• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPONEN PROGRAM

2.1. PENDAMPINGAN UNTUK MASYARAKAT

2.1.2. Bantuan Dana

Ketentuan Umum Dana BLM adalah sebagai berikut:

Dana BLM bersifat stimulan dan sebagai alat belajar. Dana BLM bersifat

stimulan untuk memberi peluang kepada masyarakat agar dapat secara nyata belajar melaksanakan dan mengelola kegiatan penanggulangan kemiskinan yang sudah direncanakan dan tercantum dalam PJM Pronangkis. Pembelajaran dititikberatkan pada upaya memberi kesempatan masyarakat belajar menangani berbagai persoalan yang ada secara utuh dari pengembangan gagasan, identifikasi persoalan, perencanaan pemecahan persoalan sampai pelaksanaan. Pembelajaran berorientasi tujuan jangka panjang dan menumbuhkan kesadaran kritis bahwa kebutuhan untuk penanggulangan kemiskinan tidak hanya kebutuhan modal dana semata, melainkan juga kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan modal sosial, lingkungan fisik, serta ekonomi.

Pemanfaatan dana BLM harus sesuai PJM Pronangkis. Berdasarkan PJM

Pronangkis, disusun rencana tahunan (Renta) dan rencana kegiatan lain yang bersifat teknis sesuai kebutuhan masyarakat miskin dan disepakati warga. Penggunaan dana BLM mengacu pada rencana tersebut yang menganut menu bebas (open menu), di mana masyarakat dapat menyusun usulan kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan. • BLM dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tanggap darurat bencana apabila pada

tahun yang berjalan terjadi bencana.

Penerima manfaat langsung dana BLM adalah warga miskin yang tercantum dalam daftar PS-2.

• Pengelola dana BLM adalah BKM/LKM. Dana BLM ini adalah dana publik yang disalurkan melalui BKM/LKM dan pengelolaannya dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggunggugatkan.

Perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dana BLM harus terbuka

dan dapat dipertanggunggugatkan. Nilai alokasi dana BLM tiap kelurahan/desa

harus diinformasikan secara luas dan terbuka kepada seluruh warga kelurahan/ desa, termasuk kontribusi dana BLM dari berbagai sumber pendanaan, misalnya pemerintah kota/kabupaten, masyarakat ataupun dana-dana lain yang dikelola BKM/LKM.

• Proses pengambilan keputusan dalam penyusunan, pelaksanaan, dan monitoring pemanfaatan dana BLM harus melibatkan partisipasi aktif masyarakat, terutama masyarakat miskin, laki-laki dan perempuan.

• Berdasarkan PJM Pronangkis tersebut, dana BLM dapat digunakan secara cukup luwes melalui pembelajaran aspek Tridaya3 dan kesepakatan serta kearifan warga sehingga hasilnya dapat memberikan manfaat kepada warga miskin. Dana BLM dibagi ke dalam kategori sebagai berikut:

a. BLM yang dialokasikan untuk seluruh lokasi PNPM MP setiap tahun anggaran yang besarannya ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk, prosentase kemiskinan dan kemampuan pemerintah kota/kabupaten dalam mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB). Penetapan lokasi dan alokasi BLM ini ditetapkan oleh TNP2K dan Pokja Pengendali PNPM Mandiri.

b. BLM yang dialokasi untuk kegiatan khusus seperti antara lain penangangan kawasan permukiman miskin di perkotaan melalui pendekatan Tridaya pengembangan penghidupan masyarakat; peningkatan partisipasi perempuan; pengelolaan resiko bencana; dsb. Tata cara pelaksanaan termasuk penetapan lokasi diatur oleh PMU.

