• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

IV. A.2.c Data Observas

Lina adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang mempunyai tinggi badan sekitar 150 cm dan berat badan sekitar 45 kg. Ia berkulit kuning langsat dan memiliki rambut hitam panjang dan agak keriting seperti bekas diluruskan. Ia tinggal di rumah kontrakan yang berlantaikan semen dan berdindingkan triplek bersama ibunya dan keempat saudaranya. Rumah ini hanya memiliki satu jendela disamping pintu masuk, dan jendela ini dilengkapi oleh kaca jendela dari dalam.

Wawancara yang pertama dilakukan di rumah Lina, di ruangan depan rumah tersebut dengan luas ruangan sekitar 2 m x 1,5 m. Ruangan itu berlantai semen dan pada saat peneliti datang rumah itu sangat berantakan. Di ruangan itu terlihat ada tumpukan kain di kursi, juga bungkus makanan dan kertas-kertas berserakan di lantai. Kedua adiknya juga sedang bermain-main disitu. Lalu Lina pun segera menyapu rumah dan membereskan barang-barang yang berserakan seraya berkata kepada peneliti mohon maaf rumahnya berantakan dan berharap supaya sabar menunggu. Peneliti dipersilahkan untuk duduk di sebuah kursi yang terletak di dekat pintu masuk. Sambil menyapu ia mengaku bahwa dia baru saja pulang mengantar kakaknya pergi bekerja. Setelah rumah bersih, Lina juga mengambil kursi untuk dirinya sendiri dan meletakkannya disamping kanan peneliti. Sebelum akhirnya kami memulai wawancara, Lina terlebih dahulu berkata kepada adiknya yang bernama Thomas untuk menjaga dan membawa masuk ke kamar adik mereka yang bernama Joshua. Joshua sendiri, seperti yang disampaikan Susi, terindikasi mengalami autis sehingga ada beberapa perilaku yang berulang-ulang dilakukan selama wawancara berlangsung seperti mengetuk-

ngetuk meja, mengeluarkan suara-suara, dan berguling-guling dilantai dengan tidak menggunakan celana. Setelah menyampaikan hal itu, akhirnya dia duduk di sebelah peneliti dan tersenyum. Tampak keringat diwajahnya dan dia pun minta maaf karena peneliti harus menunggu lama. Saat itu ia mengenakan baju hijau terang dan celana tanggung selutut berwarna hitam.

Selama wawancara cukup banyak gangguan kecil yang dialami, mulai dari Thomas yang berdiri disamping Lina yang rewel bertanya ini dan itu, dan lama kelamaan tidak lagi berdiri di samping Lina tapi sudah setengah duduk di pangkuan Lina. Lalu Joshua yang keluar dari kamar dan duduk di lantai dekat kursi kami dan mulai mengetuk-ngetuk meja dan mengeluarkan suara-suara secara berulang-ulang. Saat wawancara Lina cukup lama memberikan respon dari setiap pertanyaan yang peneliti sampaikan. Setelah menunggu beberapa saat, dan jawaban dari pertanyaan yang disampaikan juga singkat. Dalam setiap pertanyaan yang berhubungan dengan pemilihan sekolah terlihat ekspresi wajah Lina menunjukkan senyuman tapi dengan mata tertuju ke lantai atau ke tangan yang sedang digosok-gosokkannya. Ekspresi yang ditunjukkannya ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan lain selalu tersenyum dan beberapa jawaban ditunjukkan dengan anggukan kecil untuk menyatakan iya. Karena jawaban yang diberikan Lina cukup singkat, sehingga peneliti cukup banyak berbicara untuk menjelaskan detail pertanyaan kepada Lina. Selama wawancara berlangsung Lina terus berusaha menjaga kontak mata dengan peneliti. Tetapi ketika sudah membahas masalah pilihan sekolah, ia pun langsung menundukkan wajahnya atau memandang ke arah lain selain peneliti. Walaupun Joshua menimbulkan

kebisingan di dalam ruangan yang kami tempati, terlihat Lina tetap menyimak dan tidak pernah meminta agar peneliti mengulang pertanyaan. Selama wawancara pertama ini Lina cukup kooperatif dan mau menjawab semua pertanyaan yang diajukan.

Wawancara kedua juga dilakukan di rumah Lina. Saat itu, Lina mengenakan kaus berwarna ungu dan celana pendek berbahan jeans. Wawancara dilakukan di ruangan yang sama dengan wawancara pertama yaitu ruangan depan rumahnya. Kami melakukan wawancara dengan duduk di sebuah tikar kecil berwarna hijau dengan dua bantal diatasnya. Terlihat di ruangan tersebut terdapat

keyboard yang sedang hidup dan terdapat partitur lagu di atasnya. Dan memang saat peneliti datang, Lina sedang berlatih untuk kegiatan Paskah di gereja. Selama wawancara berlangsung, Lina lebih banyak tersenyum dan tertawa ketika menjawab pertanyaan. Ia juga menjawab pertanyaan dengan lebih panjang dan lebih mendetail. Saat wawancara, Joshua tetap ada di ruangan yang sama dengan kami, tapi tidak mengganggu proses wawancara. Yang dilakukan Joshua hanya mondar-mandir di ruangan dan mengintip keluar lewat jendela.

Wawancara yang ketiga juga dilakukan di rumah Lina. Ia mengenakan kaus berwarna putih dan celana pendek berbahan jeans. Saat peneliti datang, Lina juga sedang bermain keyboard. Sebelum wawancara dimulai, peneliti harus menunggu sebentar karena ia mengerjakan sesuatu di dapur. Wawancara dimulai dengan baik, namun tiba-tiba Joshua rewel dan menangis sehingga harus digendong oleh responden. Hal tersebut membutuhkan waktu sekitar 10 sampai 15 menit sampai akhirnya Lina bisa menenangkan Joshua. Saat itu peneliti dan

responden juga berdiskusi tentang perkembangan Joshua. Lina cerita tentang perkembangan dan kebiasaan Joshua sehari-hari dan kemungkinan pendidikan yang bisa didapatkan adiknya itu. Lina juga bercerita tentang kelakuan-kelakuan Joshua sehari-hari yang lucu. Wawancara agak terganggu cukup lama karena Joshua berada di sekitar kami dan harus ditenangkan terlebih dahulu. Sehingga cukup banyak juga waktu yang dihabiskan untuk berinteraksi dengan Joshua agar dia lebih tenang, karena dia juga banyak mengajak berinteraksi Lina dan peneliti. Selama wawancara Joshua juga mau tiba-tiba memukul kepala Lina, terus menggelendot minta digendong. Tingkah laku Joshua cukup mengganggu wawancara karena membuat konsentrasi jadi terputus-putus. Namun suasana saat wawancara cukup tenang karena suara-suara yang terdengar hanya berasal dari suara beberapa orang sedang diskusi di rumah sebelah, hal ini dikarenakan dinding rumah responden dilapisi oleh triplek tipis.

Wawancara keempat dilakukan di sebuah restoran yang terletak didalam sebuah mall di daerah Aksara. Peneliti dan Lina memilih meja yang berada di sudut restoran tersebut agar lalu lalang pengunjung yang lain tidak mengganggu percakapan kami. Lina mengambil posisi duduk tepat disamping peneliti sehingga peneliti harus sedikit memiringkan badan agar bisa menatap Lina saat mengajukan pertanyaan. Pada wawancara ini terlihat Lina lebih banyak tertawa dan tersenyum terutama saat peneliti mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan topik pacaran. Wawancara berjalan lancar dan Lina mampu menjawab dengan baik setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.