• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - STKIP PGRI Sumatera Barat

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - STKIP PGRI Sumatera Barat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

2

PENDAHULUAN

Kenagarian Inderapura terbagi beberapa Nagari antara lain Muara Sakai, Inderapura Barat, Tiga Sepakat, Inderapura Selatan, Kudo-kudo, Inderapura Timur, dan Inderapura Utara. Jumlah penduduk di Nagari Inderapura Kecamatan Pancung Soal Tahun 2010 tercatat sekitar 39,603 jiwa, terdiri dari 19,017 jiwa laki-laki dan 18,426 jiwa perempuan serta 8,152 Kepala Keluarga, dengan kepadatan penduduk sekitar 50,59 jiwa per Km².1

Masyarakat Mandailing juga selalu ikut serta dalam berorganisasi, dalam acara gotong royong, memberi suatu masukan- masukan yang baik untuk mendukung kemajuan nagari tersebut sehingga penduduk lokal (Masyarakat Minangkabau) memberikan kesempatan kepada masyarakat Mandailing untuk memimpin. Bila dilihat dari dalam ikatan perkawinan juga orang Mandailing sudah banyak yang menikah dengan penduduk lokal. Ada yang mengikuti adat Minangkabau ada juga yang mengikuti adat Mandailing dan juga saling mengundang dalam acara pesta apapun, jadi kehidupan sosial bisa dikatakan cukup baik.2

Masyarakat Mandailing di Kampung Sungai Kuyung, Selain bekerja sebagai petani ada juga yang bekerja sebagai pedagang, pegawai, guru, karyawan, pembeli hasil tani (toke), dan lain-lain, namun pekerjaan yang paling menonjol atau yang paling dominan pada masyarakat Mandailing di Kampung Sungai Kuyung adalah sebagai petani kelapa, kopi, pinang, cengkeh dan nilam yang mampu mendongkrak perekonomian masyarakat Mandailing di Kampung Sungai Kuyung.3

Masyarakat Mandailing di Kampung Sungai Kuyung merupakan masyarakat adat yang memegang teguh nilai-nilai adat.

1Badan Pusat Statistik Kab.Pesisir Selatan Tahun 2010.

2Wawancara dengan Ali Ritonga (50) di Kampung Sungai Kuyung 12 Oktober 2013.

3Wawancara dengan Marasaleh Nasution di Kampung Sungai Kuyung tanggal 6 Oktober 2013.

Masyarakat Mandailing dikelompokkan ke dalam Marga (Suku) adat yang setiap marga dipimpin oleh Hatobangon (Ninik Mamak Pemangku Adat).4

Batasan Spasial adalah Kampung Sungai Kuyung Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan karena pada umumnya masyarakat Mandailing datang bisa merubah pola perekonomian yang lebih baik.

Batasan Temporal penelitian ini yaitu pada tahun 1973-2010.

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah dan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana kehidupan sosial masyarakat Mandailing di Inderapura Selatan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 1973-2010?

2. Bagaimana kehidupan budaya masyarakat Mandailing di Inderapura Selatan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 1973-2010?

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan kehidupan sosial masyarakat Mandailing di Inderapura Selatan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 1973-2010.

2. Mendeskripsikan kehidupan budaya masyarakat Mandailing di Inderapura Selatan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 1973-2010.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara Akademik 2. Manfaat Secara Praktis.

Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama seperti sekolah, keluarga, perkumpulan dan Negara.

Sosial ekonomi biasanya meliputi aspek-aspek sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Studi sejarah sosial merupakan

4Wawancara dengan Jabu Retuk (65) di Kampung Sungai Kuyung tanggal 25 November 2013.

(3)

3

gejala-gejala sejarah yang dalam aktivitas kehidupan sosial suatu kelompok atau komunitas. sosial ekonomi beraneka ragam seperti kehidupan keluarga beserta pendidikan, makan dan gaya hidup yang meliputi pakaian, perumahan, perawatan kesehatan.

Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga- lembaga sosial dalam suatu masyarakat mempengaruhi sistem-sistem sosial, termasuk nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap- sikap dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok sosial.5

Kebudayaan, Cultuur (Bahasa Belanda) atau Culture (Bahasa Inggris), berasal dari bahasa Latin “Colore” yang berarti mengelolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Dari pengertian itu berkembanglah arti “Culture”

sebagai segala daya dan aktivitas manusia yang mengelolah dan mengubah alam.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Migrasi adalah suatu istilah yang amat sulit didefenisikan ketat. Migrasi terjadi bila ada orang yang berpindah tempat menyeberang suatu batas teritorial tertentu untuk suatu jangka waktu tertentu atau selamanya. Perpindahan penduduk antara dua kabupaten dalam suatu propinsi merupakan migrasi dipandang dari segi kabupaten tapi tidak dari segi propinsi.6

Skripsi Tigor Hasibuan yang berjudul “Adat dan Upacara Perkawinan Batak Mandailing di Nagari Sungai Aua Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat (1983- 2011)”, Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2009. Skripsi ini menerangkan bahwa untuk mengetahui proses perkawinan di Nagari Sungai Aua yang meliputi upacara sebelum kawin, pada saat

5Sunarto Kamanto. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Rajawali. Hal 2-6.

6RK Sembiring. 1985. Demografi.

Jakarta : Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Jakarta. Hal 58.

peresmian perkawinan dan setelah perkawinan.

Siti Saleha yang berjudul “Studi Tentang Perubahan Proses Upacara Perkawinan Nagari Baringin Lama ”, Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2011.Tulisan ini menjelaskan bahwa proses perkawinan sumando di Nagari Beringin Lama yaitu masyarakat asli Nagari Beringin Lama melaksanakan perkawinan sumando.

Skripsi Welly Ibrahim yang berjudul “Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Kinali Pasca Terjadi Konflik Etnik Minang dan Mandailing di Kecamatan Kinali (1999-2010)”. Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2013.

Skripsi ini merangkan bahwa dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat terlihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan tidak berinteraksi dengan etnik lain.

Gusniati yang berjudul

“Keberagaman Masyarakat Jawa, Minang, dan Batak (Jambak) Nagari Koto Baru Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat (Kajian Sejarah Sosial 2004-2010)”. Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2010. Tulisan ini menjelaskan bahwa pada masyarakat yang multietnis sangat diperlukan adanya kontrol sosial sehingga hubungan-hubungan sosial yang terjadi (interaksi sosial) dapat berjalan dengan harmonis.

Henny Silvia Revita yang berjudul

“Perubahan Proses Perkawinan dalam Masyarakat Mandailing di Kenagarian Robi Jonggor Kecamatan GunungTuleh Kabupaten Pasaman Barat (1995-2010)”. Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2011. Skripsi ini menjelaskan bahwa telah terjadi perubahan dalam pelaksanaan upacara perkawinan antara lain dalam proses menuju perkawinan, tahap pesta perkawinan dan tahap sesudah perkawinan.

(4)

4

Metode Penelitian

Heuristik (menemukan), yaitu mencari, menggali dan melacak serta mengumpulkan bahan sumber. Untuk mendapatkan bahan-bahan sumber yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan studi kepustakaan dan wawancara.

Kritik sumber yaitu kegiatan yang dilakukan dengan tujua menyeleksi dan menyingkirkan bagian-bagian data yang tidak otentik dan kemudian menyimpulkan kesaksian yang bisa dipercaya dari bahan- bahan yang telah diseleksi dari data otentik.

Interpretasi adalah tahap dimana data yang diperoleh dari lapangan wawancara dan data sekunder serta studi kepustakaan yang telah melalui tahap kritikan, kemudian dilakukan analisis dan di interpretasi dengan cara menghubungkan dan membandingkan fakta-fakta yang diteliti sehingga terdapat fakta yang siap disajikan.

