• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PROGRAM

4.2. TATA PERAN PELAKU

1) Pemerintah

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat dirancang sebagai gerakan bersama yang terpadu dalam penanggulangan kemiskinan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan berbagai pihak antara lain pemerintah, kelompok ahli, dunia usaha, dan masyarakat luas. Semua pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan baik dalam memampukan masyarakat sebagai pelaku utama PNPM. Secara umum, partisipasi dan peran aktif pemerintah yang diharapkan dalam pelaksanaan PNPM adalah : (a) menumbuhkan iklim yang mendukung untuk upaya pemberdayaan masyarakat. khususnya masyarakat miskin, (b) mendorong “pelembagaan” mekanisme yang menjamin terwujudnya komunikasi, koordinasi dan keterpaduan antara pemerintah dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, (c) melakukan audit untuk semua pelaku PNPM MP dan menjadi wasit Perangkat pemerintah khususnya pemerintah daerah didorong untuk mampu mengalihkan peran dari pelaksana menjadi pemampu, dari peran birokrasi menjadi fasilitator atau pendamping warga, dan selalu beorientasi pada pengembangan masyarakat dengan mengedepankan prakarsa masyarakat. Secara khusus perangkat pemerintah dituntut agar mampu berperan sebagai katalis pembangunan untuk mendorong terjadinya proses transformasi dan bukan transplantasi.

Tingkat Nasional

Penanggung jawab pengelolaan program tingkat nasional PNPM MP adalah Kementerian Pekerjaan Umum yang bertindak sebagai lembaga penyelenggara program (executing agency).

Untuk melaksanakan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) agar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan terciptanya sinergi dengan program lainnya untuk mengoptimalkan hasil yang dicapai dalam rangka keberlanjutan program sekaligus mendukung pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MP), telah dibentuk Unit Manajemen Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (PMU P2KP) sesuai Keputusan Menteri Pekerjaan Umum nomor 358/KPTS/M/2008 tanggal 10 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Manajemen Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (PMU P2KP)

a) Unit Manajemen Program P2KP (PMU-P2KP)

Unit Manajemen Program P2KP (PMU P2KP/PNPM MP) adalah sebuah unit kerja yang bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan Program PNPM MP dengan tugas pokok melaksanakan koordinasi, pengendalian, monitoring dan pembinaan teknis PNPM MP.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, PMU PNPM MP mempunyai fungsi : a. Memimpin & mengkoordinasikan seluruh personil PMU P2KP;

b. Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja terkait dalam upaya mencapai sasaran, jadwal pelaksanaan dan administrasi yang ditetapkan;

c. Mengadakan kerjasama dengan instansi-instansi terkait dalam lingkungan Pemerintah Pusat, Pemprop dan Pemerintah Kab/Kota;

d. Melakukan monitoring dan supervisi pelaksanaan kegiatan lapangan KMP, OC/KMW, dan KE;

e. Melakukan kajian dan evaluasi atas pemanfaatan dana PNPM MP; f. Menyusun rekomendasi untuk sinkronisasi PNPM MP dengan

program-program lainnya.

b) SNVT PNPM MP

SNVT PNPM MP adalah Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan. SNVT PNPM MP berperan membantu pelaksanaan tugas PMU-PNPM MP dalam pelaksanaan PNPM MP. Tanggung jawab dan tugas pokok SNVT PNPM MP adalah:

a. Melaksanakan kegiatan PNPM MP sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dalam dalam NPLN termasuk penyelesaian aplikasi dana pinjaman PNPM MP;

b. Melaksanakan kegiatan diseminasi dan sosialisasi;

c. Menyampaikan informasi yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan PNPM MP;

d. Melakukan penanganan pengaduan dari pihak manapun yang berkaiatan dengan PNPM MP;

e. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan tugas KMP, OC/KMW dan KE.

c) Asisten PMU-PNPM MP

a. Asisten Perencanaan dan Pemrograman mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pelaksanaan, pembinaan teknis, dan sinkronisasi program PNPM MP dengan instansi terkait serta menyusun strategi keberlanjutan program PNPM MP.

b. Asisten Pengendalian Pelaksanan mempunyai tugas untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PNPM MP mengacu kepada rencana kegiatan yang telah ditetapkan, serta penyiapan tindak turun tangan yang diperlukan.

c. Asisten Pengembangan Kemitraan mempunyai tugas untuk melakukan koordinasi dan fasilitasi pengembangan kemitraan Lembaga Komunitas dengan berbagai pihak dalam rangka peningkatan akses kepada berbagai sumberdaya untuk masyarakat miskin.

d. Asisten Data, Pelaporan dan Informasi mempunyai tugas untuk melakukan pengumpulan serta pengolahan data, pelaporan dan informasi dalam rangka pelaksanaan PNPM MP.

