791 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SKI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS VII
MTS SA Al FALAH WULUHAN
Siti Maslihah1, Abdullah 2,
1Mahasiswa IAIN Palangkaraya
2Dosen Institut Agama Islam Negeri Palangkaraya
E-mail: [email protected]1, [email protected]2,
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya prestasi belajar SKI di Kelas VII MTS SA Al Falah Wuluhan . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan prestasi belajarSKI materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin Di Kelas VII MTS SA Al Falah Wuluhan melalui model Problem Based Learning.
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan jumlah 20 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar SKI materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin Di Kelas VII MTS SA Al Falah Wuluhan.
Peningkatan prestasi belajar diketahui dengan hasil tes pada Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai rata- rata dan persentase ketuntasan secara klasikal. Rata- rata nilai siswa materi pada kondisi awal (pra-siklus) 69 dengan ketuntasan klasikal sebesar 40% (8 siswa) dari 20 siswa yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus I sebesar 74 dengan ketuntasan klasikal sebesar 60% (12 siswa) yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus II sebesar 83 dengan ketuntasan klasikal 85% (17 siswa) yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM).
Kata kunci: Prestasi Belajar, PBL, SKI
Pendahuluan
Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku peseta didik agar menjadi manusia dewasa yang hidup mandiri. Pendidikan tidak hanya mencakup intelektual saja, akan tetapi ditekankan pada proses pebinaan kepribadian peserta didik secara menyeluruh sehingga peserta didik menjadi
792 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
dewasa. Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk membekali mahasiswa dalam menghadapi masa depan.
Miarso dalam Rusmono, (2012:6) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Proses pembelajaran terdapat peran siswa sebagai subyek belajar. Aktifitas belajar siswa tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini siswa harus diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga siswa bertindak sebagai peserta didik yang aktif. Suasana dan kondisi belajar yang menyenangkan, dimana tercipta interaksi yang baik antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa akan sangat membantu dan mendukung siswa dalam mendapatkan pengalaman belajar. Siswa akan lebih mudah dalam menguasai materi yang dipelajari dan pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan jenis materi yang akan disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Seperti yang terjadi di MTS SA Al Falah Wuluhan, ditemukan kompetensi siswa pada mata pelajaran SKI bervariasi. Sebagian siswa tidak responsif terhadap materi sejarah klasikal yang notabene identik dengan hafalan yang hanya menuntut kemampuan ingatan siswa. Siswa rata-rata dalam belajar tanpa dibekali keinginan untuk memahami dan mengetahui materi-materi yang diajarkan oleh guru. L.G. Widja menjelaskan tentang posisi guru-guru sejarah hanya membeberkan fakta-fakta yang hanya berupa urutan tahun dan peristiwa belaka, dengan model dan teknik pembelajaran yang kurang berkembang dan mengabaikan keterlibatan siswa, sehingga kurang begitu menyentuh diri siswa dan lingkungannya dalam kehidupan mereka yang sesungguhnya (Widja, 1989:
23).
Menurut Sani (2015: 127) Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan- pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Dalam penerapan model pembelajaran ini, permasalahan yang dikaji hendaknya merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. PBL ini menyajikan pembahasan permasalahan sebelum mempelajari konsep yang dibutuhkan untuk penyelesaiannya, sehingga permasalahan menjadi basis dalam belajar.
Menurut Duch dalam Aris Shoimin (2014: 130) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah model pengajaran yang bercirikan permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta
793 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
memperoleh pengetahuan.
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor) dan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Khusus kemampuan berfikir tingkat tinggi selama ini belum ditangani dengan baik. PBL merupakan salah satu pendekatan konstektual (Contextual Teaching and Learning atau CTL).
Pendekatan ini merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa serta mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama, di mana siswa ditantang untuk berfikir kritis untuk memecahkannya dan akan membawa makna personal dan sosial bagi siswa (Johnson, 2006: 21).
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Daryanto (2011:1) menyebutkan bahwa PTK pada dasarnya merupakan kegiatan nyata yang dilakukan guru dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran di kelasnya.
penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Prosedur dan langkah- langakah penelitian mengikuti prinsip- prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan.
Secara terperinci tahapan- tahapan dalam rancangan penelitian tindakan diawali dengan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), oservsi (observation), dan melakukan refleksi pada setiap siklus (reflecting) dan sterusnya sampai perbaikan yang diharapkan tercapai. PTK dimulai dari tahap perencanaan tindakan (planning) setelah ditemukannya masalah dalam pebelajran dengan mengidentifikasi terjadinya masalah di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan Tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu menggambarkan masalah sebenarnya yang ada di lapangan, kemudian direfleksikan dan dianalisis berdasarkan teori yang menunjang dan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan di lapangan. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang situasi kelas dan tingkah laku siswa selama peones pembelajaran berlangsung. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara bersiklus.
Chika Okta (2019:14) mengutip dari Arikunto, dkk (2006: 16) mengemukakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan model Suharsimi Arikunto terdiri dari empat tahapan, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
794 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
Berikut skema dari proposal penelitian:
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, dkk, 2010: 16)
PTK ini dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2023 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2023.
