• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Keilmuan untuk Maju

Dalam dokumen Buku Filsafat Sains Dasar 2011 (Halaman 62-66)

DAFTAR BACAAN

3.2 Dasar Keilmuan untuk Maju

3.2.1 Memajukan Matematika

Matematika sebagai alat berpikir, mempunyai peran sentral dalam manusia terpelajar berpikir, merancang tindakan dan bertindak menuju tujuan dan sasaran kemajuan untuk menghasilkan kehidupan yang lebih baik.

Menurut Prof. Hendra Gunawan (2010, dalam ceramahnya) filsafat Matematika (ilmu/cara berpikir) adalah kebenaran yang dicapai secara terus menerus dan taat asas dengan menerapkan kebenaran aksiomatis dan asumsi-asumsi dasar untuk menghasilkan teorema/dalil yang berisi kebenaran yang telah dibuktikan. Pengkajian yang berkaitan dengan kebenaran yang dikenal sebagai epistemologi akan menjadi dasar proses penelitian. Adanya keyakinan akan imortalitas (keabadian) merupakan dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Walaupun manusia sebagai penggerak matematika mengalami kematian, tetapi pengetahuan yang dimilikinya dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui generasi penerus ini, maka ilmu pengetahuan yang membawa kebenaran dan kesejahteraan duniawi dapat diteruskan untuk membawa kehidupan yang damai dan beradab. Komoditas matematika yang dihasilkan dan diwariskan akan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarak alat baik secara langsung ataupun sebagai penunjang keilmuan yang lain.

3.2.2 Memajukan Fisika

Fisika dibangun melalui dua metoda pendekatan yaitu induksi dan deduksi. Pendekatan induksi yaitu suatu pendekatan yang sangat membutuhkan kemampuan intuitif yang tinggi. Suatu lompatan pikiran (frog jump) perlu dilakukan untuk membangun suatu postulat atau aksioma. Sejarah keilmuan Fisika memberi contoh bagaimana terobosan pemikiran dilakukan oleh Planck dan Einstein telah menjadi fondasi munculnya Fisika Kuantum. Teori Kuantum menjadi dasar berkembangnya teknologi semikonduktor, superkonduktor, fotonik, teknologi nano dan teknologi komputer. Lompatan pikiran dilakukan pula oleh Maxwell sehingga kelistrikan dan kemagnetan dapat digayutkan dalam satu teori elektromagnetik. Teori elektromagnetik telah mendorong kemajuan

56

pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Teori relativitas Einstein telah memberi pemahaman baru tentang ruang dan waktu yang melengkung yang teraplikasi dalam penentuan posisi di bumi maupun posisi benda langit. Masih banyak lagi teori Fisika yang memberi kontribusi besar bagi kemajuan peradaban manusia.

Pendekatan deduksi dilakukan dengan menurunkan atau mengaplikasikan teori atau model untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Eksperimen merupakan jalur deduksi untuk membuktikan teori, menguji model dan memperoleh pengetahuan baru serta mengembangkan teknologi. Kesabaran, ketelitian, dan inovasi sangat dibutuhkan dalam proses eksperimen. Kerja eksperimental telah membawa kemajuan di bidang Fisika dan teknologi.

Fisika dalam tataran teori sekalipun sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia. Sains Fisika selain dikembangkan untuk memajukan ilmu itu sendiri, harus ada manfaat praktisnya dalam memajukan bangsa dan kemanusiaan (human purpose).

Fisika dalam tataran teori sekalipun sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia. Sains Fisika selain dikembangkan untuk memajukan ilmu itu sendiri, harus ada manfaat praktisnya dalam memajukan bangsa dan kemanusiaan (human purpose). Menurut Prof. Freddy P. Zen (2010, dalam ceramahnya) Indonesia dapat berkembang apabila sains dasar (Fisika) kuat dan maju. Aspek kebijakan anggaran juga menentukan pengembangan teknologi sebagai penerapan fisika. Para fisikawan harus bekerja keras, mandiri, inovatif dan memiliki nasionalisme yang tinggi. Pemerintah dan masyarakat pun harus memiliki kepercayaan terhadap produksi/teknologi karya anak bangsa.

3.2.3 Memajukan Astronomi

Perkembangan Astronomi yang semakin pesat di Indonesia dimulai pada tahun 1948, yaitu ketika Dekan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) Universitas Indonesia, Prof. M. Th. Leeman mengatur timbang terima sebuah observatorium. Observatorium itu dibangun tahun pada 1920 oleh institusi swasta, yaitu Perhimpunan Ilmu Bintang Hindia Belanda (Dutch East Indies Astronomical Association).

Pada bulan Oktober 1951, observatorium yang dikenal dengan sebutan observatorium Bosscha yang telah beroperasi sejak tahun 1928 ini secara resmi diserahkan kepada FIPIA (yang kemudian menjadi FMIPA, Institut Teknologi Bandung), dan G.B. van Albada diangkat sebagai Professor pertama pada Departemen Astronomi saat itu.

57

Dengan adanya asosiasi observatorium Bosscha dengan universitas, tidak hanya menjamin pasokan astronom pada saat itu, tetapi juga memungkinkan dimasukkannya astronomi ke dalam kurikulum Fisika di universitas. Apalagi fasilitas pengamatan, instrumen pembantu, serta perpustakaan yang lengkap dan mutakhir di observatorium Bosscha pada saat itu semakin mendukung berkembangnya Astronomi pada saat itu. Teleskop pertamanya pada saat itu adalah sebuah Double Refractor Zeiss berdiameter 60 cm yang mulai beroperasi pada tahun 1928, kemudian disusul dengan Refractor

Bamberg berdiameter 37 cm, dan Refractor Unitron yang berdiameter 102 mm, teleskop Schmidt

Bimasakti dengan diameter lensa 51 cm, Reflector GAO-ITB, teleskop Hilal yang berdiameter 6 cm, 2 buah teleskop radio, dan teleskop-teleskop kecil lainnya.

