• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spesifikasi desain termasuk pertimbangan pengelolaan lingkungan untuk penyediaan air bersih, toilet umum, jalan kota, TPS, pasar dan jembatan akan diterapkan untuk

RENCANA AKSI TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG LEBIH BAIK PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012-2014

INDONESIA: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERKOTAAN-3

5. Spesifikasi desain termasuk pertimbangan pengelolaan lingkungan untuk penyediaan air bersih, toilet umum, jalan kota, TPS, pasar dan jembatan akan diterapkan untuk

PNPM MP dalam bentuk Prosedur Operasi Standar (SOP). Mengingat kegiatan semacam ini kemungkinan dibiayai melalui ”Paket/PAPG” maka harus dimungkinan SOP daerah diberlakukan.

Proses Pemeriksanaan Lingkungan

6. Setiap KSM harus menyiapkan proposal subproyek dalam format standar yang disediakan oleh fasilitator, ditandatangani oleh para anggota kelompok. Format standar akan mencakup hal-hal tersebut diatas yang tidak dapat dibiayai sebagai bagian dari daftar negatif. Proposal-proposal tersebut mencakup uraian tentang kegiatan yang diusulkan dan harus memenuhi semua aturan pengelolaan dampak lingkungan yg disyaratkan (termasuk pembebasan tanah/aset dan dampak terhadap masyarakat/penduduk asli). Semua proposal akan dinilai oleh staf proyek untuk kelayakannya, persyaratan teknik dan kesesuaiannya dengan berbagai aturan yang berlaku, sebelum kemudian di nilai oleh LKM. Tenaga ahli proyek secara teliti akan menyaring proposal terkait dgn dampak lingkungan berdasarkan pada pedoman diatas, yg menjadi bagian dari Pedoman Operasional Umum ini. Hal ini termasuk penyaringan khusus untuk semua subproyek yang melibatkan perubahan tanah dan air (seperti reklamasi, irigasi); kegiatan ekonomi yang memberikan dampak lingkungan harus dijamin memenuhi persyaratan/ standar yang ditetapkan. LKM dengan bantuan fasilitator harus memastikan tindakan pengurangan dampak lingkungan dilakukan. Pemilihan proposal yang menggunakan dana BLM oleh LKM akan dilakukan dalam suatu pertemuan yang diumumkan sebelumnya dan terbuka untuk umum

Pelaporan

7. Fasilitator dan KMW/OC akan mengumpulkan dan meninjau laporan lingkungan dan menandai dgn bendera pada laporan tigabulanan mereka. Pedoman akan mencakup matriks dari kemungkinan dampak lingkungan yang negatif dan langkah-langkah untuk menangulanginya. Tenaga ahli KMW/OC dan KMP akan merangkum semua perkembangan, memonitor dan mengukur dampak lingkungan dari program sebagai bagian dari evaluasi kinerja program.

Review Pengalaman Terkini

8. Semua kegiatan konstruksi akan memiliki beberapa dampak terhadap lingkungan, meskipun signifikansinya sebagian besar sebanding dengan skala. PNPM MP perhatian untuk melestarikan lingkungan dan memastikan bahwa setiap efek negatif dari kegiatan PNPM MP dihindari atau setidaknya dikurangi. Subproyek PNPM MP akan direncanakan dan dilaksanakan melalui proses partisipatif yang intensif di tingkat KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat / Kelompok Masyarakat) dan BKM (Badan Keswadayan Masyarakat / Dewan Pengawas Masyarakat).

9. Pengamatan di beberapa sub-proyek di P2KP sebelumnya menunjukkan bahwa isu isu lingkungan terkait terutama terjadi karena pendampingan, pemantauan dan pengawasan oleh fasilitator dan KMW/OC selama tahap perencanaan dan pelaksanaan. Selain itu, pengalaman di bawah P2KP sebelumnya untuk dua kelompok kegiatan yang berkontribusi terhadap risiko lingkungan: (a) jalan tersier, jembatan dan kegiatan drainase; dan (b) pasokan toilet umum, sanitasi dan air bersih.

a. Resiko lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan jalan tersier, jembatan, drainase :

