasalahan yang baik akan membuat siswa benar-benar belajar, sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang sedang dipelajari.
3) Mengajukan hipotesis perumuskan hipotesis, tahap perumusan hipotesis dimaksdudkan sebagai jawaban atau ide sementara diajukan oleh siswa dalam menjawab persoalan.
Perumusan hipotesis didasarkan pada informasi-informasi yang selama ini mereka telah miliki. Hipotesis ini nantinya harus di uji kebenarannya. Untuk melanjutkan sampe tahap ini siswa harus mengumpulkan data atau informasi-informasi yang relevan.
4) Mengumpulkan data adalah aktivitas untuk mencari informasi untuk menguji hipotesis atau pertanyaan yang diajurkan. Data digunakan untuk menjawab persoalan dalam pertanyaan-pertanyaan yang diajurkan atau diperoleh. Kemudian menganalisis data kegiatan menganalisis data bertujuan untuk menentukan jawaban yang benar sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh.
25
5) Menguji Hipotesis, setelah berkuat dengan beragam sumber belajar (sumber informasi) yang tersedia dan sumber data yang ada, peserta didik kemudian akan diajak untuk memproses data dan informasi yang diperoleh.
Siswa dapat belajar mengorganisasikan data ke dalam tabel-tabel, daftar-daftar, atau ringkasan yang akan mempermudah mereka dalam menguji kebenaran hipotesis yang telah mereka susun dilangkah sebelumnya. Proses berpikir kreatif, kritis, dan analistis akan dibutuhkan ditahap ini, sehingga siswa dapat menguji hipotesis.
6) Merumuskan kesimpulan kegiatan merumuskan kesimpulan deskripsi atau pemaparan dari temuan yang diperoleh. Kesimpulan juga dapat disebut sebagai jawaban benar dari pertanyaan-pertanyaan yang diajurkan. Siswa akan dapat membuat kesimpulan mereka masing-masing tentang hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Atau dengan kata lain, mereka dapat lebih dalam memahami hal tersebut dibanding sebelumnya.
e) Kelebihan dan kekurangan inkuiri terbimbing
26 (Guided Inquiry)
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajran yang banyak dianjurkan karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu:
1) Pembelajaran inkuiri menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran inkuiri ini dianggap lebih bermakna.
2) Pembelajaran inkuiri dapat memberi ruang kepada siswa untu belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3) Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tiingkah laku berkat adanya pengalaman.
4) Pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata- rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambar oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajran yang banyak dianjurkan karena
27
strategi ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya yaitu:
1) Jika strategi ini gunakan sebagai pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
2) Pembelajaran inkuirin sulit dalam merencanakan karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar
3) Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit mengesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan
4) Selama kriteria hasil belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inkuiri ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
2) Keterampilan Proses Sains a) Pengertian
Keterampilan proses sains (KPS) adalah wujud dari sains. pembelajaran yang bersifat sains sangatlah penting utnuk membantu siswa dalam memecahkan masalah secara ilmiah. Dahar menjelaskan
28
keterampilan proses sains (KPS) adalah kemampuan yang dimiliki oleh diri siswa untuk menerapkan sebuah metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan.
Keterampilan proses sains juga bukan hanya diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas, namun juga dapat menjadi bekal dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Cakupan yang terdapa dalam IPA meliputi keseluruhan alam semesta, benda- benda yang ada permukaan bumi baik didalam bumi maupun yang ada diluar angkasa, baik yang dapat diamati oleh indra maupun yang tidak dapat diamati.21 Tujuan melatih keterampilan proses sains (KPS) dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar, karena siswa dipacu untuk berpartisipasi secara aktif dalam aktivitas belajar. Bahwa IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan hidup manusia melalui
21 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi, dan Implemntasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KPS) (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2017), h.148-150
29
melalui pemecahan masalah yang dapat diidentikasikan.
b) Aspek
Aspek-aspek dari keterampilan proses sains yaitu mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan atau penelitian, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, berkomunikasi dan membuat kesimpulan.
c) Indikator
Tabel 2. Indikator Keterampilan Proses Sains No. KPS Indikator
1. Observasi (mengama ti)
1. Menggunakan indra (penglihatan,
pengbau, pendengar, perasa, serta peraba 2. Menggunakan fakta
yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan.
2. Mengelom pokan (klasifikas i)
1. Mengontraskan ciri- ciri
2. Menghubungkan setiap hasil pengamatan 3. Dapat
mengelompokan dana
membandingkan 3. Menafsirk 1. Mencatat setiap hasil
30 an
pengamata n
(interprest asi)
pengamatan 2. Menghubungkan
setiap hasil pengamatan 3. Dari hasil
pengamatan mampu menemukan pola alur keteraturan
4. Prediksi (meramalk an)
1. Mengemukakan tentang apa yang terjadi pada suatu keadaan yang belum terjadi
5. Komunika si
1. Memberikan atau menggambarkan data empiris dari hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik, tabel, dan diagram
2. Menyusun dan membuat laporan secara sistematis 3. Menjelaskan hasil
percobaan atau hasil penelitian.
