• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran langsung

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran langsung"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DISERTAI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BOWLING

KAMPUS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Nova Anggia Sari*), Melisa **), Tika Septia**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACK

The background of this study was the student’s achivement student learning at SMAN 2 Pulau Punjung X grade was low. The aimed of this study was finding out whether the direct intructions model with bowling kampus was better than the conventional learning grade X SMAN 2 Pulau Punjung. This type of study was experimental study, the design of randomized trials on the subject. The instrument used was a final test with a reliability of 0.82. Data analysis technique used was the t test of the parties on the real level of 0.05. Hypothesis test results obtained 2,55 > 1.673 (t_hitung> t_tabel) then the hypothesis was accepted. The result of this study was the result of mathematics learning by applied the direct intructions model with bowling kampus better than the results of mathematics learning by

applied conventional learning in class X SMAN 2

Keywords: Direct Intructions, Bowling Kampus, Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, matematika diajarkan mulai dari jenjang SD sampai dengan perguruan tinggi. Matematika juga dapat membentuk pola pikir seseorang menjadi pemikiran yang logis dan sistematis. Mengingat peran matematika yang sangat penting, maka pemerintah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya dibidang

matematika dan seharusnya siswa dapat memahami pelajaran dan meningkatkan hasil belajar.

Kenyataan yang ditemukan masih ada sekolah yang hasil belajarnya masih rendah.

Hasil observasi yang dilaksanakan di kelas X SMAN 2 Pulau Punjung pada tanggal 19 –23 Oktober 2015 terlihat bahwa guru lebih dominan dalam pembelajaran. Guru memulai dengan menjelaskan materi pelajaran, memberikan contoh soal, memberikan latihan dan meminta beberapa siswa untuk mengerjakannya kedepan dan

(2)

guru memberikan penguatan, sehingga selama proses pembelajaran siswa hanya menerima materi dari guru saja.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang guru matematika kelas X SMAN 2 Pulau punjung diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa masih rendah.

Siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya dan kurang berinteraksi dengan siswa lainnya. Hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang siswa kelas X SMAN 2 Pulau Punjung diperoleh keterangan bahwa banyak siswa yang kurang suka belajar matematika, siswa menganggap matematika adalah pembelajaran yang sulit.

Model penerapan yang mampu mengatasi permasalahan diatas adalah model pembelajaran langsung, karena dalam model pembelajaran langsung guru terlibat aktif mengusung isi pembelajaran yang dapat membuat siswa memahami tentang materi yang diajarkan, sedangkan strategi pembelajaran yang mampu mengatasi permasalahan siswa yang tidak aktif dan kurang berani mengemukakan pendapat saat pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan

strategi pembelajaran aktif tipe bowling kampus.

Suprijono (2014: 50) pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan active teaching. Penyebutan itu mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Terdapat lima fase dalam pembelajaran langsung, seperti tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Fase-fase Pelaksanaan Pembelajaran Langsung

Fase-fase Prilaku Guru Fase 1:

Establishing Set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan

pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, mempersiapkan peserta didik untuk belajar Fase 2:

Demonstrating Mendemonstrasik an pengetahuan atau keterampilan

Mendemonstrasik an keterampilan yang benar, menyajikan informasi tahap demi tahap Fase 3: Guided

Practice Membimbing pelatihan

Merencanakan dan memberi pelatihan awal

Fase 4: Feed Back Mengecek

pemahaman dan memberikan umpan balik

Mengecek apakah peserta didik telah berhasil

melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik

(3)

Fase 5: Extended Practice

Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari Sumber : Suprijono (2014:50)

Silberman (2013: 261) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran aktif tipe Bowling Kampus adalah:

1) Bagilah siswa menjadi beberapa tim beranggotakan tiga atau empat orang. Perintahkan tiap tim memilih nama organisasi (tim olah raga, perusahaan, kendaraan bermotor, dll) yang mereka wakili.

2) Beri setiap siswa sebuah kartu

indeks. Siswa akan

mengacungkan kartu mereka untuk menunjukkan bahwa mereka ingin mendapatkan

kesempatan menjawab

pertanyaan. Format permainan sama seperti lempar koin: Tiap kali anda mengajukan sebuah pertanyaan, anggota tim boleh menunjukaan keinginan untuk menjawab.

3) Jelaskan aturan berikut ini

a) Untuk menjawab sebuah pertanyaan, acungkan kartu kalian.

b) Kalian dapat mengacungkan kartu sebelum sebuah pertanyaan selesai diajukan jika kalian merasa sudah tahu jawabannya. Segera setelah kalian melakukan interupsi,

pembacaan pertanyaan itu dihentikan.

c) Tim menilai satu angka untuk setiap jawaban anggota yang benar.

d) Ketika seorang siswa memberikan jawaban yang salah, tim lain bisa mengambil alih untuk menjawab (mereka dapat mendengarkan seluruh pertanyaan jika tim lain mengiterupsi pembacaan pertanyaan).

4) Setelah semua pertanyaan diajukan, jumlahkan skornya dan umumkan pemenangnya.

5) Berdasarkan jawaban permainan, tinjaulah materi yang belum jelas yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.