10. Dampak lingkungan utama yang langsung berhubungan dengan jalan, jembatan dan kegiatan drainase adalah erosi, terutama dari gangguan tanah tidak stabil yang sensitif terhadap tanah longsor dan / atau dari perubahan dalam aliran air. Kegiatan pada musim hujan, atau metode konstruksi yang tidak benar yang meninggalkan tanah tidak perlu terkena, juga bisa menyebabkan erosi. Drainase yang tidak benar dari jalan di daerah curah hujan tinggi dapat merusak jalan dan memiliki dampak pada lahan yang berdekatan. Selain itu, masalah kesehatan (misalnya air terkait vector-borne disease) dapat muncul ketika ada kurangnya perencanaan untuk pengaturan drainase untuk menjaga sistem drainase terhubung baik dengan drainase bawah permukaan atau outlet drainase permukaan kanal. Ada hubungan erat antara adanya kelebihan air (karena kurangnya drainase yang memadai / drainase yang tersumbat) dan penularan penyakit vector-borne air terkait. Desain yang tidak benar (berkontribusi terhadap kecepatan aliran rendah dan tidak teratur, lereng tanggul rendah, rembesan tinggi, dan akses air yang tidak terkontrol) dan kurangnya pemeliharaan adalah dua alasan utama mengapa struktur drainase sering dikaitkan dengan masalah kesehatan lingkungan

b. Resiko lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan toilet umum, sanitasi dan air bersih :

11. Proyek air bersih dan sanitasi proyek (MCK umum - Mandi, Cuci dan Kakus) adalah dua sumber utama dari masalah kesehatan masyarakat. Dalam P2KP sebelumnya, ditemukan

bahwa beberapa komunitas dibangun MCK tanpa septic tank atau dekat dengan sumber air. Jenis proyek membawa kemungkinan kontaminasi meningkat (Misalnya, kontaminasi sumber air dengan air permukaan yang masuk dari luar, atau kontaminasi air tanah oleh sistem limbah buruk dirancang atau dibangun kontrol). Masyarakat harus mempertimbangkan pembentukan tim operasional dan pemeliharaan proyek-proyek air atau sanitasi. Untuk jenis penyimpangan lingkungan pada proyek-proyek masyarakat, mitigasi yang diusulkan dan metode pencegahan pelatihan yang tepat (pada langkah-langkah teknis yang spesifik) dan pemantauan pengawasan insinyur lapangan, terutama pada pemilihan lokasi untuk proyek air dan sanitasi, penggunaan kualitas air diuji dari sumur , dan pemeliharaan fasilitas.

12. Selanjutnya, meskipun penyediaan air pasokan adalah salah satu infrastruktur utama yang diusulkan oleh masyarakat, sampai saat ketentuan sebagian besar telah dibangun tanpa pembacaan kualitas air. Tes kualitas air harus diambil setelah penyediaan air pasokan lengkap, terutama untuk air bor / sumur. BKM dan lurah/kades harus mendapatkan bantuan dari Dinas Kesehatan (badan kesehatan lokal) dalam mendapatkan pembacaan kualitas air dan menerapkan rekomendasi dari Dinas, sebagaimana diperlukan.

Pendekatan Pengendalian Dampak Lingkingan dalam PNPM MP

13. Prinsip dasar yang melandasi pengendalian dampak lingkungan dalam PNPM MP adalah meminimumkan efek negatif dan memaksimumkan dampak positif dari setiap kegiatan konstruksi. Dalam proses perencanaan digunakan daftar periksa (checklist) kemungkinan/potensi persoalan lingkungan (lihat Tabel dibawah) yang kemudian harus ditindak lanjuti selama dan sesudah konstruksi oleh kelurahan/desa dan Tim Fasilitator. Setiap subproyek harus diperiksa oleh fasilitator teknik untuk menentukan berbagai tindakan yang harus dilakukan dalam rangka mencegah atau memperbaiki persoalan lingkungan. Pada pertengahan proses kontruksi daftar yang sama di cocokkan lagi disaat peluang untuk memperbaiki masih dapat dilakukan. Di akhir konstruksi daftar yang sama dicocokkan lagi dibandingkan dengan rencana aslinya. Ahli lingkungan di NMC harus selalu memutakhirkan daftar periksa kemungkinan persoalan lingkungan untuk menemukenali perkara lingkungan dan usulan mitigasinya.