Tingkat Propinsi

Di tingkat propinsi dikoordinasikan langsung oleh Gubernur setempat melalui Bapeda Propinsi dengan menunjuk Tim Koordinasi Pelaksanaan PNPM yang anggotanya terdiri dari pejabat instansi terkait di daerah di bawah koordinasi TKPKD Propinsi. Sebagai pelaksana ditunjuk Dinas Pekerjaan Umum/Bidang Ke-Cipta Karya-an di bawah kendali/ koordinasi Satker Non Vertikal Tertentu (SNVT) PBL tingkat propinsi.

Tugas Kepala SNVT PBL Propinsi adalah :

a. Melaksanakan kegiatan teknis dan administratif untuk pelaksanaan PNPM MP sesuai arah kebijakan PMU;

b. Mengelola tata pelaporan pelaksanaan PNPM MP;

c. Mempertanggungjawabkan seluruh pengeluaran dana sesuai ketentuan yang berlaku;

d. Bersama dengan OC/KMW dan TKPKD menindak lanjuti berbagai pengaduan terkait PNPM MP sampai proses hukum/ke tangan penegak hukum dengan tetap mengutamakan penyelesaian secara kekeluargaan;

e. Memberikan laporan secara berkala kepada Menteri PU melalui Direktur PBL yang ditembuskan kepada Bappeda Propinsi/Kepala Dinas PU serta kepada para pemangku kepentingan lainnya apabila diminta.

Tingkat Kota/Kabupaten

Di tingkat Kota/kabupaten dikoordinasikan langsung oleh Walikota/Bupati setempat melalui Bapeda Kota/kabupaten dengan menunjuk Tim Koordinasi Pelaksanaan PNPM (TKPP) yang anggotanya terdiri dari pejabat instansi terkait di daerah di bawah koordinasi TKPKD Kota/kabupaten. TKPKD Kota/Kabupaten dalam PNPM MP berperan mengkoordinasikan TKPP dari berbagai program penanggulangan kemiskinan.

Tim Koordinasi Pelaksanaan PNPM mempunyai tugas :

a. Melakukan sosialisasi program PNPM MP kepada camat, PJOK dan perangkat kecamatan di wilayah kerjanya;

b. Memfasilitasi berlangsungnya koordinasi dan konsolidasi dalam pelaksanaan PNPM MP di wilayah kerjanya;

c. Melakukan pemantauan pelaksanaan PNPM MP di wilayah kerjanya; d. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala.

Sebagai pelaksana administratif ditingkat Kota/kabupaten berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum ditunjuk Satker Non Vertikal Tertentu (SNVT) Kota/kabupaten yang mempunyai tugas :

a. Melakukan sosialisasi program PNPM MP kepada camat, PJOK dan perangkat desa/kelurahan di wilayah kerjanya;

b. Memfasilitasi berlangsungnya koordinasi dan konsolidasi dalam pelaksanaan PNPM MP di wilayah kerjanya;

c. Menyalurkan dan mengadministrasikan dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan; d. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala.

e. Melakukan pemantauan pemanfaatan dana yang disalurkan;

f. Bersama Korkot dan Para Pemangku Kepentingan lainnya menindaklanjuti berbagai pengaduan terkait dengan PNPM MP di wilayah kerjanya sampai ke proses hukum/ke tangan penegak hukum dengan tetap mengutamakan penyelesaikan secara kekeluargaan;

Memberikan laporan secara berkala kepada Menteri PU melalui SNVT PBL Propinsi yang ditembuskan kepada Bappeda Kab-Kota/Kepala Dinas PU serta para pemangku kepentingan lainnya apabila diminta

Di tingkat Kota/kabupaten, Ditjen Cipta Karya cq Direktorat PBL Propinsi mengangkat Koordinator Kota P2KP/PNPM MP yang dibantu beberapa asisten korkot di bidang manajemen keuangan, teknik/infrastruktur, manajemen data dan penataan ruang untuk pengendalian pelaksanaan kegiatan dibawah koordinasi Team Leader OC/KMW.

