Vatica Palaquium
DI TANAH PAPUA
D. Invasi Tumbuhan di TN Wasur
2. Dampak pada Kondisi Tanah
Meski tidak selalu teramati secara langsung, proses invasi dapat mempengaruhi kondisi tanah di daerah yang terinvasi. Berkurangnya keanekaragaman jenis tumbuhan yang ada pada daerah yang terinvasi menyebabkan keragaman serasah yang jatuh, yang pada akhirnya mempengaruhi komposisi hara tanah. Mikroorganisme yang hidup dalam tanah yang menjadi substrat tumbuhan juga akan berubah komposisinya dan jumlahnya, sehingga tingkat produktifitas lahan ikut mengalami perubahan.
IV. PENUTUP
Invasi tumbuhan pada lahan basah merupakan suatu proses yang mencakup tahapan-tahapan migrasi, eksistensi dan kompetisi, yang terkait aspek ruang dan waktu. Invasi ini melibatkan jenis-jenis invasif yang mampu menggeser posisi jenis-jenis lainnya dan menduduki suatu daerah dengan luas. Dampak-dampak yang ditimbulkan oleh invasi ini menyebabkan perubahan pada struktur dan komposisi habitat dari segi fisik dan biologis, sampai pada kondisi dalam tanah sebagai substrat tumbuhan.
Proses invasi yang terjadi di dalam TN Wasur menunjukkan bahwa kerentanan lahan basah terhadap perubahan akibat invasi tumbuhan tidak hanya disebabkan oleh keberadaan jenis-jenis invasif yang merupakan jenis asli dan jenis asing dengan ciri invasifnya masing-masing, tetapi juga dari tipe habitatnya sendiri yang secara alami memang berkarakter sebagai penampung segala material yang masuk di dalamnya melalui proses penggenangan air musiman. Selanjutnya perlu dikaji kembali tindakan pengelolaan yang melibatkan metode-metode pembasmian dan atau pembatasan menyebarnya jenis-jenis invasif tersebut, secara efisien dan ramah lingkungan.
Ekspose Hasil-hasil Penelitian 2011
- 119
DAFTAR PUSTAKABalai Taman Nasional Wasur. 1993. Rencana Pengelolaan Taman Nasional Wasur. Balai Taman Nasional Wasur – WWF. Merauke.tidak dipublikasikan.
Balai Taman Nasional Wasur. 1999. Rencana Pengelolaan Taman Nasional Wasur. Buku II. Balai Taman Nasional Wasur – WWF. Merauke. Tidak dipublikasikan.
Djufri. 2004. Review: Invasi Spesies Eksotik Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd ex Del). di Taman Nasional Baluran Jawa Timur: Ancaman Terhadap Eksistensi Savana. ENVIRO 4 (2): 88-99, September 2004. PPLH-LPPM UNS Surakarta.
Fine P. V. A. (2002) The invasibility of tropical forests by exotic plants. Journal of Tropical Ecology 18, 687-705.
Hartono, Meteray, T. B. S., Farda, N. M. dan Kamal, M. 2006. Kajian ekosistem air permukaan Rawa Biru – Torasi Merauke Papua menggunakan Citra Penginderaan Jauh dan SIG. Forum Geografi, Vol. 20, No. 1, Juli 2006: 1-12.
Prasetyo, E.E. 2011. Air Bersih Merauke Terancam. Artikel. Harian Kompas-online Senin, 8 Agustus 2011. Diunduh dari http://www1.kompas.com/read/xml/2011/08/08/21451346/
Sumber.Air.Bersih.Merauke.Terancam.
--- & T. Hartana. 2011. TN Wasur, Plasma Nutfah Lintas Benua.
Artikel.Harian Kompas-online Selasa, 26 Juli 2011. Diunduh dari http://www1.kompas.com/read/ xml/2011/07/26/03503692/ TN.Wasur.Plasma.Nutfah.Lintas.Benua.
Putnam, A. R. 1994. Phytotoxicity of plant residues. In Managing agricultural residues (ed. Unger, P. W). pp 285-314. Lewis Pubs. (CSC Press). Boca Raton.
