• Tidak ada hasil yang ditemukan

149 Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

Dalam dokumen IV. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Halaman 149-154)

c) Penyelenggaraan kompetisi olahraga ( Gbr.35)

IV- 149 Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Terciptanya ketentraman dan ketertiban umum yang kondusif di wilayah Kota Bandung.

b) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam rangka pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum.

7) Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal mendapat alokasi anggaran sebesar Rp422.900.000,00 dengan realisasi sebesar Rp359.280.625,00 (84,96%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Kerjasama Pengembangan Kemampuan Aparat Polisi Pamong Praja dengan TNI/POLRI dan Kejaksaan – Satpol PP

b) Monitoring, Evaluasi,dan Pelaporan – Satpol PP Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terjalinnya kerja sama pengembangan kemampuan dan kerja sama operasional antara SATPOL PP dengan 3 instansi (TNI, POLRI, dan Kejaksaan) dalam penyelenggaraan pemeliharaan dan penegakkan ketentraman dan ketertiban di Kota Bandung.

b) Terlaksananya monitoring dan evaluasi; terwujudnya pelaporan kantramtibmas dan pencegahan tindak kriminal di 30 kecamatan; terlaksananya penyusunan 12 dokumen laporan kegiatan bulanan; dan terlaksananya penyusunan laporan kegiatan tahunan. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Sinergitas antara Aparatur SATPOL PP dengan TNI, POLRI, dan Kejaksaan dalam pemeliharaan trantibum.

b) Meningkatnya kondusifitas kantramtibmas dan menurunnya tingkat kriminal di 30 kecamatan di Kota Bandung.

8) Program Penegakan Perda dan Perwal

Program Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota mendapat alokasi anggaran sebesar Rp3.621.749.365,00 dengan realisasi sebesar Rp2.647.087.400,00 (73,09%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Sosialisasi/Penyuluhan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota Ketentraman Ketertiban - Satpol PP

b) Operasi Penertiban Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota - Satpol PP

c) Pelaksanaan Yustisi Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota - Satpol PP d) Operasi Pengawasan dan Pengendalian Perijinan (Banprov) - Satpol PP

e) Pengawasan dan Pengendalian Barang Kena Cukai Ilegal - Satpol PP f) Operasional Penertiban Reklame Ilegal - Satpol PP

IV-150

a) Terlaksananya sosialisasi/penyuluhan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota tentang Trantibum pada 150 orang.

b) Terlaksananya operasi penertiban pedagang kaki lima; operasi penertiban bangunan liar; operasi penertiban perizinan tempat usaha; operasi penertiban minuman beralkohol; operasi penertiban anjal dan gepeng; dan operasi penertiban disiplin pegawai negeri sipil.

c) Terlaksananya 8 kali yustisi kependudukan (razia KTP) dan prostitusi (razia PSK). d) Terlaksananya operasi pengawasan dan pengendalian perizinan di 7 kecamatan. e) Terlaksananya kegiatan pengawasan dan pengendalian barang kena cukai ilegal di 30

kecamatan.

f) Terlaksananya operasi penertiban reklame ilegal di Kota Bandung selama 1 tahun. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang Perda, Perwal, dan Kepwal Kota Bandung.

b) Terciptanya ketertiban terhadap Peraturan Daerah, Peraturan Walikota, dan Keputusan Walikota di Kota bandung.

c) Terciptanya tertib masyarakat Kota Bandung terhadap yustisi. d) Terciptanya tertib perizinan di Kawasan Bandung Utara.

e) Terkumpulnya informasi dan pelaporan barang kena cukai ilegal. f) Terciptanya tertib reklame di Kota Bandung.

b. Capaian Kinerja

1) Indikator Peningkatan Kerjasama Antara Pemeluk Agama dalam Pembangunan Kota, dari target sebesar 60,00% dapat terealisasi sesuai target, yaitu melalui upaya peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama, serta menjalin kerjasama yang baik dengan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) dan Kantor Kementerian Agama Kota Bandung. Namun demikian, masih terdapat kendala yang dihadapi yaitu masih adanya aliran kepercayaan yang dapat memecah belah keurukunan antar umat beragama. Terkait dengan hal tersebut upaya yang dilakukan adalah memperbanyak sosialisasi dan merumuskan peraturan mengenai kerukunan antar umat beragama.

2) Indikator Terselenggaranya Pengamanan Pemilu dan Pilkada, pada tahun 2012 tidak ditargetkan dan tidak ada realisasi, karena tidak ada kegiatan penyelenggaraan Pemilu atau Pilkada.

3) Indikator Menumbuhkan dan Mengembangkan Peran Serta Masyarakat dalam Ketertiban dan Keamanan, dari target sebesar 85% dapat terealisasi sesuai target. Capaian tersebut didasarkan pada angka partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan, ketentraman dan ketertiban lingkungan. Dari jumlah RW sebanyak 1.583 RW ditargetkan masyarakat yang berpartisipasi untuk menjadi anggota Linmas sebanyak 13.770 orang (9 orang per RW). Tahun 2012 jumlah Anggota Linmas sebanyak 12.477 orang atau sekitar 90% dari target. Namun demikian masih terdapat kendala yang dihadapi yaitu kurangnya SDM dari masyarakat dalam ketertiban dan keamanan.

IV-151

Terkait dengan hal tersebut upaya yang dilakukan adalah melaksanakan sosialisasi dan motivasi mengenai pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

4) Indikator Peningkatan dan Kenyamanan Lingkungan, dari target sebesar 80% dapat terealisasi sesuai target. Capaian tersebut didasarkan pada kesiagaan Anggota Linmas dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat. Masalah keamanan dan kenyamanan lingungan masyarakat tidak hanya tanggungjawab masyarakat melalui anggota Linmas, akan tetapi merupakan kewajiban seluruh stakeholder diataranya TNI, Polri, Satpol PP, Satpam, Linmas dan seluruh lapisan masyarakat. Selama Tahun 2012 angka kriminalitas sebanyak 5.378 kasus menurun dari tahun 2010/2012 sebanyak 5814 kasus atau turun 7,5%. Namun demikian masih terdapat kendala yang dihadapi yaitu berdasarkan data potensi Linmas, tidak semuanya dapat mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan keamanan lingkungan. Terkait hal tersebut diatas, upaya yang dilakukan adalah menghimbau pada masyarakat aktif berpartisipasi dan waspada terhadap kemungkinan gangguan kamtibmas.

5) Indikator Penindakan terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Capaian tersebut merupakan realisasi hasil operasi/penertiban pelanggaran perda/perwal dan kepwal yang dilakukan dengan proses penegakan hukum, melalui pembuatan berita acara pemeriksaan, penyitaan barang bukti pelanggar, penyegelan, dan pengiriman/rehabilitasi bagi pelanggar prostitusi (PSK). Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

a) Pelanggar Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pembinaan dan Penataan PKL sebanyak 706 pelanggar dengan 324 pelanggar disidangkan di pengadilan dan 382 pelanggar didata dan diberi peringatan;

b) Pelanggar Perda Nomor 11 Tahun 2005 tentang K3 sebanyak 663 pelanggar, terdiri atas PSK sebanyak 319 pelanggar, serta gepeng, pengamen, dan anjal sebanyak 344 pelanggar;

c) Pelanggaran Perda Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaran Reklame sebanyak 18. 206 unit, dengan rincian:

(1) Dibongkar Tim Penertib Reklame sebanyak 1.148 unit; (2) Insidentil sebanyak 16.763 unit; dan

(3) Dibongkar sendiri oleh pemilik reklame sebanyak 295 unit.

d) Pelanggar Perda Perizinan sebanyak 13 pelanggar tempat usaha yang disegel; e) Pelanggar Perda Bangunan sebanyak 42 bangunan liar yang dibongkar; f) Pelanggaran Perda Minuman Beralkohol sebanyak 25 pelanggaran dengan

barang bukti dihancurkan.

Capaian target penindakan terhadap pelanggaran peraturan daerah tahun 2012 didukung oleh:

a) Intensitas wasdal terhadap pelanggaran Perda/Perwal/Kepwal cukup tinggi; b) Kesiapan aparat dan petugas serta dukungan anggota dalam operasi yang

memadai;

c) Koordinasi dan sinergitas yang dapat berjalan dengan baik dengan instansi terkait lainnya (TNI, Polri, dan Kejaksaan);

d) Peran serta dan dukungan masyarakat yang tinggi dalam pengawasan berupa laporan pengaduan dan informasi.

IV-152

a) Saat penertiban terkadang menimbulkan kemacetan dan ekses-ekses lainnya; b) Intensitas kegiatan-kegiatan masyarakat dan pemerintahan yang tinggi

sehingga tidak semua kegiatan bisa dijaga/dipelihara kondisi trantibumnya; c) Masih adanya kelompok/masyarakat/LSM yang tidak puas yang terkadang

memperkeruh situasi kondusivitas ketentraman;

d) Belum tersedianya sarana/tempat untuk barang hasil pelanggaran (barbuk), seperti papan reklame, roda PKL, dan tempat penampungan sementara PSK; e) Obyek penertiban terutama pada kelompok marjinal dan kaum rentan (PSK,

Gepeng, Pengamen, dan PKL) yang selalu mendapat perhatian dari para penggiat HAM.

Terkait dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan adalah: a) Rapat-rapat koordinasi secara terus menerus;

b) Pendekatan dan sosialisasi secara terus menerus dan tidak arogan dalam menghadapi gejolak/perlawanan;

c) Kerjasama dan koordinasi lintas institusi untuk mewujudkan trantibum. 6) Indikator Penindakan terhadap Pelanggaran Disiplin Aparatur, dari target sebesar

100% dapat terealisasi sesuai target. Penindakan terhadap pelanggaran disiplin aparatur yang dilakukan oleh Satpol PP bersifat kegiatan pembantuan dari SKPD terkait (BKD dan Inspektorat) dalam hal pengawasan dan pengendalian PNS pada jam kerja di luar kantor, apel masuk kerja di SKPD, dan pelanggaran disiplin lainnya yang ditentukan oleh BKD sesuai dengan PP Nomor 53 Tahun 2010. Penindakan yang dilaksanakan oleh Satpol PP bersifat operasional penertiban, bukan penindakan hukum atau pemberian sangsi.

7) Indikator Meningkatnya Partisipasi Politik Masyarakat Kota Bandung, dari target sebesar 80% dapat terealisasi sesuai target. Faktor pendorong keberhasilan pencapaian target adalah meningkatnya partisipasi masyarakat dalam bidang politik. Kendala yang dihadapi adalah masih kurangnya sosialisasi mengenai pendidikan politik dan aturan perundang-undangan terkait demokrasi, pemilu dan pilkada hanya dilaksanakan sekali dalam setahun. Terkait dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan adalah dengan menjalin kerjasama dan koordinasi dengan KPUD, atau unit kerja yang terkait atau dengan Perguruan Tinggi, untuk lebih meningkatkan sosialisasi pendidikan politik dan etika berdemokrasi bagi warga kota Bandung. Upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat tersebut, dilakukan melalui:

a) Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap hak dan kewajiban dan tanggungjawab sebagai warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;

b) Peningkatan pengetahuan dan pemahaman politik bagi masyarakat;

c) Menumbuhkan partisipasi masyarakat khususnya pemilih pemula untuk menyalurkan aspirasi pada pemilu.

8) Indikator Meningkatnya Pemahaman Wawasan Nusantara bagi Masyarakat, dari target sebesar 80% dapat terealisasi sesuai target. Capaian tersebut didasarkan pada peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ideologi dan wawasan nusantara, nilai luhur budaya bangsa, rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD 945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika). Pencapaian target meningkatnya pemahaman wawasan nusantara bagi masyarakat

IV-153

tahun 2012 antara lain ditunjang oleh keadaan masyarakat Kota Bandung yang kondusif. Namun demikian, masih terdapat kendala yang dihadapi yaitu masih kurangnya dukungan dari lembaga masyarakat dan kalangan akademis mengenai pentingnya peningkatan wawasan nusantara di masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan adalah mempererat kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga masyarakat.

9) Indikator Tingkat Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat, dari target mencapai kategori baik, dapat terealisasi sesuai target. Kondisi ketentraman dan ketertiban masyarakat di Kota Bandung selama tahun 2012 relatif aman dan terkendali. Penanganan gangguan trantibum yang ada dapat dikendalikan oleh aparat terkait dan stakeholder di masyarakat tanpa menimbulkan ekses negatif/chaos. Capaian target tingkat ketentraman dan ketertiban masyarakat tahun 2012 didukung oleh:

a) Adanya komitmen yang kuat dari masyarakat, tokoh masyarakat, ormas, dan pemerintah untuk menjaga ketentraman dan ketertiban yang kondusif di Kota Bandung;

b) Adanya sinergi yang baik antara unsur penegakkan keamanan dan ketertiban (Polisi, TNI, dan Satpol PP);

c) Peran serta dan partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban di lingkungan masing-masing.

Namun demikian, masih terdapat kendala yang dihadapi yaitu ketidakseimbangan antara informasi dan publikasi di media massa dengan kondisi riil, sehingga menimbulkan keresahan dan mispersepsi di lapangan/masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan adalah mengadakan forum komunikasi dari berbagai aspek golongan untuk menghindari persoalan pada suatu kejadian, serta mewujudkan sinergitas penyelenggaraan patroli keamanan dan ketertiban secara terpadu dalam sebuah tim patroli tingkat kota.

IV-154

Penyelenggaraan Sunatan

Dalam dokumen IV. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Halaman 149-154)