• Tidak ada hasil yang ditemukan

sinonimitas dalam al-qur`an tentang kesucian - repository iiq

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "sinonimitas dalam al-qur`an tentang kesucian - repository iiq"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

"Azka" dan "Athhar"), Institut Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta. Sebagian ulama sepakat mengenai adanya sinonimi dalam Al-Qur'an, namun sebagian lagi mengingkarinya. Kemudian lahirlah teori anonimitas sebagai wujud penolakannya terhadap sinonim kata dalam Al-Qur'an.

Jadi teori asinonim dalam Al-Qur'an masih relevan mengingat dalam penelitian ini tidak ditemukan persamaan murni antara keduanya. Rektor Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan kesempatan belajar di universitas ini. Seluruh dosen Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta yang telah menanamkan semangat belajar dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan.

Pengajar Tahfidz yang dengan sabar membimbing dan memotivasi penulis dalam menghafal Al-Quran selama menjadi mahasiswa Institut Ilmu Al-Quran Jakarta (IIQ): Dr. Terima kasih kepada santri Jam'iyyah Mudarrasah Al-Qur'an (JMQ) Jakarta Timur.

Latar Belakang

Salah satu ciri Al-Quran adalah kata-kata dan kalimatnya yang pendek dapat menampung banyak makna. Biasanya bahasa Al-Qur'an mengandung banyak isi dan konsep yang tidak menunjukkan satu makna saja. Dalam Al-Qur'an, kata "Azka" muncul 59 kali dalam 17 bentuk dan 66 huruf. 10 Sementara itu, "Athhar" juga sama dengan "Azka" dari wazan.

Faktanya, satu atau beberapa kata dalam Al-Qur'an tidak bisa saling eksklusif. Telah terjadi perdebatan di kalangan ulama tentang lafazh-lafazh yang maknanya seolah-olah identik dalam Al-Qur'an. Dalam penelitian ini penulis menggunakan kata kunci Azka dan Athar sebagai sarana penerapan metode semantik Al-Qur'an.

Penelitian ini menggunakan analisis semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu, seorang ahli bahasa yang sangat tertarik dengan Al-Quran. Menurut Izutsu, semantik Al-Quran berupaya mengungkap pandangan dunia Al-Quran melalui analisis semantik terhadap materi dalam Al-Quran itu sendiri, yaitu kosakatanya.

Pembatasan dan Rumusan Masalah

Sehingga kosakata yang mempunyai makna luas tersebut terkandung dalam Al-Qur’an, yang kemudian dikenal sebagai suatu konsep yang terorganisir secara utuh yang dilambangkan dengan kosakata atau pandangan hidup masyarakat pengguna bahasa tersebut. Hal inilah yang mendasari tujuan penelitian semantik Al-Qur’an mengenai konsep Azka dan Athar, yaitu mencoba mengungkap pandangan dunia Al-Qur’an dengan menggunakan analisis semantik kosa kata atau konsep-konsep kunci dalam Al-Qur’an. . an, sehingga dapat muncul pesan-pesan dinamis dari kosa kata Al-Qur'an yang terkandung di dalamnya dengan kajian analitis dan metodis terhadap konsep-konsep yang tampak berperan dalam pembentukan visi Al-Qur'an tentang alam semesta.

Tujuan Penelitian & Kegunaan Penelitian

Tinjaun Pustaka

Skripsi yang disusun oleh Muhammad Nabihul Janan UIN Surakarta berjudul “Sinonimi dalam Al-Qur’an (Analisis Semantik Lafadz Khauf dan Khasyyah) Tahun 2017. Skripsi ini menjelaskan tentang Makna Khauf dan Khasyyah dalam Al-Qur’an, sebagaimana kata Khauf terkait Khasyyah, dan bagaimana konteks tekstual Khauf dan Khasyyeh dalam Al-Qur'an Jurnal Ilmiah Tafsir Hadits Volume 5 Edisi 1 Juni 2015 yang ditulis oleh Ahmad Fawaid dari Institut Agama Islam Nurul Jadid Probolinggo dengan judul Aturan Al-Alfaz Mutaradif dalam Al-Qur'an.

