• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Yusuf/15/06/2012)

Hal yang senada juga diungkapkan oleh informan yang lain. Menurut informan, warga kampus sebagai sasaran dari visi FKIP ini belum mencerminkan sikap yang berkarakter kuat dan cerdas. Mahasiswa baru sekedar mengetahui visi ini sebagai slogan saja, tapi belum mampu mencerminkannya dalam tindakan,

atau tindakan dari mahasiswa sendiri pun belum, apa itu namanya tu, m

Berdasarkan pengakuan Yusuf dan Anwar tesebut dapat diketahui bahwa mahasiswa belum memahami makna dari visi berkarakter kuat dan cerdas. Mahasiswa sekedar mengetahui visi berkarakter kuat dan cerdas sebagai slogan teoritis yang sering digaungkan di FKIP, namun belum mengetahui praktek seperti apa yang harus dilakukan sebagai konsekuensi aplikatifnya.

Meski begitu, Yusuf cukup memiliki wawasan mengenai strategi yang digunakan FKIP dalam melaksanakan pendidikan karakter. Menurut Yusuf salah satu strategi FKIP ialah dengan menerapkan mata kuliah moral yang wajib ada di

ya..dasar lah penanaman

nilai-Selanjutnya ditambahkan oleh Yusuf, FKIP menetapkan nilai-nilai karakter yang diharapkan mampu dimiliki dan diaplikasikan oleh para lulusannya.

Nilai-dalamnya harus dimasukkan nilai karakter itu. Itu karakter bertanggungjawab,

Selain dilaksanakan melalui berbagai program dan kebijakan yang telah disebutkan di atas, pendidikan karakter yang berupaya menanamkan nilai-nilai berkarakter kuat dan cerdas juga tergantung pada dosen, sebagai pendidik mahasiswa di kampus. Dosen, yang memiliki peran penting dalam pelaksanaan pendidikan karakter, menurut Pak Ahmad, mempunyai gayanya masing-masing

commit to user

dalam menanamkan nilai-nilai karakter kepada mahasiswanya. Ada dosen yang cukup keras dengan menegur secara langsung, namun ada pula yang kurang peduli bila mahasiswa bersikap kurang baik.

-masing dosen kan punya gaya sendiri, nggak bisa disamakan antara dosen satu dengan yang lain. Ada yang d

didiamkan saja. Semacam ini kan gaya masing-masing. Tapi sebenarnya dosen punya kewajiban mengingatkan hal-hal yang kurang baik. (Ahmad/18/06/12)

Sebagai seorang dosen, bu Dini mempunyai cara membelajarkan karakter yang khas. Informan membelajarkan mahasiswanya melalui kegiatan yang sering mereka kerjakan, seperti pembelajaran tanggungjawab melalui pemberian tugas, bekerjasama dan kepemimpinan melalui pembagian kelompok, keberanian mengemukakan pendapat melalui presentasi, dan lain sebagainya.

situ kan ada kegiatan presentasi. Di dalam presentasi itu dinilai bagaimana, bagaimana dia kemampuan bekerjasama, bagaimana dia kemampuan untuk bertanggungjawab, bagaimana kemampuan untuk

dia menjadi pemimpin, bagaimana kemampuan dia untuk

(Dini/28/06/2012)

Hal yang serupa disampaikan oleh Pak Aryo. Secara pribadi, informan sebagai salah satu dosen menerapkan sistem pembelajaran karakter yang detail, tidak mengesampingkan hal-hal kecil, bahkan malah memulainya dari hal-hal yang kecil

-betul menyampaikan pendidikan karakter itu kepada mahasiswa saya dari hal yang kecil, dik. Mahasiswa kita ini diajarkan oleh Rasulullah, yang pertama itu kalau salah itu minta maaf, susahnya..susah banget minta maaf. Kemudian yang kedua mengucapkan terima kasih kepada siapa saja, orang yang berjasa apapun kecilnya. Yang ketiga memberikan respect, memberikan

apreciated, memberikan penghargaan, kepada teman, orang yang dituakan, atau anak kecil pun di bawah kita. (Aryo/29/06/2012)