Biaya operasional bagi BKM/LKM dialokasikan berdasarkan bagian tertentu sesuai dengan jenis BLM, demikian pula tata cara penggunaan Biaya Operasional bagi LKM/ BKM dan/atau Unit Pengelola (UP) diuraikan dalam pedoman tersebut.

a. Prinsip-Prinsip Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM

Prinsip Pencairan :

• BKM/LKM telah terbentuk secara sah dengan minimum 30% pemilih dewasa di tingkat basis;

• BKM/LKM memiliki Anggaran Dasar dan pendiriannya dicatatkan ke Notaris; • BKM/LKM memiliki rekening bank dengan minimal 3 spesimen;

• Memiliki kinerja pembukuan sekretariat minimum memadai;

• BKM/LKM di lokasi lanjutan telah melaksanakan Rembug Warga Tahunan (RWT). Prinsip Pemanfaatan :

• Usulan kegiatan/program tercantum dalam PJM dan Renta Pronangkis dan atau rencana pemanfaatan dana BLM sesuai kegiatan terkait, misalnya rencana penataan lingkungan permukiman, rencana pengembangan potensi KSM unggulan, pengelolaan resiko bencana, dsb;

• Terbentuk KSM/Panitia;

• Proposal layak dan diverifikasi oleh fasilitator;

• Jika ada tahapan pencairan dan pemanfaatan dana BLM, maka dana tahap sebelumnya telah dimanfaatkan dan dipertanggungjawabkan secara teknis dan administrasi;

Hasil audit tahun sebelumnya minimal Wajar dengan Pengecualian (Qualified

Opinion).

• Tidak ada kasus penyalahgunaan dana yang belum diselesaikan

Pencairan dan pemanfaatan dana BLM secara rinci diuraikan di pedoman teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM.

b. Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan untuk PNPM Mandiri Perkotaan dapat berasal dari :

a. Pemerintah, melalui dana : APBN, APBD, BUMN, BUMD, penyertaan modal, dan lain-lain;

b. Swasta, seperti dana sosial atau dana lainnya; c. Masyarakat, melalui dana swadaya.

d. Kelompok peduli lainnya.

Pengelolaan pendanaan di tingkat masyarakat dari berbagai sumber pendanaan di atas harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh PNPM MP, dengan kata lain diperlakukan seperti BLM. Sumber dana yang berasal dari luar program PNPM MP sejauh tidak diatur secara khusus, maka berlaku aturan PNPM MP.

c. Penggunaan Dana BLM

Kegiatan yang layak didanai dana BLM secara garis besar dapat dibedakan atas dua jenis kegiatan sebagai berikut:

1) Kegiatan Skala Besar, yaitu kegiatan pembangunan yang sudah ditemukan/ dikenali pada saat PS (Pemetaan Swadaya). Kegiatan tersebut memiliki skala besar (kawasan, kelurahan/desa dan/atau antar kelurahan/desa), tercantum dalam PJM Pronangkis, dialokasikan dalam Renta/rencana teknis lainnya sebagai rencana investasi. dan dapat dilaksanakan oleh Panitia yang dibentuk oleh BKM/ LKM dan dikoordinasi oleh UPL. Panitia bertanggung jawab ke BKM/LKM melalui UPL.

PEDOMAN PELAKSANAAN | PNPM MANDIRI - PERKOTAAN

24

indikatif sudah direncanakan dalam PJM Pronangkis. Sifat investasi kecil dan dilaksanakan oleh KSM yang bersangkutan.Misalnya pembangunan 20 jamban komunal, namun lokasinya belum ditentukan. KSM yang membutuhkan dapat mengusulkan pembangunan jamban tersebut.

Secara singkat ketentuan penggunaan dana BLM dapat diilustrasikan seperti berikut ini:

Tabel 2.1. Ketentuan dan Sifat Penggunaan Dana BLM

 

 

 

 

Komponen  

Kegiatan   Sifat  Kemanfaatan  Kegiatan  

Rambu-­‐rambu  untuk   kegiatan  pemanfaatan   BLM     Status  Pemanfaatan   Dana  BLM   Komponen   Lingkungan   § Merupakan   investasi   infrastruktur  yang   diidentifikasi   masyarakat  dalam   PJM  Pronangkis   § Kegiatan  yang   secara  langsung   memberikan   dampak/manfaat   baik  untuk   kolektif/komunal   maupun   kemanfaatan  untuk   Rumah  Tangga   miskin  (PS-­‐2)     § Diutamakan   kegiatan  yang   mempunyai  skala   kelurahan  dan  atau   bersifat  lintas   wilayah  (lintas  RT   atau  RW  atau   Dusun,  dst)   § Menumbuhkan  

modal  sosial,  gotong   royong,  integritas,   dsb  

Infrastruktur  Komunal  bagi   masyarakat  miskin  

   