Tingkat Kecamatan

Di tingkat kecamatan, unsur utama pelaksanaan PNPM MP adalah (1) Camat dan perangkatnya, dan (2) Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) dengan peran dan tugas masing-masing unsur adalah sebagai berikut:

1) Camat

Peran pokok Camat adalah memberikan dukungan dan jaminan atas kelancaran pelaksanaan PNPM MP di wilayah kerjanya, dengan rincian tugas sebagai berikut: a. Melakukan sosialisasi program PNPM MP kepada lurah dan perangkat kelurahan/

desa di wilayah kerjanya;

b. Memfasilitasi berlangsungnya koordinasi dan konsolidasi dalam pelaksanaan PNPM MP di wilayah kerjanya;

c. Melakukan pemantauan pelaksanaan PNPM MP di wilayah kerjanya dan menerima serta memverifikasi laporan para lurah/kades;

d. Mendorong dan mendukung tumbuhnya forum BKM/LKM tingkat kecamatan; e. Memfasilitasi berlangsungnya integrasi antara rencana program masyarakat dan

program daerah lainnya dalam Musrenbang Kecamatan;

f. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Forum BKM/LKM di tingkat kecamatan/kota/kabupaten, KSM, dan kelompok peduli lainnya untuk meningkatkan keberhasilan PNPM MP di wilayah kerjanya; serta

g. Berkoordinasi dengan PJOK dan Tim Fasilitator dalam penyelesaian persoalan, konflik dan penanganan pengaduan mengenai pelaksanaan PNPM MP di wilayahnya.

2) Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK)

Di tingkat kecamatan ditunjuk PJOK (Penanggung Jawab Operasional Kegiatan). PJOK adalah perangkat kecamatan yang diangkat oleh Walikota/Bupati untuk pengendalian kegiatan di tingkat kelurahan/desa dan berperan sebagai penanggung jawab administrasi pelaksanaan PNPM MP di wilayah kerjanya.

Tugas pokok PJOK adalah sebagai berikut:

a. Memantau pelaksanaan PNPM MP di wilayah kerjanya sesuai dengan pentahapan yang sudah ditentukan;

b. Melaksanakan administrasi program berupa penandatanganan SPPB, memproses SPPB ke bank pembayar dan lain-lain;

c. Membuat laporan bulanan pelaksanaan tugas setiap bulan. Laporan bulanan dibuat rangkap tiga untuk diserahkan sebelum tanggal 15 setiap bulan kepada bupati/walikota. Laporan tersebut dikirim juga sebagai tembusan kepada Camat dan Lurah/Kades di wilayah kerjanya;

d. Membuat laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatannya dan menyerahkannya kepada Walikota/Bupati paling lambat satu bulan setelah masa tugasnya sebagai PJOK berakhir. Jika terjadi pergantian PJOK antar waktu, maka PJOK sebelumnya harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan kepada PJOK penggantinya. Berita Acara tersebut memuat pelaksanaan tugas,

hasil-hasil kegiatan, hasil-hasil monitoring dan evaluasi serta dilengkapi dengan uraian dan penjelasan penggunaan dana BOP-PJOK

e. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan PNPM MP dengan OC/KMW dan Tim Fasilitator untuk bersama-sama menangani penyelesaian permasalahan dan pengaduan mengenai pelaksanaan PNPM MP di wilayah kerjanya

f. Melakukan pemeriksaan terhadap penggunaan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat (BKM/LKM/KSM/Panitia/dsb) sesuai dengan usulan yang disetujui Fasilitator

Tingkat Kelurahan/Desa

Di tingkat kelurahan/desa, unsur utama pelaksanaan PNPM MP adalah (1) Lurah/Kades dan perangkatnya, (2) Relawan masyarakat, (3) BKM/LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat), (4) KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dengan peran dan tugas masing-masing unsur adalah sbb:

1) Lurah atau Kepala Desa

Secara umum peran utama Kepala Kelurahan dan Kepala Desa adalah memberikan dukungan dan jaminan agar pelaksanaan PNPM MP di wilayah kerjanya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga tujuan yang diharapkan melalui PNPM MP dapat tercapai dengan baik. Untuk Itu Lurah/ Kepala Desa dapat mengerahkan perangkat kelurahan/desa atau desa sesuai dengan fungsi masing-masing.

