• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH"

Copied!
229
0
0

Teks penuh

(1)

IV-1

IV.

PENYELENGGARAAN

URUSAN

PEMERINTAHAN DAERAH

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung merupakan penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pembagian Urusan Pemerintah Daerah yang terdiri atas 26 (dua puluh enam) Urusan Wajib dan 6 (enam) Urusan Pilihan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2007 menjadi acuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Kota Bandung pada Tahun Anggaran 2012. Rincian Urusan Wajib dan Pilihan adalah sebagai berikut:

Tabel IV-1

Urusan Pemerintahan Daerah No Urusan Pemerintahan Daerah A Urusan Wajib

1 Urusan Pendidikan

2 Urusan Kesehatan

3 Urusan Pekerjaan Umum

4 Urusan Perumahan

5 Urusan Penataan Ruang

6 Urusan Perencanaan Pembangunan

7 Urusan Perhubungan

8 Urusan Lingkungan Hidup

9 Urusan Pertanahan

10 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

11 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

12 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 13 Urusan Sosial

14 Urusan Ketenagakerjaan

15 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

16 Urusan Penanaman Modal

17 Urusan Kebudayaan

18 Urusan Kepemudaan dan Olahraga

19 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

20 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

21 Urusan Ketahanan Pangan

22 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

23 Urusan Statistik 24 Urusan Kearsipan

(2)

IV-2

No Urusan Pemerintahan Daerah

26 Urusan Perpustakaan

B Urusan Pilihan

1 Urusan Pertanian

2 Urusan Pariwisata

3 Urusan Kelautan dan Perikanan

4 Urusan Perdagangan

5 Urusan Perindustrian

6 Urusan Ketransmigrasian

Sumber: Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2007

A.

Urusan Wajib

1.

Urusan Pendidikan

Urusan Pendidikan pada tahun anggaran 2012 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp233.617.961.655,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp200.628.537.308,00 (85,88%). Program dan kegiatan pada Urusan Pendidikan tahun 2012 dilaksanakan oleh: 1) Dinas Pendidikan; dan 2) Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Sekretariat Daerah. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut.

a.

Program dan Kegiatan

1) Program Pendidikan Anak Usia Dini

Program Pendidikan Anak Usia Dini mendapat alokasi anggaran sebesar Rp1.300.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp1.275.743.850,00 (98,13%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Pengadaan Alat Praktik dan Peraga Siswa - Disdik b) Pemeliharaan Rutin/Berkala Ruang Kelas Sekolah - Disdik

c) Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Bermain - Disdik d) Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik - Disdik

e) Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini - Disdik Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Tersedianya alat praktik dan alat peraga siswa pada 25 lembaga. b) Terlaksananya pemeliharaan 50 ruang kelas (RK) PAUD.

c) Tersedianya sarana prasarana bermain pada 50 lembaga. d) Tersedianya 800 tenaga pendidik PAUD yang terlatih.

e) Terlaksananya peningkatan kompetensi tenaga pendidik PAUD pada 50 lembaga. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

(3)

IV-3

b) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana PAUD.

c) Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana bermain PAUD. d) Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan PAUD. e) Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan PAUD.

2) Program Wajib Pendidikan Dasar 9 Tahun

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun mendapat alokasi anggaran sebesar Rp99.744.612.916,00 dengan realisasi sebesar Rp85.816.320.692,00 (86,04%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Penambahan Ruang Kelas Sekolah - Disdik b) Pengadaan Mebeluer Sekolah - Disdik

c) Rehabilitasi Sedang/Berat Taman, Lapangan Upacara, dan Fasilitas Parkir - Disdik d) Rehabilitasi Sedang/Berat Perpustakaan Sekolah - Disdik

e) Rehabilitasi Sedang/Berat Sarana Air Bersih dan Sanitary - Disdik f) Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik - Disdik

g) Penambahan Ruang Kelas Baru SMP/MTS/SMPLB - Disdik

h) Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTS serta Pesantren Salafiyah dan Satuan Pendidikan Non Islam Setara SD dan SMP - Disdik i) Penyelenggaraan Paket A Setara SD - Disdik

j) Penyelenggaraan Paket B Setara SMP - Disdik

k) Pembinaaan Minat, Bakat, dan Kreativitas Siswa - Disdik l) Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah Dasar - Disdik m) Penyelenggaraan Akreditasi SMP/MTS - Disdik

n) Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) SD/MI - Disdik o) Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah (DAK) - Disdik

p) Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah (Pendamping DAK) - Disdik q) Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah (DAK/Luncuran) - Disdik

r) Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah (Pendamping DAK/Luncuran) - Disdik s) Rehabilitasi SD (Bantuan Keuangan Provinsi 2012) - Disdik

t) Pengembangan Pembelajaran Karakter Bangsa SD/SMP (Bantuan Keuangan Provinsi 2012) - Disdik

u) Penyelenggaraan SMP Terbuka (Bantuan Keuangan Provinsi 2012) - Disdik

v) Pembangunan Ruang Kelas Baru SMP/MTs Negeri (Bantuan Keuangan Provinsi 2012) - Disdik

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: a) Tersedianya 106 ruang kelas baru (RKB) yang dibangun.

b) Tersedianya sarana prasarana mebeluer yang memadai sebanyak 216 RK/paket. c) Terlaksananya rehabilitasi taman, lapangan upacara, dan fasilitas parkir pada 60

sekolah.

d) Terlaksananya rehabilitasi pada 28 ruang perpustakaan sekolah.

e) Terlaksananya rehabilitasi sarana air bersih dan sanitasi pada 100 sekolah. f) Terselenggaranya pelatihan kompetensi tenaga pendidik sebanyak 1.320 orang. g) Tersedianya 45 RKB.

(4)

IV-4

h) Terlaksananya BOS pada 1.108 sekolah dan 20.000 siswa yang mendapat dana BOS/BAWAKU Sekolah.

i) Terselenggaranya peningkatan potensi diri, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat pada 30 PKBM/UPT PK PNFI.

j) Terselenggaranya peningkatan potensi diri, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat pada 30 PKBM/UPT PK PNFI.

k) Terdapat 4.000 siswa yang mengikuti perlombaan di tingkat kota.

l) Terselenggaranya akreditasi sekolah dasar sebanyak 140 SD Negeri/Swasta. m) Terselenggaranya akreditasi SMP/MTs sebanyak 30 sekolah.

n) Terdapat 43.000 siswa SD/MI yang mengikuti UN.

o) Terlaksananya rehabilitasi ruang kelas dan sarana prasarana pendidikan lainnya, antara lain: SD sebanyak 306 RK, 75 alat peraga, dan 8 ruang perpustakaan, SMP sebanyak 106 RK,dan 32 alat laboratorium.

p) Terlaksananya rehabilitasi ruang kelas dan sarana prasarana pendidikan lainnya, antara lain: SD sebanyak 306 RK, 75 alat peraga, dan 8 ruang perpustakaan, SMP sebanyak 106 RK, dan 32 alat laboratorium.

q) Terlaksananya rehabilitasi ruang kelas dan sarana prasarana pendidikan lainnya, antara lain: SD sebanyak 306 RK, 75 alat peraga, dan 8 ruang perpustakaan, SMP sebanyak 106 RK, dan 32 alat laboratorium.

r) Terlaksananya rehabilitasi ruang kelas dan sarana prasarana pendidikan lainnya, antara lain: SD sebanyak 50 RK, SMP sebanyak 20 RK, buku, dan komputer.

s) Terlaksananya rehabilitasi 10 RK. t) Tidak ada realisasi.

u) Terselenggaranya SMP Terbuka sebanyak 6 SMPT. v) Tidak ada realisasi.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah: a) Tersedianya ruang kelas baru yang representatif. b) Meningkatnya kualitas dan kuantitas mebeluer sekolah.

c) Meningkatnya kualitas proses belajar mengajar yang ditunjang oleh sarana penunjang yang memadai.

d) Meningkatnya kualitas proses belajar mengajar yang ditunjang oleh perpustakaan sekolah yang memadai.

e) Meningkatnya kualitas proses belajar mengajar yang ditunjang oleh sarana air bersih dan sanitari yang memadai.

f) Meningkatnya kompetensi tenaga pendidik. g) Tersedianya RKB yang representatif.

h) Terselenggaranya sekolah gratis dan terbantunya biaya sekolah siswa melalui dana BOS/BAWAKU Sekolah.

i) Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan non formal. j) Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan non formal. k) Terselenggaranya kegiatan lomba siswa tingkat kota. l) Meningkatnya status akreditasi SD Negeri/Swasta. m) Meningkatnya status akreditasi SMP/MTs.

n) Terselenggaranya UN Tahun Pelajaran 2011/2012.

o) Tersedianya ruang kelas dan sarana prasarana penunjang lainnya yang representatif. p) Tersedianya ruang kelas dan sarana prasarana penunjang lainnya yang representatif.

