• Tidak ada hasil yang ditemukan

189 b) Koordinasi Kebijakan Perberasan - Dispertapa

Dalam dokumen IV. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Halaman 189-200)

kerukunan dalam kehidupan beragama

IV- 189 b) Koordinasi Kebijakan Perberasan - Dispertapa

c) Operasional Dewan Ketahanan Pangan Kota Bandung - Dispertapa d) Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif - Dispertapa

e) Promosi Keamanan Pangan - Dispertapa

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) kepada 80 murid sekolah dasar di SDN Sayuran Kel. Cijerah, dan Sosialisasi Pengembangan Rumah Pangan Lestari melalui pemanfaatan lahan terlantar dalam rangka mendukung pemenuhan kebutuhan pangan keluarga.

b) Sosialisasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin Tahun 2012 di Kota Bandung sebanyak 2 kali.

c) Rapat Koordinasi DKP Kota Bandung sebanyak 2 kali, Sidang Tahunan DKP Kota Bandung sebanyak 1 kali, Rapat POKJA DKP Kota Bandung sebanyak 6 kali, Roadshow ke 6 Eks Wilayah Pembangunan, Penyusunan Neraca Bahan Makanan, Workshop DKP Kota Bandung sebanyak 1 kali.

d) Penyuluhan sumber pangan alternatif sebanyak 5 kali (250 orang), pembinaan kepada Kader PKK dan masyarakat tentang produk 3B (Beragam, Bergizi, Berimbang) sebanyak 4 kali (200 orang), Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) tingkat Provinsi Jawa Barat, serta mengikuti Lomba Cipta Menu B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) Tingkat Nasional mewakili Provinsi Jawa Barat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sosialisasi Perwal Tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal sebanyak 1 kali (300 orang).

e) Sosialisasi Keamanan Pangan di 10 Kelurahan melalui pendekatan kewilayahan dengan kelompok sasaran Aparatur Kewilayahan, Masyarakat, dan pelaku usaha.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut:

a) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran tentang keamanan pangan bagi aparatur kewilayahan, masyarakat, dan pelaku usaha di 10 kelurahan.

b) Meningkatnya asupan makanan yang bergizi bagi 80 anak sekolah dasar.

c) Terwujudnya sinergitas program ketahanan pangan di tingkat wilayah dan rumusan kebijakan program ketahanan pangan di Kota Bandung.

d) Meningkatnya pengetahuan, dan kesadaran masyarakat tentang sumber pangan alternatif.

e) Meningkatnya pengetahuan, dan kesadaran masyarakat tentang keamanan pangan.

b. Capaian Kinerja

1) Indikator Jumlah Regulasi Ketahanan Pangan, dari target sebanyak 2 regulasi dapat terealisasi sebanyak 3 regulasi, terdiri atas:

a) Perwal tentang Penerima Hibah (Bawaku Pangan) Kota Bandung Tahun 2012; b) Kepwal tentang Pagu Raskin Kota Bandung;

c) Kepwal tentang Tim Koordinasi Raskin Kota Bandung Tahun 2012.

2) Indikator Penguatan Cadangan Pangan Daerah, dari target sebesar 24% dapat terealisasi sesuai target. Sesuai dengan Permentan Nomor

IV-190

65/PERMENTAN/OT.140/12/2010 tentang SPM Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota, cadangan pangan kab/kota harus 100 ton untuk menyediakan pangan daerah. Sedangkan ketersediaan cadangan pangan daerah di lumbung pangan Pemerintah Kota Bandung tahun 2012 sebesar 24 ton atau 24%.

3) Indikator Pengadaan Lahan Sawah untuk Cadangan Pangan Daerah, dari target seluas 10 ha dapat terealisasi seluas 15 ha. Lahan yang telah dibebaskan berlokasi di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung. Upaya Pemerintah Kota Bandung dalam rangka meningkatkan cadangan pangan adalah merencanakan pembebasan lahan untuk sawah abadi seluas 100 ha, dan sampai akhir tahun 2012 sudah terbebaskan seluas 23 ha (8 ha di Kelurahan Cisurupan Kecamatan Cibiru dan 15 ha Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung). Pengadaan lahan tanah untuk lahan pertanian sebesar 78.331 m2, yang dilaksanakan oleh DPKAD ternyata ada tambahan lahan sawah dari pengadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), karena didalamnya ada lahan sawah seluas 71.669 m2 sehingga bila ditambahkan dengan 78.331 m2, luasnya menjadi 150.000 m2 atau 15 Ha. Dengan keberadaan lahan sawah abadi tersebut petani akan mendapatkan pembagian hasil sawah sebesar 70%, (meningkat dari pembagian semula sebesar 50%).

