• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengajaran sains dasar di Perguruan Tinggi

Dalam dokumen Buku Filsafat Sains Dasar 2011 (Halaman 115-119)

DAFTAR BACAAN

4.2 Proses Menghilirkan Sains

4.2.5 Menghilirkan sains dasar dalam Kurikulum

4.2.5.3 Pengajaran sains dasar di Perguruan Tinggi

Untuk telaah pengajaran sains dasar di perguruan tinggi, berikut adalah contoh dari bidang Matematika.

Metode belajar Matematika seperti PMR (Pendidikan Matematika Realistik) layak untuk diterapkan hingga ke jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Hanya saja desain tugas dan topik-topik bahasan harus disesuaikan dengan tahap perkembangan psikologis dan perkembangan sosial di usia yang bersesuaian. Pengajaran Matematika di perguruan tinggi harus lebih banyak diarahkan

106

ke bidang terapan. Penguasaan materi dan keluasan wawasan dosen-dosen prodi Matematika sangat menentukan apakah para mahasiswanya akan menjadi juru tulis yang sibuk menurunkan dan membuktikan berbagai teorema, ataukah teorema bisa berbunyi menjadi sesuatu yang menjadi cikal bakal teknologi. Selama ini terkesan bahwa kelompok keahlian tertentu di Matematika, hanyalah dunia yang mengawang-awang. Berlembar-lembar pembuktian teorema dikerjakan hanya untuk memperoleh kepuasan bahwa teorema itu bisa dibuktikan. Banyak skripsi, tesis, bahkan disertasi yang cukup puas dengan keberhasilan pembuktian satu masalah di atas kertas. Alangkah lebih baik jika pembuktian itu didukung dengan suatu simulasi dari dunia nyata dan menggunakan data yang valid. Semestinya kuliah-kuliah pilihan porsinya diperbesar dan dipilihkan topik-topik yang memiliki muatan terapan.

Program studi Matematika di ITB, sebagai contoh, mempunyai karakteristik sebagai ilmu layanan bagi seluruh program studi di ITB kecuali Fakultas Seni Rupa dan Desain. Mulai dari semester pertama, mahasiswa langsung berkenalan dengan mata kuliah Kalkulus. Selanjutnya setelah masuk ke program studi, mata kuliah seperti Matematika Teknik, juga tetap dilayani oleh Prodi Matematika. Di samping sebagai fasilitator bagi prodi lain, Prodi Matematika juga mengembangkan diri sebagai ujung tombak problem solving masalah-masalah di dunia nyata. Salah satu Kelompok keilmuan/keahlian (KK) yang menjalankan fungsi ini adalah KK Matematika Industri dan Keuangan (MIK). KK ini berkecimpung dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia industri dan keuangan. Peran ini dilakukan melalui pemodelan Matematika dan simulasi.

Sesuai dengan Tri Dharma PT, KK ini juga mengemban tiga misi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Untuk pendidikan, KK-MIK mengembangkan beberapa mata kuliah terapan yang melayani prodi-prodi lain selain Prodi Matematika. Materi perkuliahan selalu diperbaharui seiring perkembangan terbaru. Untuk penelitian, KK-MIK mempunyai komitmen untuk mengembangkan bidang-bidang penelitian berikut yaitu Optimasi dan Kontrol, Dinamika Fluida, Dinamika Populasi, dan Matematika Keuangan. Sedangkan untuk pengabdian masyarakat, KK ini mengadakan magang perkuliahan, magang penelitian, pelatihan, seminar, konferensi, dan workshop dengan peserta para pengguna Matematika baik yang satu prodi maupun dari dunia industri. Dengan melihat uraian di atas, Matematika dan Industri dapat dipandang sebagai sebuah

partnership. Ada beberapa hal yang dapat dikembangkan oleh para Matematikawan terkait dengan

industri sebagai partner. Mekanisme

107

a. Pusat riset antardisiplin ilmu. Negara seyogyanya mendirikan wadah yang menjadi penghubung pihak akademia dan industri dimana para ilmuwan Matematika berinteraksi langsung dengan peneliti industri untuk secara bersama-sama menghadapi masalah industri. Jika perlu industri mendirikan kantor pusat/cabang penelitiannya di universitas-universitas terkait agar interaksi ini lebih optimal seperti yang dilakukan di beberapa negara eropa. Cakupan aktivitas pusat riset ini meliputi jangkauan yang luas mulai dari workshop khusus pada bidang kontemporer dan potensial yang berdampak luar biasa, sponsorship berjangka waktu lama untuk peneliti posdoktoral industri dan kolaborasi di dalam proyek industri. b. Posisi tertentu untuk Matematika industri. Beberapa perguruan tinggi mungkin telah