(5)

IV-5

q) Tersedianya ruang kelas dan sarana prasarana penunjang lainnya yang representatif. r) Tersedianya ruang kelas dan sarana prasarana penunjang lainnya yang representatif. s) Tersedianya ruang kelas yang representatif.

t) Tidak ada realisasi.

u) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan SMP Terbuka. v) Tidak ada realisasi.

3) Program Pendidikan Menengah

Program Pendidikan Menengah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp43.706.184.768,00 dengan realisasi sebesar Rp26.751.260.066,00 (61,21%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Penambahan Ruang Kelas Sekolah - Disdik b) Pengadaan Alat Praktik dan Peraga Siswa - Disdik

c) Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana Mobilitas Sekolah - Disdik d) Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah - Disdik

e) Rehabilitasi Sedang/Berat Laboratorium dan Ruang Praktikum Sekolah - Disdik f) Rehabilitasi Sedang/Berat Taman, Lapangan Upacara, dan Fasilitas Parkir - Disdik g) Rehabilitasi Sedang/Berat Perpustakaan Sekolah - Disdik

h) Rehabilitasi Sedang/Berat Sarana Air Bersih dan Sanitary - Disdik i) Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik - Disdik

j) Penyelenggaraan Paket C Setara SMU - Disdik

k) Pengembangan Metode Belajar dan Mengajar dengan Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi - Disdik

l) Peningkatan Kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri - Disdik m) Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah Menengah - Disdik

n) Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas Siswa SMU/SMK - Disdik o) Rehabilitasi Ruang Kelas Sekolah (DPPIP 2010) - Disdik

p) Pembangunan Ruang Kelas Baru SMA/SMA Negeri (Bantuan Keuangan Provinsi 2012) - Disdik

q) Pembangunan Ruang Kelas Baru SMAK Negeri (Bantuan Keuangan Provinsi 2012) - Disdik

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: a) Tersedianya 41 RKB.

b) Tidak ada realisasi.

c) Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah sebanyak 11 unit. d) Terlaksananya rehabilitasi 124 RK.

e) Terlaksananya rehabilitasi 30 ruang laboratorium dan ruang praktikum. f) Terlaksananya rehabilitasi sarana penunjang pembelajaran pada 21 sekolah. g) Terlaksananya rehabilitasi 30 ruang perpustakaan sekolah.

(6)

IV-6

i) Terlaksananya pelatihan kompetensi bagi 600 tenaga pendidik.

j) Terselenggaranya peningkatan potensi diri, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat pada 52 PKBM/UPT PK PNFI.

k) Terselenggaranya peningkatan kemampuan guru dalam mengajar dengan menggunakan metode TIK sebanyak 220 orang/sekolah.

l) Terlaksananya paket peningkatan pengelolaan pendidikan dengan DU/DI. m) Terlaksananya peningkatan status akreditasi 75 SMA/SMK.

n) Terlaksananya peningkatan motivasi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya sebanyak 1.000 siswa.

o) Terlaksananya rehabilitasi 28 RK (31 unit mebeleur) p) Tersedianya 3 RKB sekolah yang dibangun.

q) Tersedianya 6 RKB sekolah yang dibangun. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Tersedianya RKB yang representatif. b) Tidak ada realisasi.

c) Meningkatnya layanan pendidikan.

d) Meningkatnya kualitas proses belajar mengajar yang ditunjang oleh ruang kelas yang representatif.

e) Meningkatnya kualitas proses belajar mengajar yang ditunjang oleh laboratorium dan ruang praktikum yang representatif.

f) Meningkatnya kualitas sarana penunjang pembelajaran.

g) Meningkatnya kualitas proses belajar mengajar yang ditunjang oleh perpustakaan yang representatif.

h) Meningkatnya kualitas proses belajar mengajar yang ditunjang oleh sarana air bersih dan sanitasi yang representatif.

i) Meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah.

j) Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan non formal.

k) Terlaksananya proses pembelajaran dengan menggunakan metode TIK. l) Terwujudnya kualitas penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan. m) Meningkatnya status akreditasi SMA/SMK.

n) Meningkatnya kesiapan siswa SMA/SMK berprestasi untuk mengikuti lomba pada tingkat provinsi.

o) Meningkatnya kualitas proses belajar mengajar yang ditunjang oleh ruang kelas yang representatif.

p) Tersedianya RKB yang representatif. q) Tersedianya RKB yang representatif.

4) Program Pendidikan Non Formal

Program Pendidikan Non Formal mendapat alokasi anggaran sebesar Rp3.984.950.000,00 dengan realisasi sebesar Rp3.549.863.320,00 (89,08%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Pemberdayaan Tenaga Pendidik Non Formal - Disdik

(7)

IV-7

c) Pembinaan Pendidikan Kursus dan Kelembagaan - Disdik d) Pengembangan Pendidikan Keaksaraan - Disdik

e) Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup - Disdik

f) Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Non Formal - Disdik g) Pengembangan Data dan Informasi Pendidikan Non Formal - Disdik h) Pengembangan Kebijakan Pendidikan Non Formal - Disdik

i) Pengembangan Kurikulum, Bahan Ajar, dan Model Pembelajaran Pendidikan Non Formal - Disdik

j) Pengembangan Sertifikasi Pendidikan Non Formal - Disdik

k) Perencanaan dan Penyusunan Program Pendidikan Non Formal - Disdik l) Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan Non Formal - Disdik

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: a) Terlatihnya 200 orang tenaga pendidik non formal.

b) Terlaksananya peningkatan potensi diri, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat sebanyak 38 pokja.

c) Terlaksananya peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kependidikan kursus dan kelembagaan bagi 50 lembaga.

d) Terlatihnya WB keaksaraan fungsional sebanyak 25 kejar. e) Terbinanya 120 masyarakat usia produktif.

f) Terselenggaranya sarana prasarana pendidikan non formal pada 100 lembaga. g) Tersedianya database Bidang PNFI pada 151 lembaga.

h) Tersosialisasikan kebijakan pendidikan non formal sebanyak 150 orang. i) Tersedianya layanan pembelajaran PNFI pada 11 UPT PK PNFI.

j) Terakreditasinya 100 lembaga pendidikan non formal.

k) Terlaksananya peningkatan potensi diri, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat bagi 30 kecamatan/organisasi profesi.

l) Terlaksananya 4 paket publikasi pendidikan non formal. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Meningkatnya kualitas tenaga pendidik non formal. b) Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan non formal. c) Tersedianya kursus dan kelembagaan yang berkualitas.

d) Terbinanya pengetahuan dan keterampilan masyarakat WB keaksaraan fungsional. e) Terselenggaranya pelatihan kecakapan hidup bagi masyarakat usia produktif yang

tidak mempunyai penghasilan.

f) Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan non formal. g) Terjaringnya data satuan program dan lembaga pendidikan non formal. h) Meningkatnya kualitas pendidikan non formal.

i) Tersosialisasikannya kurikulum dan bahan ajar berbasis karakter. j) Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan non formal.

k) Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan non formal.

l) Terselenggaranya publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal dan informal. 5) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(8)

IV-8

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp2.283.190.000,00 dengan realisasi sebesar Rp2.212.259.150,00 (96,89%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik - Disdik

b) Pendidikan Lanjutan Bagi Pendidik untuk Memenuhi Standar Kualifikasi - Disdik c) Pengembangan Sistem Pendataan dan Pemetaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan -

Disdik

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Tambahan guru yang yang telah memiliki sertifikat profesional sebanyak 3.000 orang. b) Tenaga kependidikan/tenaga pendidik/guru yang mendapat bantuan untuk pendidikan

lanjutan sebanyak 750 orang.

c) Database dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan SD, SMP, SMA, dan SMK sebanyak 1 paket.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah: a) Terselenggaranya sertifikasi guru.

b) Meningkatnya kualifikasi tenaga pendidik/guru.

c) Meningkatnya kinerja sistem pendataan dan pemetaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SD, SMP, SMA, dan SMK.

6) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp2.584.585.000,00 dengan realisasi sebesar Rp1.825.235.850,00 (70,62%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Pelaksanaan Evaluasi Hasil Kinerja Bidang Pendidikan - Disdik b) Penerapan Sistem dan Informasi Manajemen Pendidikan - Disdik c) Penyelenggaraan Kantin Jujur - Disdik

d) Peningkatan Pelayanan Pendidikan Sekolah (Banprov 2011) - Disdik

e) Penyusunan Perda Penggunaan, Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda - Disdik

f) Pendampingan Program HEBAT - Disdik

g) Pemberian Bantuan Sarana dan Prasarana Pendidikan - Disdik

h) Penyusunan Regulasi Kebijakan Pendukung Bandung Agamis - Bagian Kesra Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terlaksananya paket penilaian kinerja bidang pendidikan pada SD, SMP, dan SMA/SMK.

b) Tersedianya paket perangkat pendukung pengembangan sistem dan jaringan bidang pendidikan.

c) Terlaksananya kantin sekolah yang berbasis nilai-nilai kejujuran sebesar 25,44%. d) Tersedianya sarana prasarana sekolah sebesar 99%.

(9)

IV-9 f) Terselenggaranya paket program HEBAT. g) Tidak ada realisasi.

h) Tersusunnya bahan perumusan kebijakan Raperda Penyelenggaraan Wajib Belajar Pendidikan Diniyah Non Formal di Kota Bandung.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Meningkatnya kinerja bidang pendidikan pada SD, SMP, dan SMA/SMK. b) Meningkatnya pengembangan Sistem Informasi Pendidikan (Simdik). c) Terciptanya kantin jujur di sekolah.

d) Tersedianya sarana prasarana sekolah yang memadai.

e) Meningkatnya kuaitas penggunaan pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara sunda. f) Meningkatnya pemahaman tentang pencegahan HIV dan narkoba.

g) Tidak ada realisasi.

h) Tersedianya Raperda Penyelenggaraan Wajib Belajar Pendidikan Diniyah Non Formal di Kota Bandung.

7) Program Penyelenggaraan Sekolah Gratis

Program Penyelenggaraan Sekolah Gratis mendapat alokasi anggaran sebesar Rp80.014.438.971,00 dengan realisasi sebesar Rp79.197.854.380,00 (98,98%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) - Disdik b) Pengembangan Proses Belajar Mengajar (PBM) - Disdik c) Pengembangan Sarana dan Prasarana - Disdik

d) Pengembangan Manajemen Sekolah - Disdik e) Pengembangan Sistem Penilaian - Disdik f) Pengembangan Lingkungan Sekolah - Disdik g) Pengembangan Budaya Sekolah - Disdik h) Pengembangan Kegiatan Kesiswaan - Disdik

i) Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan - Disdik j) Rumah Tangga Sekolah/Langganan Daya dan Jasa - Disdik Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terselenggaranya pendidikan, pelatihan, dan seminar bagi tenaga pendidik dan kependidikan serta siswa pada 1.108 sekolah.

b) Terlaksananya pengembangan PBM pada 1.108 sekolah.

c) Terlaksananya rehabilitasi sarana dan prasana sekolah pada 1.108 sekolah. d) Terlaksananya pengembangan manajemen sekolah pada 1.108 sekolah.

e) Terlaksananya pengembangan ulangan, ujian, evaluasi, dan penilaian siswa/sekolah pada 1.108 sekolah.

f) Terlaksananya pengembangan lingkungan sekolah pada 1.108 sekolah.

g) Terlaksananya pengembangan nilai, norma, dan budaya yang diterapkan di sekolah pada 1.108 sekolah.

(10)

IV-10

i) Terlaksananya peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada 1.108 sekolah.

j) Terlaksananya kegiatan rumah tangga dan langganan daya/jasa sekolah pada 1.108 sekolah.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Meningkatnya pengetahuan tenaga pendidik dan kependidikan serta siswa. b) Meningkatnya kualitas proses belajar mengajar.

c) Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana sekolah. d) Meningkatnya kualitas pengelolaan sekolah.

e) Meningkatnya penyelenggaraan ulangan, ujian, evaluasi, dan penilaian siswa/sekolah. f) Meningkatnya kualitas lingkungan sekolah.

g) Meningkatnya pengembangan budaya sekolah. h) Meningkatnya kualitas kegiatan kesiswaan.

i) Meningkatnya kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan. j) Meningkatnya kualitas pelayanan sekolah.

(11)

IV-11 3. Penyelenggaraan Akreditasi

Sekolah Menengah (Gbr.10) 4. Penyelenggaraan Pendidikan

Anak Usia Dini (Gbr.11) 5. Terselenggaranya

peningkatan potensi diri, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat pada 30 PKBM/UPT PK PNFI (Gbr.12)

1. Pengembangan Metode Belajar dan Mengajar dengan

Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gbr.8)

2. Pembinaaan Minat, Bakat, dan Kreativitas Siswa (Gbr.9)

(12)
(13)

IV-13

b.

Capaian Kinerja

1) Indikator Angka Partisipasi Kasar SD/MI (termasuk didalamnya siswa dari luar Kota Bandung), dari target sebesar 131,05% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh adanya penguatan penyelenggaraan program sekolah gratis melalui pendanaan BOS APBN, BOS Provinsi, dan BOS Kota.

2) Indikator Angka Partisipasi Kasar SD/MI (khusus Kota Bandung), dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target.

3) Indikator Angka Partisipasi Murni SD/MI (termasuk didalamnya siswa dari luar Kota Bandung), dari target sebesar 123,13% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh adanya penguatan penyelenggaraan program sekolah gratis melalui pendanaan BOS APBN, BOS Provinsi, dan BOS Kota.

4) Indikator Angka Partisipasi Murni SD/MI (khusus Kota Bandung), dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target.

5) Indikator Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs (termasuk didalamnya siswa dari luar Kota Bandung), dari target sebesar 116,16% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh adanya penguatan penyelenggaraan program sekolah gratis melalui pendanaan BOS APBN, BOS Provinsi, dan BOS Kota.

6) Indikator Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs (khusus Kota Bandung), dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target.

7) Indikator Angka Partisipasi Murni SMP/MTs (termasuk didalamnya siswa dari luar Kota Bandung), dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh adanya penguatan penyelenggaraan program sekolah gratis melalui pendanaan BOS APBN, BOS Provinsi, dan BOS Kota.

8) Indikator Angka Partisipasi Murni SMP/MTs (Khusus Kota Bandung), dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target.

9) Indikator Angka Putus Sekolah SD/MI, dari target sebesar 0,001% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh adanya penguatan penyelenggaraan program sekolah gratis melalui pendanaan BOS APBN, BOS Provinsi, dan BOS Kota.

10) Indikator Angka Putus Sekolah SMP/MTs, dari target sebesar 0,02% dapat terealisasi sesuai target. Angka Putus Sekolah SMP/MTs pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,02% jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 0,04%. Capaian target Angka Putus Sekolah SMP/MTs tahun 2012 didukung oleh adanya penguatan penyelenggaraan program sekolah gratis melalui pendanaan BOS APBN, BOS Provinsi, dan BOS Kota.

11) Indikator Rehabilitasi Total SD/MI, pada tahun 2012 tidak ditargetkan dan tidak ada realisasi. Rehabilitasi total SD/MI sudah selesai dilaksanakan pada tahun 2009.