14. Untuk setiap subproyek, disediakan standar teknik dalam pedoman. Contoh; saluran drainasi untuk jalan harus dipasang dengan gorong-gorong dilintasan masuk agar menjamin kelancaran aliran air, rembesan untuk latrine atau tanki septik harus berjarak sekurang-kurangnya 10 m dari sumber air bersih dan diletakkan di bawah aliran air dan penampungan air bersih tidak boleh dekat dengan semua sumber kontaminasi.

15. Berdasarkan pengalaman di P2KP sebelumnya, di bawah ini daftar masalah lingkungan dan langkah-langkah mitigasi untuk diterapkan dalam PNPM MP:

Potensi Dampak Negatif Tindakan Mitigasi Jalan, Jembatan dan Saluran Drainasi

Erosi dari jalan yang sedang dilakukan cut and fills dan menyebabkan sedimentasi di saluran

· Batasi kegiatan memindahkan tanah hanya pada waktu musim kering/panas

· Lindungi permukaan tanah yang rentan dengan jerami

· Lindungi saluran drainasi dgn pembatas atau berm

· Instalasi ruang sedimentasi, tanami permukaan yg rawan erosi secepat mungkin

· Pilih jalur yang lebih aman dari gangguan · Lakukan pemeliharaan tepat waktu Terjadinya genangan air yang menjadi tempat

pertumbuhan nyamuk dan vektor penyakit lainnya

Lakukan tindakan untuk mencegah dengan perbaikan pertamanan, pengisian dan drainasi

Jalan dan jembatan di lokasi yang rawan erosi dan longsor

· Ubah jalur untuk menghidari kemiringan yg curam

· Bangun turap penyangga dinding tanah

· Gunakan tanaman untuk mencegah erosi dan longsor pada kemiringan

· Gunakan teknologi khusus seperti sistem pengeringan (drain)

Saluran yg tersumbat karena kesalahan perencanaan dan pemeliharaan yg menyebabkan genangan air yg berdampak ke kesehatan

· Pemeliharaan harus membersihkan sumbatan secara berkala

· Gunakan saluran dari beton atau tembokan, saluran tanah membutuhkan tempat lebih banyak pemeliharaan yg lebih intensif.

· Gunakan kemiringan alami yg lebih tanah terhadap erosi

Potensi Dampak Negatif Tindakan Mitigasi Kakus Umum, Sanitasi dan Penyediaan air bersih

Permukaan air sumur hampir sama dengan rembesan, sumur terlalu dekat dgn tangki septik

· Cek arah aliran air tanah. Sumur harus diletakkan hulu aliran

· Bangun rembesan sejauh mungkin dari sumur Sumur dalam kakus yang pasti rawan

kontaminasi

· Bangun bak air yg diissi dari melalui pipa atau ember

· Jaga agar kakus tetap bersih dan jauh dari sumur Pipa sanitasi dipermukaan tanah yang sangat

rawan thd sinar matahari, terinjak, dan kenakalan manusia

· Tanam pipa sanitasi dari kakus ke tangki septik · Buat lubang kontrol dan pipa udara utk tangki

septik

Tangki septik yang tidak bagus strukturnya

Tangki septik yang bagus paling tidak terdiri dari: · Ada lubang kontrol dgn penutup

· Pipa masuk kotoran

· Bilik yang terbagi dgn dinding pembatas · Pipa luapan disambung dgn rembesan · Pipa udara (ventilasi)

MCK yang tidak memenuhi syarat

· Semua unsur utama MCK harus ada; · Kakus

· Ventilasi kakus

· Bak air dgn kran air/sambungan air dan lubang pembuangan

· Ada tempat untuk mencuci yg lebih tinggi · Ada kran air utk isi ember

· Ada parit sekeliling lantai untuk membuang air ke saluran pembuangan

Saluran limbah manusia yg mengandung libah patogen harus dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke badan air yang ada

· Saluran libah manusia harus disalurkan ke tempat pengolahan/tangki septik

ANNEX B:

KERANGKA KEBIJAKAN PEMBEBASAN LAHAN DAN PERMUKIMAN KEMBALI