Grafik IV.27

Target dan Realisasi Pengadaan Lahan Sawah untuk Cadangan Pangan Daerah Tahun 2012

c. Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan

a) Belum tersedianya Lumbung Pangan Leuit Bermartabat sebagai tempat/gudang untuk menyimpan cadangan pangan daerah.

b) Belum optimalnya implementasi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) melalui pangan lokal yang diharapkan dapat mengurangi konsumsi beras. c) Belum optimalnya sosialisasi keamanan pangan.

IV-191

a) Direncanakan akan dibangun Lumbung Pangan Leuit Bermartabat pada tahun 2013. b) Mengoptimalkan implementasi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

(P2KP), melalui sosialisasi, bimbingan, dan pelatihan. c) Meningkatkan frekuensi sosialisasi keamanan pangan.

22. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa pada tahun anggaran 2012 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp2.845.683.024,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp2.764.725.393,00 (97,16%). Program dan kegiatan pada Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa tahun 2012 dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Program dan Kegiatan

1) Program Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat

Program Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp2.845.683.024,00 dengan realisasi sebesar Rp2.764.725.393,00 (97,16%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Inventarisasi dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat - BKPPM b) Penguatan Kelembagaan Masyarakat - BKPPM

c) Koordinasi dan Fasilitasi Pembangunan Masyarakat Kelurahan - BKPPM

d) Pengembangan Manajemen Pembangunan Partisipatif dan Peningkatan Kapasitas Aparat atau Masyarakat - BKPPM

e) Monitoring, Evaluasi dan Inventarisasi Usaha Ekonomi Masyarakat Kelurahan - BKPPM f) Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif dan Pemasaran -

BKPPM

g) PemasyarakatanTeknologi Tepat Guna - BKPPM

h) Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Fasilitasi Peningkatan Sosial Ekonomi Penduduk Miskin - BKPPM

i) Peningkatan Keterampilan bagi Generasi Muda - BKPPM Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terakomodirnya Pelaksanaan Inventarisasi Data Profil Kelurahan pada 1 Kelurahan sebagai pemenuhan persyaratan evaluasi kinerja pembangunan masyarakat kelurahan. b) Terselenggaranya: (1) pelatihan penguatan kelembagaan masyarakat untuk 30

Kecamatan; (2) Revitalisasi Peran dan Fungsi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di 151 Kelurahan; (3) Meningkatkan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu dari Tingkat

IV-192

Kota sampai Tingkat Kelurahan; dan (4) Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat dan Inventarisasi Swadaya Masyarakat di 151 Kelurahan dan 30 Kecamatan.

c) Terlaksananya: (1) Fasilitasi Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Pembangunan Masyarakat Kelurahan Tingkat Kota Bandung untuk 30 Kecamatan (Lomba Kelurahan Tahun 2012); dan (2) Terlaksananya Fasilitasi Persiapan Pelaksanaan Kegiatan TNI Manunggal Membangun Kelurahan (TMMK) melalui Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) TMMK Kota Bandung.

d) Terlaksananya Fasilitasi Peningkatan Pengetahuan dan Wawasan Masyarakat dalam Perencanaan Fartisipatif Pembangunan melalui metode Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Kelurahan (P3MK) untuk Perwakilan Peserta dari 30 Kecamatan.

e) Terlaksananya monitoring, evaluasi dan inventarisasi Data Perkembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Kelurahan pada 151 Kelurahan meliputi : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), Usaha Ekonomi Desa-Simpan Pinjam (UED-SP), Modal Usaha Bergulir Remaja (MUBR), Usaha Berbasis Kelompok (UBK), Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPUD).

f) Terlaksananya fasilitasi peningkatan kapasitas bagi Para Pengelola Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Kelurahan, diikuti sebanyak 280 orang, peserta utusan dari Kelurahan se-Kota Bandung.

g) Terlaksananya Sosialisasi Pemasyarakan TTG dalam rangka pembentukan Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) Tingkat Kecamatan yang diikuti oleh 60 Orang Peserta perwakilan dari 30 Kecamatan, dan Menghadiri Pelaksanaan Gelar Teknologi Tepat Guna Tingkat Propinsi Jawa Barat di Kabupaten Bandung dan Tingkat Nasional Tahun 2012 di Batam.