(14)

IV-14

12) Indikator Rehabilitasi Total SMP/MTs, pada tahun 2012 tidak ditargetkan dan tidak ada realisasi. Rehabilitasi total SMP/MTs sudah selesai dilaksanakan pada tahun 2009. 13) Indikator Rehabilitasi Berat SD/MI, dari target sebanyak 60 SD/MI dapat terealisasi

sebanyak 100 SD/MI. Capaian yang melebihi target tersebut didukung oleh adanya penambahan alokasi anggaran untuk rehabilitasi berat SD/MI dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN, bantuan provinsi, dan realisasi sebagian kegiatan tahun anggaran 2011. 14) Indikator Rehabilitasi Berat SMP/MTs, dari target sebanyak 40 SMP/MTs dapat

terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh adanya penambahan alokasi anggaran untuk rehabilitasi berat SD/MI dari DAK APBN, bantuan provinsi, dan realisasi sebagian kegiatan tahun anggaran 2011.

15) Indikator Rehabilitasi Sedang SD/MI, dari target sebanyak 60 SD/MI dapat terealisasi sebanyak 256 SD/MI. Capaian yang melebihi target tersebut didukung oleh adanya penambahan alokasi anggaran untuk rehabilitasi sedang SD/MI dari DAK APBN, bantuan provinsi, dan realisasi sebagian kegiatan tahun anggaran 2011.

16) Indikator Rehabilitasi Sedang SMP/MTs, dari target sebanyak 40 SMP/MTs dapat terealisasi sebanyak 126 SMP/MTs. Capaian yang melebihi target tersebut didukung oleh adanya penambahan alokasi anggaran untuk rehabilitasi sedang SMP/MTs dari DAK APBN, bantuan provinsi, dan realisasi sebagian kegiatan tahun anggaran 2011. 17) Indikator Rehabilitasi Ringan SD/MI, pada tahun 2012 tidak ditargetkan, namun dapat

terealisasi sebanyak 18 SD/MI. Capaian yang melebihi target tersebut didukung oleh adanya akumulasi dengan realisasi sebagian kegiatan tahun anggaran 2011.

18) Indikator Rehabilitasi Ringan SMP/MTs, pada tahun 2012 tidak ditargetkan, namun dapat terealisasi sebanyak 14 SMP/MTs. Capaian yang melebihi target tersebut didukung oleh adanya akumulasi dengan realisasi sebagian kegiatan tahun anggaran 2011.

19) Indikator Pembangunan RKB SD/MI, dari target sebanyak 50 RKB dapat terealisasi sebanyak 106 RKB. Capaian yang melebihi target tersebut didukung adanya penambahan alokasi anggaran untuk pembangunan RKB SD/MI dari DAK APBN, bantuan provinsi, dan realisasi sebagian kegiatan tahun anggaran 2011.

(15)

IV-15 Grafik IV.1

Target dan Realisasi Pembangunan RKB SD/MI Tahun 2012

20) Indikator Pembangunan RKB SMP/MTs, dari target sebanyak 20 RKB dapat terealisasi sebanyak 45 RKB. Capaian yang melebihi target tersebut didukung oleh adanya penambahan alokasi anggaran untuk pembangunan RKB SMP/MTs dari DAK APBN, bantuan provinsi, dan realisasi sebagian kegiatan tahun anggaran 2011.

Grafik IV.2

Target dan Realisasi Pembangunan RKB SMP/MTs Tahun 2012

21) Indikator Pembangunan Unit Sekolah Baru (SMP Negeri), dari target sebanyak 1 unit sekolah baru (SMPN 53 Mandalajati) dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut merupakan akumulasi dari tahun sebelumnya. Pembangunan fisik sekolah tersebut dimulai pada tahun anggaran 2011 sedangkan penerimaan siswa baru dimulai tahun pelajaran 2012/2013 di SMPN 49.

22) Indikator Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Penunjang Pendidikan SD/MI, dari target sebesar 65% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh realisasi peningkatan sarana dan prasarana sebanyak 216 paket mebeleur, penataan halaman/taman pada 30 sekolah, 28 ruang perpustakaan, penataan sanitasi air pada 50 sekolah, dan alat peraga untuk 51 sekolah.

23) Indikator Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Penunjang Pendidikan SMP/MTs, dari target sebesar 80% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh realisasi peningkatan sarana dan prasarana sebanyak 1 paket

(16)

IV-16

mebeleur, penataan halaman/taman pada 30 sekolah, penataan sanitasi air pada 50 sekolah, dan alat peraga untuk 32 sekolah.

24) Indikator Sekolah Gratis SD/MI, dari target sebesar 95% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh penyediaan alokasi anggaran dari BOS APBN, BOS Provinsi, dan Program Sekolah Gratis APBD Kota.

25) Indikator Sekolah Gratis SMP/MTs, dari target sebesar 95% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh penyediaan alokasi anggaran dari BOS APBN, BOS Provinsi, dan Program Sekolah Gratis APBD Kota.

26) Indikator Beasiswa bagi Keluarga Tidak Mampu, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh pelaksanaan Program Bawaku Sekolah yang berkesinambungan.

27) Indikator Angka Partisipasi Kasar SMA/MA/SMK (khusus Kota Bandung), dari target sebesar 98,92% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh adanya Program Bawaku Sekolah, serta Bantuan Siswa Miskin dari APBN dan APBD Provinsi.

28) Indikator Angka Partisipasi Murni SMA/MA/SMK (Khusus Kota Bandung), dari target sebesar 88,19% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh adanya Program Bawaku Sekolah, serta Bantuan Siswa Miskin dari APBN dan APBD Provinsi.

29) Indikator Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK, dari target sebesar 0,10% dapat terealisasi sesuai target. Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,10% jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 0,20%. Capaian target Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK tahun 2012 didukung oleh adanya Program Bawaku Sekolah, serta Bantuan Siswa Miskin dari APBN dan APBD Provinsi.

30) Indikator Pendidikan Kewiraswastaan yang Berbasis Industri Kreatif (Proses Pendidikan dan Pelatihan di SMK Mengacu pada Pendidikan Kewirausahaan yang Berbasis Industri Kreatif), dari target sebesar 55% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh semakin tingginya minat warga masyarakat yang melanjutkan sekolah ke sekolah menengah kejuruan.

31) Indikator Jumlah SMK yang Bekerjasama dengan Dunia Industri, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh kerja sama yang baik antara SMK dan dunia industri guna menghasilkan lulusan SMK yang relevan dengan kebutuhan dunia industri.

32) Indikator Rehabilitasi Total SMA/SMK/MA, pada tahun 2012 tidak ditargetkan dan tidak ada realisasi. Rehabilitasi total SMA/SMK/MA sudah selesai dilaksanakan pada tahun 2009.

33) Indikator Rehabilitasi Berat SMA/SMK/MA, dari target sebanyak 10 SMA/SMK/MA dapat terealisasi sebanyak 24 SMA/SMK/MA. Capaian yang melebihi target tersebut

(17)

IV-17

didukung oleh meningkatnya penanganan rehabilitasi berat akibat adanya pergeseran tingkat kerusakan dari rusak sedang menjadi rusak berat.

34) Indikator Rehabilitasi Sedang SMA/SMK/MA, dari target sebanyak 5 SMA/SMK/MA dapat terealisasi sebanyak 50 SMA/SMK/MA. Capaian yang melebihi target tersebut didukung oleh meningkatnya penanganan rehabilitasi sedang akibat adanya pergeseran tingkat kerusakan dari rusak ringan menjadi rusak sedang.

35) Indikator Rehabilitasi Ringan SMA/SMK/MA, pada tahun 2012 tidak ditargetkan, namun dapat terealisasi sebanyak 50 SMA/SMK/MA. Capaian tersebut didukung oleh adanya penanganan rehabilitasi ringan, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya belum terdeteksi rusak.

36) Indikator Pembangunan RKB SMA/SMK/MA, dari target sebanyak 15 RKB dapat terealisasi sebanyak 50 RKB. Capaian yang melebihi target tersebut didukung oleh adanya penambahan alokasi anggaran untuk pembangunan RKB SMA/SMK/MA dari Bantuan Provinsi.