Historiografi yaitu tahapan penulisan sejarah yaitu mendeskripsikan Masyarakat Mandailing Nagari Inderapura Selatan Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.

GAMBARAN UMUM PENELITIAN Masyarakat Mandailing adalah nama suku bangsa Indonesia, suku ini bermukim di Sumatera Utara. Sehingga secara Nasional orang Mandailing disebut sebagai orang Medan. Sebagian masyarakat Mandailing beragama Islam dan ada juga yang menganut kepercayaan animisme (disebut Parbegu), tetapi kini jumlah penganut Parbegu ini sudah semakin berkurang.7

Daerah Mandailing mengenal marga itu sebagai kesatuan eksogam yang patrilinial, di daerah ini keluarga yang membentuk marga memegang peran penting, akan tetapi terdapat suatu perbedaan penting dengan pusat tanah batak. Di daerah Toba terdapat banyak sekali Marga eksogam, yang kebanyakan tidak merupakan suatu kesatuan dalam wilayah yang

7Hadikusuma,Hilman.2006.Antrop ologi Hukum Indonesia. Bandung : PT Alumni. Hal 95.

utuh. Bagian-bagian Marga itu sering menduduki daerah-daerah yang terpencar- pencar antara bagian-bagian marga ini berdiam pula berlahan-lahan dari lain-lain marga.

Awal kedatangan masyarakat Mandailing di Nagari Inderapura Selatan pada Tahun 1973,Menggambarkan bahwa hubungan masyarakat Mandailing dan masyarakat Minangkabau belum berjalan dengan baik. Sebagai golongan minoritas mereka masih enggan bersosialisasi dengan masyarakat asli.Kedatangan masyarakat Mandailing berkaitan erat dengan istilah

Marjajo”, namun satu hal yang tak kalah pentingnya sebagai penyebab datang dan bermukim suku bangsa ini adalah melalui ajakan yang ditawarkan oleh pihak-pihak (teman) satu suku bangsa.8

Tahun 1973 awal datang masyarakat Mandailing di Inderapura Selatan keadaan Kampung Sungai Kuyung Kecamatan Pancung Soal ini merupakan hutan belantara tempat yang sering terjadi banjir.

Awal pertama pindah banyak hal yang dihadapi masyarakat Mandailing karena tempat yang tidak layak untuk ditempati dan perumahan yang diperoleh sangat menyedihkan.

Pada era modernisasi dan globalisasi ini, faktor pendidikan memegang peranan penting untuk menghasilkan manusia yang berkualitas.Untuk itu penduduk perlu bekali dengan modal pendidikan yang memadai, sehingga menghasilkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat dihandalkan dan diharapkan nantinya mampu mempercepat proses laju pembangunan, khususnya daerah Kecamatan Pancung Soal.

Penduduk masyarakat Mandailing di Nagari Inderapura Selatan 100% memeluk agama islam dengan sarana peribadatan yang cukup. Setiap waktu sholat tiba mesjid selalu terbuka untuk mereka yang melakukan sholat berjamaah. Kehidupan beragama masyarakat Mandailing merupakan hal yang sangat penting di dalam kehidupannya.

8Wawancara dengan Nurbaya Regar di Sungai Kuyung pada tanggal 8 April 2014.

(5)

5

PEMBAHASAN

Pada tahun 1973 sampai tahun 1995 awal pertama masyarakat Mandailing datang ke Kampung Sungai Kuyung di Nagari Inderapura Selatan Kecamatan Pancung Soal, Kehidupan sosial masyarakat Mandailing belum baik dengan masyarakat Minangkabau,Kerena masyarakat Minangkabau menganggap bahwa masyarakat Mandailing kasar dan masyarakat Minangkabau takut tanah ulayatnya diambiL.9

Sekitar tahun 1996 sampai tahun 2010 kehidupan sosial masyarakat Mandailing bisa dikatakan lebih stabil dari tahun sebelumnya,Karena masyarakat Mandailing dengan Masyarakat Minangkabau sudah mendapat penyesuaian satu sama lain dan saling memahami karakternya.10