Seperti yang dikemukakan di atas, bahwa nilai-nilai karakter dipelajari dari hal-hal yang kecil, seperti meminta maaf saat melakukan kesalahan, mengucapkan terimakasih pada orang yang berjasa, serta memberikan respect

commit to user

atau penghargaan. Pak Aryo menyatakan bahwa hal-hal kecil yang dalam lingkungan interaksi dengan orang lain ini merupakan ajaran langsung dari

mencoba menerapkan yang

kecil-c. Kontrol dan pengawasan

Dalam pendidikan karakter tentunya harus ada kontrol dan pengawasan pada berjalannya proses penanaman karakter. Sebagai seorang ketua program studi, bu Dini memberikan pengawasan secara langsung terhadap mahasiswa. Beliau sering menyampaikan mengenai visi FKIP berkarakter kuat dan cerdas di berbagai kesempatan. Bu Dini pun sering menjelaskan bahwa orang sukses tidak hanya didukung oleh hardskill yang unggul, tapi juga oleh softskill

yang berkarakter.

au saya pas sebagai pimpinan misalnya diundang untuk dialog interaktif atau untuk ketemu dengan pertemuan mahasiswa, selalu saya sampaikan bahwa kita itu, visi kita adalah membangun apa, lulusan yang berkarakter kuat dan cerdas. Berkarakter kuat itu yang gimana, karakter kuat itu ya kuat, antara ya seimbang antara EQ, SQ, dan IQnya tentu saja. Dan yang saya selalu jelaskan juga bahwa orang sukses itu tidak hanya

hardskillnya tok, tapi softskillnya. (Dini/28/06/2012)

Pengawasan lain yang dilakukan oleh ketua prodi Pendidikan Ekonomi ini ialah berbentuk teguran secara langsung. Hal ini biasanya terkait dengan cara berpakaian mahasiswa yang belum sesuai dengan peraturan yang ditetapkan FKIP. Bahkan bu Dini juga menyampaikan mengenai teguran langsung dari Pembantu Dekan I mengenai cara berpakaian mahasiswa Pendidikan Ekonomi.

Ekonomi katanya penampilannya paling seksi-seksi, pakai celananya pakai celana jeans. Nah..itu saya sering se

Hal yang serupa juga dilaksanakan oleh dosen yang lain. Pak Ahmad sering mengingatkan mahasiswa untuk berpenampilan yang lebih rapi dan sopan.

commit to user

gimana? Sebagai pendidik, kita memang punya kewajiban untuk mengingatkan

Selain itu, Pak Aryo menerapkan strategi kontrol yang berbeda. Informan menanamkan pada mahasiswanya untuk segera meminta maaf bila melakukan kesalahan. Permintaan maaf tersebut disampaikan melalui surat yang harus dibuat sendiri oleh mahasiswa yang bersangkutan dengan membubuhkan nama dan tanda tangan yang jelas. Hal ini terkait dengan mahasiswa yang tidak disiplin, misalnya membolos dengan sengaja maupun kecurangan mahasiswa dalam mengerjakan ujian dan tugas.

-anak itu saya suruh bikin surat mbak, surat permintaan maaf seperti ini. Ditulis tangan nggak

apa-Pernah satu kelas itu saya suruh nulis surat semua. Mereka itu sebelumnya bikin suratnya itu isinya sama, persis kata-katanya, cuma nama sama tanda tangannya saja yang diganti dengan Yunita misalnya. Surat permintaan maaf itu kan personal, mestinya sangat personal, kok ya copy/paste

Lebih lanjut, informan yang lain melakukan pengawasan dengan memberikan pengarahan secara personal kepada mahasiswa, dengan cara memanggil mahasiswa yang bersangkutan. Bentuk kontrol seperti ini lebih bersifat personal dan dapat disampaikan dari hati ke hati, karena menurut bu Dini, mahasiswanya sudah dianggap sebagai anak sendiri.

-kadang saya panggil, tapi kan kalau diberitahu ya, kalau diberi pengarahan...itu kalau anak ya namanya, kita kan menganggap seperti anak saya sendiri, bagaimana mengarahkan mereka dia itu tidak tidak merasa sakit hati apalagi dia

down nyuwun pangapunten

(Dini/28/06/2012)

Berbagai bentuk kontrol dan pengawasan terhadap mahasiswa dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Informan mengemukakan bentuk pengawasan secara tidak langsung, yakni dapat disampaikan melalui dosen

tidak langsung melalui dosennya masing- 12).