37) Indikator Pembangunan Unit Sekolah Baru (SMA/SMK), pada tahun 2012 tidak ditargetkan dan tidak ada realisasi. Pembangunan unit sekolah baru SMA/SMK akan diaksanakan pada tahun berikutnya.

38) Indikator Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Penunjang Pendidikan SMA/MA/SMK, dari target sebesar 85% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh realisasi peningkatan sarana dan prasarana sebanyak 58 ruang perpustakaan, penataan halaman/taman pada 21 sekolah, dan penataan sanitasi air pada 50 sekolah.

39) Indikator Angka Partisipasi Kasar PAUD, dari target sebesar 55% dapat terealisasi sesuai target. Capain target tersebut didukung oleh semakin banyaknya PAUD yang diselenggarakan oleh masyarakat.

40) Indikator Peningkatan Aksesibilitas Pendidikan Non Formal (Kelompok Belajar Paket A, B, dan C), dari target sebesar 55% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut antara lain ditunjang oleh realisasi pengadaan alat peraga untuk 25 lembaga, rehabilitasi 50 ruang kelas, sarana prasarana pada 50 lembaga PAUD, dan sarana prasarana pada 100 lembaga PNFI.

41) Indikator Manajemen Pelayanan Pendidikan, dari target sebesar 96% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut antara lain ditunjang oleh sinergitas program/kegiatan pendidikan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kota, dan partisipasi masyarakat.

42) Indikator Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional/Ujian Akhir Sekolah (UAN/UAS), dari target sebesar 94% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh sinergitas program/kegiatan pendidikan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kota, dan partisipasi masyarakat.

(18)

IV-18

43) Indikator Tingkat Kelulusan SD/MI, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh sinergitas program/kegiatan pendidikan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kota, dan partisipasi masyarakat.

44) Indikator Tingkat Kelulusan SMP/MTs, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh sinergitas program/kegiatan pendidikan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kota, dan partisipasi masyarakat.

45) Indikator Tingkat Kelulusan SMA/MA/SMK, dari target sebesar 99,70% dapat terealisasi sesuai target. Tingkat kelulusan SMA/MA/SMK pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 0,10% jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 99,60%. Capaian target tersebut didukung oleh sinergitas program/kegiatan pendidikan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kota, dan partisipasi masyarakat.

46) Indikator Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Penerimaan Siswa Baru (PSB), dari target sebesar 96% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan penerimaan siswa baru melalui sistem PPDB online.

47) Indikator Merger dan Regrouping SD Negeri, dari target sebanyak 400 SD Negeri dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh telah dilaksanakannya penempatan Kepala Sekolah. Meskipun demikian, nomenklatur SD Negeri hasil merger masih dalam proses perumusan.

48) Indikator Tersusunnya Regulasi Kebijakan Pendukung Bandung Agamis, dari target 1 regulasi dapat terealisasi sesuai target.

49) Indikator Peningkatan Kualifikasi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari target sebesar 80% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh penyediaan bantuan beasiswa untuk guru yang melanjutkan kualifikasi pendidikannya.

50) Indikator Pelaksanaan Sertifikasi Tenaga Pendidik, dari target sebesar 80% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh jumlah kuota program sertifikasi dari pemerintah pusat yang cukup memadai untuk Kota Bandung.

c.

Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan

a) Program Bawaku Sekolah dan Penyelenggaraan Sekolah Gratis pada satuan pendidikan SMA/MA/SMK masih perlu ditingkatkan.

b) Fasilitas dan infrastruktur pendidikan, termasuk di dalamnya penyebaran SMP/SMA/SMK Negeri belum merata di semua kecamatan.

c) Regulasi yang ada kurang menunjang dalam peningkatan taraf kesejahteraan guru non PNS.

d) Kinerja tenaga pendidik/guru penerima tunjangan profesi masih perlu ditingkatkan. e) Masih ada tenaga pendidik/guru yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan minimal.

(19)

IV-19

f) Persepsi masyarakat mengenai sekolah yang difavoritkan kurang mendukung terhadap pemerataan mutu sekolah.

g) Partisipasi masyarakat, khususnya dunia usaha/dunia industri belum optimal dalam pembangunan pendidikan.

h) Mahalnya biaya pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi merupakan salah satu kendala bagi masyarakat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

i) Masih terbatasnya lapangan kerja yang relevan bagi lulusan SMK. j) Implementasi pendidikan karakter belum optimal.

k) Program pembangunan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, dan kota belum bersinergi secara optimal.

2) Solusi

a) Mengupayakan peningkatan kualitas penyelenggaraan Sekolah Gratis dan Bawaku Sekolah pada satuan pendidikan SMA/MA/SMK.

b) Mengupayakan pengadaan fasilitas dan infrastruktur pendidikan, antara lain pembangunan unit sekolah baru SMP/SMA/SMK Negeri di kecamatan yang belum memiliki SMP/SMA/SMK Negeri.

c) Mengupayakan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait untuk melaksanakan program peningkatan kesejahteraan guru non PNS.

d) Optimalisasi kinerja tenaga pendidik/guru, khususnya guru penerima tunjangan profesi. e) Memberikan bantuan beasiswa bagi guru untuk melanjutkan pendidikan.

f) Mengupayakan pemerataan mutu sekolah di seluruh wilayah Kota Bandung.

g) Mendorong masyarakat, khususnya dunia usaha/dunia industri untuk berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan.

h) Melaksanakan program Bawaku Mahasiswa.

i) Meningkatkan kerjasama SMK dengan dunia usaha/dunia industri.

j) Mengupayakan pelaksanaan pendidikan karakter pada seluruh satuan pendidikan. k) Optimalisasi sinergitas program pembangunan pendidikan pada tingkat nasional,

provinsi, dan kota.

2.

Urusan Kesehatan

Urusan Kesehatan pada tahun anggaran 2012 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp119.930.664.020,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp97.137.292.005,00 (80,99%). Program dan kegiatan pada Urusan Kesehatan tahun 2012 dilaksanakan oleh: 1) Dinas Kesehatan; 2) Rumah Sakit Umum Daerah; 3) Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak; dan 4) Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut.

a.

Program dan Kegiatan

(20)

IV-20

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp8.483.356.455,00 dengan realisasi sebesar Rp7.299.680.620,00 (86,05%), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan - Dinkes.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah tersedianya paket (100%) obat-obatan yankesdas.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatkan pengadaan obat pelayanan kesehatan dasar dan rujukan; pengadaan dan pengembangan alat kesehatan; pelayanan mutu farmasi dan penggunaan obat serta alkes; pengawasan dan pengendalian keamanan obat, pangan, bahan berbahaya serta NAPZA; serta terpenuhinya ketersediaan obat esensial dan generik serta alkes sesuai dengan kebutuhan.

2) Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Program Upaya Kesehatan Masyarakat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp9.428.987.600,00 dengan realisasi sebesar Rp8.549.192.791,00 (90,67%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Peningkatan Kesehatan Masyarakat - Dinkes

b) Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan - Dinkes c) Penunjang Operasi Katarak bagi Masyarakat Miskin (Banprov 2011) - Dinkes d) Penanggulangan Gizi Buruk (Banprov 2011) - Dinkes

e) Fasilitasi Operasi Katarak bagi Masyarakat Miskin (Banprov 2012) - Dinkes f) Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan - RSKGM Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar 100%.

b) Cakupan ibu hamil K4 sebesar 99,13%; cakupan komplikasi kebidananan yang ditangani sebesar 100%; cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan sebesar 103,7%; cakupan pelayanan nifas sebesar 80%; cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebesar 100%; cakupan kunjungan bayi sebesar 92,04%; cakupan pelayanan anak balita sebesar 72,51%; cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%; cakupan pemberian PMT-pemulihan 6-59 bulan balita gizi buruk keluarga miskin sebesar 100%; serta cakupan peserta KB Aktif sebesar 82,55%.

c) Terlaksananya operasi katarak bagi masyarakat miskin sebanyak 37 orang (100%). d) Balita gizi buruk keluarga miskin yang mendapatkan PMT Pemulihan sebanyak 180

orang (100%).

e) Terlaksananya operasi katarak bagi masyarakat miskin sebanyak 37 orang (100%). f) Cakupan layanan kesehatan gigi dan mulut sebanyak 47.815 pasien (117%). Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Meningkatnya pelayanan kesehatan penduduk miskin; pelayanan kesehatan dasar terhadap ibu, bayi, balita, anak, remaja, dan lansia; pelayanan kesehatan khusus (mata, jiwa, gigi, kesehatan kerja, olahraga, napza, dan mata); mutu pelayanan kesehatan

(21)

IV-21

puskesmas dan jaringannya; akses dan mutu pelayanan kesehatan rujukan; serta perbaikan dan penanggulangan gizi masyarakat (bayi, balita, bumil, ibu nifas, dan ibu meneteki).

b) Meningkatnya cakupan kesembuhan layanan kesehatan gigi dan mulut pasien umum.

