• Tidak ada hasil yang ditemukan

A.3.d.4 Identitas diri pada domain hubungan dengan pacar/kekasih (relationship with dates)

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

IV. A.3.d.4 Identitas diri pada domain hubungan dengan pacar/kekasih (relationship with dates)

IV.A.3.d.4.a. Eksplorasi

Kriteria yang menunjukkan ada atau tidaknya eksplorasi yang dilakukan Josh dalam menentukan identitas diri pada domain hubungan dengan pacar/kekasih dapat digambarkan sebagai berikut.

1. Pengetahuan (Knowledgeability)

Josh saat ini memiliki beberapa pacar. Ia merasa banyak gadis yang tertarik dan memperhatikan dirinya karena kemampuannya bermain musik. Josh tertarik dengan gadis yang memiliki wajah yang cantik.

“Punya kak. 1 di Aceh, 1 di Delitua, 1 di deket rumah, banyak kali jadi lupa aku..”

(R3.W2/b.236-237/hal.145)

“Cantik dia soalnya.. (tertawa). Dia cantik, baik, cuma akhir-akhir ini pindah lagi. Aku lebih sukanya sama yang di Aceh. Gak tau kenapa, mungkin karena sama dia terasa kurang komunikasinya. Karena sama yang di Aceh itu kan lebih lancarlah komunikasinya..”

(R3.W2/b.239-242/hal.145)

“... jadi, malam itulah kami ambil gitar, kami ambil jimbe, kami ambil bass. Semua kami ambil, sekalian kami main. Dari semua dusun masuklah.. dari dusun satu sampe dusun delapan, semua masuk ke dusun kami.. Terus, terakhirnya, pas udah selesai musiknya, banyak yang minta foto samaku..” (R3.W2/b.303-313/hal.146)

Ia mengakui bahwa ia memiliki banyak pacar karena ingin mendapatkan seseorang yang sesuai dengannya. Selain itu, ia merasa pengalaman yang tidak baik dengan mantan pacarnya membuat dia tidak memilih-milih dan mengiyakan

“ Ujungnya sih supaya dapat yang pas lah. Gara-gara si mantan itu jugalah, si bodat itu.. gara-gara dia juga lah aku kayak gini. Uda kukejar-kejar dia sampe Aksara, kuajak kawanku supaya ngenalkan aku sama dia...Waktu tinggal kami berdua disitu, kuungkapkanlah perasaanku kan.. diterimanya. Disitu senang kali aku... eh, besoknya diputuskannya aku. Alasannya gara- gara aku mabuk..padahal.. memang ada sih aku mabuk (tertawa). Itulah. Padahal udah niat kian aku mau balik aja ke Aksara gara-gara dia, tapi tiba- tiba disini ada cewek suka sama aku kan, ditembaknya aku, kuterima ajalah. Jadi nggak jadi aku pulang ke Aksara (tertawa)”

(R3.W2/b.371-393/hal.148)

Ia merasa pacar-pacarnya ataupun gadis yang sedang mendekatinya saat ini bisa mempengaruhi hal-hal yang akan dikerjakannya sepanjang hari itu. Jika ia merasa cocok dan suka dengan pacarnya saat ini, ia akan memberikan banyak waktu untuk bersama dengan pacarnya itu.

“Gitulah kak. Terbawa suasana aku. Niatnya tadi aku mau pulang ke Aksara. Eh, ternyata ada cewek. Ah, kujumpainlah dulu”

(R3.W2/b.397-400/hal.149)

“90 persen lah kak. 10 persennya lagi masa depan kak. Itu kalo ada yang cocok kak, tapi kalo nggak ada yang cocok, 10 persen ajalah sama cewek- cewek itu, 90 persen lagi ke masa depan kak (tertawa)”

(R3.W2/b.402-406/hal.149)

“Mempengaruhi. Pas awak aku lagi gini-gini.. sering juga dia nelepon ngajak ketemuan. Jadi bingung juga awak mau ngapain. Nanti kalo awak jumpain dia, kegiatannya nggak jadi. Kalau dia nggak dijumpai panjang urusannya. Jadi bingung jugalah..”

(R3.W2/b.449-455/hal.150) 2. Tingkatan emosi (Emotional tone)

Josh merasa tidak nyaman jika sedang tidak memiliki pacar. Ia juga iri jika melihat foto teman-temannya bersama pacar mereka. Ia tidak nyaman karena tidak ada yang memperhatikannya. Ia menyadari saat ini ia memiliki terlalu banyak

pacar, tapi ia masih bingung mana yang akan tetap dipacarinya dan mana yang harus dia putuskan. Ia juga bingung mencari cara yang tepat untuk memutuskan hubungan dengan mereka.

