• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah yang pertama yakni mengenai persepsi mahasiswa terhadap pendidikan karakter dalam pelaksanaan visi FKIP UNS, maka deskripsi dan analisis yang didapat menunjukkan bahwa:

Pemahaman informan baik mahasiswa, dosen maupun pembuat kebijakan mengenai penjabaran visi berkarakter kuat dan cerdas sangat beragam. Namun mereka sepakat bahwa berkarakter kuat dan cerdas merupakan kriteria ideal yang harus melekat dalam kepribadian seorang pendidik, yang diharapkan dapat dimiliki oleh mahasiswa FKIP sebagai calon guru. Berkarakter kuat dan cerdas dijabarkan sebagai keseimbangan antara IQ, SQ, dan EQ di mana mampu mengaplikasikannya dalam pemikiran, sikap, maupun perilaku praksis dalam kehidupan sehari-hari. Keseimbangan di antara ketiganya akan membentuk pribadi dengan mentalitas yang kuat dan perilaku yang mengarah pada perubahan positif baik bagi dirinya maupun bagi orang lain di sekitarnya.

Kemudian, rumusan masalah yang kedua yakni mengenai strategi penanaman nilai-nilai karakter prioritas yang diharapkan FKIP, menunjukkan bahwa :

Untuk membentuk calon pendidik yang berkarakter kuat dan cerdas, dilaksanakan secara bertahap, terus menerus, dan berkesinambungan dengan sistem pendidikan karakter melalui kurikulum, program dan kebijakan, penciptaan lingkungan yang sehat dan kondusif, serta keteladanan hingga sampai hal personal yang mendetail. Pendidikan karakter bukanlah merupakan satu mata kuliah khusus, melainkan terintegrasi dalam kurikulum dan setiap mata kuliah harus memuat nilai-nilai karakter prioritas yang ingin ditanamkan FKIP pada mahasiswa. Program atau kebijakan yang disusun FKIP dan diterapkan secara menyeluruh ialah kebijakan seragam putih gelap pada hari Senin-Selasa. Program dan aturan lain lebih tergantung pada kebijakan masing-masing program studi. Dosen mengambil peran yang sangat penting dan strategis dalam pelaksanaan

commit to user

pendidikan karakter, terutama sebagai teladan bagi mahasiswa, serta melakukan kontrol dan pengawasan. Pengawasan dilakukan di dalam kelas maupun luar kelas dengan teguran secara individual personal secara langsung, ataupun tidak langsung yang disampaikan melalui mahasiswa lain atau dosen, maupun secara komunal.

Selanjutnya adalah rumusan masalah ketiga yakni perilaku mahasiswa sebagai proses dan hasil dari pelaksanaan pendidikan karakter dalam upaya mencapai visi berkarakter kuat dan cerdas, menunjukkan bahwa :

Pendidikan karakter belum dilaksanakan secara optimal di jurusan P IPS FKIP UNS, karena masih terhambat oleh beberapa hal. P elaksanaan pendidikan karakter masih terlalu menekankan pada segi fisik yang terlihat dari cara berpenampilan mahasiswa, yang kemudian diatur melalui kebijakan penggunaan seragam. Namun, penerapan kebijakan seragam ini masih menimbulkan pro kontra, di mana terpengaruh oleh berbagai faktor, seperti kurang adanya legalitas karena hanya berupa himbauan melalui surat edaran (belum menjadi peraturan resmi) dan lingkungan kampus yang melibatkan mahasiswa dari fakultas lain, yang tidak menerapkan kebijakan seragam. Pendidikan karakter di FKIP juga masih terhambat karena adanya budaya non-edukatif seperti anggapan bahwa kecurangan yang merupakan tindakan tidak jujur mahasiswa baik dalam ujian maupun tugas adalah hal yang wajar. FKIP juga belum menetapkan kriteria resmi evaluasi pendidikan karakter, sehingga penilaian sejauh mana keberhasilan pendidikan karakter hanya sampai pada pengamatan individual.