3) Program Pengawasan Obat dan Makanan

Program Pengawasan Obat dan Makanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp224.321.750,00 dengan realisasi sebesar Rp206.548.160,00 (92,08%), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya - Dinkes.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah terlaksananya Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang memiliki sertifikat sebesar 68,20%.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatnya pemberdayaan konsumen/masyarakat bidang obat dan makanan serta pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya serta NAPZA.

4) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp3.440.081.000,00 dengan realisasi sebesar Rp2.724.096.648,00 (79,19%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat - Dinkes b) Peningkatan Pemanfaatan Sarana Kesehatan - Dinkes c) Peningkatan Pemanfaatan Sarana Kesehatan - RSKGM Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Cakupan desa siaga aktif sebesar 133,62%; PHBS Rumah Tangga sebesar 65,7%; dan UKBM posyandu aktif sebesar 100%.

b) Rumah sakit terakreditasi.

c) Pelayanan bakti sosial kesehatan gigi dan mulut dan UKGS (34 kegiatan). Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga, institusi pendidikan, institusi kesehatan, TTU, dan tempat kerja; meningkatkan UKBM (Posyandu, Posbindu, TOGA, JPKM, UKK, dan lain sebagainya); serta meningkatkan kelurahan siaga.

b) Termotivasinya masyarakat untuk memanfaatkan sarana kesehatan gigi dan mulut.

(22)

IV-22

Program Pengembangan Lingkungan Sehat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp2.147.830.000,00 dengan realisasi sebesar Rp1.887.082.200,00 (87,86%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat - Dinkes b) Sosialisasi Kawasan Tanpa Asap Rokok - Dinkes c) Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat - RSUD Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terlaksananya inspeksi kualitas sarana air bersih sebesar 78,74% dan inspeksi Tempat-Tempat Umum (TTU) sebesar 87,82%.

b) Terlaksananya pertemuan dengan Dinas Pendidikan dalam rangka pembentukan satgas KTR di sekolah sebanyak 15 orang; terlaksananya pelatihan satgas KTR di sekolah sebanyak 80 orang; deklarasi KTR di sekolah pada 10 sekolah; terlaksananya evaluasi program KTR di sekolah pada 10 sekolah; terlaksananya Peserta Pelatihan Konseling Berhenti Merokok ke Yogyakarta sebanyak 30 paket; terlaksananya Supervisi Klinik Konseling Berhenti Merokok di 6 UPT; tersedianya spirometer sebanyak 6 unit; terlaksananya paket studi banding Perda KTR dengan ketercapaian target 100%. c) terlaksananya peningkatan kapasitas pelayanan rawat inap.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah inspeksi kesehatan lingkungan SAB, TTU, TPM dan Industri; iInspeksi kesehatan lingkungan sarana pembuangan sampah dan sarana pembuangan air limbah serta jamban keluarga; pembinaan kelurahan, kecamatan dan kota sehat; inspeksi dampak pembangunan terhadap kesehatan; serta meningkatnya pelayanan bagi pasien penderita akibat dampak asap rokok.

6) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular mendapat alokasi anggaran sebesar Rp3.092.429.300,00 dengan realisasi sebesar Rp2.312.035.575,00 (74,76%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk - Dinkes

b) Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular - Dinkes c) Peningkatan Imunisasi - Dinkes

d) Peningkatan Surveillance Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah - Dinkes Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Penderita DBD yang ditangani sebesar 100%.

b) Penemuan penderita pneumonia balita sebesar 100%; penemuan pasien baru TB BTA positif sebesar 100%; serta penemuan penderita diare sebesar 100%.

c) Cakupan Desa/Kelurahan UCI sebesar 105,6%.

d) Penemuan Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun sebesar 100% dan cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam sebesar 100%.

(23)

IV-23

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah penanggulangan penyakit menular (DBD, TBC, HIV/AIDS, dan lain-lain); pengendalian penyakit tidak menular (Diabetes Melitus, Jantung, Hipertensi,dan lain-lain); pencegahan penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi; pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik, surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah; meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit.

7) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp1.570.821.500,00 dengan realisasi sebesar Rp1.302.004.060,00 (82,89%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan - Dinkes

b) Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan - Dinkes

c) Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar Standar Pelayanan Kesehatan - Dinkes d) Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan - RSKGM

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) UPT yang melaksanakan Perencanaan Penganggaran Kesehatan Terpadu (P2KT) sebesar 110,34%.

b) UPT yang melaksanakan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) sebesar 100%. c) UPT yang melaksanakan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) sebesar 111%. d) Tersusunnya persiapan kelengkapan akreditasi RS dan 2 dokumen BLUD. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan; penyusunan perencanaaan pembangunan kesehatan; penyusunan pedoman standar pelayanan kesehatan; penyusunan dan pengembangan sistem informasi kesehatan; evaluasi kinerja pembangunan kesehatan; serta UPT yang melaksanakan P2KT sebesar 100%.

b) Tertatanya sistem pelayanan kesehatan.

8) Program Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskemas Pembantu dan Jaringannya mendapat alokasi anggaran sebesar Rp2.536.441.660,00 dengan realisasi sebesar Rp2.291.326.575,00 (90,34%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Pembangunan Puskesmas - Dinkes

b) Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Puskesmas - Dinkes c) Rehabilitasi Puskesmas - Dinkes

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: a) Terselenggaranya lokasi pembangunan Puskesmas.

(24)

IV-24

b) Terselenggaranya paket pemeliharaan sarana dan prasarana Puskesmas. c) Terselenggaranya 3 paket rehabilitasi Puskesmas.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah: a) Terbangunnya Puskesmas.

b) Terpeliharanya sarana prasarana Puskesmas. c) Terehabilitasinya Puskesmas.

9) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp14.707.400.000,00 dengan realisasi sebesar Rp7.684.196.379,00 (52,25%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a. Kemitraan Pengobatan Lanjutan bagi Pasien Rujukan - Dinkes b. Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat - RSKGM

c. Kemitraan Pengolahan Limbah Rumah Sakit - RSKGM Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin sebesar 100%; cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin (Strata Pertama/ Yankesdas) sebesar 100%; serta cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (rumah sakit) di kabupaten/kota sebesar 100%.

b. Terjalin kemitraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan PT. Askes bagi peserta Askes PNS sebanyak 16.274 pasien.

c. Terbebasnya rumah sakit dari limbah infecctius. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a. Kemitraan asuransi kesehatan; kemitraan peningkatan jejaring kerja dengan berbagai institusi dan masyarakat (IDI, IBI, PPNI, IAKMI, dan lembaga swadaya masyarakat lainnya); serta cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin. b. Meningkatnya peserta Askes PNS yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan

mulut di RSKGM.

c. Terkelolanya limbah RSKGM.

10) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia mendapat alokasi anggaran sebesar Rp221.283.750,00 dengan realisasi sebesar Rp210.782.525,00 (95,25%), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan - Dinkes.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar terhadap lansia sebesar 29,7%.

(25)

IV-25

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatnya pelayanan kesehatan dasar terhadap lansia; pengembangan, pembinaan, dan pelatihan pelayanan kesehatan lansia; serta akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar terhadap lansia.

11) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp298.457.000,00 dengan realisasi sebesar Rp279.223.475,00 (93,56%), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan Makanan Restauran - Dinkes.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah inspeksi sanitasi restoran/rumah makan dan jasa boga sebesar 86,88%.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatnya pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil industri, produksi rumah tangga dan makanan restaurant; serta Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang memiliki sertifikat.

12) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata mendapat alokasi anggaran sebesar Rp12.339.634.335,00 dengan realisasi sebesar Rp11.821.905.746,00 (95,80%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a. Pengadaan Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit - RSUD b. Rehabilitasi Bangunan Rumah Sakit - RSKIA

c. Pengadaan Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit - RSKIA d. Pengadaan Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit - RSKGM e. Pengadaan Obat-Obatan Rumah Sakit - RSKGM

f. Pengadaan Pencetakan Administrasi dan Surat Menyurat Rumah Sakit - RSKGM Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Tersedianya alat-alat kedokteran, antara lain:1 unit blood analyzer, imunologi anayzer, 1 unit hematologi analyzer 5 dif, 1 unit x-ray digital fluoroscopy, 1 unit computed radiography, 2 unit bed side monitor, 1 unit automated blood coagulation analyzer, 1 unit sectio cessaria set, 1 unit tonsilectomie set, 1 unit hemohoidectomie set, 2 unit hernia appendictomie set, serta 2 unitinfus pump.

b) Terlaksananya pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. c) Tersedianya 6 paket peralatan kesehatan dan kedokteran.

d) Tersedianya 30 jenis alat-alat kesehatan. e) Tersedianya paket obat/bahan kedokteran gigi. f) Tersedianya paket barang cetakan rumah sakit. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

(26)

IV-26

a) Meningkatnya pelayanan rumah sakit dengan sarana yang memadai.

b) Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai rumah sakit khusus ibu dan anak kelas B.

c) Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan anak.

d) Sebagai masukan kegiatan pelayana kesehatan gigi dan mulut di RSKGM.

13) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata mendapat alokasi anggaran sebesar Rp60.226.060,00 dengan realisasi sebesar Rp59.409.560,00 (98,64%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Sakit - RSKGM

b) Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit - RSKGM Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terpeliharanya gedung rumah sakit khusus gigi dan mulut. b) Terpeliharanya 20 dental unit di instalasi RSKGM.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatnya kualitas sarana dan prasarana rumah sakit dan sebagai masukan pada kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di RSKGM.

14) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp58.000.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp47.570.649.888,00 (82,02%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Pelayanan - RSUD

b) Pendukung Pelayanan - RSUD c) Pelayanan - RSKIA

d) Pendukung Pelayanan - RSKIA

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: a) Terselenggaranya pelayanan kesehatan, meliputi:

(1) Belanja pegawai: belanja pegawai BLUD dan belanja jasa pelayanan; (2) Belanja operasional: obat dan mamin pasien;

(3) Belanja modal: pemeliharaan alat-alat kesehatan dan gedung. b) Terselenggaranya pendukung pelayanan, meliputi:

(1) Belanja pegawai: belanja pegawai BLUD dan belanja jasa pelayanan; (2) Belanja operasional: mamin pegawai;

(3) Belanja modal: pemeliharaan gedung, peralatan kantor, dan mesin. c) Terlayaninya pelayanan kesehatan ibu dan anak.

(27)

IV-27

d) Terlaksananya pelayanan administrasi dan manajemen RSKIA Kota Bandung. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a. Meningkatnya kelancaran pelayanan. b. Menunjang operasional rumah sakit.

c. Terlaksananya pelayanan kesehatan ibu dan anak. d. Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran.

15) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak mendapat alokasi anggaran sebesar Rp3.379.393.610,00 dengan realisasi sebesar Rp2.939.157.803,00 (86,97%), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pertolongan Persalinan bagi Ibu dari Keluarga Kurang Mampu - RSKIA.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah terlayaninya pelayanan persalinan. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan anak.

b.

Capaian Kinerja

1) Indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target.

Lingkup pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin meliputi:

a) Pelayanan kesehatan ibu, meliputi: pemeriksaan kehamilan, persalinan dan nifas;

b) Pelayanan kesehatan bayi, meliputi: pemeriksaan kesehatan, MTBS, MTBM; c) Pemberian makanan tambahan bagi balita gizi buruk.

Capaian target Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin tahun 2012 didukung oleh:

a) Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat miskin; b) Pemahaman masyarakat mengenai pelayanan masyarakat miskin lebih

meningkat dengan adanya sosialisasi dan promosi;

c) Dukungan dari stakeholder secara berjenjang dalam pelayanan masyarakat miskin;

d) Sistem rujukan berjenjang sudah dilaksanakan.

Secara khusus pada RSUD Kota Bandung, jumlah pasien masyarakat miskin yang dilayani pada tahun 2012 mencapai 25.011 pasien.

2) Indikator Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Capaian target tersebut didukung oleh:

a) Pelaksanaan Program PMT Pemulihan bagi balita gizi buruk masyarakat miskin selama 90 hari;

(28)

IV-28

b) Kerjasama CSR dalam menangani gizi buruk melalui bantuan makanan, sarana, dan prasarana kegiatan posyandu;

c) Pelaksanaan pelacakan kasus dan validasi secara rutin oleh petugas dan kader; d) Pelaksanaan pemberdayaan kader dalam pengelolaan PMT Pemulihan; e) Pelaksanaan sistem rujukan berjenjang;

f) Dukungan kerjasama lintas sektor dalam menangani kasus gizi buruk.

3) Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga, dari target sebesar 49,12% dapat terealisasi sebesar 65,70%. PHBS Rumah Tangga pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 0,06% jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 65,64%. Faktor pendorong capaian PHBS Rumah Tangga yang melebihi target tahun 2012 adalah adanya dukungan dan peran serta aktif dari lintas sektor, Perguruan Tinggi, organisasi Profesi, Organisasi kewanitaan, dan LSM dalam mensosialisasikan dan melaksanakan PHBS ditatanan rumah tangga.

Grafik IV.3

Target dan Realisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Tahun 2012

4) Indikator Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Posyandu Aktif, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Faktor pendukung capaian target tersebut adalah adanya dukungan dan peran serta aktif dari lintas program, lintas sektor seperti LSM (Forum Rembug Peduli Bandung Sehat), TP PKK, sektor swasta, Perguruan Tinggi dalam mensosialisasikan manfaat posyandu kepada masyarakat.

5) Indikator Cakupan Kelurahan Universal Child Imunization (UCI),

Cakupan Kelurahan UCI adalah cakupan pelayanan imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan minimal 80% yang merata di seluruh kelurahan dengan 4 penilaian antigen, yaitu BCG, DPT HB3, Polio 4, dan Campak. Cakupan Kelurahan Universal Child Imunization (UCI), dari target sebanyak 151 kelurahan dapat terealisasi sesuai target. Faktor pendorong tercapainya target disebabkan Peran serta masyarakat dalam pelaksanaan imunisasi sudah bagus yang ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai serta peran serta swasta (Bidan Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta) sudah baik.

(29)

IV-29

Inspeksi TTU dilaksanakan pada tempat-tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum, antara lain: hotel, restoran, rumah makan, bioskop, bandara, kolam renang, sarana pariwisata, dan masjid . Dari target sebesar 87,80% dapat terealisasi sebesar 87,82%. Inspeksi TTU pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 0,02% jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 87,80%. Faktor pendorong capaian Inspeksi TTU yang melebihi target tahun 2012 adalah:

a) Dukungan nyata dari asosiasi terkait berjalan dengan baik; b) Dukungan nyata dari Forum Rembug Kota Sehat berjalan baik; c) Pembinaan terhadap TTU yang ada sesuai dengan rencana kegiatan.

7) Indikator Terpenuhinya Ketersediaan Obat, Bahan, dan Alat Kesehatan Sesuai dengan Kebutuhan, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Faktor pendorong capaian ketersediaan obat, bahan, dan alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan adalah adanya sistem perencanaan yang telah berjalan baik dan telah melibatkan seluruh stakeholder.