Pendidikan karakter memang berjalan bertahap dan melalui proses yang panjang dengan menerapkan berbagai strategi maupun pengawasan.

commit to user

Menanggapi hal tersebut, Pak Syarif menyepakati bahwa pendidikan karakter membutuhkan proses yang panjang, kontinyu, dan berkesinambungan. Menurut beliau, proses pendidikan karakter memang harus diawali dengan pemaksaan pada aturan-aturan, selanjutnya pembiasaan yang nantinya akan menjadi kebiasaan, kemudian lebih dalam lagi menjadi kebutuhan, akhirnya menjadi karakter.

ada dasarnya kan pembentukan karakter itu dimulai dari pemaksaan yang pertama ya, memang..memang agak dipaksa, kemudian dibiasakan, ketika ini sudah menjadi kebiasaan ini akhirnya kemudian menjadi kebutuhan, kemudian tanpa disadari mereka ini sudah mempuny

Untuk mencapai visi berkarakter kuat dan cerdas memang memerlukan proses yang panjang dan bertahap. Selanjutnya, ditambahkan oleh Pak Faizal bahwa akan ada peraturan mengenai larangan menjual rokok di kantin kampus, sehingga hal ini akan meminimalkan kegiatan merokok yang saat ini cukup banyak dilakukan oleh mahasiswa maupun staf kependidikan dan dosen.

Ini sudah saya (Faizal/20/12/12).

Merokok, memang sangat personal bagi kebutuhan sebagian orang. Namun hal ini, bila dilakukan di tempat umum, bisa mengganggu kepentingan orang lain yang mungkin tidak suka dengan asap rokok. Yusuf memberikan pendapatnya bahwa hal ini selain memang tidak baik menurut agama, juga merugikan orang lain yang secara tidak langsung ikut menghisap asap rokok yang dihasilkan.

itu makruh ya, ya itu sih nggak baik, karena apa, karena kita, kita malah ikut-ikutan ya secara tidak langsung kita ikut-ikutan merokok,

Sebelumnya, merokok merupakan hal yang biasa terlihat di lingkungan kampus, terlebih lagi di kantin. Mayoritas hal ini dilakukan oleh mahasiswa pria, serta ada pula sedikit staf administrasi kependidikan dan dosen. Padahal, dilihat

commit to user

dari segi kesehatan dan pendidikan, merokok bukanlah hal yang baik, apalagi bila hal ini dilakukan oleh akademisi di lingkungan pendidikan. Puntung-puntung rokok pun sering terlihat mengotori beberapa pojok gedung karena tidak dibuang di tempat sampah.

d. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif

Pihak FKIP telah berusaha untuk mewujudkan iklim pendidikan yang stabil dan kondusif bagi pembentukan dan pengembangan sikap dan tindakan yang berkarakter kuat dan cerdas. Salah satunya ialah penempatan poster-poster yang berisi anjuran mengenai pemakaian pakaian yang sopan, dan sebagainya.

Gambar 4.2. Poster/anjuran yang terdapat di gedung F

Namun sayangnya poster anjuran tersebut baru ada di beberapa sisi gedung F saja, dan belum ditemukan di gedung yang lain. Meski begitu, Anwar

commit to user

menilai bahwa poster tersebut sudah cukup efektif, karena tindakannya sudah sesuai dengan esensi poster, dan terdapat sanksi atas pelanggaran poster tersebut.

menurut saya sudah efektif juga. Itu tindakannya juga memang seperti itu, soalnya saya dulu pernah melihat itu memang mahasiswa yang pakai kaos nggak, nggak dilayani.

Meskipun hal tersebut belum didasari oleh kesadaran pribadi karena takut ancaman tidak mendapat pelayanan yang diharapkan. Seperti yang disampaikan oleh Anwar, bahwa mahasiswa yang mempunyai kepentingan yang sangat vital akan berusaha mematuhi peraturan dengan tujuan supaya mendapat pelayanan atas kepentingannya.

Sedangkan di lingkungan jurusan P IPS, himbauan bagi mahasiswa untuk berpenampilan yang rapi dan sopan telah ada di beberapa tempat, seperti di pintu ruang jurusan P IPS dan papan pengumuman. Hal ini dilakukan untuk menghimbau mahasiswa agar menaati peraturan seragam dan berpenampilan layaknya seorang calon pendidik. Sanksi atas pelanggaran terhadap himbauan tersebut ialah tidak mendapatkan pelayanan baik secara akademik maupun administrasi di jurusan, program studi, maupun BKK.

