• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA AKSI TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG LEBIH BAIK PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012-2014

KERANGKA KEBIJAKAN PEMBEBASAN LAHAN DAN PERMUKIMAN KEMBALI INDONESIA: PNPM MP-3

C. Penyediaan Lahan oleh Pemerintah Daerah

IV. Prinsip-Prinsip Dasar

17. Pemukiman kembali non swakarsa yang parah dapat mengakibatkan penderitaan dalam jangka panjang, kemiskinan dan kerusakan lingkungan kecuali tindakan yang tepat secara hati-hati direncanakan dan dilaksanakan. Untuk alasan ini, prinsip-prinsip keseluruhan untuk Kerangka ini adalah sebagai berikut

a. Proposal subproyek harus meminimalkan tanah dan akuisisi aset dan pemindahan paksa. Kelompok mengusulkan subproyek harus memiliki desain dieksplorasi alternatif untuk meminimalkan perpindahan.

b. Kelompok yang akan mengusulkan sub-proyek harus menggunakan proses yang transparan dan partisipatif untuk memastikan bahwa semua pengungsi setuju pada setiap proyek yang diusulkan yang melibatkan akuisisi tanah atau pemukiman kembali. c. Kelompok yang akan mengusulkan sub-proyek harus setuju untuk menggabungkan

biaya untuk akuisisi tanah dan / atau pemaksaan pemukiman kembali di proyek proposal mereka sebagai bagian dari biaya proyek. Biaya kompensasi akan ditutupi melalui dana masyarakat sendiri ‘atau dana pemerintah (dana Pinjaman Bank Dunia tidak akan digunakan untuk membiayai kompensasi).

d. Sesuai dengan praktik tradisional, anggota masyarakat dapat memilih untuk secara sukarela memberikan kontribusi tanah atau aset dan / atau relokasi sementara atau permanen dari tanah mereka tanpa kompensasi. Sukarela dalam konteks ini akan berarti sumbangan atau pemberian tanah dan aset lainnya dengan pengetahuan penuh dari tujuan yang aset sedang dibuat tersedia dan konsekuensi ekonomi, sosial dan hukum bahwa tindakan seperti itu pada orang yang memberikan aset dan yang bertindak secara bebas dan sukarela, tanpa ada jenis kohesi.

e. Pengungsi harus dibantu dalam upaya mereka untuk meningkatkan mata pencaharian mereka dan standar hidup atau setidaknya untuk memulihkan mereka, secara riil, untuk pra-perpindahan tingkat atau tingkat yang berlaku sebelum awal pelaksanaan proyek, mana yang lebih tinggi

V. Kerangka

18. Dalam hal sebuah usulan kegiatan masyarakat (sub-proyek/program) memerlukan pembebasan lahan dan/atau pemukiman kembali, maka usulan sub-proyek/program tersebut harus sudah mengidentifikasi kebutuhan lahan yang perlu dibebaskan, jumlah dan nama-nama orang yang terkena dampak proyek (tergeser dan tergusur), dan perkiraan anggaran biaya yang diperlukan untuk kompensasi.

19. Usulan/proposal yang akan mengakibatkan dampak pada 200 orang atau lebih, biasanya akan memerlukan waktu lama (jangka panjang), dan diperkirakan melampaui cakupan jangka waktu proyek. Dalam hal yang sangat tidak diharapkan bahwa lebih dari 200 orang yang akan terkena dampak dan memerlukan kompensasi, maka KMW/OC akan memeriksa untuk meyakinkan bahwa semua usulan tersebut dilengkapi dengan Rencana Tindak Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali (Land Acquisition and Resttlement Action Plan = LARAP). LARAP tersebut akan mencakup; (a) survei identifikasi karakteristik sosial dan ekonomi dari orang yang terkena dampak, (b) rencana menyeluruh untuk pembebasan lahan dan pemukiman kembali, dan (c) skema kompensasi yang sesuai dengan pedoman kompensasi seperti tertera dalam bagian V dan telah disetujui oleh orang-orang yang terkena dampak dan masyarakat yang mengusulkan sub-proyek/program yang dikoordinasi oleh LKM. Usulan sub-proyek/program (proposal) perlu menjelaskan pula sumber dana untuk kompensasi yang diperlukan (dana dari PNPM MP tidak boleh digunakan untuk membiayai kompensasi). KMP/KMW/OC perlu mendapatkan persetujuan Bank Dunia terhadap LARAP dan pembiayaannya, dan melakukan perubahan-perubahan apabila bank menganggap perlu. Penjelasan lebih rinci mengenai LARAP terlampir.