Secara personal, mahasiswa belum mampu sepenuhnya

mengaplikasikan nilai-nilai karakter prioritas yang diharapkan FKIP untuk mencapai berkarakter kuat dan cerdas secara optimal, sehingga masih perlu beberapa perbaikan. Kurang optimalnya mahasiswa dalam mengaktualisasikan nilai-nilai karakter tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kurangpahamnya mahasiswa atas makna berkarakter kuat dan cerdas, belum terbentuknya kesadaran pribadi, belum adanya contoh yang bisa dijadikan teladan, serta kurang adanya sosialisasi lebih lanjut terkait dengan program maupun

commit to user

kebijakan. Dampak pelaksanaan pendidikan karakter terhadap perubahan perilaku mahasiswa saat ini bukan merupakan hasil akhir karena pendidikan karakter adalah proses yang terus menerus, kontinyu dan berkesinambungan.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dikaji implikasi sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari penelitian penggunaan pendekatan pendidikan karakter dari Doni Koesoema. Doni Koesoema mengemukakan pendekatan pendidikan karakter dalam konteks lembaga pendidikan. Pendekatan ini berperan penting dalam menganalisis data yang telah ditemukan dalam penelitian.

Pendidikan karakter di FKIP merupakan upaya pencapaian visi berkarakter kuat dan cerdas, di mana hal ini membutuhkan keterlibatan berbagai komponen di kampus, baik mahasiswa, dosen, staf kependidikan, maupun pembuat kebijakan. Pendidikan karakter berupaya membelajarkan dan membiasakan mahasiswa untuk dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai berkarakter kuat dan cerdas. Pendekatan konteks kelembagaan dari Doni Koesoema menjadi pendekatan penting dalam menganalisis pelaksanaan pendidikan karakter di jurusan P IPS FKIP yang sesuai dengan konteks FKIP sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang berupaya membentuk dan mengembangkan mahasiswa calon guru yang berkarakter kuat dan cerdas. 2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dari penelitian ini ialah pelaksanaan pendidikan karakter di jurusan P IPS FKIP UNS harus lebih memperhatikan banyak hal. Setiap komponen di FKIP harus memahami posisi dan tugasnya dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Pendidikan karakter juga harus dilaksanakan secara menyeluruh, bukan hanya pada aspek fisik yang selama ini diperhatikan banyak pihak. Kekompakan dosen dan pembuat kebijakan perlu ditingkatkan demi penerapan program dan peraturan yang lebih efektif. Dosen

commit to user

yang menjadi komponen penting sebagai teladan juga perlu meningkatkan kepeduliannya terutama terhadap mahasiswa yang merupakan sasaran utama dalam proses pendidikan karakter. Perbaikan sistem serta penciptaan lingkungan yang sehat dan kondusif menjadi perubahan yang positif dan bertahap. Penelitian ini juga menjadi evaluasi bagi pelaksanaan pendidikan karakter di jurusan P IPS FKIP, agar setiap mahasiswa lebih meningkatkan kualitas diri untuk mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter prioritas yang diharapkan, di mana hal ini mencakup keamanahan, keteladanan, dan berpikir serta bertindak cerdas.

3. Implikasi Metodologis

Implikasi metodologis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk melihat fenomena tentang pendidikan karakter di FKIP. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan secara detail dan memahami persepsi, tindakan dan perilaku informan dalam pelaksanaan pendidikan karakter, baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, peneliti berupaya melihat secara faktual realitas yang terjadi dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter di jurusan P IPS, kemudian melakukan analisis dan menginterpretasikannya. Oleh karena itu, dengan pendekatan ini dapat melihat dan menggambarkan secara riil tindakan dan perilaku setiap komponen yang terlibat dalam proses pendidikan karakter.

C. SARAN

Setelah mengadakan penelitian dan pengkajian tentang pelaksanaan pendidikan karakter di jurusan P IPS FKIP UNS, maka peneliti memberikan saran-saran untuk menambah wawasan, sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa

Mahasiswa sebaiknya lebih memahami posisinya sebagai seorang calon pendidik, untuk memperbaiki diri dengan pembelajaran dan pembiasaan bersikap, bertindak dan berperilaku yang berkarakter kuat dan cerdas, selama proses perkuliahan di FKIP.

commit to user