• Prioritas  untuk  wilayah   dengan  konsentrasi   penduduk  miskin  yang   tinggi  

• Bersedia  membentuk   tim  dan  menyepakati   aturan  bersama   pengelolaan  dan   pemeliharaan   • Kualitas  konstruksi   harus  memenuhi   standar  PU.    

Infrastruktur  bagi  Rumah   Tangga  Miskin  

• Warga  miskin  yang   terdaftar  dalam  PS-­‐2.   • Berdasarkan  daftar  PS-­‐

2,  dipilih  warga  miskin   yang  paling   membutuhkan   infrastruktur  dengan   kriteria  yang   disepakati.   • Kualitas  konstruksi   harus  memenuhi   standar  PU.   BLM  untuk   Infrastruktur  skala   komunal  merupakan   dana  stimulan  hibah.                     BLM  untuk   Infrastruktur  skala   rumah  tangga  dapat   berbentuk  hibah  atau   pinjaman  sesuai   kesepakatan  warga.           Komponen  

Sosial   • Kegiatan  yang   berorientasi  pada   penciptaan  

lapangan  kerja  bagi   warga  miskin  (PS-­‐2)   • Kegiatan  yang   diusulkan  mampu   menjadi  kegiatan   yang  berkelanjutan   • Pelatihan  KSM  bagi   warga  miskin  yang   tercantum  dalam  PS-­‐2   untuk  peningkatan   keterampilan,  keahlian   dan  organisasi.  

• Kegiatan  sosial  yang   sifatnya  berkelanjutan   seperti  program  

Sebagai  dana  stimulan   dan  diharapkan  dapat   menggerakan  

pertisipasi  warga  non   miskin  untuk  turut   membantu  dalam   kegiatan  sosial.    

PNPM MANDIRI - PERKOTAAN | PEDOMAN PELAKSANAAN 25  

 

    Komponen  

Kegiatan   Sifat  Kemanfaatan  Kegiatan  

Rambu-­‐rambu  untuk   kegiatan  pemanfaatan   BLM     Status  Pemanfaatan   Dana  BLM   Komponen   Lingkungan   § Merupakan   investasi   infrastruktur  yang   diidentifikasi   masyarakat  dalam   PJM  Pronangkis   § Kegiatan  yang   secara  langsung   memberikan   dampak/manfaat   baik  untuk   kolektif/komunal   maupun   kemanfaatan  untuk   Rumah  Tangga   miskin  (PS-­‐2)     § Diutamakan   kegiatan  yang   mempunyai  skala   kelurahan  dan  atau   bersifat  lintas   wilayah  (lintas  RT   atau  RW  atau   Dusun,  dst)   § Menumbuhkan  

modal  sosial,  gotong   royong,  integritas,   dsb  

Infrastruktur  Komunal  bagi   masyarakat  miskin  

   

• Prioritas  untuk  wilayah   dengan  konsentrasi   penduduk  miskin  yang   tinggi  

• Bersedia  membentuk   tim  dan  menyepakati   aturan  bersama   pengelolaan  dan   pemeliharaan   • Kualitas  konstruksi   harus  memenuhi   standar  PU.    