8) Indikator Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang Memiliki Sertifikat, dari target sebesar 70,00% dapat terealisasi sebesar 68,20%. Capaian tersebut didasarkan pada jumlah PIRT yang memiliki sertifikat sebanyak 2.293 PIRT dari jumlah PIRT yang ada sebanyak 3.364 PIRT. PIRT yang memiliki sertifikat pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 1,10% jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 67,10%. PIRT merupakan perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan secara manual hingga semi otomatis yang memperoleh sertifikat PIRT melalui penyuluhan keamanan pangan, dimana sertifikat produk berlaku selama lima tahun. Faktor penghambat pencapaian sertifikasi PIRT yang belum memenuhi target tahun 2012 adalah:

a) Data pelaku PIRT belum terhimpun semua pada Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman (Aspamin);

b) Proses sertifikasi tergantung pada kesiapan pelaku PIRT untuk memenuhi syarat sesuai standar yang ditetapkan.

9) Indikator Rumah Sakit yang Terakreditasi,

Rumah sakit yang terakreditasi adalah rumah sakit yang telah lulus akreditasi oleh komisi akreditasi rumah sakit dan sertifikatnya masih berlaku. Dari target sebanyak 15 rumah sakit dapat terealisasi sebanyak 19 rumah sakit. Rumah Sakit yang terakreditasi pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebanyak 3 rumah sakit jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebanyak 16 rumah sakit. Faktor pendorong capaian Rumah Sakit yang Terakreditasi adalah:

a) Adanya penguatan regulasi bahwa seluruh RS harus terakreditasi;

b) Adanya upaya pembinaan dan pendampingan tentang akreditasi RS dari Dinkes;

c) Kerjasama dan respon baik dari Rumah Sakit.

Secara khusus, pencapaian akreditasi pada rumah sakit milik Pemerintah Kota Bandung dapat diuraikan sebagai berikut:

a) RSUD

Pelayanan kesehatan di RSUD yang telah mendapatkan akreditasi, meliputi: (1) Pelayanan administrasi dan manajemen;

(30)

IV-30 (3) Pelayanan gawat darurat; (4) Pelayanan keperawatan; (5) Pelayanan rekam medis; (6) Pelayanan farmasi;

(7) Program K3; (8) Pelayanan radiologi; (9) Pelayanan laboratorium; (10) Pelayanan kamar operasi; (11) Pengendalian infeksi;

(12) Pelayanan perinatal resiko tinggi. b) RSKIA

Proses pelaksanaan kegiatan akreditasi di RSKIA saat ini sedang berjalan. Kendala yang dihadapi yaitu kurangnya pelatihan SDM tentang Sistem Akreditasi JCI. Terkait dengan hal tersebut, upaya yang telah dilakukan adalah berkoordinasi dengan rumah sakit di Provinsi Jawa Barat dalam pelaksanaan pelatihan dan pengumpulan data yang diperlukan.

c) RSKGM

Pelayanan kesehatan di RSKGM belum mendapatkan akreditasi. Akreditasi RSKGM ditargetkan pada tahun 2014. Kendala yang dihadapi yaitu sarana dan prasarana yang ada di RSKGM belum memenuhi standar akreditasi rumah sakit. Terkait dengan hal tersebut, upaya yang telah dilakukan adalah mengajukan usulan anggaran untuk pemenuhan sarana dan prasarana. Proses akreditasi Rumah Sakit dengan Sistem JCI baru pada tahap sosialisasi, dimana pada tahun 2012 telah mengundang Tim Khusus dari RSHS terkait sosialisasi akreditasi Rumah Sakit dengan Sistem JCI.

Grafik IV.4

Target dan Realisasi Rumah Sakit yang Terakreditasi Tahun 2012

10) Indikator Puskesmas Pelatihan Penanganan Gawat Darurat (PPGD), dari target sebanyak 10 puskesmas dapat terealisasi sesuai target. Puskesmas PPGD adalah puskesmas dengan tenaga dokter terlatih GELS (General Emergency Life Support) dan perawat terlatih PPGD Basic 2. Capaian target PPGD tahun 2012 didukung oleh tersedianya anggaran, program, dan institusi pelatih PPGD di hampir seluruh puskesmas. Faktor pendorong dari Puskesmas Pelatihan Penanganan Gawat Darurat

(31)

IV-31

(PPGD) adalah adanya pembinaan yang berkesinambungan ditunjang dengan SDM terlatih.

(32)

IV-32

Pelatihan Penggunaan Standar Pertumbuhan WHO 2005/2006

Sosialisasi Kawasan Bebas Asap Rokok

Penyelidikan Epidemiologi dan Apus Tenggorokan Kasus Difteri

(33)
(34)

IV-34

11) Indikator Fasilitas Kesehatan Melaksanakan SPM, dari target sebanyak 48 puskesmas dan 3 rumah sakit dapat terealisasi sebanyak 73 puskesmas dan 3 rumah sakit. Ketentuan mengenai SPM Kesehatan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.

Pelaksanaan SPM Kesehatan tahun 2012 antara lain ditunjang oleh:

a) Pembinaan terhadap puskesmas dalam menerapkan standar pelayanan dasar; b) Penentuan target disesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Secara khusus, pencapaian pelaksanaan SPM pada rumah sakit milik Pemerintah Kota Bandung dapat diuraikan sebagai berikut:

a) RSUD

Pelayanan kesehatan di RSUDtelah memenuhi SPM, meliputi: (1) Gawat Darurat;

(2) Intensif Care Unit; (3) Laundry;

(4) Penyehatan Lingkungan;

(5) Laboratorium dan Patologi Klinik; (6) Bedah Central; (7) Farmasi; (8) Gizi; (9) Pemulasaraan Jenazah; (10) IPSRS; (11) Radiologi;

(12) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI); (13) Persalinan dan Perinatologi;

(14) Administrasi Manajemen dan Ambulance; (15) Rekam Medis; (16) Ambulance; (17) Transfusi Darah; (18) Keluarga Miskin; (19) Rehabilitasi Medik; (20) Rawat Inap; (21) Rawat Jalan. b) RSKIA

Pelayanan kesehatan di RSKIA telah memenuhi SPM. c) RSKGM

Pelayanan kesehatan di RSKGM belum semua SPM terpenuhi (80%), khususnya dalam hal ketersediaan SDM dan sarana prasarana. Terkait dengan hal tersebut, upaya yang telah dilakukan adalah mengajukan usulan anggaran untuk pemenuhan sarana dan prasarana, serta mengajukan usulan untuk pemenuhan SDM.

Gambar

Tabel IV-1
Grafik IV.2
Grafik IV.3
Grafik IV.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

(image enhancement) ini dengan cara memasukkan (menginputkan) sebuah citra yang kualitasnya kurang bagus, kemudian akan diproses menggunakan filtering median dan

Pengaruh lingkungan kerja dan semangat kerja akan berdampak pada kinerja pegawai dimana kedua variabel tersebut saling berpengaruh dimana kinerja pegaw Kinerja

Sebuah strategi promosi memang sangat dibutuhkan oleh setiap pemasar dalam mempromosikan produk- produknya, begitu juga dengan PT WOM finance yang membutuhkan suatu

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar MDA, rasio GSH/GSSH pada plasma kehamilan normal, Preeklampsia berat dan eklampsia, digunakan uji beda One Way Anova dengan

Pemanis lain yang digunakan dalam industri pangan termasuk madu, sirup glukosa yang dibuat dari hidrolisa pati, glukosa kristal, fruktosa, maltosa yang terdapat dalam

gizi protein dan serat dari hasil jadi burger yang telah dilihat dari mean tertinggi dengan menggunakan uji proksimat. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan 2 variabel

Pendapat tertinggi terjadi pada item kerjasama antara perusahaan kami dan pemasok dapat meningkatkan hubungan berkelanjutan dengan jumlah mean sebesar 3,97 dalam

Peristiwa pembiasan menyebabkan adanya penyimpangan arah cahaya dan pada prisma akan mengalami dispersi cahaya, karena n bervariasi dengan