• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi Pengolahan Buah Kelapa Terpadu dengan Skala Rumah Tangga (disarikan dari “Bambang Setiaji: Coco Power)

Dalam dokumen Buku Filsafat Sains Dasar 2011 (Halaman 98-105)

DAFTAR BACAAN

4.2 Proses Menghilirkan Sains

4.2.4 Menghilir Menghasilkan Komoditas yang Diserap Pasar

4.2.4.1 Teknologi Pengolahan Buah Kelapa Terpadu dengan Skala Rumah Tangga (disarikan dari “Bambang Setiaji: Coco Power)

Indonesia mempunyai luas 3.712 juta Ha wilayah yang ditanami pohon kelapa. Wilayah itu 96,6% dimiliki perkebunan rakyat, 2,7% oleh swasta, dan 0,7% milik negara (situs Dewan Kelapa Indonesia, 2009). Wilayah seluas 76,5% tersebar di Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Pengaktifan usaha kelapa berarti pemberdayaan masyarakat.

Buah kelapa terdiri dari air, sabut, tempurung, dan daging kelapa. Sebagian besar masyarakat hanya memanfaatkan air dan dagingnya. Padahal, semua bagian dari buah kelapa dapat dikembangkan menjadi produk yang mempunyai nilai jual tinggi di pasar. Berbagai pengembangan produk dari buah kelapa dapat dilihat pada bagan berikut.

Gambar 4.3. Buah kelapa.

89

Pengolahan buah kelapa menjadi berbagai produk di atas masih terbatas karena ketidaktahuan masyarakat terhadap teknologinya. Teknologi sederhana untuk mengolah sabut kelapa, misalnya, menggunakan mesin pemisah sabut kelapa.

Gambar 4.5. Mesin pemisah sabut kelapa, cocodust dan serabut sabut kelapa. Sabut kelapa dipisah menjadi serabut dan cocodust.

Serabut dari sabut kelapa dapat diolah menjadi keset, kerajinan, atau jok mobil. Sedangkan cocodustnya menjadi pot dan papan.

Gambar 4.6. Produk sabut kelapa.

Sementara dari tempurung kelapa, selain untuk kerajinan, dapat dihasilkan arang tempurung dan asap cair (liquid smoke). Kedua hasil olahan itu dapat diproduksi lagi sehingga mempunyai nilai jual lebih tinggi. Arang tempurung dapat diolah menjadi briket (bahan bakar), karbon black (filter dan karet), dan karbon aktif (filter dan absorber). Asap cair yang dihasilkan dari tempurung kelapa dapat dipakai sebagai pengawet ikan.

90

Gambar 4.7. Kerajinan dari tempurung kelapa

Gambar 4.8. Tungku untuk tempurung kelapa

Potensi kekayaan negara Indonesia berupa kebun kelapa sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik. Indonesia mempunyai luas 3.712 juta Ha kebun kelapa yang 96,6 %nya berupa perkebunan rakyat, 2,7% dikelola swasta, dan hanya sekitar 0,7% yang menjadi milik Negara. Dari keseluruhan luas perkebunan kelapa tersebut, sebagian besarnya terhampar dan tersusun di sepanjang pulau Jawa-Sumatra-Sulawesi yaitu sekitar 76,5%. Potensi yang sangat luar biasa ini akan dapat memberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan masyarakat manakala pemerintah dapat mengaktifkan usaha kelapa dengan baik. Mengaktifkan usaha kelapa berarti pemberdayakan rakyat. Berikut ini akan dipaparkan perkembangan teknologi pengolahan untuk keempat bagian buah kelapa.

A. Teknologi Pengolahan Sabut

Sabut kelapa terdiri dari bagian serabut dan serbuk (cocodust). Kedua bagian sabut ini dapat dipisahkan dengan menggunakan mesin pemisah sabut kelapa. Setelah melalui proses

91

dengan latex dan kerajinan berupa keset, kain tenun, hiasan dinding, kap lampu, tas wanita dan sebagainya. Adapun serbuknya dapat dijadikan sebagai pot, media tanaman dan papan. B. Teknologi Pengolahan Tempurung

Tempurung kelapa bila dipanaskan di dalam tungku hasilnya dapat berupa arang dan asap cair (liquid smoke). Lebih jauh lagi, dengan menggunakan mesin press, arang batok kelapa dapat dijadikan briket yang berguna sebagai bahan bakar. Bahan karbon aktifnya dapat difungsikan sebagai filter dan absorber serta asap cairnya dapat digunakan bahan pengawet ikan.

C. Teknologi Pengolahan Air Kelapa

Air kelapa dapat diolah menjadi nata de coco, kecap dan asam cuka/vinegar. Untuk membuat nata de coco, air kelapa mentah di saring dan dimasukkan ke dalam panci. Kemudian tambahkan gula pasir (100 gr/liter air kelapa) dan masak sampai mendidih agar steril. Setelah dingin, pHnya diatur dengan menambahkan za/urea 0,5 gr (per 5 liter air kelapa) atau asama asetat 20 ml agar pHnya kisaran 3-4. Kemudian campurkan cuka biang (acetobacter xylinum) sebanyak 170 ml. Masukkan campuran tersebut ke dalam wadah fermentasi (baskom berukuran 34 x 25 x 5 cm ) dan ditutup dengan kain saring serta letakkan ditempat yang bersih dan aman. Lakukan pemeraman selama 7-14 hari hingga lapisan mencapai ketebalan kurang lebih 1.5 cm. Nata de coco yang baik permukaannya rata dan halus. Selanjutnya lapisan nata diangkat secara hati-hati dengan menggunakan garpu atau penjepit yang bersih supaya cairan dibawah lapisan tidak tercemar. Cairan dibawah nata dapat digunakan sebagai cairan bibit pada pengolahan berikutnya. Buang selaput yang menempel pada bagian bawah nata, dicuci lalu dipotong dalam bentuk kubus dan dicuci. Potongan nata de coco siap diolah untuk mendapatkan berbagai rasa sesuai keinginan dan dikemas dengan bungkus atau wadah yang menarik serta siap dipasarkan.