4. Membaca grafik atau table diagram
5. Mendiskusikan hasil kegiatan
6. Mengajuk an
pertanyaan
1. Mengajukan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana 2. Bertanya untuk
meminta penjelasan 3. Mengajukan
31
pertanyaan yang belatar belakang hipotesis
7. Mengajuk an
hipotesis
1. Mengetahui bahwa ada lebih dari suatu kejadian
2. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dalam memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah 8. Merencan
akan percobaan
1. Menentukan alat dan bahan serta sumber yang digunakan 2. Menentukan apa
yang di ukur diamati serta dicatat
3. Menentukan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah kerja.
9. Mengguna kan alat, bahan, dan sumber
1. Menggunakan alat, bahan, dan sumber 2. Mampu mengetahui
alasan menggunakan alat dan bahan yang digunakan
3. Mengetahui cara menggunakan alat dan bahan
10. Melakuka n
percobaan
1. Melakukan percobaan sesuai dengan langkah- langkah percobaan
32
yang sudah direncanakan.
11. Menerapk an konsep
1. Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru 2. Menggunakan
konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.
Disini saya mengambil lima indikator saja yaitu mengamati, mengelompokan, menafsirkan, meramalkan, dan komunikasi. Karena saya mengambil penelitian di MTS kelas VII, jadi indikator pemahamannya masih rendah sehingga saya mengambil lima indikator saja dari keterampilan proses sains (KPS).
d) Faktor
Pada pembelajaran dari perencanaan pelaksanaan pembelajaran IPA yang dilakukan guru serta kemampuan siswa yang telah dipaparkan Nampak bahwa dalam pembelajran tidak terlepas dari adanya pendukung maupun keterbatasan dalam implementasikan keterampilan proses. Hal
33
ini berasal dari guru, siswa, sarana-prasarana maupun kurikulum yang ada.
Adapun faktor pendukung dan penghambat implementasi keterampilan proses pada pembelajaran peneliti paparkan sebagai berikut:
1) Faktor pendukung implementasi proses keterampilan proses sains pada pembelajran yaitu:
a) Dari segi guru, guru mempunyai pemahaman yang baik tentang keterampilan proses. Guru memahami konsep keterampilan proses sebagai proses yang dilakukan siswa untuk menemukan konsep tentang IPA.
b) Dari segi siswa, siswa antusias daam mengikuti setiap pembelajaran dengan aktif bertanya, mengeluarkan pendapat saat berdiskusi, maupun saat praktek.
Sejauh ini pelaksanaan pembelajaran IPA dirasakan baik oleh siswa adanya guru yang komunikatif, dan aktivitas, pembelajarannya yang mengenangkan.
Sehingga siswa terlibat dalam aktif
34
dalam melakukan keterampilan proses sains.
c) Dari segi kurikulum, kurikulum yang dikembangkan adalah kurikulum 2013 ditrasakan siswa dan guru sangat mendukung dalam keterampilan proses siswa. Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada kegiatan yang terdapat dalam buku pegangan kurikulum 2013 telah mengarahkan pada proses penggunaan keterampilan proses.
2) Faktor penghambat implementasi keterampilan proses sains pada pembelajaran yaitu:
a) Dari segi guru, guru masih kusulitan dalam pengelolaan materi dalam pembelajran. Pada saat prose pembelajaran, kegiatan praktek masih kurang. guru belum menlaah serta pempelajari keterampilan proses yang digunakan siswa untuk menyusunnya.
b) Dari segi siswa, ada beberapa siswa dirasakan guru belum aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diberikan guru.
35
guru menganggap pada siswa yang cenderung hanya ikut-ikutan, belum inisiatif bertanya dan menjawab.
c) Dari segi sarana-prasarana, guru masih kesulitan dari alat atau sumber belajarnya. walaupun terkadangnya guru telah memodifikasi yang harus dibawah atau memanfaatkan yang sudah ada.
3) Hasil Belajar a) Pengertian
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan tetapi kemampauan untuk pembentukan kecakapan kebiasaan dalam sikap dan penghargaan dalam diri individu yang belajar. Hasil belajar merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa setalah dalam pembelajaran dalam selang waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan evaluasi belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses
36
yang telah dilakukan berulang-ulang dan hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang ingin mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya.22
Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah melakukan prose pembelajaran, dalam proses pembelajaran guru melaksanakan tugasnya tidak hanya untuk menyampaikan konsep materi kepada siswa. tetapi guru dituntu untuk membentu keberhasilan siswa memahami materi yang dipelajarinya dengan cara mengevaluasi hasil belajar mengajar.