Infrastruktur  bagi  Rumah   Tangga  Miskin  

• Warga  miskin  yang   terdaftar  dalam  PS-­‐2.   • Berdasarkan  daftar  PS-­‐

2,  dipilih  warga  miskin   yang  paling   membutuhkan   infrastruktur  dengan   kriteria  yang   disepakati.   • Kualitas  konstruksi   harus  memenuhi   standar  PU.   BLM  untuk   Infrastruktur  skala   komunal  merupakan   dana  stimulan  hibah.                     BLM  untuk   Infrastruktur  skala   rumah  tangga  dapat   berbentuk  hibah  atau   pinjaman  sesuai   kesepakatan  warga.           Komponen  

Sosial   • Kegiatan  yang   berorientasi  pada   penciptaan  

lapangan  kerja  bagi   warga  miskin  (PS-­‐2)   • Kegiatan  yang   diusulkan  mampu   menjadi  kegiatan   yang  berkelanjutan   • Seluruh  ketentuan   dalam  pelaksanaan   • Pelatihan  KSM  bagi   warga  miskin  yang   tercantum  dalam  PS-­‐2   untuk  peningkatan   keterampilan,  keahlian   dan  organisasi.  

• Kegiatan  sosial  yang   sifatnya  berkelanjutan   seperti  program   peningkatan  gizi  balita,   program  penuntasan  

Sebagai  dana  stimulan   dan  diharapkan  dapat   menggerakan  

pertisipasi  warga  non   miskin  untuk  turut   membantu  dalam   kegiatan  sosial.         -    

 

    Komponen  

Kegiatan   Sifat  Kemanfaatan  Kegiatan  

Rambu-­‐rambu  untuk   kegiatan  pemanfaatan  

BLM    

Status  Pemanfaatan   Dana  BLM  

kegiatan  sosial  ini   harus  sesuai   menurut  

kesepakatan  warga   dan  tertuang  dalam   kebijakan  LKM  

wajib  belajar  9  tahun,   kewirausahaan,  dll.    

Rambu-­‐rambu  sosial:   • Dana  dan  atau  kegiatan  

harus  berkelanjutan.   • Kegiatan  dilakukan  

dalam  kelompok  dengan   usaha  sejenis  

• Dapat  dikembangkan   sistem  bagi  hasil  sesuai   kesepakatan  BKM/LKM   dengan  masyarakat   • Diprioritaskan  bagi  

peserta  yang  memiliki   rencana  pengembangan   usaha  yang  jelas  

• Diprioritaskan  bagi   kegiatan  yang   berkelanjutan  dan   memberikan  dampak   ekonomi.     Komponen  

Ekonomi     • Kegiatan  yang  

diberikan  kepada   warga  miskin  untuk   kegiatan  yang   menghasilkan   pendapatan  dan   yang  biasanya  tidak   memiliki  akses  ke   sumber  pinjaman   lainnya.  

• Kegiatan  yang   mampu  mendukung   tumbuhnya  

ekonomi  dan  usaha   kecil  

• Usaha  ekonomi   produktif  (definisi  di  

petunjuk  teknis)  

• Pengembangan  ekonomi   lokal  

• Pengembangan  modal   ekonomi  keluarga,  yang   bermanfaat  langsung   bagi  peningkatan   pendapatan  keluarga   miskin.           Rambu-­‐rambu  untuk   kesinambungan  PDB:     • Setiap  UPK  wajib  

membuat  rencana   keuangan   • Sebagai  pinjaman   kepada  KSM  dan   harus  dikembalikan   kepada  UPK   • Sebagai   pendampingan   untuk  peningkatan   kapasitas    

 

    Komponen  

Kegiatan   Sifat  Kemanfaatan  Kegiatan  

Rambu-­‐rambu  untuk   kegiatan  pemanfaatan  

BLM    

Status  Pemanfaatan   Dana  BLM  

kegiatan  sosial  ini   harus  sesuai   menurut  

kesepakatan  warga   dan  tertuang  dalam   kebijakan  LKM  

wajib  belajar  9  tahun,   kewirausahaan,  dll.    