Secara rinci tugas dan tanggung jawab Lurah/Kepala Desa dalam pelaksanaan PNPM MP adalah sebagai berikut:

a. Membantu sosialisasi tingkat kelurahan/desa dan Rembug Kesiapan Masyarakat yang menyatakan kesiapan seluruh masyarakat untuk mendukung dan melaksanakan PNPM MP;

b. Memfasilitasi terselenggaranya pertemuan pengurus RT/RW dan masyarakat dengan OC/KMW/Tim Fasilitator, dan relawan masyarakat dalam upaya penyebarluasan informasi dan pelaksanaan PNPM MP; c. Memfasilitasi pelaksanaan pemetaan swadaya (Community Self Survey)

dalam rangka pemetaan kemiskinan dan potensi sumberdaya masyarakat yang dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat;

d. Memfasilitasi proses pembentukan BKM/LKM. (Bentuk-bentuk dukungan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat, serta ketentuan PNPM MP);

e. Memfasilitasi dan mendukung penyusunan Program Jangka Menengah Penanggulangan Kemiskinan dan rencana tahunannya oleh masyarakat

yang diorganisasikan oleh lembaga kepemimpinan masyarakat setempat (BKM/LKM);

f. Memfasilitasi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan termasuk peninjauan lapangan oleh berbagai pihak berkepentingan;

g. Memfasilitasi PJM Pronangkis sebagai program kelurahan/desa untuk dibahas didalam Musrenbang kelurahan/desa;

h. Memberi laporan bulanan kegiatan PNPM MP di wilayahnya kepada Camat; dan

i. Berkoordinasi dengan Tim Fasilitator, relawan masyarakat dan BKM/ LKM, memfasilitasi penyelesaian persoalan dan konflik serta penanganan pengaduan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM MP di wilayah kerjanya.

Masyarakat Kelurahan/desa

1) Relawan Masyarakat

Relawan masyarakat adalah pelopor-pelopor pengerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat pada kemajuan masyarakat di wilayahnya.

PNPM MP mendorong masyarakat di lokasi sasaran agar membuka kesempatan seluas mungkin bagi warga yang ikhlas, jujur, adil, peduli dan memiliki komitmen untuk membantu masyarakat dalam melaksanakan seluruh tahapan kegiatan program agar bermanfaat bagi masyarakat miskin serta seluruh masyarakat di wilayahnya.

Dengan demikian peran utama para relawan adalah :

a. Pelopor perubahan

b. Pengerak masyarakat dalam menjalani seluruh proses PNPM MP yang memang direncanakan sebagai uapaya pemberdayaan masyarakat atau peningkatkan kapasitas, sehingga secara rinci relawan diharapkan menjadi pelopor dalam siklus program; refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya, pembentukan BKM/LKM, pengorganisasian KSM, perencanaan partisipatif, dsb

c. Pengawalan nilai-nilai luhur, seperti transparansi, demokrasi, kejujuran, dsb oleh sebab itu setelah BKM/LKM terbentuk tim relawan ini harus berfungsi sebagai pengawas partisipatif terhadap keseluruhan proses sehingga terbangun kontrol sosial yang melembaga.

Forum Relawan dan berhak mendapat informasi perkembangan kegiatan penangulangan kemiskinan yang dipimpin oleh BKM/LKM. Untuk itu secara rutin (tiap bulan) harus ada pertemuan antara Forum Relawan dan BKM/LKM

2) BKM/LKM (Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan

Masyarakat)

Dilokasi-lokasi dimana P2KP dan PNPM telah bekerja, maka di lokasi tersebut sudah terbentuk BKM/LKM sebagai “dewan amanah” atau “pimpinan kolektif” himpunan masyarakat warga setempat (kelurahan/desa).