Dan hasil belajar adalah penguasaan materi atau pengetahuan yang dikembangkan oleh peserta didik, lazimya akan ditunjukan dengan menggunakan nilai tes.
b) Aspek/ranah
Proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang serius yang melibatkan berbagai aspek yang menunjang
22 Arif Firmansyah, Imran Dan Sulastri, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi IPS Di Kelas VI SDN 2 Limbo Makmur Kecamatan Bumi Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. 3, No. 1, h.44-34
37
keberhasilan belajar mengajar. Aspek/ranah hasil belajar yaitu:
1) Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran, atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, yaitu ilmu yang diperoleh; pemahaman, yaitu bisa memahami apa yang dipelajari; penerapan yaitu bisa diterapkan dalam dalam kehidupan sehari-hari; analisis, sintesis dan evaluasi.
2) Afekti adalah kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi berbeda dengan penalaran yang terdiri dari penerimaan partisipasi, penentuan, sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
3) Psikomotorik adalah kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, dan kreativitas.
c) Indikator
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. Nilai
38
hasil belajar menunjukkan hasil yang dicapai siswa dari ranah kognitif (berhubungan dengan pengetahuan), afektif (berhubungan dengan perkembangan atau perubahan sikap), dan psikomotorik (berhubungan dengan penguasaan keterampilan motorik).23 d) Faktor
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa baik dari faktor (internal) dari siswa maupun faktor (eksternal) yang berasal dari luar seperti lingkungan belajar, model pembelajaran yang diterapkan, sarana, fasilitas belajar dan sebagainya. Rendahnya hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh cara guru mengajar yang bersifat konvesional. guru tidak menggunakan buku panduan sebagai bahan acuan dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, faktor-faktor tersebut saling memepengaruhi satu sama lain dan merupakan satu kesatuan yang mendasari hasil belajar siswa.
c. Kajian Materi
23 krathworhl, D. R., “A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview”, Theory Into Pratice Volume 41, Nomor 4, 2002, hlm.22-82
39
Pada penelitian ini materi yang akan dipakai adalah materi tentang pencemaran lingkungan yang akan diajarkan di kelas VII MTS Nurul Islam Sekarbela Pada Semester Genap. Proses pembelajaran di kelas VII MTS Nurul Islam Sekarbela Sudah Menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum merupakan suatu rencana mengenai tujuan pembelajaran tertentu. Materi pencemaran lingkungan adalah materi dalam pembelajaran IPA yang memuat konsep-konsep yang dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan (KPS) siswa melalui eksperimen yang disajikan.
1. Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh semua negara diera mileniu ini. Atas dasar tersebut maka permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan senantiasa mendapat perhatian dari program pembangunan global. Menurut (Darmono, 1995) “Pencemaran adalah perubahan yang tak dari lingkungan dikehendaki yang sebagian besar akibat dari kegiatan manusia”.
2. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke tanah dan atau berubahnya tatanan
40
tanah oleh kegiatan manusia atau proses alam.
Penyebab banyak faktor yang menjadi penyebab pencemaran tanah. Faktor-faktor tersebut, misalnya:
kegiatan industry, kegiatan pertanian dan kegiatan transportasi24
Gambar 1. 1. Penyebab pencemaran tanah.
Berikut ini adalah beberapa dampak yang menimbulkan sebagai akibat dari pencemaran tanah:
a. Menurunnya nilai estetika tanah (perubahann bau warna, dan rasa air)
b. Menurunya tingkat kesuburan tanah akibat buangan sampah plastik, pecahan kaca, logam, dan karet sulit diuraikan oleh organisme dekomposer dalam tanah.25
Beberapa di antara upaya untuk mengatasi pencemaran tanah yaitu:
24 Sutanto, R., (2010). Pencemaran tanah dan air tanah oleh pestisida dan cara menanggulanginya. Jurnal Perlindungan Tanamanindonesia. 7 (1), 9- 15.
25 Sudarmaji, J. Mukono & Corie, I.P. (2006). Toksikologi logam berat B3 dan dampaknya terhadap kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2 (2), 129-142.
41
a. Melakukan penanganan daur ulang sampah plastik, Kaca, karet, dan logam menjadi produk baru yang dapat kembali di manfaatkan.
e. Fitoremidiasi merupakan upaya mengatasi tanah yang tercemar dengan menggunakan tanaman.
3. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup zat, energy atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi air kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Gambar 1. 2. Kondisi air yang bersih (kiri) dan air kotor (kanan)
Sumber pencemaran air, terdapat limbah pertanian dan limbah rumah tangga yaitu:
a. Sampah organik
b. Deterzen limbah rumah tangga c. Sampah Anorganik
42 d. Limbah industry
e. Penangkapan ikan menggunakan racun
Gambar 1. 3. Dampak pencemaran air
4. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke udara dan atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi.
Gambar 1. 4. Kondisi udara yang bersih (kiri) dan udara yang tercemar (kanan)
43
Sumber pencemaran udara dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:26 Biogenik dan antropogenik, biogenik (sumber alam), misalnya gunung meletus, kebakaran hutan dll. Dan antropogenik (berasal dari aktivitas manusia) yaitu: sumber yang tidak bergerak dan sumber yang bergerak.
Dampak pencemaran lingkunga yaitu: punahnya spesies, terjadinya resurjensi (peledakan) serangga hama, perubahan keseimbanga lingkungan, menurunnya kesuburan tanah, keracunan dan penyakit, pemekatan hayati, dan menipisnya lubang ozon dan efek rumah kaca
Berikut merupakan bagan peta konsep pencemaran lingkungan:
Terdiri dari
26 BPDLH Jakarta, (2013). Modul 2. Penyebab dan sumber pencemaran udara. Pelatihan pengendalian pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak. Jakarta, 18 Juni 2013.
Pencemaran lingkungan
Pencem aran air
Pencemar
an tanah Pence
maran udara
44
Disebabkan oleh
Menyebabkan
B. Kerangka Berpikir
IPA khususnya biologi memiliki karakteristik yang membedakannya dengan bidang ilmu lain. Biologi adalah kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran maka perlu mengevaluasi, mengembangkan kreativitas dan terus berinovasi dalam menata desain pembelajaran yang dilakukan.
Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks karena didalam proses pembelajaran siswa tidak hanya difokuskan mengenai konsep-konsep materi saja. Namun siswa ikut serta dalam pemahaman yang dikembangkanya.
Pembelajaran IPA tidak terlepas dari observasi dan Bahan
pencemar
Perubahan lingkungan
45
eksperimen serta membahas kehidupan yang ada di alam, untuk dapat menciptakan siswa yang mampu melibatkan diri serta memiliki keterampilan proses sains di dalam aktivitas pembelajaran yang mampu menguasai komponen-komponen dalam pembelajaran. Dilihat dari hasil tes Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa kelas VII MTS Nurul Islam Sekarbela.
Proses pembelajaran dianggap belum tercapainya tujuan pembelajaran karena kurang berkembangnya keterampilan proses sains pada diri siswa.
Tujuan pendidikan sains adalah untuk membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman serta mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk menyelidiki komponen-komponen, fisik, material, dan teknologi dari lingkungan mereka secara ilmiah. Hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pemikiran menjadi nilai-nilai sosial.
Rendahnya keterampilan proses sains pada diri siswa di sebabkan karena proses pembelajaran yang diberikan oleh pendidik kurang membuat siswa aktif, melibatkan diri pada saat proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh kurang tepatnya penggunaan model pembelajaran yang diterapkan.
Oleh sebab itu diperlukan solusi untuk memperbaiki suatu keadaan. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
46
Salah satu alternatif tersebut adalah dengan memperlakukan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran inkuiri terbimbing yang bertujuan untuk mengembangkan sikap dan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah, serta mengambil keputusan secara objektif dan mandiri, membina dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, rasa ingin tau dan penalaran serta cara berfikir objektif baik secara individual maupun kelompok.
Pada pembelajaran ini siswa melakukan pengelidikan berdasarkan permasalahan yang dianjurkan guru tetapi siswa sendiri yang menentukan prosedur pengelidikannya.
Sedangkan guru memfasilitasi dan membimbing siswa dalam penyelidik yang dirancangnya. Peneliti menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dikarenakan dalam model pembelajaran ini mampu menjadi pengalaman pembelajaran, sehingga dapat mempengaruhi keterampilan proses sains siswa.
Apabila model pembelajaran inkuiri terbimbing ini diterapkan diharapkan dapat berpengaruh terhadap keterampilan proses sains (KPS) pada materi biologi. Prosedur pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada skema kerangka berfikir sebagai berikut:
47 Obser
vasi
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang membuat siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan siswa untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan yang telah dipelajarinya. Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Keterampilan proses sains siswa rendah, dalam proses pembelajaran biologi guru menggunakan model pembelajaran konvesional, diskusi dan tanya jawab.
Solusi
Menerapkan model pembelajaran inkuiri
48 C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.27 Oleh sebab itu merumuskan hipotesi disebabkan karena meragukan sesuatu.28 Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha: 1. Ada pengaruh inkuiri terbimbing terhadap
27 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung:Alfabeta 2013), Hl.84
28 Wina Sanjaya, Penelitianu, Hl.289