• Tidak ada hasil yang ditemukan

51 a. Program dan Kegiatan

Dalam dokumen IV. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Halaman 51-56)

c. Permasalahan dan Solusi

IV- 51 a. Program dan Kegiatan

1) Program Pengembangan Perumahan

Program Pengembangan Perumahan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp4.905.617.550,00 dengan realisasi sebesar Rp3.604.144.625,00 (73,47%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Penetapan Kebijakan, Strategi, dan Program Perumahan - Distarcip b) Penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan Manual (NSPM) - Distarcip

c) Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang Mampu - Distarcip

d) Pembangunan Sarana dan Prasarana Rumah Sederhana Sehat - Distarcip e) Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan - Distarcip

f) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sederhana Sehat - Distarcip Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Tersedianya strategi pengembangan pelayanan air minum Kota Bandung dalam rangka akselerasi MDGs 2015.

b) Terlaksananya legitimasi Perda Fasos dan Fasum dan tersedianya Raperwal Fasos dan Fasum.

c) Terlaksananya peningkatan jalan lingkungan dan peningkatan jalan setapak.

d) Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana rumah susun yang representatif di Kota Bandung.

e) Tersusunnya laporan monitoring dan evaluasi peningkatan pelayanan pemukiman kepada masyarakat sebagai bahan penilaian adiupaya puritama serta tersedianya database fasos fasum perumahan yang dibuat oleh pengembang.

f) Terpeliharanya rusunawa dan PSU.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Adanya pengembangan pelayanan air minum Kota Bandung. b) Tersusunnya legitimasi Perda dan Raperwal Fasos Fasum. c) Meningkatnya kondisi lingkungan sehat perumahan.

d) Tersedianya rumah susun yang representatif di Kota Bandung.

e) Meningkatnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelayanan pemukiman kepada masyarakat serta adanya database fasos fasum perumahan yang dibuat oleh pengembang.

f) Mewujudkan kondisi rusunawa dan PSU yang baik.

2) Program Lingkungan Sehat Perumahan

Program Lingkungan Sehat Perumahan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp5.237.678.000,00 dengan realisasi sebesar Rp4.382.706.051,00 (83,68%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

IV-52

a) Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama bagi Masyarakat Miskin - Distarcip

b) Penyuluhan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan Sehat Perumahan - Distarcip c) Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama bagi Masyarakat Miskin

(DAK) - Distarcip

d) Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama bagi Masyarakat Miskin (Pendamping DAK) - Distarcip

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: a) Terbangunnya air bersih dan septictank komunal.

b) Terlaksananya Kegiatan Penyuluhan Kualitas Lingkungan Perumahan Sehat. c) Terbangunnya air bersih dan septictank komunal.

d) Terbangunnya air bersih dan septictank komunal.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah tersedianya air bersih dan septictank komunal serta meningkatnya kualitas lingkungan perumahan yang sehat.

3) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran mendapat alokasi anggaran sebesar Rp7.098.738.650,00 dengan realisasi sebesar Rp6.849.301.930,00 (96,49%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Manual Pencegahan Bahaya Kebakaran - Diskar

b) Sosialisasi Norma, Standar, Prosedur, dan Manual Pencegahan Bahaya Kebakaran - Diskar

c) Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Pencegahan Kebakaran - Diskar d) Pendidikan dan Pelatihan Pertolongan dan Pencegahan Kebakaran - Diskar e) Rekrutmen Tenaga Sukarela Pertolongan Bencana Kebakaran - Diskar f) Penyuluhan Pencegahan Bencana Kebakaran - Diskar

g) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Bahaya Kebakaran - Diskar h) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Bahaya Kebakaran - Diskar i) Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pencegahan Bahaya Kebakaran - Diskar j) Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran - Diskar

k) Peningkatan Pelayanan Penanggulangan Bahaya Kebakaran - Diskar l) Monitoring, Evaluasi,dan Pelaporan - Diskar

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Tersusunnya dokumen peraturan tentang pencegahan bahaya kebakaran.

b) Tersusunnya dokumen peningkatan kesadaran pengelola/pemilik gedung tentang pentingnya sistem pencegahan kebakaran.

c) Terlaksananya peningkatan pengawasan pelaksanaan kebijakan pencegahan kebakaran pada 100 gedung.

d) Terselenggaranya peningkatan kemampuan pasukan dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran sebanyak 10 orang.

