• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Hasil Penelitian yang Relevan

Santunan imperatif dalam bahasa Indonesia pada calon walikota Makassar tahun 2008 dalam kampanye di berbagai daerah dan penerapannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia” (Husriana, 2008). Dengan demikian, kesantunan imperatif calon walikota Makassar terbagi menjadi dua jenis bentuknya, yaitu wujud kesantunan linguistik imperatif dan wujud kesantunan pragmatis imperatif.

Tinjauan Teori

  • Kesantunan
  • Penyebab Ketidaksantunan
  • Sarkasme
  • Prinsip Kesantunan
  • Pematuhan dan Pelanggaran Prinsip Kesantunan
  • Ragam Bahasa
  • Tindak Tutur
  • Konteks

Kritik langsung terhadap lawan dan penggunaan kata-kata kasar akan menimbulkan narasi. Kegiatan berbicara atau bercakap-cakap selalu berkaitan dengan peserta pembicaraan, yaitu dengan diri sendiri dan orang lain.

Kerangka Pikir

Fokus penelitian ini adalah cerita yang diungkapkan oleh pengunjung dan anggota Pengadilan Pelelangan Ikan PPI Kota Makassar dalam hal interaksi jual beli. Data yang diteliti dalam penelitian ini adalah pernyataan pengunjung dan anggota Pengadilan Lelang PPI Paotere Kota Makassar. Dari analisis kartu data akan ditampilkan tuturan santun atau santun penjual dan pembeli di Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Makassar.

Pada bab ini akan diuraikan pernyataan penjual, pembeli (pakulontong) dan pengunjung yang hadir di Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar dalam hal interaksi jual beli. Pelanggaran kesantunan linguistik berdasarkan prinsip kesantunan Leech berupa tuturan yang melanggar Maksim Kebaikan, Maksim Hormat, dan Maksim Kesesuaian. Pelanggaran kesantunan linguistik berdasarkan prinsip kesantunan Leech berupa tuturan yang melanggar Maksim Kebaikan, Maksim Hormat, dan Maksim Kesesuaian.

Gambar 1.1: Bagan Kerangka PikirPenggunaan Bahasa
Gambar 1.1: Bagan Kerangka PikirPenggunaan Bahasa

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Kami memilih metode penelitian analisis deskriptif kualitatif karena penulis mengidentifikasi dan mendeskripsikan permasalahan terkait tuturan tidak sopan dan tanggapan pembicara melalui wawancara. Selanjutnya penulis memperoleh data mengenai persepsi penutur bahasa Indonesia terhadap tuturan tidak sopan.

Pengelolaan Peran Sebagai Peneliti

Lokasi Penelitian

Untuk tahap ini, hasil analisis akan memberikan kesimpulan atas pernyataan pengunjung dan anggota Pengadilan Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar. Pidato yang dimaksud adalah pidato yang berupa kepatuhan dan pelanggaran prinsip kesopanan, berdasarkan prinsip kesopanan Leech. Data tuturan di atas berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tuturan (B) (penjual (juragang) sarden) melanggar prinsip kesantunan Leech di akhir pembicaraan.

Data tuturan berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tuturan tersebut diungkapkan dengan (C)pacato'. fishing partner) menganut prinsip kesantunan Leech dalam maksim kebijaksanaan dengan pernyataan “kamma anne sari’, ki tepimianjo mae ka jaiji. Pernyataan yang masuk dalam kategori sopan menurut prinsip kesopanan Leech dalam maksim kemurahan hati adalah pernyataan yang menurut penjualnya “tabe'liatkidi” beratnya hanya 2 kgye”. Hasil analisis menunjukkan bahwa tuturan yang memenuhi maksim ini adalah tuturan yang diucapkan oleh (B) pacato'. fishing partner) dengan tulisan “sama jie ye”, cek semua mie terlebih dahulu.

Dari data yang diperoleh, dianalisis dan dikategorikan. Kemudian peneliti akan menarik kesimpulan awal sebelum melanjutkan ke kesimpulan sebenarnya atas pernyataan-pernyataan yang terjadi di tempat pelelangan ikan PPI paotere kota Makassar, baik yang melanggar maupun yang tidak. bertindak sesuai prinsip kesopanan Leech dengan 6 maksim yang telah dibahas sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuturan di lingkungan Pengadilan Pelelangan Ikan PPI Paotere Makassar yang diucapkan oleh pedagang kaki lima, Pakulontong (pembeli eceran) dan pengunjung didominasi oleh tuturan santun dibandingkan tuturan tidak santun.

Tabel 2.1: Format instrumen penelitian
Tabel 2.1: Format instrumen penelitian

Sumber Data dan Data

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lebih lengkap digunakan tape recorder/kamera genggam yang merekam pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh setiap pengunjung dan anggota Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar pada saat melakukan interaksi jual beli, sehingga diperoleh gambaran tentang sopan santun berbahasa di PPI. Tempat Pelelangan Ikan Kota Paotere bisa dikenal dengan Makassar. Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat pendidikan, umur, lama bekerja di Pengadilan Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar, sehingga diperoleh gambaran mengenai tingkat kesantunan berbicara anggota DPR Makassar. Pengadilan Pelelangan Ikan PPI Kota Paotere diakuisisi.