Winara, A. & K. Lekitoo 2006. Kajian Kelembagaan Taman Nasional di Papua: Taman Nasional Wasur. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Papua dan Maluku. BPPKPM Manokwari. Tidak diterbitkan.
---, K. Lekitoo & H. Warsito. 2008. Kajian Biofisik Taman Nasional di Papua (I): Taman Nasional Wasur. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Manokwari. BPK Manokwari. Tidak diterbitkan.
---, K. Lekitoo, R. G. N. Triantoro & L. Mandibodibo 2009. Kajian Kelembagaan Taman Nasional di Papua (II): Taman Nasional Wasur. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Manokwari. BPK Manokwari. Tidak diterbitkan.
---. 2010. Kajian Kelembagaan Taman Nasional Wasur. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Manokwari. BPK Manokwari. Tidak diterbitkan.
120 -
BPK ManokwariWestcott D. A. & Dennis A. J. 2003. The ecology of seed dispersal in rainforests: implications for weed spread and a framework for weed management. In:
Weeds of Rainforests and Associated Ecosystems (eds A. C. Grice and M. J. Setter) pp. 19-23. CRC for Tropical Rainforest Ecology and Management, Cairns, Australia.
Wittenberg, R., dan Cock, M.J.W. (Eds.). 2001. Invasive Alien Species: A Toolkit of Best Prevention and Management Practices. CAB International, Wallingford, Oxon, UK
Zedler, J. B. & S. Kercher. 2004. Causes and Consequences of Invasive Plants in Wetlands: Opportunities, Opportunists, and Outcomes. Critical Review in Plant Sciences, 23(5): 431-452. Taylor & Francis Inc.
Zimdahl R. L. 2007. Fundamentals of Weed Science. Academic Press Elsevier, London.
Ekspose Hasil-hasil Penelitian 2011
- 121
Lampiran 1. Ringkasan Penelitian BPK Manokwari yang berlokasi di TN Wasur
Tahun Judul Ringkasan Hasil
2006 Kajian
Kelembagaan Pengelolaan TN Wasur
Kelembagaan Pengelolaan TN Wasur
*
Pengelolaan TN Wasur menuju sistem kolaborasi denganterbentuknya Forum Kolaborasi Pengelolaan TN Wasur.
*
Forum kolaborasi secara kelembagaan belum kuat karena belumdidukung perangkat payung hukum, pembagian kerja dan program serta pembagian beban dana.
*
Para pihak yang terlibat merupakan perwakilan lembaga danperorangan antara lain Pemda Kab. Merauke, TNI/POLRI, LSM, LMA dan Tokoh masyarakat.
*
Kelembagaan UPT Balai TNW telah didukung oleh payung hukum,Sarpras, dan dana (single funding)
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
*
Kondisi perekonomian masyarakat di kawasan TNW masihtergolong prasejahtera walaupun terdapat potensi sumberdaya alam yang dapat dikembangkan pemanfaatannya.
*
Tingkat ketergantungan dan interaksi masyarakat terhadapkawasan TNW sangat tinggi karena hubungan ekonomi dan budaya.
*
Terdapat kearifan budaya masyarakat Suku Kanum dalampengeolaan kawasan TNW seperti pemberian nama marga, sistem sashi kawasan dan penggunaan api.
*
Kelembagaan masyarakat yang kuat adalah lembaga kampung danlembaga adat yang mendukung untuk dilibatkan dalam pengelolaan.
2008 Potensi Biofisik
TN Wasur I
*
Potensi fisik kawasan TN Wasur terletak pada berbagai macam tipeekosistem yang terdapat dalam satu bentang alam yang relatif datar. Berdasarkan tipe curah hujan, kawasan TN Wasur termasuk tipe savana lembab. Ditemukan jenis tanah vertisol pada tipe hutan
Meulaleuca dan jenis entisol pada hutan monsoon. Potensi kerusakan fisik kawasan disebabkan oleh abrasi pantai dan penggalian tanah untuk penimbunan jalan.