IV-53

e) Terselenggaranya peningkatan kesadaran masyarakat dalam bentuk tenaga sukarela sebanyak 2.265 orang.

f) Terlaksananya peningkatan pemahaman masyarakat tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran sebanyak 14.433 orang.

g) Tersedianya 1 unit sarana prasarana pemadam kebakaran (100%).

h) Terpeliharanya 29 unit kendaraan dinas/operasional pemadam kebakaran.

i) Terlaksananya peningkatan kualitas sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran sebesar 100%.

j) Terlaksananya peningkatan pelayanan tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran selama 12 bulan.

k) Terlaksananya peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran sebesar 75%.

l) Tersusunnya 5 dokumen monitoring, evaluasi, dan pelaporan. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Tersedianya peraturan mengenai norma, standar, prosedur dan manual pencegahan bahaya kebakaran.

b) Meningkatnya proteksi bangunan gedung.

c) Meningkatnya pelaksanaan kebijakan pencegahan kebakaran. d) Meningkatnya keterampilan petugas pemadam.

e) Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam bentuk tenaga sukarela. f) Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang bahaya kebakaran. g) Meningkatnya kuantitas sarana dan prasarana.

h) Meningkatnya pemeliharaan sarana dan prasarana. i) Meningkatnya rehabilitasi sarana dan prasarana.

j) Meningkatnya pelayanan tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran. k) Meningkatnya pelayanan bahaya kebakaran.

l) Tersedianya dokumen monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

4) Program Pengelolaan Areal Pemakaman

Program Pengelolaan Areal Pemakaman mendapat alokasi anggaran sebesar Rp2.887.150.000,00 dengan realisasi sebesar Rp2.359.252.990,00 (81,72%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar, Prosedur dan Manual Pengelolaan Areal Pemakaman - Diskamtam

b) Pemberian Perijinan Pemakaman - Diskamtam

c) Pembangunan Sarana dan Prasarana Pemakaman - Diskamtam d) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pemakaman - Diskamtam Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Tersedianya 4 paket pedoman retribusi pelayanan pemakaman. b) Tersedianya informasi tentang perijinan pemakaman bagi 13 TPU. c) Terlaksananya penataan areal pemakaman bagi 8 TPU.

IV-54

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah terpenuhinya pelayanan pemakaman di TPU serta terlaksananya pengembangan sarana dan prasarana pemakaman yang berwawasan lingkungan.

b. Capaian Kinerja

1) Indikator Fasilitasi Kebutuhan Perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, dari target penyiapan lahan dan 1 pembangunan twin blok, realisasinya pada tahun 2012 adalah penyiapan lahan dan pembangunan 2 twin blok rusunawa di Rancacili. Faktor pendorong pencapaian yang melebihi target tersebut adalah Pemerintah Kota Bandung telah memiliki lahan siap bangun di lokasi Rancacili untuk pembangunan rusunawa dan pada tahun 2012 telah dimulai pembangunan 2 twin blok rusunawa di Rancacili.

2) Indikator Mengembangkan Sarana dan Prasarana Pemakaman Yang Berwawasan Lingkungan, dari target sebanyak 800 makam dapat terealisasi sebanyak 924 makam. Jumlah makam yang dirumputisasi sebanyak 924 makam di 7 TPU, yaitu TPU Rancacili sebanyak 135 makam, TPU Nagrog sebanyak 135 makam, TPU Astana Anyar sebanyak 135 makam, TPU Maleer sebanyak 135 makam, TPU Legok Ciseureuh sebanyak 149 makam, TPU Ciburuy sebanyak 135 makam, dan TPU Babakan Ciparay sebanyak 100 makam

Grafik IV.8

Target dan Realisasi Mengembangkan Sarana dan Prasarana Pemakaman yang Berwawasan Lingkungan Tahun 2012

3) Indikator Rumah Layak Huni (memenuhi sistem proteksi kebakaran sesuai norma, standar, prosedur, dan manual pencegahan kebakaran pada bangunan baru), dari target sebanyak 100 bangunan dapat terealisasi sebanyak 100 bangunan. Capaian target tersebut didukung oleh pelaksanaan pemeriksaan bangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kebakaran.

4) Indikator Terbangunnya Pos Wilayah, dari target sebanyak 2 poswil, pada tahun 2012 belum terdapat realisasi. Faktor penghambat pencapaian yang belum memenuhi target tersebut adalah plafon anggaran yang dimiliki kurang memadai. Terkait dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan adalah mengusulkan penambahan anggaran dan

IV-55

mencari sumber pendanaan yang dikhususkan untuk pencapaian target (penyusunan detail engineering design, serta pengadaan tanah dan bangunan).

5) Indikator Berkurangnya Kejadian Kebakaran Secara Bertahap, dari target kurang dari 100 kejadian bencana kebakaran, pada tahun 2012 terjadi sebanyak 137 kejadian bencana kebakaran. Kejadian kebakaran merupakan salah satu bencana, sehingga sifatnya tidak dapat diprediksi. Selain itu, pertumbuhan penduduk dan bangunan yang seiring waktu semakin meningkat turut meningkatkan resiko kemungkinan kejadian kebakaran. Terkait dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pemadaman kebakaran sesuai Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK).