h) Terlaksananya: (1) Rapat Koordinasi dalam rangka Evaluasi Pelaksanaan PNPM-MP melalui Tim Koordinasi Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (TKPP-PNPM); (2) Rapat Koordinasi dalam rangka Sosialisasi Pelaksanaan melalui Tim Koordinasi Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (TKPP-PNPM); (3) Monitoring, Evaluasi Pelaksanaan MP; (4) Pelaksanaan Gelar Karya PNPM-MP Tingkat Kota Bandung Tahun 2012 di Gedung SABUGA.

i) Terselenggaranya Pelatihan Dasar dan Pembinaan Generasi Muda di Bidang Marching Band dengan mengikuti Kejuaraan Tingkat Nasional sebanyak 200 orang.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Tersedianya Data Dasar Profil Kelurahan yaitu Tingkat Perkembangan dan Potensi Kelurahan dalam rangka Evaluasi Kinerja Pembangunan Masyarakat Kelurahan; b) Terlaksananya: (1) Penguatan Kelembagaan Pos Pelayanan Terpadu di 151 Kelurahan

melalui peningkatan sarana dan prasarana Posyandu termasuk Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu; dan (2) penguatan kelembagaan melalui pengeloaan Sistem Informasi Posyandu (SIP) bagi penggelola Pokjanal Posyandu mulai dari Tingkat Kota sampai dengan Tingkat Kelurahan.

c) Peningkatan kapasitas aparat dan Masyarakat dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan melalui metode Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Kelurahan (P3MK).

d) Tersedianya data tingkat Perkembangan kegiatan Usaha Ekonomi Masyarakat Kelurahan.

IV-193

e) Meningkatnya wawasan dan kemampuan para Pengelola Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Kelurahan.

f) Meningkatnya kemampuan dan pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan dan Pengembangan TTG melalui lembaga Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek).

g) Meningkatnya Koordinasi pelaksanaan PNPM-MP di kota Bandung mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, monitoring dan evaluasi serta mensosialisasikan hasi-hasil pelaksanaan PNPM-MP di Kota Bandung.

h) Kelurahan terbaik hasil evaluasi kinerja pembangunan masyarakat Kelurahan untuk di evaluasi di Tingkat Provinsi Jawa Barat dan selanjutnya di Tingkat Nasional, serta tersediannya data dasar Kelurahan calon lokasi kegiatan TNI Manunggal Membangun Kelurahan (TMMK) sebagai kerangka acuan kerja Pokjanal TMMK.

i) Meningkatnya kemampuan dan pengetahuan Generasi Muda di Bidang Marching Band.

b. Capaian Kinerja

1) Indikator Tingkat Peran dan Fungsi Lembaga Kemasyarakatan Melalui Penguatan Kelembagaan di Kelurahan, dari target sebesar 70% dapat terealisasi sesuai target. Capaian tersebut didasarkan pada terlaksananya Pelatihan bagi Ketua dan Sekretaris Tim Penggerak PKK Kecamatan, Tingkat Kota Bandung dan Pelatihan Penguatan Kelembagaan Masyarakat bagi Ketua Pokjanal Posyandu Kecamatan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) se-Kota Bandung. Namun demikian, masih terdapat berbagai kendala dalam mengoptimalkan pengurus dalam rangka penguatan kelembagaan masyarakat. Terkait dengan hal tersebut salah satu upaya dilakukan adalah melalui pelatihan-pelatihan dan optimalisasi Sistem Informasi Kelembagaan/SIM-Posyandu.

2) Indikator Meningkatnya Fasilitasi dan Koordinasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat, dari target sebesar 75% dapat terealisasi sesuai target. Capaian tersebut didasarkan pada lomba evaluasi kinerja kelurahan yang menghasilkan Kelurahan terbaik tingkat Kota Bandung untuk dapat mengikuti Evaluasi di Tingkat Provinsi Jawa Barat, kegiatan TNI Manunggal Membangun Kelurahan (TMMK), Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS), Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dan Profil Kelurahan. Namun demikian masih terdapat kendala khususnya dalam upaya penyusunan dan pendayagunaan profil Desa/Kelurahan yang baru mengakomodir 1 Kelurahan per-tahun dari 151 Kelurahan terkait dengan hal tersebut, salah satu upaya dilakukan adalah melaksanakan bimbingan teknis penyususunan dan pendayagunaan profil desa/kelurahan bagi pokja Profil Kelurahan. Capaian target kinerja pada tahun 2011 adalah 50% dan tahun 2012 adalah 75% terdapat kenaikan 25% dikarenakan adanya pelaksanaan Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) serta terdapat upaya pemberdayaan Pokjanal TMMK Kota Bandung agar dapat melaksanakan persiapan kegiatan TNI Manunggal Membangun Kelurahan.

