Dua Segitiga yang Kongruen Dua segitiga atau lebih dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu syarat berikut : Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang Sisi – sisi – sisi Dua sisi[r]
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Kartasura tahun ajaran 2015/2016 dan dilaksanakan mulai bulan Mei 2015 sampai dengan selesai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sutama (2012: 62) data kualitatif dihimpun dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan selalu dalam bentuk angka-angka. Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2013: 1).
Dua jajaran genjang maupun belah ketupat belum tentu sebangun, meskipun perbandingan sisi yang bersesuaian sama belum tentu besar sudutnya sama.. Dua segitiga sama sisi pasti sebangu[r]
Dan kebanyakan dapat diselesaikan dengan menerapkan konsep Triple Phytagoras dan Konsep Kesebangunan kelas 9 SMP Sedangkan untuk mencari sudut, hal pertama yang harus dilakukan ada[r]
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP Negeri 1 Pandanarum pada materi kesebangunan dan kekongruenan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX E yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini siswa dikelompokan kedalam tiga kelompok, yaitu siswa kemampuan pemahaman konsep matematis tinggi, sedang, dan rendah. Masing-masing kelompok dipilih tiga siswa untuk keperluan wawancara. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian ini dikatakan bahwa siswa berkemampuan tinggi dapat memahami soal serta menguasai kemampuan pemahaman konsep matematis dengan baik, ditunjukan dengan siswa menguasai 4 indikator kemampuan pemahaman konsep matematis.Siswa berkemampuan sedang cukup baik dalam memahami soal tetapi kurang menguasai beberapa indikator kemampuan pemahaman konsep matematis, ditunjukan dengan masalah dalam pemahaman siswa terhadap setiap indikator.Siswa berkemampuan rendah kurang memahami soal dengan baik serta kurang menguasai kemampuan pemahaman konsep matematis, ditunjukan dengan siswa hanya menguasai tidak lebih dari 2 indikator kemampuan pemahaman konsep matematis.
Selain tahap perkembangan berpikir geometri, konsep pada geometri juga harus diperhatikan. Konsep-konsep geometri menjadi sangat penting dipahami oleh siswa, namun pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditemukan masih banyak siswa yang belum memahami konsep-konsep geometri. Apabila dilihat dari cara berpikir siswa SMP dalam tahap perkembangan Formal Operations menurut Piaget (Olson, 2011), seharusnya siswa SMP sudah dapat berpikir logis, proses berpikir yang tidak tergantung hanya pada hal-hal yang langsung dan riil. Selanjutnya, Kho menyatakan bahwa bukti-bukti empiris di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar geometri (Abdussakir, 2009)
Penelitian yang dilakukan Ardhianingsih (2008) dengan judul Pemahaman Siswa Kelas V SD tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang bertujuan untuk mengetahui konsep-konsep dalam bangun datar dan bangun ruang. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penjelasan siswa tentang bangun ruang dan bangun datar yang diberikan secara tertulis seringkali tidak diikuti dengan penjelasan figuratif yang tetap. Hasil penelitian banyak juga ditemui bahwa penjelasan tertulisnya benar tapi penjelasan figuratifnya tidak sesuai. Sebaliknya penjealsan figuratifnya benar tetapi penjelasan tertulisnya kurang tepat. Penjelasan tertulis saja tidak cukup bagi seorang guru untuk meyakinkan bahwa siswa sudah paham dengan konsep yang diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa konsepsi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Salatiga tentang Kesebangunan dan Kekongruenan berbeda-beda antara siswa satu dengan lainnya. Konsepsi tersebut meliputi:
saat proses pembelajaran, atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara guru dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran” (Sutikno, 2013:63). Komunikasi dalam hal ini tidak sekedar komunikasi secara lisan atau verbal tetapi juga komunikasi secara tertulis. Komunikasi secara lisan dan tertulis termuat dalam komunikasi matematis. The National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) dalam Ansari (2009:9) mengemukakan, matematika sebagai alat komunikasi (mathematics as communication) merupakan pengembangan bahasa dan simbol untuk mengkomunikasikan ide matematika.