Dalam Astronomi, setiap posisi geografis berpotensi untuk berkontribusi, karena pengamatan pada berbagai posisi geografis yang berbeda akan menghasilkan pengamatan yang juga berbeda. Secara khusus, Indonesia memiliki posisi geografis yang menguntungkan yang mengakibatkan Indonesia dilibatkan dalam pengamatan oposisi Mars pada tahun 1954, 1956, dan pada tahun 1970 bersama astronom dari The Lunar Planetary Laboratory, Arizona, Amerika Serikat.

Namun demikian, hingga pada tahun 1980-an, jumlah astronom di Indonesia masih sangat sedikit, dapat dihitung dengan jari, sehingga spesialisasi dalam cabang Astronomi juga sangat terbatas. Padahal, pengembaraan dan penyelidikan luar angkasa serta penelitian matahari yang terus berkembang memerlukan astronom yang spesialis dalam jumlah yang tidak sedikit. Pendidikan formal Astronomi pun di Indonesia hingga saat ini hanya ada di ITB.

Menurut Prof. Suhardja D. Wiramihardja, cara untuk memajukan sains di bidang Astronomi adalah mendorong lahirnya sentra-sentra pendidikan astronomi di tempat-tempat lain di Indonesia, mengadakan kerjasama Internasional (saat ini kerjasama yang telah dilakukan adalah dengan Belanda (Indonesia-Netherland Association) dan Jepang (Japan Society for Promotion of Sciences), dan SEAAN (South East Asean Astronomical Network)), menarik sumber daya manusia yang berkualitas tinggi melalui olimpiade Astronomi (yang telah mulai dilakukan) dan pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung untuk perkembangan Astronomi. Sebagai contoh adalah teleskop yang merupakan salah satu pendukung utama perkembangan astronomi. Teknologi Indonesia sangatlah tertinggal. Indonesia memiliki teleskop terbesar dengan diameter 0,7 m. Bandingkan dengan Thailand yang tahun depan akan memiliki teleskop dengan diameter 2,4 m, atau dengan masyarakat Eropa yang akan membangun teleskop dengan diameter 42 m.

58

3.2.4 Memajukan Kimia

Di Indonesia, seperti yang kita ketahui, keterbatasan dana dan peralatan penunjang penelitian merupakan masalah utama. Hal ini sangat ironis karena Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah ruah yaitu sumber daya manusia dan alam. Sebagai contoh, penduduk Indonesia menempati peringkat ke 5 dunia, keanekaragaman hayati hutan nomor 2 dunia dan kepulauan terbanyak di dunia yang secara tidak langsung menunjukkan kekayaan hayati laut di dalamnya. Ini semua menyimpan potensi untuk diteliti, dikelola dan dimanfaatkan untuk kemajuan, kesejahteraan dan kebanggaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus memiliki keyakinan yang kuat untuk maju. Maju dalam hal ini bukan hanya maju sendiri tetapi maju bersama.

Menurut Prof. Dr. Euis Holisotan Hakim kekayaan alam yang melimpah ruah di Indonesia merupakan aset yang berharga untuk dikembangkan. Penelitian akan kekayaan alam Indonesia akan menghasilan karya yang orisinil dan dapat digunakan untuk membanggakan bangsa Indonesia. Sebagai contoh senyawa baru dari pohon nangka yang merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia dinamai artoindonesianin oleh grup beliau.

Selain penelitian, menghilirkan penelitian juga merupakan hal yang penting. Prof. Bambang Setiaji merupakan salah satu orang yang mampu menghilirkan pengetahuannya. Beliau memiliki perusahaan yang bergerak dalam industri kelapa. Tercatat setidaknya 23 orang mahasiswa doktor yang bekerja untuk pemanfaatan kelapa yang kemudian dikembangkan untuk skala industri.

3.2.5 Memajukan Ilmu Hayati

Ilmu hayati sebagai ilmu dasar dapat berdiri sendiri karena fondasinya yang kuat, yaitu pengamatan, fakta, perilaku, dan analisis perbandingan yang diterapkan pada makhluk hidup yang lahir, tumbuh dan kemudian mati. Teramatinya berbagai kesamaan sifat-sifat karakter yang tetap (genetik), proses-proses kehayatan yang merupakan proses Kimia dan kebergantungan pertumbuhan kehayatan karena temperatur, tekanan, gelombang akustik, listrik, medan magnet, dan sebagainya mengundang cabang ilmu “mengukur” (Kimia dan Fisika) dan ilmu konstruksi (rekayasa dan teknologi) untuk “bekerja” dimana ilmu hayati atau benda hayati (makhluk hidup) sebagai “mesin pemroses” yang memproduksi sesuatu (daun, buah, batang, zat tertentu dan sebagainya) yang bermanfaat bagi manusia. Dari sini berkembanglah ilmu hayati dengan sangat cepat dan maju menghasilkan teori-teori baru dan cara pemanfaatan baru, seperti : mikrobiologi, biologi molekuler, bioteknologi, bioengineering, biomanagement (yang sifatnya fisikal hayati pada makhluk ataupun pengelolaannya oleh manusia).

59

Dalam dokumen Buku Filsafat Sains Dasar 2011 (Halaman 62-66)