Rambu-­‐rambu  sosial:   • Dana  dan  atau  kegiatan  

harus  berkelanjutan.   • Kegiatan  dilakukan  

dalam  kelompok  dengan   usaha  sejenis  

• Dapat  dikembangkan   sistem  bagi  hasil  sesuai   kesepakatan  BKM/LKM   dengan  masyarakat   • Diprioritaskan  bagi  

peserta  yang  memiliki   rencana  pengembangan   usaha  yang  jelas  

• Diprioritaskan  bagi   kegiatan  yang   berkelanjutan  dan   memberikan  dampak   ekonomi.     Komponen  

Ekonomi     • Kegiatan  yang  

diberikan  kepada   warga  miskin  untuk   kegiatan  yang   menghasilkan   pendapatan  dan   yang  biasanya  tidak   memiliki  akses  ke   sumber  pinjaman   lainnya.  

• Kegiatan  yang   mampu  mendukung   tumbuhnya  

ekonomi  dan  usaha   kecil  

• Usaha  ekonomi   produktif  (definisi  di  

petunjuk  teknis)  

• Pengembangan  ekonomi   lokal  

• Pengembangan  modal   ekonomi  keluarga,  yang   bermanfaat  langsung   bagi  peningkatan   pendapatan  keluarga   miskin.           Rambu-­‐rambu  untuk   kesinambungan  PDB:     • Setiap  UPK  wajib  

membuat  rencana   • Sebagai  pinjaman   kepada  KSM  dan   harus  dikembalikan   kepada  UPK   • Sebagai   pendampingan   untuk  peningkatan   kapasitas  

PEDOMAN PELAKSANAAN | PNPM MANDIRI - PERKOTAAN 26  

 

    Komponen  

Kegiatan   Sifat  Kemanfaatan  Kegiatan  

Rambu-­‐rambu  untuk   kegiatan  pemanfaatan  

BLM    

Status  Pemanfaatan   Dana  BLM   kegiatan  sosial  ini  

harus  sesuai   menurut  

kesepakatan  warga   dan  tertuang  dalam   kebijakan  LKM  

wajib  belajar  9  tahun,   kewirausahaan,  dll.    

Rambu-­‐rambu  sosial:   • Dana  dan  atau  kegiatan  

harus  berkelanjutan.   • Kegiatan  dilakukan  

dalam  kelompok  dengan   usaha  sejenis  

• Dapat  dikembangkan   sistem  bagi  hasil  sesuai   kesepakatan  BKM/LKM   dengan  masyarakat   • Diprioritaskan  bagi  

peserta  yang  memiliki   rencana  pengembangan   usaha  yang  jelas  

• Diprioritaskan  bagi   kegiatan  yang   berkelanjutan  dan   memberikan  dampak   ekonomi.     Komponen  

Ekonomi     • Kegiatan  yang  

diberikan  kepada   warga  miskin  untuk   kegiatan  yang   menghasilkan   pendapatan  dan   yang  biasanya  tidak   memiliki  akses  ke   sumber  pinjaman   lainnya.  

• Kegiatan  yang   mampu  mendukung   tumbuhnya  

ekonomi  dan  usaha   kecil  

• Usaha  ekonomi   produktif  (definisi  di  

petunjuk  teknis)  

• Pengembangan  ekonomi   lokal  

• Pengembangan  modal   ekonomi  keluarga,  yang   bermanfaat  langsung   bagi  peningkatan   pendapatan  keluarga   miskin.           Rambu-­‐rambu  untuk   kesinambungan  PDB:     • Setiap  UPK  wajib  

membuat  rencana   keuangan   • Sebagai  pinjaman   kepada  KSM  dan   harus  dikembalikan   kepada  UPK   • Sebagai   pendampingan   untuk  peningkatan   kapasitas    

 

    Komponen  

Kegiatan   Sifat  Kemanfaatan  Kegiatan  

Rambu-­‐rambu  untuk   kegiatan  pemanfaatan  

BLM    

Status  Pemanfaatan   Dana  BLM   kegiatan  sosial  ini  

harus  sesuai   menurut  

kesepakatan  warga   dan  tertuang  dalam   kebijakan  LKM  

wajib  belajar  9  tahun,   kewirausahaan,  dll.    