*
Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sekitar 250 jenis florabaik eksotik maupun endemik terdapat di SKW III Ndalir pada TN Wasur Kabupaten Merauke. Komposisi flora pada hutan mangrove terdiri atas 30 jenis (13 famili), hutan pantai 19 jenis (14 famili),
hutan jarang 14 jenis (10 famili), hutan dominan Melaleuca 7 jenis
(4 famili) dan hutan monsoon/dek 52 jenis (23 famili). Telah diketahui dua tipe vegetasi baru yang belum masuk dalam data
base TN Wasur yaitu vegetasi Exocaria agllaocha dan Padang
Pandanus spiralis.
*
Keanekaragaman jenis burung di SKW III Ndalir adalah sebanyak112 jenis burung; 23 jenis di hutan pantai, 21 jenis di Hutan kodominan meulaleuca/peralihan, 14 jenis di Hutan Rawa dan 26 jenis di Hutan Monsoon (Deck) serta 28 jenis berdasarkan informasi dari masyarakat yang merupakan responden kunci.
2009 Potensi Biofisik
TN Wasur II
*
Berdasarkan tipe curah hujan maka kawasan TN Wasur termasuktipe savana lembab. Ditemukan jenis tanah vertisol pada tipe hutan savana dan jenis entisol pada hutan monsoon dengan keasaman tanah agak asam. Pemanfaatan potensi fisik yang paling menonjol adalah pemanfaatan air rawa biru oleh PDAM serta pemanfaatan jasa lingkungan untuk ekowisata.
122 -
BPK Manokwari*
Survei flora menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis floratertinggi terdapat di SPTN Wilayah III Wasur pada Taman Nasional Wasur Kabupaten Merauke terdapat pada hutan monsoon. Komposisi flora/vegetasi berkayu pada kawasan hutan kodominan Melaleuca - Eucalyptus terdapat 29 jenis (11 famili), hutan
dominan Eucalyptus terdapat 17 jenis (5 famili), hutan riparian
terdapat 10 jenis (8 famili), hutan savanna terdapat 16 jenis (6 famili) dan pada hutan monsoon terdapat 50 jenis (23 famili). Diketahui juga dua tipe vegetasi baru yang belum masuk dalam
data base TN Wasur yaitu vegetasi dominan Eucalyptus dan hutan
dataran rendah di SPTN I Agrindo.
*
Pemanfaatan potensi flora oleh masyarakat meliputi pemanfaatanuntuk tujuan sosial, ekonomi dan budaya. Pemanfaatan tumbuhan untuk tujuan sosial sebanyak 152 jenis, untuk tujuan ekonomi atau yang dapat menghasilkan uang kontan sebanyak 16 jenis serta untuk tujuan budaya sebanyak 14 jenis.
2010 Valuasi Potensi
dan Manfaat Taman Nasional di Papua I
*
Potensi burung merandai di kawasan Rawa Donggamit dan PantaiNdalir pada TN Wasur dijumpai 50 jenis (15 famili). Jenis yang
dominan di kawasan Rawa adalah Anas superciliosa dan di
kawasan Pantai adalah Charadrius mongolus. Indeks
Keanekaragaman jenis burung di kawasan rawa lebih tinggi dibandingkan jenis di pantai meskipun termasuk kategori sedang melimpah dengan nilai indeks masing-masing 2,8 dan 1,74. Kondisi habitat burung di Rawa terancam oleh invasi beberapa jenis rumput air dan mangrove, sementara habitat Pantai hanya dijumpai gangguan aktivitas manusia.
*
Manfaat langsung kawasan TN.Wasur yang menopang ekonomimasyarakat berasal dari 17 sumber mata pencaharian yang didominasi oleh perburuan satwa liar yang menyumbang 42% daya topang ekonomi rumah tangga. Nilai manfaat bersih yang diperoleh masyarakat secara langsung dari alam adalah sebesar Rp. 729.700/KK/bulan. 2011 Valuasi Potensi dan Manfaat Taman Nasional di Papua II
*
Sedang dalam proses penyusunan.Ekspose Hasil-hasil Penelitian 2011