Dalam hidup dan kehidupan manusia selalu mengadakan hubungan antara sesama.Hubungan sosial merupakan kunci semua dari kehidupan sosial. Karena tanpa ada hubungan hubungan sosial tidak ada kehidupan bersama. Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara penduduk asli dengan pendatang yang saling mempengaruhi dalam hal tertentu dalam perubahan sikap dan tingkah laku manusia. Sebagai orang pendatang yang tinggal dan menetap di Nagari Inderapura Kecamatan Pancung Soal yang merupakan wilayah Sumatera Barat yang bisa disebut wilayah Minangkabau, kedatangan kaum pendatang khususnya masyarakat Mandailing telah lama terjadi. Kedatangan masyarakat Mandailing ke wilayah Minangkabau lebih banyak disebabkan karena ajakan dari saudara atau saudari mereka yang pertama mendiami Kampung Sungai Kuyung.

Masyarakat Mandailing dan masyarakat Minangkabau saling ketergantungan mewujudkan terjalinnya hubungan sosial yang baik antara individu

9Wawancara dengan Suarni Manjuntak di Sungai kuyung pada tanggal 9 Mei 2014.

10Wawancara dengan Rago Ritonga di Sungai Kuyung pada tanggal 16 Mei 2014.

dalam satu kelompok, maupun individu yang terdapat dalam satu kelompok masyarakat lainnya yang berlainan suku bangsa. Namun kemungkinan yang tidak baik dalam hubungan ini bisa terjadi, karena menyangkut hubungan antar suku yang berbeda latar belakang, asal suku dan sosial budayanya diperlukan suatu sarana kontrol yang dapat menghindarinya terjadi benturan yang lebih besar terhadap hubungan sosial masyarakat yang berlainan suku.

Masyarakat Mandailing dan masyarakat Minangkabau saling ketergantungan mewujudkan terjalinnya hubungan sosial yang baik antara individu dalam satu kelompok, maupun individu yang terdapat dalam satu kelompok masyarakat lainnya yang berlainan suku bangsa.

Pada awal datang di Kampung Sungai Kuyung dikawasan ini masih semak belukar dan masih kosong belum ada penduduknya. Pada akhirnya di tahun 1973 mulailah daerah ini di tempati olah masyarakat Mandailing. Perpindahan masyarakt Mandailing yang dilaksanakan dengan ke inginan sendiri dan ajakan dari saudaranya.

Pada tahun 1973 sampai tahun 1995 kehidupan ekonomi masyarakat Mandailing bisa dikatakan sangat sulit, karena mereka bekerja hari ini untuk pemenuhan hidup satu hari itu saja ada kata istilahnya bekerja pagi hari hanya untuk makan malam saja (Markais Mayogot Martuduk potang.11

Masyarakat Mandailing di Nagari Inderapura Selatan Kecamatan Pancung Soal perekonomian mereka masih tergolong rendah, hanya bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari saja, sehingga membuat mutu pendidikan masyarakat pun masih tergolong rendah, karena sebagian besar masyarakat belum mampu untuk menyekolahkan anaknya dibangku pendidikan yang lebih tinggi, hanya bisa sampai sebatas SMP (Sekolah Menengah Pertama).

Pada tahun 1996 sampai tahun 2010 kehidupan masyarakat Mandailing di Nagari Inderapura Selatan Kecamatan Pancung Soal

11Wawancara dengan Sallim Panjaitan di Kampung Sungai Kuyung pada tanggal 18 Mei 2014.

(6)

6

lebih baik dibandingkan dari sebelumnya, hal ini disebabkan karena perekonomian yang sudah membaik. Hampir semua masyarakat Mandailing maupun penduduk asli disini mereka memiliki kebun sawit.12

Masyarakat Mandailing juga menambah penghasilan dengan menggarap sawah yang dalam satu tahun bisa dua kali panen, semua ini didukung oleh kemajuan teknologi pertanian sehingga mampu menciptakan bibit unggul dan pengairan pun pada saat ini sudah lancar tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya, bahwa pengairan bergiliran hal ini disebabkan karena kurangnya pasokan air dari sungai induk yang mengaliri persawahan masyarakat Mandailing.

Masyarakat Mandailing yang ada di Kenagarian Inderapura Selatan ini adalah masyarakat Mandailing yang giat dalam bidang bekerja. Dalam bekerja mereka tidaklah tepaku dalam satu pekerjaan saja, disamping sabagi petani, mereka juga bekerja dibidang yang lain yang dianggap sebagai usaha sampingan. Adapun usaha sampingan mereka adalah seperti berdagang, dan membuka usaha warung kopi demi menambah penghasilan mereka dan demi kelangsungan hidup mereka.

Berawal dari tahun 2005 sampai sekarang inilah semakin terlihatnya peningkatan taraf perekonomian masyarakat Mandailing di Inderapura Selatan Kampung Sungai Kuyung dan juga meningkatnya Pendidikan anak-anak mereka sudah mulai meningkat bahkan sudah ada yang memiliki gelar sarjana sekarang.

Perkembangan penghasilan masyarakat Mandailing dilihat dari tahun 2000-an semakin membaik dengan tahun sebelumnya. Masyarakat Mandailing memiliki tanah garapan seluas 2-3 Ha/ KK yang ditanami kelapa sawit, karet, pinang, coklat, padi dan lain-lain. sekitar tahun 2000 karena kelapa sawit yang mereka tanam sudah menghasilkan cukup memadai, yaitu dengan 2 Ha kebun Kelapa Sawit mampu menghasilkan Rp.2-3 Juta perbulannya sebagai penompang

12Wawancara dengan Maksum Rambe di Sungai Kuyung pada tanggal 12 Juni 2014.

kebutuhan hidup yaitu kebutuhan primer berupa Sandang, Pangan dan Papan. Berselang waktu kedepan tepatnya pada tahun 2005 perekonomian masyarakat Mandailing di Kampung Sungai Kuyung semakin terlihat, yaitu dengan adanya penambahan luas kebun sawit yang awalnya hanya 2 Ha sekarang sudah mencapai 2-5 Ha, dengan demikian penghasilannya pun meningkat yaitu Rp 4-5 juta Perbulannya.

Berawal dari tahun 2005 sampai sekarang inilah semakin terlihatnya peningkatan taraf perekonomian masyarakat Mandailing di Inderapura Selatan Kampung Sungai Kuyung dan juga meningkatnya Pendidikan anak-anak mereka sudah mulai meningkat bahkan sudah ada yang memiliki gelar sarjana sekarang.

Pada awal kedatangan masyarakat Mandailing di Nagari Inderapura Selatan Kecamatan Pancung Soal pada tahun 1973, mereka belum saling mengenal satu sama lain antara penduduk pendatang dengan penduduk asli. Di Kampung Sungai Kuyung mempunyai adat istiadat dimana setiap individu/masyarakat Mandailing yang menetap di Nagari Inderapura mereka harus mempunyai ninik mamak yang berada di kampung ini, mamak yang dipakai masyarakat Mandailing yaitu:“pane, melayu, caniago dan sikumbang”, ini dibentuk supaya tidak ada perselisihan antara masyarakat Mandailing dengan masyarakat Minangkabau.13

Masyarakat Mandailing di Nagari Inderapura Selatan merupakan etnis Mandailing yang terdiri dari berbagai marga, seperti : Harahap, rambe, pasaribu, regar, siagian, nasution, majuntak, ritonga, lubis, hasibuan, munte, panjaitan dan gultom. Sistem kekerabatan masyarakat Mandailing mengambil garis keturunan dari bapak atau Patrilineal.