Rambu-­‐rambu  sosial:   • Dana  dan  atau  kegiatan  

harus  berkelanjutan.   • Kegiatan  dilakukan  

dalam  kelompok  dengan   usaha  sejenis  

• Dapat  dikembangkan   sistem  bagi  hasil  sesuai   kesepakatan  BKM/LKM   dengan  masyarakat   • Diprioritaskan  bagi  

peserta  yang  memiliki   rencana  pengembangan   usaha  yang  jelas  

• Diprioritaskan  bagi   kegiatan  yang   berkelanjutan  dan   memberikan  dampak   ekonomi.     Komponen  

Ekonomi     • Kegiatan  yang  

diberikan  kepada   warga  miskin  untuk   kegiatan  yang   menghasilkan   pendapatan  dan   yang  biasanya  tidak   memiliki  akses  ke   sumber  pinjaman   lainnya.  

• Kegiatan  yang   mampu  mendukung   tumbuhnya  

ekonomi  dan  usaha   kecil  

• Usaha  ekonomi   produktif  (definisi  di  

petunjuk  teknis)  

• Pengembangan  ekonomi   lokal  

• Pengembangan  modal   ekonomi  keluarga,  yang   bermanfaat  langsung   bagi  peningkatan   pendapatan  keluarga   miskin.           Rambu-­‐rambu  untuk   kesinambungan  PDB:     • Setiap  UPK  wajib  

membuat  rencana   keuangan   • Sebagai  pinjaman   kepada  KSM  dan   harus  dikembalikan   kepada  UPK   • Sebagai   pendampingan   untuk  peningkatan   kapasitas    

 

    Komponen  

Kegiatan   Sifat  Kemanfaatan  Kegiatan  

Rambu-­‐rambu  untuk   kegiatan  pemanfaatan   BLM     Status  Pemanfaatan   Dana  BLM   tahunan.(excel  pintar)  

• Bunga  mencukupi  untuk   biaya-­‐biaya  UPK,  bunga   minimal  1,5%  

• Pinjaman  awal  

maksimum  Rp  1  juta  per   anggota  KSM.     • Masing-­‐masing  anggota   KSM  bisa  meminjam   maksimal  4x.   • Pinjaman  selanjutnya   maksimal  Rp  3  juta.   • Tabungan  KSM  yang  

dititipkan  di  UPK  tidak   dapat  digunakan  untuk   perguliran.    

• Menu  tambahan  bisa   diberlakukan  untuk  UPK   yang  memiliki  PAR   memuaskan  selama   satu  tahun  berturut-­‐ turut.    

• Dapat  dikembangkan   sistem  bagi  hasil  sesuai   kesepakatan  BKM/LKM   dengan  masyarakat          

Kegiatan  TRIDAYA  terpadu  adalah  kegiatan  yang  memiliki  keterkaitan  antara   kegiatan  lingkungan,  sosial  dan  ekonomi.  Kegiatan  TRIDAYA  terpadu  tersebut  

harus  menjadi  prioritas  dalam  pemanfaatan  dana  BLM.    

Kegiatan  TRIDAYA  terpadu  diharapkan    memberikan  dampak  optimal  terhadap   penanggulangan  kemiskinan.  Contohnya  kegiatan  sosial  berupa  pelatihan   keterampilan  yang  ditindaklanjuti  dengan  kegiatan  ekonomi  produktif  dengan  

mendapatkan  pinjaman  bergulir;    pembangunan  fasilitas  umum  yang   ditindaklanjuti  dengan  kegiatan  ekonomi  yang  memanfaatkan  fasilitas  tersebut;  

Kegiatan TRIDAYA terpadu adalah kegiatan yang memiliki keterkaitan antara kegiatan lingkungan, sosial dan ekonomi. Kegiatan TRIDAYA terpadu tersebut harus menjadi prioritas dalam pemanfaatan dana BLM.

Kegiatan TRIDAYA terpadu diharapkan memberikan dampak optimal terhadap penanggulangan kemiskinan. Contohnya kegiatan sosial berupa pelatihan keterampilan yang ditindaklanjuti dengan kegiatan ekonomi produktif dengan mendapatkan pinjaman bergulir; pembangunan fasilitas umum yang ditindaklanjuti dengan kegiatan ekonomi yang memanfaatkan fasilitas tersebut; hasil kegiatan ekonomi yang kemudian bisa dilanjutkan ke kegiatan sosial dan infrastruktur, dan sebagainya.

