RANGKUMAN PEMBEKALAN MAHASISWA PROGRAM KAMPUS
MENGAJAR ANGKATAN 7
Senin, 22 Januari 2024
Materi : Forum Komunikasi dan Koordinasi Mahasiswa (FKKM) I – Dita Juwita
Hasil Materi:
Manfaat mahasiswa mengikuti Kampus Mengajar : - agen of change
- mengasah hardskill dan softskill - mendapat 20 sks
- mendapat bbh
Peran mahasiswa : - mitra guru
- kolaborasi lintas pengaku kepentingan - adaptasi teknologi
- sosialisasi produk pembeljaran kemendikbud
Alur kegiatan prapenugasan : 1. Mengikuti ffkm 1
2. Pembekalan 3. Berkoordinasi pt
-Melapor kepada prodi dan memastikan proses sks
-Melapor kepada koordinator pt dan meminta surat tugas dari perguruan tingi 4. Pembuatan grup koordinasi
-Membuat grup dgn DPL 5. Pemilihan ketua kelompok
-Pemilihan ketua kelompok ( jobdesk : dpt membantu dpl dalam memastikan anggita kelompok berpartisipasi aktif, memastikan komunikasi dan koordinasi )
6. Lapor diri kepada dinas pendidikan
( untuk yg sd lapor diri dan meminta surat tugas kepada dinas pendidikan Kab/Kota dan yang bertugas di SMK ke dinas pendidikan provinsi ) nb : lapor diri harus didampingi oleh DPL, dan untuk mekanisme nya bisa dikomunikasikan dgn distriknya masing".
7. lapor diri kepada sekolah penugasan
( 15-21 febuari, melakukan survei dan koordinasi dgn pihak sekolah, dan berkoordinasi dengan sekolah untuk mengundang pengawas pada Ffks bersama tim program )
Materi : Konsep Dasar Pedagogi – Setiyo Iswoyo
Pedagogi : Teori mengajar atau secara sederhana seni mengajar Kompetensi
1. Pemahaman peserta didik
2. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran 3. Evaluasi belajar
4. Pengembangan peserta didik 3 Kunci Sukses mengajar
1. Berpihak/berpusat pada murid : Tips berpihak kepada murid, Voice : Mendengarkan Pendapat Murid
Choice : Meberikan pilihan kepada murid Ownership : Tanggung jawab dalam belajar 2. Kuasai Materi
Pelajari terlebih dahulu Kolaborasi
Susun RPP meskipun sederhana :
Tujuan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran (Pendahuluan, Inti, Penutup)
Asesmen/penilaian
Kerangka berfikir pembelajaran kereatif I. Pendahuluan : Apresiasi
Motivasi : Penguatan emosi positif dan karakter Diskusi : Tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajara Ciptakan kesenangan dan keasyikan (Games, Cerita, Humor)
II. Inti :
Materi Yang Esensial
Urgensi
Kontinuitas
Relevansi
Keterpakai an
Belajar berbasis aktivitas
Strategi Kreatif
Beragam Metode
Banyak : Tanya, Coba, Karya
III. Penutup :
Feedback
Refleksi
Tindak Lanjut
PBL (STEAM)
Literasi + Numerasi
21st Century Skills
3. Belajar Dari Lingkungan
Identifikasi sumber-sumber belajar yang ada di sekitar sekolah/masyarakat. Ajak para siswa belajar sesuai dengan materi. Pastikan aman, mematuhi aturan yang berlaku dan memenuhi protocol kesehatan
Sawah Tempat ibadah
Kebun Kantor kelurahan
Kolam Renang Saung desa
Peternakan Sentra industry
Halaman/Lapangan Kerajinan, Dll
4. Percobaan Sederhana
Contoh
I. Perubahan wujud benda
II. Membuat minuman tradisonal berbahan empon-empon III. Membuat bayangan benda
IV. Rambatan bunyi
V. Membuat pencampuran warna alami
VI. Berat dan gaya dengan menggunakan mainan yang ada di rumah Pertumbuhan tanaman, dsb
Guru Kompeten 1. Attitude 2. Knowlage
Materi : Konsep Andragogi – Willy Ariwiguna
adalah teori pembelajaran orang dewasa yang menekankan karakteristik dan kebutuhan unik dari pelajar dewasa. Digagas oleh pendidik Malcolm Knowles pada 1960-an, Andragogi didasarkan pada premis bahwa orang dewasa belajar secara berbeda dari anak-anak dan harus didekati dengan serangkaian prinsip yang berbeda yang disesuaikan dengan atribut dan pengalaman spesifik mereka.
Prinsip-prinsip utama Andragogi meliputi : 1. konsep diri,
2. pengalaman,
3. kesiapan untuk belajar, 4. orientasi untuk belajar, 5. motivasi
Pedagogi berfokus pada guru sebagai tokoh sentral dalam proses pembelajaran,
Andragogi memberikan penekanan yang lebih besar pada keterlibatan aktif pembelajar dan pembelajaran mandiri.
Selasa, 23 Januari 2023
Materi : asesmen Kognitif dan non kognitif di kelas – Rahmah Zulaiha
Asesmen & Pembelajaran 1. Rencana mengajar 2. Proses belajar mengajar 3. Asesmen (Penilaian) 4. Analisis & umpan balik
Asesmen > Informasi > Kualitas Pembelajaran > Hasil Belajar Siswa
Asesmen dapat dilakukan untuk mengetahui hasil belajar (of learning), menyusun strategi belajar (for learning), maupun sarana belajar (as learning). Informasi yang diperoleh dari asesmen, berupa pemetaan hal- hal yang sudah dikuasai siswa maupun
belum dikuasai siswa menjadi umpan balik berharga untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan mendorong hasil belajar siswa
Prinsip Asesmen : 1. Valid
Menilai sesuai tujuan serta menilai kompetensi yang akan dinilai 2. Reliabel/Konsisten
Siswa yang sama akan memperoleh skor yang (hampir) sama ketika ia kembali mengerjakan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda.
3. Adil
Tidak merugikan siswa tertentu, terbuka, dan objektif 4. Fleksibel
Mengakomodir pengelolaan yang adaptif terhadap perubahan situasi 5. Memberikan umpan balik
Memberikan informasi mengenai tingkat capaian kompetensi dan aspek kompetensi yang dapat ditingkatkan
Konsep Asesmen
Asesmen Formatif Asesmen
Terhadap Hasil Belajar
Asesmen Untuk BElajar
Asesmen Sebagai
Proses Belajar
Tujuan Penilaian
akhir terhadap
sebuah tujuan belajar
Informasi untuk membantu
guru membuat tindak lanjut
Monitoring dan koreksi
mandiri dalam proses belajar
Faktor Siswa Standar Capaian
Penentu lainnya pihak luar atau ekspetasi
tertentu
pribadi atau standar dari pihak luar
Asesor kunci
Guru Guru Siswa
ASESMEN TINGKAT KELAS
Mengakomodir keunikan siswa
Fleksibilitas dalam waktu dan jadwal
Bagian erat dari pembelajaran
Pelaporannya dapat dilakukan secara immediate
Bermain peran, wawancara, unjuk kerja, penilaian proyek, mind mapping, kuis, portofolio, sesi debat, menyusun jurnal/blog/vlog, menyusun lirik, bercerita
Mind Map → Membentuk kebiasaan, pola pikir, karakter dan menjadikan sosok pembelajar sepanjang hayat
Salah satu tujuannya adalah assessment of learning
Dapat dilakukan bersama oleh forum guru mata pelajaran di satuan
pendidikan
Keperluan pelaporan dalam format terstandar untuk dikomunikasikan ke pihak terkait
Penilaian tertulis, penilaian lisan, penilaian kinerja, portofolio
ASESMEN HASIL BELAJAR 1. PENDIDIK
Proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran siswa
Dilakukan secara terencana dan sistematis
Dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar
2. SATUAN PENDIDIKAN
Proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran siswa
Dilakukan secara terencana dan sistematis
Dalam bentuk penilaian akhir
ASESMEN DIAGNOSTIK
Asesmen Diagnostik NonKognitif Asesmen yang bertujuan untuk mengetahui
1. Kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa 2. Aktivitas siswa selama belajar dari rumah 3. Kondisi keluarga siswa
Asesmen Diagnostik Kognitif
1. Asesmen yang memberikan informasi kepada guru mengenai kompetensi yang sudah dikuasai ataupun belum dikuasai siswa, serta pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelum memulai suatu pembelajaran.
2. Dilakukan secara berkala di setiap awal pembelajaran. Informasi hasil asesmen tersebut berguna untuk menyusun strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan level kompetensi setiap siswa (teaching at the right level)
PRINSIP ASESMEN DIAGNOSTIK BERKALA
a) Dilaksanakan secara rutin pada awal/akhir/waktu lain pada proses pembelajaran b) Mendiagnosis kemampuan dasar siswa dalam topik pembelajaran
c) Melakukan tidak lanjut melalui penyesuaian materi pembelajaran dengan kemampuan siswa
PROSES KOGNITIF NUMERASI
L1 PEMAHAMAN : Siswa memiliki kemampuan standar minimum dalam menguasai pelajaran (Knowing).
L2 PENERAPAN : Siswa memiliki kemampuan aplikatif (Applying).
L3 PENALARAN : Siswa memiliki kemampuan bernalar (analisis, evaluasi, kreasi) dan logika (Reasoning).
NUMERASI
Kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia
LITERASI
Kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat.
PROSES KOGNITIF LITERASI
1. MENEMUKAN INFORMASI (RETRIEVE AND ACCESS) 2. MEMAHAMI (INTERPRET AND INTEGRATE)
3. MENGEVALUASI DAN MEREFLEKSI (EVALUATE AND REFLECT)
Konsep dasar kurikulum merdeka SD, SMP, dan SMK – Yogi Anggraena
Visi Pendidikan Indonesia
“Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong. dan berkebinekaan global”
Profil Pancasila
1. Beriman Bertaqwa Kepada Thuan YME dan Berakhlak Mulia 2. Berbhineka Global
3. Bergotong Royong 4. Kreatif
5. Bernalar Kritis 6. Mandiri
Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas dan dukungan bagi pendidik untuk bergotong-royong menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan
Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam
Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan
Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan pembelajaran berkualitas
Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka mengatur muatan dan beban belajar intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler
Pengaturan jam pelajaran per tahun memberikan keleluasaan bagi satuan pendidikan dan pendidik untuk mengembangkan dan mengorganisasikan pembelajaran sesuai konteks
Pembelajaran karakter dan kompetensi melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan bagian dari struktur kurikulum sehingga menjadi kegiatan utama yang diikuti seluruh pelajar
Ekstrakurikuler tetap diselenggarakan satuan pendidikan untuk memfasilitasi minat dan bakat pelajar sekaligus menguatkan pengembangan profil pelajar Pancasila
Struktur Kurikulum dibagi menjadi dua komponen utama, intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila
1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran.
2. Pembelajaran kokurikuler: Projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan pembelajaran khusus yang ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian elemen dan subelemen pada dimensi profil pelajar Pancasila.
Bentuk Asesmen
1. Asesmen formatif yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
2. Asesmen Sumatif yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran.
Rabu, 24 Januari 2024
Materi : Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila – Ilona Christina Kakerissa
Visi Pendidikan Indonesia
Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila :
1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak MuliaAkhlak Beragama
Akhlak Pribadi Akhlak kepada manusia Akhlak kepada Alam Akhlak bernegara 2. Mandiri
Pemahaman diri dan situasi) Regulasi diri) 3. Bernalar Kritis
Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan) Menganalisa dan mengevaluasi penalaran) Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri)
4. Berkebinekaan Global
a) Mengenal dan menghargai budaya b) Komunikasi dan interaksi antar budaya
c) Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan d) Berkeadilan Sosial
5. Bergotong Royong a) Kolaborasi
b) Kepedulian 6. Kreatif
a) Menghasilkan gagasan yang orisinal
b) Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
c) Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
Berbasis Kompetensi Berbasis Konten
Berpusat pada kebutuhan murid Berpusat pada pencapaian kurikulum
Belajar untuk pemahaman konsep yang mendalam dan mengasah
keterampilan
Belajar untuk penyelesaian materi dan nilai
Menunjukkan kinerja dengan Menjawab serangkaian pertanyaan
menerapkan konsep tes berdasarkan topik Pembelajaran terkait dengan konteks
kehidupan nyata murid /Pembelajaran berbasis proyek
Pembelajaran kurang/tidak terkait dengan konteks kehidupan nyata
murid Orientasi pada proses dan
penguasaan kompetensi Orientasi pada nilai akhir
Penggunaan Platform Merdeka Mengajar – Muhammad Nur Qadri Sulaeman
Apa itu Platform Merdeka Mengajar?
Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila serta mendukung guru untuk mengajar, belajar dan berkarya lebih baik lagi.
Belajar : Pengembangan Diri (Bergerak)
Mengajar : Kegiatan Belajar Mengajar (Tergerak)
Berkarya : Mencari dan Berbagi Inspirasi (Menggerakkan)
Platform Merdeka Balajar dibangun untuk menunjang Implementasi Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka. Platform ini juga disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya.
Memabantu guru dalam mengajarkan siswa dan membantu dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
Aksi nyata adalah bentuk impelementasi dari ilmu yang telah didapatkan 5 Fitur Platform Merdeka pengajar yang dapat digunakan pengajar : 1. Video Inspirasi
2. Pelatihan Mandiri 3. Bukti Karya Saya 4. Asesmen Murid 5. Perangkat Ajar
Kamis, 25 Januari 2024
Materi : Konsep Dasar Literasi – Zulfa Sakhiyya
Praktik literasi
Menugaskan siswa membuat synopsis adalah cara memastikan siswa benar benar membaca
Miskonsepsi & malpraktik literasi di Sekolah
Membaca = membunyikan huruf, tanpa visualisasi makna
Membaca 15 menit sebelum pelajaran
Selebrasi literasi (foto dengan buku)
Menghasilkan karya yang berorientasi pada kuantitas, bukan proses
LITERASI
I. Kemampuan untuk mengenali, memahami, menafsirkan, mencipta, mengomputasi, dan berkomunikasi menggunakan simbol visual, auditori, dan digital mengenai topik lintas disiplin dan keilmuan (ILA, 2016).
II. Kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, mencipta, mengomputasi, dan berkomunikasi menggunakan simbol cetak dan tertulis dalam berbagai konteks (UNESCO, 2004).
Kontinuum Pembelajaran Literasi
Belajar membaca (Learning to Read) > Membaca untuk belajar (Reading to Learn)
PENGUATAN LITERASI
1. Memetakan kemampuan literasi siswa di awal pembelajaran
2. Memberikan intervensi sesuai dengan kemampuan siswa dalam kegiatan belajar terbimbing.
3. Memberi materi yang sesuai dengan kemampuan literasi siswa.
4. Mengajarkan strategi membaca, memahami, dan mendalami teks di semua mata pelajaran
LITERACY PROJECTS
1. Wawancara tokoh utama dari buku (imaginary interview) 2. Diorama cerita buku
3. Komik
4. Poster (canva) 5. Claymation
LITERACY COACH
1. Tutoring (Pendamping literasi)
2. Klab membaca atau menulis (kegiatan ekstrakurikuler) 3. Pengayaan pembelajaran menyenangkan (literacy games)
LINGKUNGAN KAYA LITERASI
1. Bagaimana buku dikurasi (mempertimbangkan minat & kemampuan membaca siswa).
2. Bagaimana buku dijenjangkan (berdasarkan materi, teks, dan proporsi gambar).
3. Bagaimana buku seharusnya ditata 4. Bagaimana buku dikelola
Materi : Konsep Literasi Digital – Galih Smarapradhipa
PILAR LITERASI DIGITAL I. Kecakapan digital
II. Etika digital III. Keamanan digital IV. Budaya digital
1. Dari keempat pilar tersebut, hanya pilar budaya digital yang mengalami penurunan 2. Budaya digital adalah kemampuan seseorang dalam membaca, memahami, dan memanfaatkan teknologi digital yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
3. Menurut laporan Digital Civility Index yang dilakukan oleh Microsoft, Indonesia menduduki peringkat ke- 29 dari 32 negara yang disurvei dilihat dari aspek kesopanan dalam menggunakan teknologi digital atau media sosial, terendah dari semua negara di Asia Tenggara dalam survei tersebut.
JEJAK DIGITAL
1. Jejak digital (digital footprints): penggunaan teknologi sehari-hari dalam kehidupan meninggalkan banyak jejak di dunia maya
2. Jejak digital itu berupa pengenalan perangkat digital, situs web, email, komentar dan foto di medsos, bahkan transaksi belanja.
3. Jejak digital itu ibarat "bom ranjau": yang bisa meledak suatu saat saat ada pihak tertentu yang menyalahgunakan data.
4. Selain dimanfaatkan perusahaan untuk mengenali kita/audiens-nya, jejak digital ternyata berpengaruh pada reputasi dan karier.
HOAKS
Tujuan pembuat konten hoaks:
1. keuntungan ekonomi bagi produsen hoaks
2. propaganda politik bagi kalangan besar pengguna jasa.
Selain keuntungan materi, penyebar konten hoaks akan mendapatkan peningkatan jumlah klik (traffic) pada akun media sosial dan situs palsu serta data pribadi warganet yang dicuri dari aksi peretasan melalui klik.
Tujuh Jenis Hoaks
1. Satir/Parodi Konten ini tidak ada niat jahat. tetapi bisa mengecoh 2. Konten Tiruan Konten mencatut nama tokoh publik tertentu
3. Koneksi yang Salah Konten ini berisi judul yang berbeda dengan Isi berita 4. Konten yang Dimanipulasi Konten yang sudah ada diubah untuk mengecoh 5. Konteks yang Salah Konten disajikan dengan narasi konteks yang salah 6. Konten Palsu 100 persen konten palsu
7. Konten yang Menyesatkan Konten dipelintir untuk menjelekkan
Phising
1. Phising adalah upaya pengelabuan/pencurian untuk mendapatkan informasi sensitif (data pribadi),melalui sistem komunikasi elektronik
2. "Masyarakat harus mewaspadai modus penipuan dengan pengunduhan aplikasi yang berakibat terhadap kebocoran data pribadi,"
CYBERBULLYING
1. Perundungan kini tak hanya dilakukan secara fisik, tetapi juga terjadi di dunia maya.
2. Perundungan siber, antara lain, meliputi menyebarkan kebohongan, mengunggah foto yang mempermalukan, menyampaikan kebohongan tentang korban, mengatasnamakan seseorang (memakai akun palsu), mengirim pesan jahat pada korban hingga menghina dan mengucilkan melalui internet, jejaring sosial, telepon seluler, atau teknologi digital lainnya.
3. Pelaku merasa aman bersembunyi di layar gadget karena rendahnya literasi digital.
KETERAMPILAN MANUSIA 1. Networking
Wawasan luas akan memudahkan bicara dengan beragam orang sehingga akan membuka peluang diajak kolaborasi dan naik level
2. Adaptability
Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan atau tren, seperti cara kerja akibat perkembangan teknologi, akan sangat membantu peningkatan peran dan karier.
3. Problem Solving
Ketahui beragam berita dan informasi permasalahan di masyarakat membantu
menemukan solusi atau pemecahan masalah atau bahkan visi membangun sebuah bisnis baru.
Materi : Implementasi Kurikulum Merdeka di SMK – Eskawati Musyarofah Bunyamin
Program SMK Pusat Keunggulan
Tujuan Program SMK Pusat Keunggulan adalah:
• menghasilkan lulusan yang terserap di Dunia Kerja (Dunia Usaha, Dunia Industri, dan dunia kerja) atau
• menjadi wirausaha melalui keselarasan Pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan Dunia Kerja, serta
• diharapkan menjadi pusat peningkatan kualitas dan rujukan bagi SMK lainnya
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan berisi kompetensi dan lingkup materi
2. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives);
Merancang Pembelajaran
1. Setiap pendidik perlu memiliki rencana pembelajaran untuk membantu mengarahkan proses
pembelajaran mencapai CP.