Penelitian dilaksanakan pada kelas VII dengan jumlah 20 siswa yang keslruhannya perempuan.
Adapun langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah menentukan materi, selanjutnya menyusun RPP untuk siklus I. Kemudian peneliti melakukan tindakan berupa kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan dengan RPP siklus I. Setelah selesai dilakukan tindakan pada siklus I, peneliti mengadakan ujian di akhir pembelajaran dengan soal maksimal 20 nomor untuk mengetahui sejauh mana hasil dari tindakan pada siklus I. Kemudian peneliti melakukan refleksi dan mengkaji kembali hasil pembelajaran tersebut dengan berkonsultasi bersama guru mata pelajaran SKI yang bertindak sebagai pengamat jika sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan I yang baru selesai dilaksanakan,dan ternyata siswa tidak mencapai ketuntasan belajar maka peneliti melanjutkan siklus II dengan merevisi kembali hambatan yang ditemukan pada siklus I.
Berdasarkan hal tersebut dirancang kembali RPP untuk siklus II, dan seperti pada siklus I peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan RPP siklus II. Langkah terakhir sesudah dilakukan siklus II di atas maka diadakan
795 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
tes terakhir untuk mengetahui sejauh mana materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Adapun kriteria yang diterapkan pada penelitian ini adalah : Kriteri Ketuntasan Minimal dalam evaluasi akhir adalah 75. Keberhasilan siklus apabila siswa yang mendapat nilai diatas 75 lebih dari 80 % dari jumlah peserta didik . jadi tindakan pada penelitian ini dinyatakan berhasil jika 85 % siswa sudah mencapai KKM, Rata-rata prestasi belajar di atas 80 Keberhasilan perbaikan pembelajaran apabila nilai rata-rata kelas telah mencapai angka 80 setiap siklusnya.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, terdapat beberapa siswa yang belum paham mengenai materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin. Peneliti menduga rendahnya prestasi belajar siswa materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin disebabkan oleh kurang tepatnya model pembelajaran yang diaplikasikan oleh guru yang mengakibatkan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran sehingga berdampak pada hasil prestasi siswa (nilai ulangan harian siswa). Berikut ini adalah data pra-siklus dari hasil ulangan harian siswa materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin kelas VII MTS SA Al Falah Wuluhan.
Nilai rata- rata ulangan harian yang dicapai siswa pada tahap pra siklus mencapai 69 (Tabel nilai rata-rata ulangan harian secara lengkap dapat dilihat pada lampiran). Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 8 siswa (40%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 12 siswa (60%).
Hasil belajar pada tahap pra siklus secara klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM) hanya mencapai 40% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya pada selang waktu yang telah ditentukan.
Penelitian Siklus I dilakukan pada 25 Juli 2023. Pembelajaran berlangsung selama 80 menit (2 x 40 menit). Pada bagian perencanaan dan pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu menyusun RPP untuk siklus I dan dikonsultasikan dengan guru kelas. Menetapkan materi pokok yang diajarkan pada Siklus I yaitu materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin. Kemudian peneliti menyusun alat evaluasi berupa lembar kerja siswa, alat-alat penyelidikan, dan soal tes yang berhubungan dengan materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin. Soal yang disiapkan sebanyak 15 nomor untuk mengetahui sejauh mana
796 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
hasil dari tindakan pada siklus I. Setelah itu membuat instrumen pengamatan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Tahap akhir adalah menentukan hasil siklus I yaitu hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada Siklus I menunjukkan bahwa siswa sangat bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), meskipun belum semua siswa berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada siklus I akan melanjutkan pada siklus II dengan merevisi kembali hambatan yang ditemukan pada siklus I dengan berkonsultasi dengan observer.
Gambar 2. Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Pada gambar 2 menunjukkan bahwa nilai tes evaluasi pada Siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra siklus. Nilai rata- rata siswa pada Siklus I mencapai 74. Siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 12 siswa (60%). Sedangkan siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 8 siswa (40%).
Prestasi belajar siswa pada Siklus I secara klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM) hanya mencapai 60% dari jumlah siswa seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya pada selang waktu yang telah ditentukan.
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran 797 Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
Data Hasil Observasi guru dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Gambar 3. Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Hasil pengamatan guru siklus I pada gambar 3 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran SKI melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus I mendapatkan total skor 70 dengan kategori baik yaitu pada nilai A memperoleh jumlah nilai sebanyak 8, nilai B memperoleh jumlah nilai sebanyak 48, nilai C memperoleh jumlah nilai sebanyak 14, dan nilai D tidak memperoleh jumlah nilai. Data hasil observasi siswa dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar 4. Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan pada gambar 4 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus I cukup baik. Pada aspek pengetahuan siswa yang
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran 798 Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak 3 orang, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 13 orang, dan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 6 orang. Pada aspek keaktifan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak 2 orang, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 12 oarang, dan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 8 orang. Pada aspek kerjasama siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak 3 orang, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 15 orang, dan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 4 orang.
