• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jasa Lingkungan

Dalam dokumen Ekspose Hasil-hasil Penelitian i (Halaman 87-92)

Vatica Palaquium

MELALUI PEMBERDAYAAN POTENSI LOKAL DI PROVINSI PAPUA BARAT

E. Beberapa Alternatif Pengembangan Sektor Kehutanan di Papua Dengan data yang sangat terbatas, sebenarnya sulit diperoleh informasi

3. Jasa Lingkungan

Hutan alam Papua, selain menyimpan potensi hasil kayu dan hasil hutan bukan kayu yang besar, juga memberikan sumbangan jasa lingkungan yang tidak kalah besar seperti udara yang sejuk dan bersih, sumber air dan sebagai penyerap emisi karbon/ . Salah satu jasa lingkungan yang bisa diandalkan sekarang ini adalah jasa rekreasi. Keberadaan kawasan Taman Nasional, Cagar Alam maupun Suaka Alam yang tersebar di wilayah Provinsi Papua menjadikan andalan pada jasa ekowisata. Walaupun frekuensi kunjungan wisata ke tempat-tempat tersebut masih terbilang rendah, diharapkan dengan upaya-upaya peningkatan pelayanan dan jasa wisata alam dapat meningkat dari tahun ke tahun. Di bawah ini tersaji tabel tingkat kunjungan wisatawan pada Kawasan Konservasi di Provinsi Papua.

Tabel 10. Tingkat Kunjungan Wisatawan pada Kawasan Konservasi di Provinsi Papua

No. Kawasan Konservasi Jumlah Kunjungan (orang)

Tahun 2008 Tahun 2009

1. C.A Peg. Cycloops 517 6

2. TWA Teluk Yotefa 983 4

3. SM Bupul 58 11

4. TWA Nabire 9

Sumber : BKSDA Papua Jayapura, 2009

Berdasarkan tabel diatas, terjadi penurunan kunjungan wisatawan pada kawasan konservasi (ekowisata). Untuk itu perlu diadakan evaluasi dan pencermatan masalah penyebab turunnya angka wisatawan yang berkunjung di

66 -

BPK Manokwari

kawasan konservasi di Provinsi Papua. Selain itu juga perlu diintensifkan peranan sektor pariwisata terutama jasa ekowisata untuk memacu pertumbuhan ekonomi dengan pelayanan yang menarik kunjungan wisatawan, misalnya dengan mempermudah akses transportasi ke lokasi wisata, penawaran paket-paket wisata yang menarik dan ekonomis serta pembenahan fasilitas-fasilitas wisata.

Dengan banyaknya potensi-potensi lokal sektor kehutanan yang ada di Papua maka diharapkan dapat berperan dalam pembangunan melalui pertumbuhan ekonomi yang meningkat dari tahun ke tahun sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menumbuhkan pemerataan kemakmuran untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi di Provinsi Papua.

F. Kesimpulan

1. Potensi sektor kehutanan di Papua didukung oleh kondisi sumber daya hutan berdasarkan luas kawasan. Luas wilayah hutan di Papua mencapai 40.546.360 ha yang terdiri hutan lindung, kawasan konservasi, hutan produksi dan areal penggunaan lainnya.

2. Kawasan hutan di Papua yang demikian luas menyimpan berbagai potensi lokal yang bisa dikembangkan untuk mendukung pembangunan nasional melalui pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Potensi lokal Papua terdiri dari Hasil Hutan Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa lingkungan.

3. Produksi Kayu Papua memasok produksi kayu nasional, baik berupa kayu bulat, kayu gergajian maupun kayu olahan. Selain memenuhi kebutuhan kayu nasional maupun internasional, produksi kayu di Papua juga memenuhi kebutuhan kayu lokal sebagai bahan bangunan dan bahan baku furniture lokal. Untuk meningkatkan produksinya furniture

lokal harus mampu meningkatkan kualitasnya sehingga mampu bersaing dengan produk-produk furniture knock-down berbahan kayu olahan dari luar yang harganya jauh lebih murah.

4. Selain produk kayu, hutan Papua juga kaya akan HHBK yang sampai saat ini produksinya belum optimal dan termanfaatkan dengan baik. Produk-produk unggulan HHBK Papua yang perlu dtingkatkan produksinya yaitu : rotan, sagu, buah merah dan tanaman obat.

5. Perlu pembenahan untuk peningkatan jasa ekowisata di kawasan hutan agar menarik kunjungan wisata baik wisata domestik maupun wisatawan asing untuk menggerakkan roda ekowisata di Papua.

6. Kekayaan hutan Papua dengan potensi kayu, HHBK dan jasa lingkungan perlu penanganan dan pembenahan yang lebih intensif agar dapat meningkatkan kontribusi bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional, terutama melalui pertumbuhan ekonomi, pemerataan penghasilan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Ekspose Hasil-hasil Penelitian 2011

- 67

DAFTAR PUSTAKA

BPKH Wilayah X Jayapura, 2009. Statistik Kehutanan Papua 2009. Jayapura. BBKSDA Papua I, 2009. Laporan Tahunan 2009. Jayapura 2009.

Badan Pusat Statistik, 2009. Statistik Indonesia 2009. Jakarta.

Departemen Kehutanan, 2009. Eksekutif Data Strategis Kehutanan 2009. Jakarta. Departemen Kehutanan, 2009. Statistik 2009 Triwulan II. Jakarta.

Dirjen Bina Produksi Kehutanan, 2009. Laporan Perkembangan Pemanfaatan Hutan Produksi 2009. Jakarta

Lembaga Manajemen FEUI, 2008. Laporan Perkembangan PDB Lintas Sektoral 2002-2007. Jakarta

Ekspose Hasil-hasil Penelitian 2011

- 69

PEMILIHAN JENIS TANAMAN PENGHASIL KAYU DAN BUKAN KAYU

DI PAPUA

Oleh :

Oleh Batseba A. Suripatty

Balai Penelitian Kehutanan Manokwari

Jalan Inamberi – Susweni, Manokwari 98131, Papua Barat Telp. (0986)-213437 / 213440 ; Fax. (0986)-213441 / 213437

Abstrak

Dalam pembangunan hutan tanaman, benih memainkan peranan yang sangat penting, dimana benih yang digunakan untuk pertanaman saat ini akan menentukan mutu tegakan yang akan dihasilkan dimasa mendatang. Dengan menggunakan benih yang mempunyai kualitas fisik fisiologis dan genetic yang baik merupakan cara yang strategis untuk menghasilkan tegakan yang berkualitas pula Pemilihan jenis untuk kegiatan penanaman yang ada kaitannya dengan program Kementerian kehutanan adalah Pedoman Penyelenggaraan Kebun Bibit Rakyat (KBR). Salah satu tujuannya adalah untuk mencegah, menanggulangi bencana, penyedia Oksigen (O2), penyerap racun udara terkontaminasi, dan secara tidak langsung akan mempengeruhi terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar. Kegiatan KBR ini sendiri adalah untuk memfasilitasi kelompok masyarakat atau petani yang ingin mengembangkan pembibitan, terutama diwilayah desanya. Pemilihan jenis tanaman penghasil kayu dan bukan kayu dapat menggunakan bibit secara generative dan vegetatif. Untuk mendapatkan hasil tanaman yang baik melalui seleksi bibit dari lapangan yaitu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu perlu adanya penunjukan lokasih kebun benih, perlu adanya peningkatan areal pengumpulan benih teridentifikasi dan perlu seleksi benih/bibit yang benar sebelum dilakukan penanaman di lapangan.

70 -

BPK Manokwari

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam pembangunan hutan tanaman, benih memainkan peranan yang sangat penting. Benih yang digunakan untuk pertanaman saat ini akan menentukan mutu tegakan yang akan dihasilkan dimasa mendatang. Dengan menggunakan benih yang mempunyai kualitas fisik fisiologis dan genetic yang baik merupakan cara yang strategis untuk menghasilkan tegakan yang berkualitas pula. Mendapatkan benih bermutu bukanlah pekerjaan yang mudah. Apa yang diuraikan pada tulisan ini hanyalah memberikan panduan umum yang diharapkan dapat memberikaninformasi yang berguna dalam penanganan benih. Ada beberapa hal yang dapat diuraikan disini yaitu untuk memperoleh benih yang bermutu dan bagaimana teknik perkecambahannya.

Kegiatan pemungutan benih tidak kalah pentingnya dengan pemilihan sumber benih, karena bila pemungutan benih dilakukan dengan tidak benar maka akan diperoleh benih dengan mutu yang jelek. Semua usaha yang dilakukan untuk mencari sumber benih yang baik akan percuma bila pengumpulan benih tidak dilakukan dengan cara yang benar. Untuk itu perlu juga adanya suatu regu khusus untuk pengambilan benih karena pekerja kontrak biasanya kurang memperhatikan mutu benih mereka hanya melihat jumlahnya saja. Berikut ini diterangkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam kegiatan pengumpulan benih.

Dalam dokumen Ekspose Hasil-hasil Penelitian i (Halaman 87-92)