Berdasarkan prosedur di atas, penelitian ini diawali dengan pembagian kelompok yang beranggota tiga atau empat orang dan guru memberikan nama pada setiap kelompok, setelah itu guru menjelaskan aturan permainannya.

Setiap siswa diberi sebuah kartu indeks dimana setiap kelompok memiliki warna kartu indeks yang berbeda, setelah itu guru membacakan soal kepada siswa.

Siswa dapat mengacungkan kartu indeks sebelum guru selesai membacakan sebuah pertanyaan jika siswa tersebut sudah tau jawabannya, terlebih dulu guru menanyakan jawaban yang diperoleh siswa yang

(4)

mengacungkan kartu indeks, jika jawabannya benar baru siswa menuliskan jawaban di depan kelas dan jika jawaban salah maka diberikan kesempatan kepada siswa lain. Setiap jawaban yang benar kelompok akan mendapatkan nilai satu poin (tally) dan menuliskan pada kartu indeks yang telah disediakan.

Guru mengumpulkan kartu indeks setelah itu menjumlahkan skor yang diperoleh dan mengumumkan pemenangnya. Setelah itu guru akan meninjau materi yang belum dipahami oleh siswa.

Penelitian yang relevan dengan penelitin ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ikar Nila (2015) dengan judul “Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif dengan strategi bowling kampus terhadap hasil belajar matematika siswa VIII SMPN 1 Rambah Samo.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa hasil belajar matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan strategi bowling kampus lebih baik dari pada hasil belajar matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 1 Rambah Samo.

Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran langsung sedangkan pada penelitian yang sebelumnya menggunakan model pembelajaran kooperatif.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016 tanggal 2 Mei 2016 – 19 Mei 2016 pada kelas X.4 dan X.6 di SMAN 2 Pulau Punjung.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek merujuk pada Arikunto (2010).

Variabel pada penelitian ini adalah Model Pembelajaran Langsung disertai Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Bowling Kampus pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol sebagai variabel bebas, dan hasil belajar matematika siswa sebagai variabel terikat.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Pulau Punjung. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara acak.

Kelas sampel yang terpilih adalah

(5)

kelas X.4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.6 sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes yaitu tes kemampuan hasil belajar matematika siswa. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas X SMAN 1 IX Koto Kabupaten Dharmasraya pada tanggal 13 Mei 2016. Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal dipakai dengan reliabilitas 0,87. Teknik analis data yang dipakai adalah uji-t satu pihak yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:

239).

HASIL DAN PEMBAHASAN Mengetahui hasil tes kemampuan hasil belajar matematika siswa dilakukan tes akhir. Kelas eksperimen diikuti oleh 28 orang siswa dan pada kelas kontrol diikuti oleh 29 orang siswa. Hasil tes akhir siswa pada kedua kelas ini diperoleh rata-rata ( ̅), standar deviasi (S), nilai maksimum (Xmaks), dan nilai minimun (Xmin) seperti pada Tabel berikut.

Tabel Rata-rata dan Standar Deviasi dari Skor Tes Akhir

Kelas

Sampel ( ) S Xmak Xmin Eksperimen 85,0

4

9,3

2 100 65

Kontrol 77,6 6

12,

21 95 50

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata- rata kemampuan hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol.

Simpangan baku kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan pada kelas kontrol nilai siswa lebih beragam menjauhi nilai rata-rata daripada kelas eksperimen. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t satu pihak, diperoleh

bahwa t = 2,55 dan t =

1,673 dengan t > t maka H ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran langsung disertai strategi pembelajaran aktif tipe bowling kampus lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMAN 2 Pulau Punjung Tahun Pelajaran 2015/2016.

Gambar 1 dan Gambar 2 dapat dilihat tes akhir hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(6)

Gambar 1. Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen Berkemampuan Tinggi

Gambar 2. Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Berkemampuan Tinggi Gambar 1 terlihat bahwa siswa kelas eksperimen sudah mampu memahami dan menyelesaikan soal no 4 dengan baik dan benar, yaitu dalam menentukan besar sudut antara dua bidang dalam ruang sehingga siswa mendapatkan skor maksimal.

Gambar 2 menunjukan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas kontrol sudah baik. Siswa kelas kontrol sudah mengerti cara menentukan besar sudut antara dua bidang dalam ruang, walaupun belum sepenuhnya terselesaikan yaitu dalam menentukan nilai sinus sudut antara bidang EPQH dan bidang EFGH, sehingga nilai yang diperoleh siswa kurang maksimal.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan

dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran langsung disertai strategi pembelajaran aktif tipe bowling kampus lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan

menerapkan pembelajaran

konvensional pada siswa kelas X SMAN 2 Pulau Punjung Tahun Pelajaran 2015/2016.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. (2010).

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Silberman. 2009. Active Learning:

101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sudjana. 2005. Metode Statistik.

Bandung: Tarsito.

Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan terhadap masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa 1 Perkembangan hasil belajar siswa dengan menerapkan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dan pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Strategi

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model Pembelajaran

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa Pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran langsung disertai strategi pembelajaran

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran langsung dengan teknik