Bagi BKM/LKM yang akan melaksanakan kegiatan ekonomi dalam bentuk Pinjaman Bergulir (PB) harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a) Untuk kelurahan/desa baru, apabila masyarakat telah menyepakati dan menetapkan sebagian dana BLM dialokasikan untuk kegiatan PB sesuai ketentuan PNPM MP, maka pengelolaannya harus dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan pinjaman bergulir yang berorientasi pada masyarakat miskin. Artinya tidak semata-mata berorientasi pada pemupukan dana, namun juga harus mempertimbangkan aspek pelayanan dan kemanfaatannya bagi masyarakat miskin. Sejalan dengan prioritas pada kegiatan dan kemanfaatan kolektif, maksimum dana BLM yang dapat dialokasikan untuk PB sebesar maksimal 30% lokasi baru dan 20% lokasi lama; dari total pagu BLM. Penyempurnaan tata cara dan kelembagaan dengan membentuk dewan pengawas keuangan yang akan diatur lebih lanjut dalam pedoman teknis;

b) Untuk kelurahan/desa lanjutan, maksimum 20% BLM dapat ditambahkan untuk PB bila kinerja pinjaman bergulir mencapai kriteria memuaskan (pinjaman yang beresiko < 10%), serta bersedia melakukan perbaikan kelembagaan dengan membentuk dewan pengawas keuangan yang akan diatur lebih lanjut dalam pedoman teknis. Lihat Tabel 2.2. Kriteria Kinerja Pinjaman Bergulir;

c) Untuk BKM/LKM dengan kinerja pinjaman bersiko (PAR) memuaskan > 6 bulan berturut-turut, maka dapat mengusulkan penambahan BLM untuk PB > 20% sesuai kebutuhan masyarakat;

d) KSM pinjaman bergulir disyaratkan memiliki kegiatan bersama untuk menggalang tabungan kelompok secara aktif minimal 3 bulan sebelum perguliran pinjaman; e) Bila kinerja Pinjaman berisiko (PAR) mencapai kriteria di bawah minimum, hanya

UPK diwajibkan melakukan penagihan terhadap pinjaman bermasalah dan dapat menggulirkan pinjaman kepada KSM baru apabila telah berhasil menagih kembali 60% dari jumlah pinjaman bermasalah (tunggakan).

 

 

       

Bagi   BKM/LKM   yang   akan   melaksanakan   kegiatan   ekonomi   dalam   bentuk     Pinjaman  Bergulir  (PB)  harus  memenuhi  ketentuan  sebagai  berikut  :  

 

a) Untuk   kelurahan/desa   baru,   apabila   masyarakat   telah   menyepakati   dan   menetapkan   sebagian   dana   BLM   dialokasikan   untuk   kegiatan   PB   sesuai   ketentuan   PNPM   MP,   maka   pengelolaannya   harus   dilakukan   berdasarkan   kaidah-­‐kaidah   pengelolaan   pinjaman   bergulir   yang   berorientasi   pada   masyarakat  miskin.  Artinya  tidak  semata-­‐mata  berorientasi  pada  pemupukan   dana,   namun   juga   harus   mempertimbangkan   aspek   pelayanan   dan   kemanfaatannya   bagi   masyarakat   miskin.   Sejalan   dengan   prioritas   pada   kegiatan   dan   kemanfaatan   kolektif,   maksimum   dana   BLM   yang   dapat   dialokasikan  untuk  PB  sebesar  maksimal  30%  lokasi  baru  dan  20%  lokasi  lama;   dari   total   pagu   BLM.   Penyempurnaan   tata   cara   dan   kelembagaan   dengan   membentuk  dewan  pengawas  keuangan  yang  akan  diatur  lebih  lanjut  dalam   pedoman  teknis;  