Siswa mampu mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum menjawab sesuai pengetahuan.
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada 5 Juli 2023. Pembelajaran berlangsung selama 80 menit (2x40 menit). Pada tahap awal, peneliti melakukan perencanaan dan pelaksanaan tindakan yaitu kembali merancang RPP untuk siklus II dan melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan dikonsultasikan dengan guru kelas.
Gambar 5. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Pada gambar 5 menunjukkan nilai rata- rata yang dicapai siswa pada Siklus II mencapai 81. Siklus II siswa yang tuntas belajar terdapat 17 siswa (85%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar terdapat 5 siswa (15%).
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran 799 Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
Gambar 6. Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Berdasarkan diagram 6 hasil pengamatan guru siklus II mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran SKI melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus II mendapatkan total skor 94 dengan kategori sangat baik. Guru memperoleh nilai A sebanyak 76, nilai B sebanyak 18, dan tidak mendapatkan nilai C dan D.
Hasil Observasi Siswa dapat dilihat pada digram berikut ini:
Gambar 7. Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
800 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
Hasil kegiatan pembelajaran materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Makkah Sebagai Rahmtan Lil Alamin melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada diagram 4.6 mengungkapkan bahwa siklus II mengalami peningkatan dari aspek pengetahuan, keaktifan dan kerjasama siswa dibandingkan dengan Siklus I.
Prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklus merupakan bukti keberhasilan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada proses pembelajaran. Menurut Rina Rahayu (2015:31) Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan pada kurikulum 2013 sebagai salah satu model pembelajaran yang inovatif yang menyediakan perangkat pembelajaran segala alat dan bahan yang digunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran.
Data yang diperoleh dari prestasi belajar siswa sebelum dilakukan tindakan yaitu pada tahap Pra Siklus terdapat 8 siswa (40%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 12 siswa (60%) dengan nilai rata- rata 69. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal maka penelitian dilanjutkan pada Siklus I dengan materi dan waktu yang berbeda. Data hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat terdapat 12 siswa (60%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 8 siswa (40%) dengan nilai rata- rata 74. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan dari tahap Pra Siklus meskipun masih belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal, maka penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu yang berbeda.
Prestasi belajar siswa pada Siklus II terdapat terdapat 17 siswa (85%) tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 3 siswa (15%) dengan nilai rata-rata 83. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan sudah memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal yaitu siswa mencapai nilai melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 75 pada mata pelajaran SKI materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin dengan persentase ≥ 85% dari jumlah siswa total dalam satu kelas sebanyak 18 siswa (85%). Maka dari itu penelitian dihentikan dan siswa yang belum tuntas pada Siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan- latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga seluruh siswa diharapkan dapat tuntas belajar.
Nilai rata- rata siklus I 74 dengan jumlah siswa 12 siswa (60%) tuntas belajar, dan pada Siklus II diperoleh nilai rata- rata 83 dengan jumlah 17 siswa (85%) tuntas belajar. Berdasarkan ketetapan indikator keberhasilan, yaitu persentase ketuntasan belajar siswa telah mencapai ≥ 85% maka pembelajaran
801 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
SKI materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dikatakan telah berhasil. Sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dihentikan pada Siklus II.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin pada siswa kelas VII MTS SA Al Falah Wuluhan. Peningkatan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam diketahui dengan hasil tes pada Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai rata- rata dan persentase ketuntasan secara klasikal.
Di dalam penelitian ini merujuk pada indikator keberhasilan, nilai yang dihitung yaitu persentase ketuntasan apabila prestasi belajar siswa ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 75. Rata- rata nilai siswa materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin pada kondisi awal (pra- siklus) 69 dengan ketuntasan klasikal sebesar 40% (8 siswa) dari 20 siswa yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus I sebesar 74 dengan ketuntasan klasikal sebesar 60% (12 siswa) yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus II sebesar 83 dengan ketuntasan klasikal 85% (18 siswa) yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Dengan demikian, sesuai dengan indikator keberhasilan maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui model Problem Based Learning (PBL) materi Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Makkah Sebagai Rahmatan Lil Alamin pada siswa kelas VII MTS SA Al Falah Wuluhan dinyatakan berhasil.
Referensi
Ariyanto. 2011. Pembelajaran Aritmatika Sekolah Dasar. Surakarta: PenerbitQinant. Daryanto.
2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah:
Beserta Contoh-co ntohnya. Yogyakarta: Gava Media.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu: untuk meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.
Rahayu, Rina. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis Problem Based Learning Di SMP. Jurnal Kependidikan. Vol 45, No.1. Yogyakarta.
802 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah: Beserta Contoh- contohnya. Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto. 2012. Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: Gava Media.Abdullah
Sani, Ridwan. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Arikunto, dkk. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Najma. 2017. Penerapan Model Problem Based Learning (PB) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada tema selalu berhemat energi kelas IV MAN 3 Banda Aceh”. Jurnal Volume IV. Nomor 1.
Januari – Juni, Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh