• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Tingkat Pelayanan Publik Berbasis Informasi Teknologi Guna Mendukung Bandung Cyber City (e-Government), dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai

Dalam dokumen IV. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Halaman 179-182)

kerukunan dalam kehidupan beragama

IV- 173 (13) Legalisasi = 1.175 orang;

15) Indikator Tingkat Pelayanan Publik Berbasis Informasi Teknologi Guna Mendukung Bandung Cyber City (e-Government), dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai

target. Capaian tersebut berdasarkan pada tersusunnya 10 aplikasi Bandung Integrated Resources Management System (BIRMS) dan telah diujicobakan pada 10 SKPD pada tahun 2012.

BIRMS adalah sistem pengelolaan daerah yang terintegrasi dari hulu hingga hilir yang diawali dari proses perencanaan pembangunan daerah, pelaksanan anggaran, dan pengawasan anggaran serta penilaian kinerja pelaksanaan anggaran, dengan sub-sub sistem sebagai berikut:

a) Proses Hulu, terdiri atas proses perencanaan pembangunan berupa:

(1) Electronic Revenue, output yang dihasilkan adalah laporan pendapatan Kota Bandung.

(2) Electronic City Planning, output yang dihasilkan adalah dokumen RKPD (hasil Musrenbang), KUA, dan PPAS.

(3) Electronic Budgeting, ouput yang dihasilkan adalah dokumen RKA. b) Proses Hilir, terdiri atas proses pengelolaan keuangan daerah berupa:

IV-180

(1) Electronic Project Planning, ouput yg dihasilkan adalah rincian paket pekerjaan setelah DPA disahkan;

(2) Electronic Procurement, ouput yang dihasilkan adalah dokumen pengadaan barang/jasa;

(3) Electronic Contract, ouput yang dihasilkan adalah kontrak dan proses pengadaan langsung;

(4) Electronic Progress, output yang dihasilkan adalah dokumen kemajuan pekerjaan (fisik dan keuangan);

(5) Electronic Project Performance, output yang dihasilkan adalah penilaian kinerja (SKPD, Pengguna Anggaran, PPK, dan Rekanan); (6) Electronic Asset, output yang dihasilkan adalah pencatatan aset dari

belanja modal belanja langsung tahun berjalan;

(7) Electronic City Performance, output yang dihasilkan adalah rekapitulasi realisasi SKPD dibandingkan dengan alokasi anggaran kegiatan. SKPD Percontohan yang telah menerapkan BIRMS adalah Bappeda, BKD, DPKAD, Dinas Pendapatan, Diskominfo, Pusarda, Bagian Pembangunan, Kecamatan Arcamanik, Kecamatan Cinambo, dan Kecamatan Sumur Bandung. Sedangkan jumlah paket pekerjaan Pengadaan Langsung yang telah menggunakan BIRMS adalah sebanyak 195 paket pekerjaan.

Untuk lebih mengoptimalkan implementasi BIRMS dilakukan pelatihan kepada seluruh SKPD dan inhouse training di beberapa SKPD serta pendampingan dalam pelaksanaan operasionalisasi BIRMS.

Aplikasi BIRMS dapat diakses melalui http://birms.bandung.go.id, sedangkan aplikasi LPSE melalui http://lpse.bandung.go.id.

16) Indikator Integrasi Jaringan Sistem Informasi Daerah, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Khusus terkait dengan SIMDA, capaian target tersebut didukung oleh:

a) Pendampingan dari BPKP tahun 2009-2011;

b) Transfer knowledge dari BPKP ke Pengelola SIMDA; dan c) Komitmen bersama dari pengguna aplikasi.

17) Indikator Tingkat Pelimpahan Urusan Pemerintah Daerah, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Capaian tersebut berdasarkan telah tersusunnya Perwal Nomor 870 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Walikota Bandung kepada Camat dan Lurah.

18) Indikator Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan, dari target sebesar 75,00% dapat terealisasi sebesar 88,71%. Capaian tersebut didasarkan pada persentase pemohon ijin yang menyatakan puas dan sangat puas terhadap pelayanan perijinan di BPPT berdasarkan hasil survey kepuasan pemohon ijin dengan perincian sebagai berikut:

a) Sangat Puas sebesar 49,07%; b) Puas sebesar 39,64%; c) Kurang Puas sebesar 11,29%.

IV-181 Grafik IV.26

Target dan Realisasi Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012

19) Indikator Terkendalinya Administrasi Program dan Kegiatan, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Pengendalian administrasi program dan kegiatan melaksanakan sebagian kewenangan yang berkaitan dengan regulasi pengadaan barang jasa (PBJ).

20) Indikator Tingkat Kinerja Pengawasan, dari target sebesar 95% dapat terealisasi sebesar 112,26%. Capaian tersebut didasarkan pada rumusan operasional: (Cakupan Pemeriksaan Reguler sebesar 76,00% + Cakupan Evaluasi Kinerja/AKIP sebesar 100% + Tingkat Pelaksanaan Pembinaan Aparat Pengawas terhadap Objek Pemeriksaan sebesar 208,33% + Persentase Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan sebesar 64.70%) ÷ 4.

Penjelasan masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a) Cakupan Pemeriksaan Reguler sebesar 76,00% didasarkan pada realisasi objek pemeriksaan sebanyak 114 objek pemeriksaan dari target sebanyak 150 objek pemeriksaan;

b) Cakupan Evaluasi Kinerja/AKIP sebesar 100% didasarkan pada semua kegiatan yang direncanakan dengan tujuan untuk mengevaluasi kinerja/AKIP dapat seluruhnya dilaksanakan, yaitu:

(1) Evaluasi AKIP, dari target 61 SKPD, seluruhnya sudah dievaluasi; (2) Evaluasi Renstra, dari target 61 SKPD, seluruhnya sudah dievaluasi; (3) Evaluasi Rencana Kerja Anggaran Perubahan (RKAP), dari target 71

unit kerja, seluruhnya sudah dievaluasi;

(4) Review Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2011, dari target 62 entitas pelaporan, seluruhnya sudah direviu.

c) Tingkat Pelaksanaan Pembinaan Aparat Pengawas terhadap Objek Pemeriksaan sebesar 208.33% didasarkan pada realisasi:

(1) Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan, dari 4 SKPD yang ditargetkan, terealiasasi sebanyak 15 SKPD (375%);

(2) Kegiatan Pakta Integritas, dari 1 kegiatan yang ditargetkan, dapat terealiasasi sesuai target (100%);

IV-182

(3) Kegiatan Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), dari 2 kegiatan yang ditargetkan, dapat terealisasi sebanyak 3 kegiatan (150%);

(4) Kegiatan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB), ditargetkan sebanyak 2 kegiatan dan dapat terealisasi sesuai target (100%);

(5) Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Bantuan Provinsi, dari 68 unit kerja yang mendapatkan bantuan, seluruhnya telah dimonitoring (100%). d) Persentase Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan sebesar 64,70%

didasarkan pada realisasi jumlah rekomendasi yang telah ditindaklanjuti sampai dengan mendapatkan status tindaklanjut selesai, sampai dengan akhir tahun anggaran 2012 sebanyak 702 rekomendasi dari 1.085 rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI, Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kota Bandung. Capaian Tingkat Kinerja Pengawasan yang melebihi target tahun 2012 didukung oleh optimalisasi SDM aparat pengawas Inspektorat yang walaupun secara kuantitas bertambah akan tetapi dari aspek pembiayaan tidak meningkat.

Kendala yang dihadapi, yaitu:

a) Diperlukannya peningkatan alokasi anggaran untuk biaya pegawaidan ketersediaan sarana/prasarana dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas untuk mewujudkan good governance, diantaranya adalah pencapaian Opini BPK RI Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);

b) Aparatur pengawas yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi masih kurang dan aparatur pengawasan yang berlatar belakang pendidikan farmasi dan teknik sipil belum ada;

c) Kendaraan bermotor sebagai sarana penunjang pemeriksaan baik roda 2 maupun roda 4 belum memadai.

d) Sarana gedung kantor belum ada, pada saat ini masih menggunakan gedung kantor milik Pemerintah Pusat.

Terkait dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan adalah:

a) Mengajukan penambahan SDM yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi, teknik sipil, dan farmasi kepada Walikota melalui Badan Kepegawaian Daerah;

b) Mengajukan peningkatan alokasi anggaran untuk penambahan kendaraan bermotor pada setiap tahun anggaran;

c) Mengajukan permintaan gedung kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah selaku pengelola barang milik daerah.

21) Indikator Tingkat Pelayanan Pengaduan Masyarakat, dari target sebesar 100% dapat terealisasi sesuai target. Dari 17 pengaduan yang disampaikan masyarakat, seluruhnya ditanggapi dan telah dilakukan pemeriksaan oleh Pemerintah Kota Bandung melalui Inspektorat.

22) Indikator Ketepatan Waktu Penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Dalam dokumen IV. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Halaman 179-182)