Teknik Pengolahan Data

Proses identifikasi setiap data dilakukan untuk memisahkan kalimat mana yang diperlukan dan mana yang tidak diperlukan lagi. Setelah teknik catat dan teknik catat selesai, langkah selanjutnya adalah menyalinnya ke dalam kartu data dan menganalisisnya untuk memperoleh data yang relevan. Setelah penulis memperoleh data berupa tuturan pedagang/penjual dan pembeli melalui rekaman dan catatan, maka peneliti melakukan transkripsi/transkrip data tersebut dengan cara mentranskripsikan seluruh tuturan yang pernah diucapkan oleh pedagang/penjual dan pembeli.

Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengelompokan ekspresi mana yang termasuk dalam ciri-ciri sesuai dengan prinsip kesantunan Leech. Penulis memberikan pertanyaan kepada penutur bahasa di sekitar Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar. Data dianalisis secara deskriptif untuk mendeskripsikan data bahasa penutur di sekitar Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar (jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan).

Defenisi operasional

Proses pengumpulan data dilakukan peneliti dengan terjun langsung ke lapangan di PPI Paotere Kota Makassar. Selama beberapa hari penulis mengamati, mencatat dan mencatat peristiwa-peristiwa berupa tuturan yang diucapkan oleh penjual, pembeli (pakulontong) dan pengunjung di sekitar tempat lelang Ika PPI Paotere kota Makassar secara alami (tanpa intervensi) oleh peneliti. Dari hasil observasi, pencatatan, dan catatan, peneliti menemukan beberapa pernyataan yang dikategorikan konsisten atau dikategorikan pelanggaran prinsip kesantunan berdasarkan prinsip kesantunan Leech.

Prinsip Kesantunan Leech

Selanjutnya peneliti akan menganalisis tuturan langsung di sekitar tempat pelelangan ikan PPI Paotere Kota Makassar yang dilakukan oleh pedagang, pembeli, dan pengunjung.

Hasil Penelitian

Tuturan yang diucapkan oleh (B) dianggap tidak kasat mata pada tuturan “e...ka'jalaki.Teamakow, tena kulle nuballi, maemakow bayamaraeng.” Dalam tuturan (B) ia menghina mitra tuturnya (A). Tuturan yang melanggar maksim ini diucapkan oleh (B) dengan tuturan “Dikanamanna salapang ringgit (Rp ta’baluka). Tuturan yang masuk dalam kategori santun dalam maksim ini adalah tuturan yang diucapkan oleh seorang penjual karena mampu memperoleh hikmah. dalam situasi dengan pidato lisan.

Sejalan dengan konteks tersebut, tuturan yang dianalisis oleh para ulama yang menganut prinsip kesantunan Lintah dalam maksim hikmah adalah pada tuturan “pak, lebih banyak ganti”, yang dijelaskan sebagai maksim hikmah yang mewajibkan pengurangan kerugian bagi orang lain dan meningkatkan keuntungan orang lain. Pada data tuturan yang diberikan, tuturan yang mengandung unsur kesantunan dengan asas kesopanan Leech pada maksim ini terdapat pada tuturan (A) seorang penjual yang dengan murah hati memberikan harga yang murah kepada pembeli, yang sebelumnya telah dijelaskan sebagai maksim. Berdasarkan hasil analisis, tuturan yang diucapkan penjual termasuk dalam kategori santun dan memenuhi maksim simpati pada tuturan “kakkaraki daeng.

Hasil Observasi

Hasil Wawancara

Terkadang dalam kegiatan berbicara dilakukan oleh Punggawa, Pacato'. mitra mancing), Pakulontong (pengecer), bawahan (pekerja) terkesan tidak sopan ketika berbicara satu sama lain, dan hal ini dianggap wajar. Dari hasil wawancara, sebagian besar dari mereka mengaku tidak mengucapkan hal-hal kurang sopan yang mereka ucapkan setiap hari di lingkungan PPI Paotere Kota Makassar di luar lingkungan tersebut. Alasan mereka melakukan pekerjaan ini bermacam-macam, sebagian besar merupakan warisan atau warisan dari orang tuanya, namun ada juga yang sudah melakukan usaha lain namun belum memberikan hasil dan ada juga yang menganggap bekerja disini adalah pekerjaan yang paling cepat penyelesaiannya. perekonomiannya.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa Punggawa, Pacato' (mitra nelayan), Pakulontong (pengecer), bawahan (pekerja) dapat menempatkan diri pada tempatnya dan dengan siapa diajak bicara. Faktor yang membuat mereka kurang sopan berbicara dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor sosial. Faktor lingkungan muncul karena perbedaan asal daerah, sedangkan faktor sosial muncul karena perbedaan kelas sosial penuturnya.