Yakni, berkenaan dengan Taraduf (persamaan kata) dalam Al-Quran, hanya saja penulis tidak fokus pada lafadz yang akan dipelajari para ulama, namun menjelaskan makna taraduf dalam Al-Qur'an secara keseluruhan. Tesis yang disusun oleh Ariefta Hudi Fahmi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Sinonimitas dalam Al-Qur'an (Kajian Lafadz al-Syakk dan al-Raib), pada tahun 2015. Tesis ini disusun oleh Yudiansyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Kajian Sinonim Kata Berpikir Al-Quran pada tahun 2010.

24 Jurnal Ilmiah Tafsir Hadits, Volume 5, Edisi 1, Juni 2015, karya Ahmad Fawaid, Institut Agama Islam Nurul Jadid Probolinggo, dengan judul Kaidah Al-Alfaz Mutaradif dalam Al-Qur'an. 25Ariefta Hudi Fahmi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berjudul Sinonimi dalam Al-Qur'an (kajian Lafadz al-Syakka dan al-Raiba), tahun 2015.

Metode Penelitian

Fadz Al-Qur'an al-Karim Bi Hasiyah al-Mushaf al-Sharif dan pelbagai kitab tafsir, serta kajian lain dalam bentuk buku, majalah, disertasi, yang berkaitan dengan topik perbincangan. Makna Asas dan Makna Hubungan Untuk mengetahui makna sesuatu perkataan, perlu mengetahui makna asas perkataan tersebut, yang terdapat dalam kamus bahasa Arab.

Sistematika Penulisan

Kata-kata yang mempunyai arti yang sama dalam ilmu linguistik disebut sinonim, yang dalam bahasa Arab disebut al-Taraduf. 2 Muhammad Nuruddin al-Munajjad, al-taraduf fi Al-Qur`an al-Karim, (Baina al-Mazariyah wa al-Tatbiq), hal. Begitu pula dengan al-Husam, al-Saif, al-Muhannad dan al-Yamani (نیامیلا, دّنلما, فیسلا, ماسلہا) yang mempunyai arti pedang.

Al-Taraduf dari segi etimologi dikemukakan oleh Ibnu Faris bahwa arti kata yang akar katanya terdiri dari ra', dal, fa'. Dari segi terminologi, Al-Taraduf adalah beberapa kata yang berdiri sendiri (al-Alfadz al-Mufradah) yang menunjukkan satu makna pada satu sisi.9. Dalam Al-Qur’an banyak sekali kata-kata yang dipahami sama namun tidak sama, yang dalam istilah Arab disebut al-Alfadz allati yuzhannu biha al-taraduf wa laysat minhu ( هنم تسيلو فداترلا ابه نظلي ظالت نظلي ظالات). 10.

Oleh karena itu, ada sebagian ahli yang kurang sepakat mengenai keberadaan al-taraduf dalam arti kata tersebut. Yang lebih akurat adalah bahwa sinonim ditemukan baik dalam bahasa maupun dalam Al-Qur'an.

بولطلما وهف فداترلا مدع ىلع نأرقلا ظافلا لحم نكما مهم

Sebab-Sebab Munculnya Sinonimitas

Dari sekian banyak kosa kata, cukup banyak pula pengucapannya yang tidak menggunakan dialek Quraisy. Sumber kosakata yang diambil kamus berasal dari dialek suku yang berbeda-beda (Qais, Alian, Asad, Huzail, Quraisy dan beberapa suku Kinanah). Kesempurnaan kamus dari segi kosakata tidak hanya berasal dari bahasa Quraisy saja, namun ternyata mayoritas kosakatanya berasal dari bahasa tersebut.

Banyak kata-kata yang ditulis dalam kamus tidak lagi digunakan dan kemudian digantikan oleh kosakata lain. Tidak ada pembedaan kosa kata dalam kamus antara arti sebenarnya dan arti majazi; masih banyak kosa kata yang belum dipahami maknanya dengan baik. Kata al-Saif diganti dengan ciri-ciri tersebut, yang kemudian menunjukkan bahwa ciri-ciri tersebut adalah al-Saif itu sendiri.

Pengenalan terhadap bahasa lain mengakibatkan diterimanya kata-kata baru yang sebenarnya telah mempunyai padanannya dalam bahasa seseorang. Penyerapan ini tidak hanya menyangkut sumber-sumber yang telah mempunyai kata-kata dalam bahasanya sendiri, tetapi juga menyangkut referensi yang belum mempunyai kata-kata dalam bahasanya sendiri.

Pandangan Para Ulama Mengenai Keberadaan Sinonimitas dalam Al-Qur’an dan ‘Ulumul Qur’an

1 Thoshihiko Izutsu, Hubungan Dewa-Manusia; Pendekatan Semantik Terhadap Al-Qur'an, (Yogya: PT Tiara Wacana Yogya (Anggota Ikapi), 2003), trans. 2 Zulaikhah Fitri Nur Ngaisah, Keadilan dalam Al-Quran (Kajian Semantik Kata Al-'Adl dan Al-Qist), Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Yogyakarta, 2014), hal. 7 Zulaikhah Fitri Nur Ngaisah, Keadilan dalam Al-Qur'an (Kajian Semantik Kata Al-'Adl dan Al-Qist), Tesis Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Yogyakarta, 2014), hal.

Ibnu Asir mengatakan bahwa sebagian besar kata digunakan dalam arti 'perzinahan', dan zina sendiri disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai Fâhisyah (ةَشِحاَف). Dalam Al-Qur'an digunakan tiga bentuk kata dari akar kata, dua diantaranya berbentuk mufrad yaitu Fâhisyah (ةَشِحاَف) dan Fâhsyâ' (ءاَشْجَف), sedangkan yang ketiga berbentuk jamak yaitu Fawâhisy. (ِش ِحاَوَف) . Kata kataba (َبَتَك) dan kata alain yang berasal darinya disebutkan 319 kali dalam Al-Qur'an.

Al-Kitab juga dijadikan nama lain dari Al-Qur'an (QS. Al-Baqarah [2]: 1), yaitu wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi. Dalam Al-Qur'an terdapat 383 qaum yang melambangkan kelompok manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Nah selanjutnya pada subbab ini akan dilakukan analisis terhadap penggunaan kata Azka dan Athar dalam Al-Quran.

Analisis ini secara kontekstual berdasarkan Al-Qur’an, cara kerjanya dengan melihat subjek (pelaku) dan objek yang dikaitkan dengan kata Azkah dan Athar. Kata Azkah dan Athar mempunyai subjek dan objek yang berbeda yang digunakan dalam Al-Qur'an. 3 Ahmad Zaki Mubarak, Pendekatan Strukturalisme Linguistik dalam Tafsir Al-Qur'an Kontemporer karya Muhammad Syahrur, (Yogyakarta: Elsaq press, 2007), hal.

Jadi teori tentang prinsip sinonimitas lafadz dalam Al-Qur'an masih relevan berdasarkan penelitian penulis terhadap pasangan kata Azka dan Athhar. Kata Athar dalam penggunaannya dalam Al-Qur'an mempunyai cakupan yang lebih luas dibandingkan lafadz Azka.

Referensi

Dokumen terkait

Pada ayat ini, terlihat bahwa kata /a - ikru bermakna wahyu Makna ini muncul ketika berada dalam konteks ayat yang menceritakan bahwa orang-orang kafir berkata “apakah

Karya Zulkarnaini Abdullah “Yahudi dalam AL- Qur‟an teks, konteks, dan diskursus pluralism Agama”, 13 karya tersebut mengulas ayat-ayat al-Qur’a>n dan

Penelitian ini berjudul “ Makna Khalīfah Dalam Al-Qur`an: Tinjauan Semantik Al- Qur`an Toshihiko Izutsu” , ini merupakan sebuah kajian yang meneliti pemaknaan kata

Dari hasil penelitian tersebut, diperoleh bahwasannya usia ideal dalam menghafal Al-Qur`an di Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Unit Asrama Darul Qur`an adalah Anak Usia 16-21 Tahun

Penggunaan analisis semantik yang ditawarkan Izutsu merupakan salah satu ikhtiar yang dibutuhkan, sebagaimana metode-metode dan pendekatan altematif yang telah banyak digagas oleh para

Berdasarkan data yang telah dihitung dan dijelaskan pada bab IV, bisa disimpulkan bahwa Usia ideal dalam menghafal Al-Qur`an di Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Unit Asrama Darul

Namun dengan begitu, buku ini sudah sedikit memberi kontribusi untuk skripsi yang akan penulis teliti.23 Selanjutnya sebuah penelitian tesis karya Lukman Hakim yang berjudul “Analisis

Namun dengan begitu, buku ini sudah sedikit memberi kontribusi untuk skripsi yang akan penulis teliti.23 Selanjutnya sebuah penelitian tesis karya Lukman Hakim yang berjudul “Analisis