3) Indikator Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, dari target sebesar 75% - 80% dapat terealisasi sebesar 80%. Capaian tersebut didasarkan pada pelaksanaan kegiatan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Fasilitasi Peningkatan Sosial Ekonomi Penduduk Miskin khususnya melalui PNPM-MP di Kota Bandung yang meliputi:

IV-194

b) Rapat Koordinasi Pelaksanaan dan Pengendalian PNPM-MP

c) Monitoring dan Evaluasi tingkat perkembangan pelaksanaan PNPM-MP d) Sosialisasi hasil pelaksanaan PNPM-MP

e) Pengembangan Pelaksanaan PNPM-MP untuk sektor Infrastruktur, Sosial dan Ekonomi yaitu:

(1) Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni) dan MCK; (2) Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLP-BK); (3) Peningkatan Mata Pencaharian Keluarga (PMPK).

Namun demikian, masih terdapat berbagai kendala dalam mengoptimalkan koordinasi penanggulangan kemiskinan termasuk fasilitasi peningkatan sosial ekonomi penduduk miskin melalui PNPM-MP. Terkait dengan hal tersebut salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong peningkatan partisipasi dan swadaya masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan di Kota Bandung.

4) Indikator Penguatan Lembaga Ekonomi Masyarakat Kelurahan, dari target sebesar 70% - 75% dapat terealisasi sebesar 75%. Capaian tersebut didasarkan pada terlaksananya kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif dan Pemasaran yang meliputi fasilitasi peningkatan kapasitas para penggelola kegiatan usaha ekonomi produktif masyarakat Kelurahan yaitu: Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinnjam (UED-SP), Modal Usaha Bergulir Remaja (MUBR), Usaha Berbasis Kelompok (UBK), Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPUD). Namun demikian, masih terdapat berbagai kendala dalam mengoptimalkan koordinasi dan fasilitasi dalam rangka mengembangkan usaha ekonomi produktif masyarakat. Terkait dengan hal tersebut salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong peningkatan partisipasi dan swadaya masyarakat dalam pengembangan pemberdayaan masyarakat.

5) Indikator Pemanfaatan dan Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna (TTG), dari target sebesar 30% - 40% dapat terealisasi sebesar 40%. Capain tersebut didasarkan kepada pelaksanan kegiatan Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang meliputi Sosialisasi Pembentukan Posyantek TTG di setiap Kecamatan, mengikuti Gelar TTG Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional. Namun demikian, masih terdapat berbagai kendala dalam mengoptimalkan pemasyarakatan TTG khususnya pembentukan Pos Pelayanan Teknologi di setiap Kecamatan. Terkait dengan hal tersebut salah satu upaya yang dilakukan adalah memanfaatkan fasilitasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam Pembentukan satu Posyantek percontohan di Kota Bandung.

c. Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan

a) Dalam Pelaksanaan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, sampai saat ini baru dapat memfasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Bandung.

b) Dari Hasil Monitoring dan Inventarisasi Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Pelaksanaan Kegiatan UP2K, UED-SP, MUBR, UBK, PPUD masih terdapat

IV-195

berbagai hambatan dilapangan terutama masalah permodalan, kemitraan, dan pemasaran hasil produk.

c) Belum terbentuk lembaga yang mewadahi pengembangan Teknologi Tepat Guna diantaranya yaitu: Pos Pelayanan Teknologi Tingkat Kecamatan dan Warung Teknologi Tingkat Kelurahan.

d) Sampai saat ini Pengolahan data dasar Profil Kelurahan di Kota Bandung baru dapat memenuhi kebutuhan evalusi kinerja pembangunan masyarakat kelurahan.

2) Solusi

a) Diharapkan koordinasi penanggulangan kemiskinan akan lebih baik melalui peningkatan sinergitas berbagai Program/Kegiatan berkaitan dengan Penanggulangan Kemiskinan di Kota Bandung tidak hanya melalui koordinasi pelaksanaan penangulangan kemiskinan melalui PNPM-MP.

b) Pemerintah Kota Bandung diharapkan dapat lebih meningkatkan berbagai bentuk fasilitasi terhadap pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat mulai dari fasilitasi bantuan permodalan, membangun kemitraan termasuk fasilitasi dalam memasarkan hasil produk.

c) Diharapkan Pemerintah Kota Bandung dapat segera merealisasikan pembentukan dan penguatan Lembaga Usaha Ekonomi Masyarakat khususnya dalam pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna.

d) Untuk waktu selanjutnya di usulkan untuk pengolahan data dasar profil Kelurahan dapat dilaksanakan untuk 151 Kelurahan sehingga potensi dan tingkat perkembangan kelurahan se-Kota Bandung dapat terukur.

23. Urusan Statistik

Urusan Statistik pada Tahun Anggaran 2012 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp1.108.000.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp1.065.319.000,00 (96,15%). Program dan kegiatan pada Urusan Statistik Tahun 2012 dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Program dan Kegiatan

1) Program Pengembangan Data/Informasi

Program Pengembangan Data/Informasi mendapat alokasi anggaran sebesar Rp1.108.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp1.065.319.000,00 (96,15%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

IV-196

a) Penyusunan dan Pengumpulan Data/Informasi Kebutuhan Penyusunan Dokumen Perencanaan - Bappeda

b) Penyusunan Sistem Database Statistik Kota Bandung - Bappeda c) Penyusunan Profil Umat Islam Kota Bandung - Bappeda

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Tersusunnya: (1) Buku Bandung Dalam Angka; (2) Buku Indeks Pembangunan Manusia Kota Bandung; dan (3) Buku Data Profil Kota Bandung.

b) Tersedianya Sistem Database Statistik Kota Bandung.

c) Tersusunnya Dokumen Kajian Profil Umat Islam Kota Bandung. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Tersedianya data makro perencanaan pembangunan Kota Bandung.

b) Meningkatnya kecepatan dan ketepatan penyediaan data dan informasi statistik Kota Bandung.

c) Tersedianya bahan kebijakan terkait Bandung Agamis.

b. Capaian Kinerja

Indikator Tingkat Ketersediaan Data/Informasi dan Statistik Daerah, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Capaian tersebut didasarkan pada tersusunnya data/informasi dan statistik daerah berupa Bandung Dalam Angka, IPM, PDRB dan Profil Daerah Kota Bandung Tahun 2012.

c. Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan

a) Masih terdapat pengukuran indikator makro yang tidak dilakukan setiap tahun sehingga pada tahun berjalan umumnya masih bersifat data sementara atau data sangat sementara.

b) Sering terdapat perbedaan data yang dipublikasikan BPS Kota dengan BPS Provinsi maupun Nasional.

c) Belum terintegrasinya database statistik dalam satu sistem.

2) Solusi

a) Perlu dilakukan kerjasama dengan BPS untuk melakukan pengukuran indikator makro setiap tahun.

IV-197

c) Mengintegrasikan database statistik dalam satu sistem.

24. Urusan Kearsipan

Urusan Kearsipan pada tahun anggaran 2012 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp361.220.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp313.733.790,00 (86,85%). Program dan kegiatan pada Urusan Kearsipan tahun 2012 dilaksanakan oleh: 1) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan 2) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Program dan Kegiatan

1) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan

Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp149.680.000,00 dengan realisasi sebesar Rp113.689.700,00 (75,96%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Pembangunan Database Informasi Kearsipan – Disdukcapil b) Pembangunan Database Informasi Kearsipan – Pusarda c) Kajian Sistem Administrasi Kearsipan – Pusarda Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terbangunnya 1 database arsip kependudukan.

b) Terpeliharanya database informasi kearsipan pada 8 unit komputer.

c) Tersusunnya 2 buku peraturan/pedoman yang mengatur tata kearsipan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah: a) Tersedianya database informasi kearsipan. b) Terpeliharanya data base informasi kearsipan.

c) Tersedianya payung hukum yang mengatur tata kearsipan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

2) Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah

Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp45.950.000,00 dengan realisasi sebesar Rp44.731.500,00 (97,35%), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pendataan dan Penataan Dokumen/Arsip Daerah – Pusarda.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah terlaksananya pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah di 5 SKPD.

IV-198

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatkan kualitas penataan arsip daerah.

3) Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan

Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp55.325.000,00 dengan realisasi sebesar Rp48.163.820,00 (87,06%), yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a) Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana Pengolahan dan Penyimpanan Arsip – Pusarda b) Pemeliharaan Rutin/Berkala Arsip Daerah – Pusarda

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Tersedianya sarana dan prasarana kearsipan yang kondusif sebanyak 1 depo. b) Terlaksananya pemeliharaan dan penyelamatan arsip daerah sebanyak 1 depo. Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Meningkatnya kebersihan dan kerapihan penyimpanan arsip. b) Terselamatkannya fisik arsip dari gangguan faktor biologis.

4) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi mendapat alokasi anggaran sebesar Rp110.265.000,00 dengan realisasi sebesar Rp107.148.770,00 (97,17%), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Sosialisasi/Penyuluhan Kearsipan di Lingkungan Instansi Pemerintah/Swasta – Pusarda.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah terlaksananya sosialisasi sistem kearsipan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung sebanyak 191 peserta.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai sistem kearsipan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

b. Capaian Kinerja

1) Indikator Jumlah Arsiparis yang Diusulkan, dari target sebanyak 5 orang dapat terealisasi sesuai target. Urgensi pemenuhan Tenaga Arsiparis didasarkan pada Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 yang mengamanatkan perlu adanya arsiparis untuk setiap unit kearsipan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Namun demikian, kendala yang dihadapi yaitu rendahnya minat PNS untuk menjadi arsiparis, tidak adanya formasi penerimaan CPNS untuk arsiparis, dan terbatasnya quota diklat arsiparis dari ANRI. Terkait dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan adalah memotivasi pegawai untuk menjadi arsparis, mengusulkan formasi penerimaan arsiparis ke BKD, dan melaksanakan koordinasi secara intensif dengan BKD. Adapun

IV-199

pendukung dalam pencapaian target adalah mengajukan usulan formasi arsiparis maupun diklat arsiparis yang senantiasa disampaikan, baik ke Pemerintah Kota Bandung melalui BKD maupun ke Pemerintah Pusat melalui Arsip Nasional (ANRI). 2) Indikator Jumlah SDM Pengelola Kearsipan yang Kompeten, dari target sebanyak 40

orang dapat terealisasi sebanyak 80 orang. Peningkatan kompetensi SDM tersebut dilaksanakan melalui sosialisasi yang berkala/rutin guna meningkatkan efektivitas dalam pengelolaan arsip di unit kearsipan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Capaian peningkatan kompetensi SDM pengelola kearsipan yang melebihi target pada Tahun 2012 tersebut didukung oleh adanya koordinasi yang instensif dengan BKD, tersedianya anggaran di BKD, serta peningkatan kompetensi SDM yang dilaksanakan melalui sosialisasi berkala/rutin guna meningkatkan efektivitas dalam pengelolaan arsip di unit kearsipan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

3) Indikator Tingkat Penerapan Standar Pengelolaan Arsip, dari target sebesar 90% dapat terealisasi sesuai target. Cakupan penerapan standar pengelolaan arsip tersebut meliputi sarana, SDM, gedung dan kebijakan kearsipan. Kendala yang dihadapi yaitu rendahnya anggaran untuk penerapan standar penyimpanan arsip (Depo Arsip). Terkait dengan hal tersebut, perlu adanya dukungan anggaran guna penerapan standar gedung arsip.

4) Indikator Tingkat Ketersediaan Sarana dan Pengolahan Data Penyimpanan Arsip (Gedung Depo Arsip Daerah), dari target sebesar 100% dapat terealisasi sebesar 50%. Faktor penghambat pencapaian yang belum memenuhi target tersebut adalah belum diusulkannya anggaran penyelesaian pembangunan gedung dikarenakan masih dalam proses hukum. Terkait dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan adalah mengusulkan kebutuhan anggaran, termasuk kepada Pemerintah Provinsi Jabar.

c. Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan

a) Belum terselesaikannya pembangunan gedung arsip.

b) Kurangnya sumber daya manusia pengelola arsip maupun arsiparis. c) Rendahnya kesadaran aparatur dalam pengelolaan arsip.

2) Solusi

a) Mengusulkan kebutuhan anggaran kepada Pemerintah Kota Bandung maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

b) Mengusulkan kebutuhan SDM pengelola kearsipan kepada Badan Kepegawaian Daerah.

c) Mengusulkan/menyelenggarakan diklat/bimtek pengelola arsip serta melaksanakan sosialisasi dan lomba kearsipan.

IV-200

Dalam dokumen IV. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Halaman 189-200)