BKM/LKM ini bertanggungjawab menjamin keterlibatan semua lapisan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang kondusif untuk pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan khususnya dan pembangunan masyarakat kelurahan/desa pada umumnya. Oleh sebab itu peran utama BKM/LKM adalah :

a. Mengorganisasikan warga secara partisipatif untuk merumuskan rencana jangka menengah (3 tahun) penanggulangan kemiskinan (PJM Pronangkis) dan diajukan ke PJOK untuk mencairkan dana BLM;

b. Sebagai dewan pengambilan keputusan untuk hal-hal yang menyangkut pelaksanaan PNPM MP pada khususnya dan penanggulangan kemiskinan pada umumnya di tingkat komunitas;

c. Mempromosikan dan menegakkan nilai-nilai luhur (jujur, adil, transparan, demokratis, dsb) dalam setiap keputusan yang diambil dan kegiatan pembangunan yg dilaksanakan;

d. Menumbuhkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin agar mampu meningkatkan kesejahteraan mereka;

e. Mengembangkan jaringan BKM/LKM di tingkat kecamatan, kota/ kabupaten sebagai mitra kerja Pemerintah Daerah dan wahana untuk menyuarakan aspirasi masyarakat warga yang diwakilinya;

f. Menetapkan kebijakan dan mengawasi proses pemanfaatan dana bantuan langsung masyarakat (BLM), yang sehari-hari dikelola oleh UPK.

3) KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)

Disamping BKM/LKM di lokasi yang telah menjalani P2KP/PNPM P2KP juga sudah terbentuk KSM atau Kelompok Swadaya Masyarakat adalah nama jenerik untuk kelompok warga masyarakat pemanfaat dana BLM PNPM MP. KSM ini diorganisasikan oleh tim relawan dan dibantu oleh tim fasilitator terdiri dari warga kelurahan/desa yang memiliki ikatan kebersamaan (common bond) dan

berjuang untuk mencapai tujuan bersama.

KSM ini bukan hanya sekedar pemanfaat pasif melainkan sekaligus sebagai pelaksana kegiatan terkait dgn penangulangan kemiskinan yang diusulkan untuk didanai oleh BKM/LKM melalui berbagai dana yg mampu digalang.

Oleh sebab itu tugas pokok KSM adalah:

a. Menyusun usulan kegiatan pembangunan terkait dgn penangulangan kemiskinan;

b. Mengelola dana yang diperolehnya untuk mendanai kegiatan pembangunan yg diusulkan;

c. Mencatat dan membuat laporan kegiatan dan keuangan kegiatan pembangunan yg diusulkan;

d. Menerapkan nilai-nilai luhur dalam pelaksanaan pembangunan yang ditekuninya (transparansi, demokrasi, membangun dgn mutu, dsb); e. Secara aktif menjadi bagian dari kendali sosial (control social) pelaksanaan

penangulangan kemiskinan di wilayahnya.

Konsultan Pelaksana

1) Konsultan Manajemen Pusat (KMP)

Konsultan Manajemen Pusat (KMP) berkedudukan di pusat dengan tugas utama melaksanakan tugas-tugas PMU dalam pelaksanaan PNPM MP utamanya dalam pengendalian mutu yang menyangkut substansi. Oleh sebab itu, KMP bertanggungjawab kepada PMU mengenai keseluruhan pelaksanaan PNPM MP. KMP melakukan perencanaan, koordinasi, supervisi dan monitoring (pengendalian) terhadap tugas yang dilaksanakan oleh seluruh OC/KMW sehingga kualitas kinerjanya terjamin.

Secara umum tugas KMP meliputi perencanaan, koordinasi, monitoring (pengendalian) dan supervisi (pengawasan), pelaporan dan melakukan tindakan penanggulangan terhadap berbagai persoalan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM MP. KMP juga bertugas membangun dan mengembangkan sistem penanganan permasalahan dan penanggulangan konflik secara berjenjang, dimulai dari tingkat kelembagaan lokal/BKM/LKM sampai ke tingkat yang lebih tinggi seperti OC/KMW dan KMP. Lebih dari itu, KMP bertugas pula membangun dan mengembangkan sistem informasi manajemen (SIM) PNPM MP, termasuk menjamin kelancaran dan keakuratan entry data sejak dari tingkat kelurahan/ desa hingga tingkat pusat. Untuk melaksanakan tugasnya KMP dibantu oleh beberapa tenaga ahli sesuai kebutuhan.

Dengan demikian ruang lingkup kegiatan KMP, adalah sbb: a. Perencanaan, khususnya strategi pelaksanaan PNPM MP;

b. Pengorganisasian, terutama mendayagunakan OC/KMW dan perangkatnya;

c. Koordinasi, mengkoordinasikan antara perangkat pemerintah dan pelaku PNPM MP lainnya;

d. Monitoring, seluruh kegiatan dan menyusun serta mengelola SIM PNPM MP

e. Supervisi, mengawasi pelaksanaan kegiatan oleh OC/KMW;

f. Sosialisasi dan Disseminasi, mengembangkan strategi sosialisasi yang efektif;

g. Pelatihan, mengembangkan strategi pelatihan dan menjaga kualitas pelatihan yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam jajaran konsultan.