Bagi masyarakat Mandailing yang baru dan akan menetap di Kampung Sungai Kuyung jika tidak mempunyai ninik mamak maka mereka tidak bisa menetap di Kampung Sungai Kuyung. Tujuan dibuat ninik mamak ini supaya masyarakat Mandailing ada yang

13Wawancara dengan Hasan di Sungai Kuyung Pada tanggal 3 Juni 2014

(7)

7

membimbing mereka dan melindungi mereka menyelesaikan masalah dan berbagai dalam hal apapun termasuk masalah ekonomi.

Dengan mempunyai ninik mamak secara tidak langsung terjadi perubahan sosial terhadap masyarakat Mandailing maupun masyarakat Lokal mereka sudah mempuyai keluarga baru.

Dan saling mengenal satu sama lain kemudian mengenal kebudayaan masing-masing.

Kemudian dalam perkawinan sebagian dari penduduk asli ada yang menikah dengan masyarakat Mandailing dalam pernikahan mereka memakai dua adat istiadat yaitu dari adat Mandailing dan adat Minangkabau, secara tidak langsung terjadi perubahan sosial masyarakat dari yang sebelumnya mereka tidak mengenal kebudayaan Minangkabau setelah tinggal di Inderapura Selatan Kecamatan Pancung Soal mereka saling mengenal 2 budaya yang berbeda.

Dampak sistem perkawinan adat manjujur yaitu adanya dampak yang bersifat positif setelah dilakukan wawancara kepada masyarakat Mandailing di Nagari Inderapura Selatan Kecamatan Pancung Soal adalah dilihat dari segi kepribadiannya, orang Tapanuli semulanya dianggap sangat keras, misalnya pada orang Tapanuli dalam memilih jodoh, harus sesama Tapanuli, tetapi atas interaksi yang baik terhadap orang Minangkabau tidak menjadi penghalang untuk melaksanakan perkawinan, karena ini terjadi atas dasar suka sama suka, dengan demikian terjalinlah suatu kekerabatan antara kedua belah pihak

.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat hampir tidak memungkinkan manusia dan kelompok menutup diri terhadap pengaruh luar, seperti perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola prilaku organisasi. Disamping itu masyarakat Mandailing telah berinteraksi dengan penduduk asli.

Adanya perpindahan penduduk dari daerah kedaerah lain sebagai pemukiman baru maka akan timbul jalinan hubungan sosial.

Asimilasi penduduk melalui perkawinan merupakan hal yang takterelakan, terjadilah perkawinan antara masyarakat mandailing dan masyarakat Minangkabau hal ini berdampak

berlakunya adat istiadat kedua daerah tersebut pada perhelatan perkawinan, perhelatan sunat rasul, dan kanduri kematian.

Penepatan adat istiadat pada masyarakat yang berbeda asal-usulnya sangat membutuhkan pengertian timbal balik antara masyarakat Masyarakat Mandailing dan masyarakat Minangkabau. Adakala penerapannya bergantian dengan mendahulukan adat budaya Mandailing atau adat budaya Minangkabau didalam melaksanakan acara. Dengan terjadinya pencampuran kebudayaan maka secara tidak langsung telah memperkaya kedua kebudayaan antara budaya Mandailing dan budaya Minangkabau.14

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dapat disimpulkan telah terjadi perubahan sosial budaya masyarakat Mandailing di Nagari Inderapura Selatan Kecamatan Pancung soal. Hubungan antara sesama mereka ditata dalam suatu keteraturan hubungan kerjasama dalam berbagai kegiatan baik sifat individu maupun umum. Mereka tidak memandang suku apa yang diikuti dan tidak membeda-bedakan dalam bergaul, seperti antara penduduk asli dan pendatang.

Hubungan sosial antara masyarakat Mandailing dan masyarakat Minangkabau sudah dikatan lebih baik. Budaya masyarakat Mandailing di Nagari Inderapura Selatan Kecamatan Pancung Soal ini dimana masyarakat Mandailing harus memakai suku Minangkabau sehingga masyarakat Mandailing meiliki dua suku yaitu Marga dan Suku.