Dalam menyampaikan materi, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah ceramah, diskusi dan pertanyaan singkat (tanya jawab). Sedangkan media pembelajaran yang digunakan guru adalah model bangun ruang dan powerpoint. Menurut guru, pada pembelajaran yang menggunakan media, siswa menjadi lebih senang dan siswa menjadi lebih komunikatif dengan guru. Selain itu beberapa guru di SMP Negeri 2 Jetis, Bantul sudah memanfaatkan Software Lectora sebagai media pengajaran. Namun, Software Lectora belum pernah digunakan untuk media pembelajaran matematika.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK rata-rata tingkat motivasi siswa sebesar 3,2 dengan kriteria kuat dimana tingkat hasrat dan keinginan untuk berhasil sebesar 3,67 dengan kriteria sangat kuat. Prosentase siswa yang memiliki motivasi kuat sebesar 70,37%, motivasi sangat kuat 29,63%. Sedangkan hasil belajar diperoleh rata-rata tingkat penguasaan bahan pelajaran 62% dengan kriteria sedang dan siswa yang tuntas sebanyak 25,93%. Prosentase siswa yang memiliki hasil belajar tinggi, sedang, dan rendah berturut-turut 29,63%, 40,74%, 29,63%. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa pada pembelajaran matematika pada pokok bahasan kesebangunan dan kekongruenan yang memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK memberikan motivasi siswa kuat namun masih memberikan hasil belajar sedang.
Dua jajaran genjang maupun belah ketupat belum tentu sebangun, meskipun perbandingan sisi yang bersesuaian sama belum tentu besar sudutnya sama.. Dua segitiga sama sisi pasti sebangu[r]
7KDOHV MXJD GLNHQDO VHEDJDL DKOL JHRPHWUL DVWURQRPL GDQ SROLWLN 3DGD ELGDQJ PDWHPDWLND 7KDOHV PHQJXQJNDSNDQVDODKVDWXJDJDVDQ\DQJFXNXSIHQRPHQDO yakni di bidang kesebangunan. Diceritakan bahwa dia dapat menghitung tinggi piramida dengan PHQJJXQDNDQEDQWXDQGDULED\DQJDQVXDWXWRQJNDW7KDOHVPHQJJXQDNDQNHQ\DWDDQEDKZD segitiga yang dibentuk oleh piramida dan bayangannya sebangun dengan segitiga kecil yang dibentuk oleh tongkat dan bayangannya. Dengan menggunakan perbandingan kesebangunan dua segitiga itu ia dapat memperkirakan tinggi dari piramida tersebut.
7KDOHV MXJD GLNHQDO VHEDJDL DKOL JHRPHWUL DVWURQRPL GDQ SROLWLN 3DGD ELGDQJ PDWHPDWLND 7KDOHV PHQJXQJNDSNDQVDODKVDWXJDJDVDQ\DQJFXNXSIHQRPHQDO yakni di bidang kesebangunan. Diceritakan bahwa dia dapat menghitung tinggi piramida dengan PHQJJXQDNDQEDQWXDQGDULED\DQJDQVXDWXWRQJNDW7KDOHVPHQJJXQDNDQNHQ\DWDDQEDKZD segitiga yang dibentuk oleh piramida dan bayangannya sebangun dengan segitiga kecil yang dibentuk oleh tongkat dan bayangannya. Dengan menggunakan perbandingan kesebangunan dua segitiga itu ia dapat memperkirakan tinggi dari piramida tersebut.
2 cm Soal Kesebangunan - Soal UN Matematika 2010 Pembahasan Perhatikan ilustrasi foto dan karton tempat menempel berikut, Perbandingan panjang dengan lebar foto harus sama dengan per[r]
Menyajikan secara tertulis atau lisan hasil pembelajaran, apa yang telah dipelajari, keterampilan atau materi yang masih perlu ditingkatkan, atau strategi atau konsep baru yang ditemukan (menurut siswa) berdasarkan apa yang dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya
Tuliskan kesimpulan tentang hubungan kekongruenan dua segitiga yang dua sisi segitiga pertama kongruen dengan 2 sisi segitiga kedua serta satu sudut yang dibentuk oleh kedua sisi tersebut pada segitiga pertama sama besar dengan sudut yang juga dibentuk oleh dua sisi yang kongruen pada segitiga kedua.