6) Indikator Berkurangnya Kerugian Akibat Bahaya Kebakaran, dari target kurang dari Rp8,03 milyar, pada tahun 2012 kerugian akibat kebakaran mencapai ± Rp7,98 milyar. Terjadinya kasus kebakaran dengan kerugian relatif besar didominasi oleh kebakaran industri, kantor, ruko, pasar, gudang, dan gardu listrik. Terkait dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan adalah optimalisasi upaya pencegahan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pemadaman kebakaran sesuai Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK).

c. Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan

a) Belum ditetapkannya Peraturan Daerah tentang Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum. b) Belum adanya serah terima pengelolaan bangunan Rusunawa di tiga lokasi, hanya 1

lokasi yang sudah diserahterimakan.

c) Tingkat pemahaman dan kepedulian masyarakat akan arti pentingnya pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran masih kurang.

d) Kesadaran pemilik bangunan untuk melengkapi bangunan dengan sistem proteksi kebakaran masih kurang.

e) Masih rendahnya kerjasama antara instansi terkait sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dalam pembuatan IMB.

f) Keterbatasan sarana prasarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya (kurangnya pos wilayah).

g) Masih adanya gangguan informasi komunikasi kejadian kebakaran melalui telepon. h) Belum ada Peraturan Walikota Rencana Induk kebakaran dan Sistem Komunikasi

Informasi Kebakaran.

i) Kemacetan lalu lintas menghambat upaya percepatan respond time.

j) Kurangnya sarana air untuk penanggulangan bencana kebakaran dengan banyaknya hidran yang tidak berfungsi dan sungai-sungai yang airnya sedikit.

k) Keterampilan dan kesejahteraan petugas pemadam kebakaran masih kurang.

l) Pola rekruitmen, mutasi, rotasi, dan promosi masih belum memperhatikan kompetensi dan keahlian dari petugas pemadam kebakaran.

IV-56

a) Melakukan koordinasi dengan Bagian Hukum dan HAM.

b) Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat.

c) Melakukan penyuluhan teknis kepada masyarakat Kota Bandung (instansi pemerintah, instansi swasta, satwankar, pelajar, pemilik bangunan umum dan security bangunan, hotel, mall, rumah sakit, pabrik, dan lain sebagainya).

d) Membentuk tim pencegahan dan penanggulangan kebakaran sekaligus bencana lainnya melalui kerjasama dengan pihak ketiga (instansi terkait, Kementerian PU, perguruan tinggi) dan LSM, organisasi (Wanadri, Skyger, Orari, Rafi Rescue 512) dalam pemberdayaan masyarakat.

e) Melakukan sosialisasi Perda Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran kepada para pemilik bangunan di Kota Bandung serta secara terus menerus melakukan pemeriksaan dan pengawasan sistem proteksi kebakaran pada bangunan. f) Melakukan pengadaan sarana dan prasarana secara kontinu (termasuk pengadaan pos

wilayah).

g) Pengadaan Sistem Informasi Komunikasi Kebakaran (SIKK).

h) Pembuatan Peraturan Walikota Rencana Induk Kebakaran (RIK) dengan data dan denah hydrant, kolam, sungai, daerah rawan kebakaran, bangunan umum, peta jalan berikut alternatif bebas kemacetan.

i) Perlunya diupayakan penyediaan lahan untuk membangun pos pemadam kebakaran di lima wilayah dan bekerjasama dengan pihak ketiga untuk penempatan mobil unit dan pos kebakaran, serta pengadaan lahan pos pemadam kebakaran.

j) Guna mengatasi masalah ketersediaan air, yaitu dengan mengfungsikan hidran air yang tersebar di Kota Bandung (± 145 titik) dan pembuatan tandon air.

k) Meningkatkan keterampilan sumber daya manusia dibidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya bekerjasama dengan Ciracas, Batujajar, dan perguruan tinggi, peningkatan perlindungan dan kesejahteraan petugas pemadam dengan asuransi dan peningkatan gizi, serta membentuk pasukan reaksi cepat.

l) Menetapkan kriteria khusus bagi calon petugas pemadam kebakaran (misalnya: usia, tinggi badan, kompetensi, skill, keahlian, dan lain-lain).

5. Urusan Penataan Ruang

Urusan Penataan Ruang pada tahun anggaran 2012 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp7.376.719.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp4.279.288.475,00 (58,01%). Program dan kegiatan pada Urusan Penataan Ruang tahun 2012 dilaksanakan oleh: 1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 2) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; dan 3) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:

Dalam dokumen IV. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Halaman 51-56)