Adapun cuka biang atau starter (biakan mikroba) merupakan suatu bahan yang paling penting dalam pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum. Bakteri ini dapat dihasilkan dari ampas nenas yang telah diinkubasi (diperam) selama 2-3 minggu.

D. Teknologi Pengolahan Daging Kelapa bagian daging hasil olahannya dapat berupa minyak, blondo dan ampas.

92

Pada pembuatan virgin coconut oil, ada dua cara untuk mendapatkan minyak dari buah kelapa yaitu cara kering dan cara basah. Minyak yang dihasilkan dari cara kering didapat melalui kopra yang telah ditekan. Namun pembuatan minyak dari cara ini memiliki kelemahan yaitu tumbuhnya jamur pada proses pembuatan kopra sehingga banyak kopra yang tidak terpakai. Sedangkan dengan cara basah minyak didapat dari santan kelapa yang dipanaskan.

Sebelum membuat minyak, maka kita perlu mengetahui komposisi dari daging buah kelapa dan komposisi santan kelapa. Daging buah kelapa terdiri dari 52% air, 34% minyak, 3% protein, 1,5% karbohidrat, dan 1% zat abu. Ketiga komposisi terakhir terdapat dalam blondo. Sedangkan santan buah kelapa terdiri dari 54% air, 32,2% minyak, 4,4% protein, dan 8,3% karbohidrat.

Santan kelapa terdiri dari dua lapisan, lapisan paling atas dinamakan krim kelapa dan lapisan paling bawah adalah skim kelapa. Sistem santan terdiri dari air dan minyak, dimana molekul minyak dikelilingi oleh molekul air. Pembuatan minyak kelapa merupakan proses emulsi minyak-minyak yaitu perubahan medium pendispersi dari air menjadi minyak.

Percobaan pembuatan minyak yang efektif dan berkualitas dilakukan dengan menambahkan minyak pada krim kelapa dalam air. Percobaan ini memiliki kelebihan, yaitu:

1. Waktu pembuatan minyak kelapa menjadi lebih rendah 4-5 jam 2. Minyak yang dihasilkan berkualitas baik

3. Tidak perlu mengatur pH 4. Blondo masih tetap utuh

Cara melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut: Mulailah dengan mengambil kepala santan (kanil) dengan mendiamkan santan.

93

Gambar 4.9. Cara kerja percobaan pembuatan VCO dengan pencairan (osmosis kontak). Hasil dari percobaan di atas adalah virgin coconut oil seperti di bawah ini:

Gambar 4.10. Virgin coconut oil (VCO).

Produk virgin coconut oil yang dihasilkan sebelum dikemas akan disaring dahulu menggunakan zeolit. Zeolit adalah mineral yang cukup baik untuk menangkap radikal bebas dan molekul-molekul penganggu dalam minyak.

94

Gambar 4.11. Penyaringan dengan zeolit.

Khasiat VCO yang dihasilkan di antaranya untuk anti virus, bakteri, jamur, dan protozoa; mengatasi kolesterol; mengatasi diabetes; mengatasi hepatitis; mencegah kanker; mencegah kelelahan dan asthma; mengatasi penyakit jantung dan darah tinggi; sebagai oksidan; meningkatkan sistem pertahanan tubuh; meningkatkan metabolism; mencegah kegemukan; menyuburkan rambut; mengurangi resiko artherosclerosis (pengapuran pembuluh darah) dan penyakit yang lain yang berhubungan; mengurangi resiko kanker dan penyakit degenratif lainnya; membantu mencegah osteoporosis.

95

Gambar 4.12. Hasil Pengolahan VCO. 4.2.4.2 Pengembangan Statistika Aktuaria

Aktuaria adalah bidang ilmu yang merupakan perpaduan antara Matematika, statistika, dan ekonomi yang berperan dalam menilai atau memperkirakan resiko serta memperkirakan klaim di kemudian hari dengan akurasi yang bisa diandalkan. Jika melihat kembali bahwa salah satu hasil dari proses menghilirkan sains yaitu menghilirkan ilmu-ilmu dasar hingga melahirkan ilmu-ilmu baru, maka statistika aktuaria adalah contoh yang tepat. Teori probabilitas dalam statistika menjadi dasar untuk pengembangan ilmu ini.

Seorang ahli aktuaria disebut aktuaris, yang mempunyai keahlian di antaranya:  Mengevaluasi kemungkinan/peluang kejadian-kejadian yang akan datang.

 Merancang cara untuk mengurangi peluang terjadinya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

Meminimasi resiko dari kejadian yang akan terjadi.

Dengan keahlian-keahlian di atas maka seorang aktuaris bisa bekerja sebagai konsultan aktuaria, di perusahaan asuransi, Direktorat Asuransi Departemen Keuangan, perguruan tinggi, bank serta perusahaan penanaman modal.

Dalam dokumen Buku Filsafat Sains Dasar 2011 (Halaman 98-105)