Kepada seluruh lapisan masyarakat di Nagari Inderapura Selatan Kecamatan Pancung Soal tetap mepertahankan hubungan- hubungan sosial yang baik walaupun kita berbeda satu sama lain tapi hakikatnya kita sama di mata tuhan / allah. Dan juga kita harus melestarikan atau menjaga nilai-nilai kebudayaan adat Mandailing yang ada.

14Wawancara dengan Doriamin Harahapdi kampung Sungai kuyung pada tanggal 11 Mey 2014.

(8)

8

DAFTAR PUSTAKA

Arsip

Badan Pusat Statistik Kab.Pesisir Selatan Tahun 2010.

Di Kantor Wali Nagari di Inderapura Selatan (Buku Induk Penduduk di Kampung Sungai Kuyung) .

Buku

A.W Tornip. 1977. Adat Dan Upacara Perkawinan Daerah Sumatera Utara.

Jakarta : Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Haryanto, Dany dan Nugrohadi, Edwi.2011.

Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta : PT.Prestasi Pustakaraya.

Sunarto Kamanto.2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Rajawali.

Sembiring. 1985. Demografi. Jakarta : Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Jakarta.

Ranjabar,Jacobus. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bogor :Ghalia Indonesia.

Wirosuhardjo Kartomo.1981. Dasar-dasar Demografi.Jakarta :Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Skripsi

Gusniati Skripsi “Keberagaman Masyarakat Jawa, Minang, dan Batak (Jambak) Nagari Koto Baru Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat (Kajian Sejarah Sosial 2004-2010)”, Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2011.

Henny Silvia Revita Skripsi “ Perubahan Proses Perkawinan dalam Masyarakat Mandailing di Kenagarian Robi Jonggor Kecamatan GunungTuleh Kabupaten Pasaman Barat (1995-

2010)”, Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2011.

Siti Saleha Skripsi “Studi Tentang Perubahan Proses Upacara Perkawinan Nagari Baringin Lama ”. Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2011.

Tigor Hasibuan Skripsi “Adat dan Upacara Perkawinan Batak Mandailing Dinagari Sungai Aua Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat (1983-2011)”. Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2009.

Henny Silvia Revita yang berjudul “Perubahan Proses Perkawinan dalam Masyarakat Mandailing di Kenagarian Robi Jonggor Kecamatan GunungTuleh Kabupaten Pasaman Barat (1995- 2010)”. Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Hull dalam Zia 2002 Ketiga, Mata pencaharian sampingan masyarakat pengolah batu bata di Desa Serasi Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman pada umumnya adalah buruh,29 responden

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1 aksesibilitas desa-desa dilihat dari jaringan jalan di Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan termasuk cukup baik dengan persentase 67,

Ketiga, pekerjaan pokok masyarakat di objek wista dua Dusun Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai Pelangai Kabupaten pesisir Selatan, Dusun Sumedang rata-rata sebagai nelayan sebanyak

Keempat : Kendala yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan kerja sama di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan, dari hasil penelitian yang

Persepsi Masyarakat tentang dampak penambangan batu terhadap kerusakan lingkungan di bukit Gunung Rajo kampung Sungai Sirah Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: 1 Penyesuaian sosial remaja dengan teman dekat belum berjalan dengan baik, karena masih ada remaja yang belum mampu dalam menyesuaikan diri dengan

Perbedaan Interaksi Sosial Ditinjau dari Kontak Sosial Remaja yang Berasal dari Status Ekonomi Keluarga Tinggi dengan Status Ekonomi Keluarga Rendah di Kenagarian Sungai Tunu Barat

Sedangkan Bidan Desa Nagari Inderapura Barat melaporkan data anak yang stunting kepada Puskesmas Pancung Soal melalui Tenaga Pengelola Gizi untuk ditindaklanjuti berupa turun ke