“Kalau ngga ada pacar, rasanya nggak asyik. Nggak ada yang ingatin makan. Terus kalau buka fb kan, ih liat dia jalan-jalan sama ceweknya. Mau jugalah aku. Tapi ginilah jadinya. Cewek aku pun jadi kebanyakan. Aku pun heran, ngapainlah Jo kau jadi playboy. Makanya sekarang aku bingungnya cemanalah milih satu aja dari semua orang ini, dari empat orang ini, cemana? Yang kedua, kekmana cara mutusin orang itu satu-persatu”

(R3.W2/b.435-445/hal.150)

“Kalau nggak ada orang itu kan kak, mau aja kutumbuki (pukuli) semua. Udah buat kecewa aku itu. Udah datang aku, nggak datang dia. Nanti nggak datang aku, nunggu-nunggu dia, aku yang jadi gaenak”

(R3.W2/b.409-414/hal.150)

IV.A.3.d.4.b. Komitmen

Kriteria yang menunjukkan ada atau tidaknya komitmen yang Josh miliki dalam menentukan identitas diri pada domain hubungan dengan teman dapat digambarkan sebagai berikut.

1. Pengetahuan (Knowledgeability)

Josh merasa memiliki pacar itu penting agar ada orang yang memperhatikan dirinya dan ia memiliki aktivitas untuk mengisi waktu luang. Kriteria pacar yang dia inginkan adalah seorang gadis yang memiliki fisik yang cantik dan mau mengerti dan memperhatikannya dengan baik. Ia merasa pacar- pacarnya berharap agar dia lebih menunjukkan kasih sayang pada mereka, tidak berselingkuh dan memberi perhatian pada mereka.

“Biar ada aja yang memperhatikan aku terus. Untuk mengisi waktu jugalah” (R3.W2/b.368-369/hal.148)

“Cantik, manis, perhatian, baik. Mengertilah aku gimana” (R3.W2/b.426-427/hal.150)

“Kasih sayang kak. Jangan selingkuh, perhatiannya makin bertambah. Itu ajalah”

(R3.W2/b.431-433/hal.150)

2. Aktivitas untuk mengimplementasikan aspek identitas yang dipilih (Activity directed toward implementing the chosen identity element)

Dulu Josh sering mengunjungi pacar-pacarnya. Tapi saat ini ia hanya mengunjungi pacarnya saat ia memiliki waktu luang ataupun saat ia pulang ke rumah. Untuk pacarnya yang ada di Aceh, ia menghubungi lewat situs jejaring sosial facebook setiap dia memiliki kesempatan pergi ke warung internet. Saat ia berada di Simpang Pos, ia tiap hari berkomunikasi dengan pacarnya tersebut. Tapi jika ia sedang berada di kantor LSM, ia menggunakan internet saat kantor sedang sepi.

“Dulu sering. Kalau yang sekarang-sekarang ini udah jarang. Apalagi yang di deket rumah. Asal pulang aja lah dijumpai”

(R3.W2/b.239-242/hal.145)

“Iya. Apalagi yang di Delitua. Kalo ada kawan aja yang ngajak kesana baru jumpa sama dia. Paling tidak ya.. satu minggu.. satu kali dalam satu bulan adalah.. Kalau sama yang di Aceh, lewat sms atau facebook ajalah..”

(R3.W2/b.256-261/hal.146)

“Kalau aku di simpang, tiap harilah. Kalau disini, pas lagi kosong orang aja..”

(R3.W2/b.277-278/hal.146)

Ia merasa tidak ada hal spesifik yang biasanya ia dan pacarnya bahas saat mereka sedang bertemu dan ngobrol. Biasanya ia akan menceritakan kejadian

yang dia alami hari itu kemudian pacarnya akan menanggapi. Pembicaraan mereka biasanya hanya tergantung hal apa yang akan mereka bicarakan saat itu.

“Misalnya aku ngasih comment di dinding (facebook) aku kan, aduh sial kali hari ini.. gini gini gini.. udah gitu dicommentnya. Sial kenapa? Ah gak papa kubilang. Yakin, katanya? Yakin, kubilang. Tapi sampe panjang itu nanti. Nggak ada nya sebenarnya yang mau dibahas cuman gitu-gitu aja (tertawa)..”

(R3.W2/b.341-348/hal.147-148)

“Kalau yang sama di Delitua, kalau jumpa nanya kabarnya gini gini.. udah makan.. terus ayok ke kolam ikan.. ayok.. gitulah sambil ngobrol..”

(R3.W2/b.350-353/hal.148)

“Paling nanti terbawa suasana ajalah” (R3.W2/b.339/hal.147)

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan Josh mencapai status identity diffusion pada domain hubungan dengan pacar/kekasih. Ia tidak melakukan eksplorasi dan mempertimbangkan pendekatan yang dia lakukan atau pun yang dilakukan oleh beberapa gadis yang tertarik padanya. Ia memilih untuk memberikan respon pada mereka dan menjadikan mereka pacarnya. Kehidupannya setiap hari juga dipengaruhi oleh aktivitas berpacarannya walaupun Josh tidak benar-benar mempertimbangkan proses berpacaran apa yang sedang dijalaninya. Untuk kriteria cal on pacar yang diinginkannya, ia menginginkan seseorang yang cantik, baik dan bisa memperhatikannya.