Dalam menerapkan pendidikan karakter memang melibatkan berbagai faktor dan komponen, baik sistem maupun lingkungan. Lingkungan fisik dan sosial sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan karakter.

berhasil, ketika sama-sama jalan dari depan sana bareng dengan anak Ekonomi, woo..malah diguyu (ditertawakan) misalnya, kita akhirnya

ngopo ndadak seragam-seragam (kenapa harus pakai

(Syarif/13/12/12)

Menanggapi pentingnya lingkungan bagi berjalannya pendidikan karakter, Pak Syarif menuturkan bahwa lingkungan kampus FKIP sudah cukup stabil dan kond

commit to user

sedemikian rupa dengan berbagai perangkat yang mendukung terciptanya suasana yang kondusif, seperti poster-poster himbauan, surat peringatan, dan sebagainya.

tidak seragam Senin-Selasa di hari Senin Selasa, masih pakai apa namanya, celana pensil misalnya, itu tidak akan dilayani secara administrasi. Mahasiswa mau ngurus apapun, tolong dibaca itu dulu, (Syarif/13/12/12)

Lingkungan memang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Hal ini diungkapkan Pak Syarif dengan mengemukakan contoh di PGSD. Lingkungan PGSD yang terpisah dengan kampus induk, tidak memungkinkan mahasiswanya untuk membandingkan dan iri dengan mahasiswa fakultas yang lain. Penciptaan iklim yang sehat dan kondusif memungkinkan setiap program dan kegiatan yang diterapkan dapat berjalan dengan baik.

faktor ya. Untungnya lagi karena di sana terpisah dengan kampus induk di sini, sehingga merek

apapun yang diterapkan di sana bisa dilakukan dengan baik, misalnya saja upacara misalnya, penghormatan kepada dosen, setiap kali jabat tangan seperti itu, mencium tangan gurunya, di sana terbiasa, di sini kan tidak, memang pembentukan karakter di sana sudah agak

Visi berkarakter kuat dan cerdas merupakan suatu konsep pendidikan karakter yang berusaha diterapkan dan dicapai dalam proses pembelajaran di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. Untuk membangun pendidik yang berkarakter kuat dan cerdas, FKIP memilih nilai-nilai budaya bangsa dan kewirausahaan sebagai basis strategi penanaman pendidikan karakter.

Secara riil, seperti disampaikan baik oleh bu Dini maupun Pak Aryo, penanaman nilai-nilai karakter dilakukan dari hal-hal yang kecil dan detail, seperti pembelajaran tanggungjawab melalui pemberian tugas, bekerjasama dan kepemimpinan melalui pembagian kelompok, keberanian mengemukakan pendapat melalui presentasi. Sedangkan pembelajaran karakter pribadi dengan belajar meminta maaf saat melakukan kesalahan, mengucapkan terimakasih pada

commit to user

orang yang berjasa, serta memberikan respect atau penghargaan. Program-program yang lain sebagai upaya penanaman nilai-nilai karakter antara lain, seminar nasional pembangunan karakter, workshop, kerjasama dengan akademisi dari luar negeri, dan lain-lain.

Pendidikan karakter bukan hanya diaplikasikan melalui berbagai program dan kebijakan, namun juga melalui penciptaan iklim kampus yang stabil dan kondusif. Iklim lingkungan kampus yang nyaman dan kondusif berusaha diciptakan FKIP dengan disiplin waktu, seragam pada hari Senin-Selasa, poster-poster teguran, dan lain sebagainya.

Pengawasan atau kontrol dilakukan dalam proses pembelajaran karakter baik di dalam kelas maupun luar kelas, dilaksanakan seiring dengan berjalannya pendidikan karakter. Hal ini dilakukan dengan teguran secara individual personal baik secara langsung, ataupun tidak langsung yang disampaikan melalui mahasiswa lain atau dosen, maupun secara komunal saat proses belajar mengajar di kelas, dialog interaktif, dan sebagainya.

3. Perilaku Mahasiswa Terkait dengan Penerapan Berkarakter Kuat

dan Cerdas

Dalam upaya mengembangkan sosok calon pendidik yang berkarakter kuat dan cerdas, tidak jarang ditemui beberapa kekurangan dan kelemahan.

Grand design berkarakter kuat dan cerdas yang ideal bukanlah mudah untuk dicapai. Hal ini bukan semata-mata merupakan proses yang berhenti begitu saja ketika seorang mahasiswa telah lulus dari FKIP UNS, namun terus berlanjut dan

berkembang sesuai dengan sikap dan perilakunya. Sehingga upaya

membelajarkan mahasiswa yang didukung dengan contoh dari dosen harus terus diupayakan selama masa perkuliahan. Dengan harapan bahwa setelah lulus, mahasiswa mampu mengembangkan karakter kuat dan cerdas secara mandiri. Berikut ini akan diuraikan perilaku mahasiswa terkait dengan indikator nilai karakter, penyimpangannya, serta sejauh mana pendidikan karakter dapat berjalan dan dievaluasi:

commit to user