pemukiman kembali kurang dari 200 orang, LKM bersama Fasilitator dan tenaga ahli KMW/ OC akan membantu pembuatan usulan untuk menjamin bahwa langkah-langkah berikut diterapkan :

a) Kelompok pengusul harus melakukan ”sensus” dari orang-orang yang terkena dampak sub-proyek/program yang teridentifikasi sebagai orang akan dipindahkan

b) Orang-orang yang terkena dampak setuju pada usulan kegiatan masyarakat (sub-proyek/program), dan telah menyepakati hasil negosiasi dengan kelompok pengusul, baik dalam hal kompensasi atau merupakan sumbangan sukarela untuk subproyek tersebut.

c) Persetujuan dibuat secara tertulis melalui sebuah proses yang transparan dan partisipatif

d) Orang yang dipindahkan harus disadarkan akan hak mereka untuk mendapat kompensasi atau bantuan lain sesuai dengan bagian V.

e) Dalam hal sumbangan sukarela dalam bentuk lahan atau aset-aset yang ada, maka persetujuan tertulis harus dibuat dengan jelas untuk semua orang yang dipindahkan dengan mencantumkan; nama-nama penyumbangnya dan rincian sumbangan yang diberikan; dan semua ini diperiksa dan secara teknis disetujui oleh KMW/OC.

g) Sebuah format persetujuan sederhana untuk hal tersebut, juga disertakan dalam usulan sub-proyek/program. Surat persetujuan ini harus secara jelas menggambarkan setiap persil lahan dari masing-masing pemilik yang dibutuhkan untuk dibebaskan atau pemukiman kembali, jumlah dan nama-nama orang yang terkena dampak, skema kompensasi dan atau pemukiman kembali, serta perkiraan biaya untuk kompensasi pembebasan lahan dan/atau pemukiman kembali. Dalam kasus sumbangan sukarela, persetujuan ini harus menjelaskan alasan mengapa hal tersebut dilakukan dan juga fakta bahwa yang bersangkutan sebenarnya punya pilihan untuk tidak menyumbang, sedangkan dalam kasus masyarakat terpaksa memberikan kontribusi maka cara penilaian kontribusinya harus dilakukan sesuai dengan sub Bab 4 di bawah ini.

h) Surat persetujuan atau kesepakatan, harus menjelaskan bahwa dana untuk biaya kompensasi akan berasal dari masyarakat atau kontribusi pemerintah. Dana dari PNPM MP hanya dapat digunakan untuk membiayai pekerjaan kecil yang membuka kesempatan kerja bagi anggota masyarakat yang akan dipindahkan (dimukimkan kembali). Hal ini harus sdh disetujui oleh kelompok yang mengusulkan sub-proyek/ program dan mencantumkannya dalam surat persetujuan

j) Rincian kesepakatan/persetujuan akan diperiksa oleh KMW/OC/Tim Fasilitator yang bertugas sebelum LKM mempertimbangkan untuk mendanai. Apabila terjadi tidak adanya kesepakatan yang dapat dicapai dalam hal bentuk atau jumlah kompensasi, maka usulan kegiatan (sub-proyek/program) tidak perlu dipertimbangkan untuk didanai.

dipindahkan sebelum mereka menerima kompensasi seperti yang disepakati dan dijelaskan pada usulan sub-proyek/program.

m) Pembayaran kompensasi, pemindahan penduduk, penggarapan lokasi pemukiman kembali, seperti yang telah disetujui harus sudah selesai dilaksanakan sebelum memulai dengan kegiatan sub-proyek/program.

n) Sistem monitoring dan evaluasi terhadap kompensasi akan dilakukan untuk meyakinkan bahwa orang yang terkena dampak telah menerima kompensasi mereka seperti yang telah disepakati. Monitoring akan dilakukan oleh KMW/OC melalui survey penuh atau sample bergantung pada jumlah keluarga yang terkena dampak. Laporan dari hasil dan rekomendasinya akan diumumkan dan dipublikasikan oleh KMW/OC kepada masyarakat dan KMP