b) Untuk   kelurahan/desa   lanjutan,   maksimum   20%   BLM   dapat   ditambahkan   untuk   PB   bila   kinerja   pinjaman   bergulir   mencapai   kriteria   memuaskan   (pinjaman   yang   beresiko   <   10%),   serta   bersedia   melakukan   perbaikan   kelembagaan   dengan   membentuk   dewan   pengawas   keuangan   yang   akan   diatur   lebih   lanjut   dalam   pedoman   teknis.   Lihat   Tabel   2.2.   Kriteria   Kinerja   Pinjaman  Bergulir;  

c) Untuk   BKM/LKM   dengan   kinerja   pinjaman   bersiko   (PAR)   memuaskan   >   6   bulan  berturut-­‐turut,  maka  dapat  mengusulkan  penambahan  BLM  untuk  PB  >   20%  sesuai  kebutuhan  masyarakat;  

d) KSM   pinjaman   bergulir   disyaratkan   memiliki   kegiatan   bersama   untuk   menggalang   tabungan   kelompok   secara   aktif   minimal   3   bulan   sebelum   perguliran  pinjaman;  

e) Bila   kinerja   Pinjaman   berisiko   (PAR)   mencapai   kriteria   di   bawah   minimum,   hanya  boleh  menggulirkan  pinjaman  kepada  KSM  lama  yang  pembayarannya   lancar.  UPK  diwajibkan  melakukan  penagihan  terhadap  pinjaman  bermasalah   dan   dapat   menggulirkan   pinjaman   kepada   KSM   baru   apabila   telah   berhasil   menagih  kembali  60%  dari  jumlah  pinjaman  bermasalah  (tunggakan)._.      

Tabel  2.2.  Kriteria  Kinerja  Pinjaman  Bergulir    

Indikator   Penghitungan   Memuaskan   Minimum   Penundaan  

Pinjaman  

Beresiko  Portfolio   at  Risk  (PAR)  

Saldo  pinjaman  menunggak   tunggakan  ≥  3  bulan  /  total  

saldo  pinjaman   <10%   10%  ≤    PAR  <   20%     >20%      

Prinsip dasar capaian kinerja pinjaman bergulir adalah sebagai hasil upaya dan kinerja pengelola maupun kemanfaatan penerima dana bergulir, khususnya masyarakat. Capaian kinerja dana pinjaman bergulir yang disebabkan faktor-faktor penyimpangan nilai-nilai luhur yang melandasi keberadaan PNPM MP adalah tidak dibenarkan sama sekali.

d. Larangan Penggunaan BLM

PNPM MP melarang dana BLM digunakankan untuk hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan upaya penanggulangan kemiskinan, menimbulkan dampak keresahan sosial dan kerusakan lingkungan, berorientasi pada kepentingan individu atau kelompok tertentu dan bertentangan dengan norma-norma sosial, hukum serta peraturan yang berlaku. Secara umum beberapa kegiatan yang tidak boleh dibiayai dengan dana BLM, adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan yang berkaitan dengan politik praktis (kampanye, demonstrasi, dll); 2) Kegiatan militer atau semi-militer (pembelian senjata dan sejenisnya); 3) Deposito atau yang berkaitan dengan usaha memupuk bunga bank;

4) Kegiatan yang memanfaatkan BLM sebagai jaminan atau agunan atau garansi, baik yang berhubungan dengan lembaga keuangan dan perbankan maupun pihak ketiga lainnya;

5) Pembebasan lahan;

6) Pembangunan rumah ibadah;

7) Pembangunan gedung kantor pemerintah atau kantor LKM;

8) Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatif terhadap lingkungan, penduduk asli dan kelestarian budaya lokal dan lain-lain yang dilarang dalam pengamanan / safeguard; dan

9) Kegiatan yang bertentangan dengan hukum, nilai agama, tata susila dan kemanusiaan serta tidak sejalan dengan visi, misi, tujuan dan nilai-nilai universal.

2.2. PENDAMPINGAN UNTUK PEMERINTAH DAERAH DAN PEMANGKU