2. Rencana pembelajaran ini dapat berupa: (1) rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang
dikenal sebagai RPP atau (2) dalam bentuk modul ajar
Komponen Minimum
RPP
1. Tujuan pembelajaran
2. Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran 3. Asesmen pembelajaran
Modul Ajar
1. Tujuan pembelajaran
2. Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran
3. Rencana Asesmen (di awal dan di akhir pembelajaran) 4. Media Pembelajaran
Jumat, 26 januari 2024
Materi : Memilih Bacaan untuk SD, SMP, dan SMK – Tati Lathipatud Duriyah
Apa itu penjenjangan buku?
Perjenjangan Buku adalah pemadupadanan antara buku dan pembaca sasaran sesuai dengan tahap kemampuan membaca (Pedoman Penjenjangan Buku No 30 2022)
Jenjang Pembaca Buku
1. Pembaca dini (Baru mengenal buku)
2. Pembaca awal (Sudah dapat membaca teks)
3. Pembaca Semenjana (Pembaca yang mampu membaca teks secara lancar dalam bentuk paragraph dalam 1 wacana)
4. Pembaca Madya (Pembaca yang dapat memhami berbagai teks dengan kesulitan menengah)
5. Pembaca Mahir (Mampu mebaca teks secara analitis dan kritis, serta mapu menyintesiskan pemikiran secara lebih baik)
1) Buku Berjenjang
“Sesuai dengan kemampuan dan kematangan pembaca”
Buku berjenjang adalah Buku yang berisikan materi teks/ gambar dengan penggunaan bahasa yang meningkat secara bertahap dari sederhana hingga lebih rumit sebagai tantangan membaca.
2) Buku Berbap (SD,SMP,SMA)
Buku dengan fitur bab, dan cerita didominasi teks yang kadang terselip gambar
3) Buku-buku teknis atau berbasis industiri Relevan dengan SMK
Buku Berjenjang
Sesuai dengan kemampuan dan kematangan pembaca
Buku berjenjang adalah Buku yang berisikan materi teks/ gambar dengan penggunaan bahasa yang meningkat secara bertahap dari sederhana hingga lebih rumit sebagai tantangan membaca.
1. Umur 2-4 tahun : Masa penguasaan Bahasa dan pengucapam bacaan yang tepat adalah yang berplot sederhana dengan gambar cerita yang jelas dan menarik, serta karakter dan penceritaan yang akrab
2. Usia 5-7 tahun : Masa penguasaan lebih kompleks dan simbolik, dan mulai peduli dunia sekitar. Bacaan yang tepat untuk usia ini adalah buku novel pendek bergenre fantasi, humor, dan mengeksplor pengalaman baru.
3. Usia 8-11 tahun : Cenderung lebih fleksibel dan mampu melihat perspektif beda. Bacaan yang mengeksplorasi identitas, dilema, dan misteri umumnya digemari mereka.
4. Usia 12 tahun keatas : Mulai memiliki karakteristik orang dewasa, dalam logika berpikir dan ketertarikan seksual. Bacaan fantasi masa depan, nilai moral yang ambigu, serta isu sosial dan seksualitas akan membantu anak di pra-dewasa ini menyalurkan proses imajinasi dan memaknai pengalaman mereka.
Tumbuh Literat dengan Tema Buku yang Beragam
1. Buku sebagai cermin merupakan analogi pentingnya siswa dengan latar belakang dan tampilan fisik yang beragam terwakili pengalamannya di dalam buku.
2. Buku sebagai jendela mengharapkan sebuah buku yang isinya memberikan siswa kesempatan merasakan dan mempelajari pengalaman orang lain, yang latar belakang dan tampilan fisiknya berbeda.
3. Buku sebagai pintu kaca geser merupakan analogi buku yang mengajak pembaca melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar melihat ke dalam cermin atau jendela, tapi juga pembaca ikut masuk dan terlibat dengan dunia yang berbeda yang dibacanya.
Materi : Strategi membaca di SD, SMP, dan SMK – Firman
Parlindungan
menerapkan strategi membaca yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa, kita juga dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam proses belajar mereka, baik di sekolah maupun di kehidupan sehari-hari.