2) Konsultan Manajemen Wilayah (OC/KMW)

Tugas utama OC/KMW adalah mendukung seluruh kebutuhan para tenaga alhi OC/KMW dalam melakukan perencanaan, persiapan, pelaksanaan koordinasi, monitoring, supervisi, dan pelaporan seluruh kegiatan pelaksanaan PNPM MP di wilayah kerjanya. Jumlah OC/KMW pada pelaksanaan PNPM_MP ini sebanyak 9 OC/KMW untuk menangani pelaksanaan PNPM MP di seluruh nusantara. Dalam melaksanakan tugasnya OC/KMW bertanggungjawab langsung dan berada di bawah koordinasi serta kendali Konsultan Manajemen Pusat (KMP).

Secara khusus OC/KMW juga diberi tanggung jawab tambahan untuk melakukan monitoring dan penguatan jajaran dibawahnya seperti para Korkot, Asiten Korkot dan para Fasilitator.

Team Leader OC/KMW akan berperan sebagai penanggung jawab pelaksanaan kegiatan PNPM MP di wilayah kerja masing-masing. Lingkup kegiatan OC/KMW adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan, terhadap strategi pelaksanaan PNPM MP di lingkup satuan wilayah kerjanya, yang kemudian disosialisasikan kepada instansi pemerintah daerah setempat dan masyarakat, setelah dikonsultasikan dan mendapat persetujuan KMP.

2. Orientasi dan Persiapan untuk Tingkat Pusat dan Daerah, dengan mendukung dan sebagian terlibat pada proses lokakarya orientasi, sosialisasi dan kampanye nasional PNPM MP serta kegiatan lainnya.

3. Pelaksanaan

a) Sebagai pelaksana lapangan proyek PNPM MP di wilayah kerja masing-masing;

b) Menjamin realisasi pemberdayaan masyarakat dilakukan secara tepat melalui manajemen dan fasilitasi yang benar serta tepat oleh team fasilitator;

c) Memfasilitasi, mengkoordinasi dan mendukung pembentukan Forum BKM/LKM tingkat kota/kabupaten dan menghubungkan dengan stakeholders lainnya, termasuk dinas pemerintah kota/kabupaten, dalam rangka membangun kemitraan serta networking yang saling menguntungkan di antara mereka;

d) Mengkondisikan masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat serta kekuatan-kekuatan sosial yang ada termasuk di dalamnya perangkat pemerintah kota/kabupaten agar memahami esensi dan substansi “PNPM MP”, sehingga dapat memberikan dukungan maupun kontrol yang memadai;

e) Membangun dan mengembangkan kapasitas pemerintah lokal dan stakeholders lainnya untuk bekerja lebih efektif dengan masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan;

f) Mendorong dan mengembangkan terbentuknya kelompok independen yang berfungsi sebagai sosial kontrol bagi proyek PNPM MP khususnya dan proyek-proyek lainnya yang disponsori pemerintah pada umumnya;

g) Menumbuhkembangkan dan melembagakan kembali nilai-nilai dan prinsip PNPM MP sebagai bagian organik proses pembangunan lokal, khususnya dalam penanggulangan kemiskinan;

h) Menjamin berfungsinya SIM PNPM MP melalui pengelolaan dan penyediaan input data yang akurat;

i) Berkoordinasi dengan pemerintah propinsi dan kota/kabupaten dalam rangka menyelesaikan berbagai masalah dan konflik yang ada, penanganan pengaduan serta mendukung kelancaran pelaksanaan PNPM MP.

4. Koordinasi, kepada seluruh pihak terkait di wilayah kerja masing-masing yaitu instansi pemerintah daerah, LSM lokal, lembaga komunitas dan masyarakat lokasi sasaran;

5. Monitoring, terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan PNPM MP di satuan wilayah kerjanya dengan membuat laporan yang didasarkan pada data SIM sebagaimana sistem yang telah ada dan disempurnakan oleh KMP. Supervisi, terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Senior Fasilitator, Fasilitator, BKM/LKM, UPK dan KSM di satuan wilayah kerjanya.