Pembahasan Hasil Penelitian

Macam-macam bahasa kotor yang diucapkan di Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar merupakan bentuk bahasa yang tidak enak didengar dan melukai perasaan, seperti kata “tea’makow” yang merupakan bentuk bahasa kasar dialek Makassar yang menghentikan seseorang. dengan kasar. Bentuk bahasa santun yang diucapkan di Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar merupakan bentuk bahasa yang berpegang teguh pada adat istiadat, seperti kata “iye” dan daeng, salah satu istilah daerah dialek Bugis di Makassar, yang selalu menghargai perkataan Penelitian tentang perwujudan kesantunan berbahasa di Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar dilakukan dengan tujuan (1) Mendeskripsikan kesantunan berbahasa penjual, pembeli dan pengunjung di Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar, (2) Mengetahui ragam bahasa yang digunakan oleh penjual, pembeli dan pengunjung di tempat pelelangan ikan PPI Paotere Kota Makassar, (3) Mendeskripsikan pelanggaran dan kepatuhan terhadap prinsip etika yang diungkapkan oleh penjual, pembeli dan pengunjung di PPI Paotere tempat pelelangan ikan, Kota Makassar.

Sejumlah bahasa kasar yang diucapkan di Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar merupakan bentuk bahasa yang tidak enak didengar dan melukai perasaan, seperti kata “tea’makow” yang merupakan bentuk kasar dialek Makassar yang melarang seseorang dalam cara yang kasar. Jenis bahasa santun yang diucapkan di Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar adalah jenis bahasa yang berpegang teguh pada adat istiadat, seperti kata “iye’ dan daeng”. Pemenuhan kesantunan berbahasa berdasarkan kaidah kesantunan Lintah tetap menjaga nilai-nilai kesantunan berbahasa yang baik, mengingat tetap dipertahankannya budaya “siri’na pacce” yang merupakan salah satu falsafah yang masih dipegang erat oleh para anggota PPI Paotere Kota Makassar. .

Tabel Rekapitulasi Data
Tabel Rekapitulasi Data

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Setelah melakukan berbagai analisis terhadap tuturan langsung yang diungkapkan oleh penjual, pembeli dan pengunjung di Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar, peneliti menyimpulkan bahwa tuturan di sekitar Tempat Pelelangan Ikan PPI Paotere Kota Makassar yang dilakukan oleh penjual, pembeli dan pengunjung lebih didominasi dengan ucapan yang sopan dibandingkan dengan ucapan yang tidak sopan.

Saran

8 Jika Anda berada di luar lingkungan ini, apakah ucapan yang Anda sampaikan akan sama jika Anda berada di lingkungan ini? 5 09 Penjual “kamma anne sari’, ki airmi anjo mae ka jaiji. nia'mi doe'nalampa sumpae pa na'tayang.”. 7 12 Penjual "Aii baru selesai pak, banyak orang yang buru-buru mencari ikan, datangnya terlambat pak.

Melakukan penelitian di wilayah Kota Makassar di PPI Paotere Kota Makassar dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “Kesantunan Dalam Interaksi Jual Beli di PPI Paotere Kota Makassar” selama 1 (satu) bulan terhitung tanggal 1 Agustus s/d 31 Agustus 2014. Semoga dapat Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kebahasaan khususnya dalam pendokumentasian nilai-nilai kesantunan berbahasa di PPI Paotere kota Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kesantunan berbahasa berdasarkan prinsip kesantunan Leech yang berupa maksim kebijaksanaan, maksim kepantasan, maksim kebaikan, maksim kepatutan. apresiasi, maksim pujian, dan maksim simpati.

Terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Peternakan Kota Makassar, Bapak. Abdu.

Tabel Halaman
Tabel Halaman

Gambar

Gambar 1.1: Bagan Kerangka PikirPenggunaan Bahasa
Tabel 2.1: Format instrumen penelitian
Tabel Rekapitulasi Data
Tabel Rekapitulasi Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, maka data dianalisis berdasarkan teori sintaksis. Kata negasi dapat digambarkan secara langsung maupun secara tidak langsung. Kata negasi adalah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran terhadap guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA khususnya guru bahasa Indonesia kelas X Semester II

Chaer (dalam Munirah, 2009:30) mengemukakan bahwa pengertian afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur

Kekuatan emosi yang dituangkan oleh pengarang pada kalimat-kalimat atau paragraf dalam kumpulan cerpen Jangan Main-main (dengan Kelaminmu) karya Djenar Maesa Ayu

ii DAFTAR TABEL Table 3.1: Keadaan Populasi Siswa SMK Negeri 1 Bantaeng...……….34 Table 3.2: Tabel Interprestasi...……….39 Tabel 4.1: Saya merasa senang mengikuti kegiatan belajar

Selanjutnya tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu ingin mengetahui bentuk interferensi bahasa Bugis terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi siswa baik

Dalam penelitian ini terdapat dua kata yang menunjukkan pronomina persona pertama tunggal, yaitu aku dan saya yang mengacu pada satu orang saja dan mempunyai kedudukan sama untuk

Jika hasil belajar peserta didik pada siklus II di lihat berdasarkan standar kriteria ketuntasan belajar peserta didik di SMK Negeri 3 Kota Bima tahun pelajaran 2014/2015 diperoleh