berhasil menghasilkan guru-guru besar dalam bidang Matematika industri. Posisi ini dapat dijadikan menjadi kolaborasi inti, terus membantu pemecahan masalah industri di dalam lingkungan akademik dan kembali mempertajam kurikulum akademik dan kegiatan postdoc demi kebutuhan industri. Kolaborasi ini dapat memberikan kesempatan pada Matematikawan yang sukses dalam dunia akdemik untuk meneruskan minatnya dalam masalah industri. Di sisi lain jabatan professor tambahan, posisi yang sama di universitas dan industri, ditawarkan pada para ahli industri memungkinkan mentrasfer secara langsung dan optimal antara permintaan industri dan riset serta pendidikan akademik.

c. Praktek Penelitian. Merupakan salah satu cara interaksi/kolaborasi dunia akademik – industri dimana proyek penelitian dilakukan dalam jangka waktu pendek (4 – 6 bulan) oleh mahasiswa sarjana atau postdoct secara paruh waktu pada perusahaan yang sudah bermitra dengan universitas tempat dia menuntut ilmu. Pengalaman yang diperoleh ditransfer dalam bentuk publikasi dan tesis. Dan lebih jauh dapat terus dikembangkan dalam bentuk kolaborasi proyek penelitian yang lebih besar.

d. Kelompok bidang keahlian. Masyarakat profesional dan perwakilan pemerintah hendaknya dapat mensponsori kelompok bidang keahlian tertentu yang terkait dengan industri. Keduanya menyediakan suatu forum yang unggul untuk pertukaran ide/gagasan, sarana pelatihan terbaik dan dalam rangka kerjasama penelitian. Tujuan dari kelompok bidang keahlian ini adalah perangsangan penelitian Matematika pada masalah-masalah industri yang menarik, mendorong proyek kerjasama antara ilmuwan dan industri, serta mempromosikan model-model Matematika, metoda-metode numerik, dan komputasi ilmiah di dalam industri.

e. Kolaborasi riset langsung. Untuk saat ini, kerjasama riset Matematika baru dibatasi pada industri besar, seperti industri keuangan dan industri teknologi informasi.

108

f. Kelompok studi, yang mempertemukan Matematikawan dan peneliti industri untuk mendiskusikan masalah-masalah terbuka yang belum dipecahkan. Biasanya peneliti industri diundang untuk mempresentasikan masalah yang belum terpecahkan di industrinya, baik dari sisi model Matematikanya maupun metode pemecahannya.

g. Aktivitas penelitian mahasiswa. Berkumpulnya mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu dan dari beberapa universitas pada forum penelitian tertentu diharapkan dapat menjadi ajang pelatihan peneliti muda yang mumpuni. Di sisi lain secara akademik forum ini dapat menjadi laboratorium tempat mensimulasikan lingkungan industri, bekerja dalam kelompok yang heterogen, dan pengembangan kemampuan berkomunikasi melalui presentasi hasil kajiannya.

Untuk mensukseskan itu semua maka hendaknya pemerintah bekerjasama dengan pihak terkait diharapkan dapat menyediakan infrastruktur akademik. Adanya Lingkungan yang mendukung aktivitas antar disiplin ilmu, apresiasi dan penghargaan pada penelitian yang bertujuan industri, posisi untuk peneliti dari industri di lingkungan akademik serta quality control untuk proyek Matematika industri.

Institusi-institusi akademik hendaknya mendorong para dosen untuk meningkatkan kompetensi risetnya melalui program pendidikan doktoral. Untuk itu bagi institusi penyelenggara (dalam negeri) program doktoral melalui profesor-profesornya hendaknya terus menawarkan topik-topik riset yang

up to date pada para calon mahasiswa doktor di daerah-daerah. Di satu sisi, keberadaan mahasiswa

doktoral akan memberikan keuntungan dalam menguatkan grup riset dimana profesor itu bernaung di institusi penyelenggara program. Di sisi lain peluang untuk mendapatkan dana hibah risetpun menjadi terbuka lebar.

Namun itu semua tidak akan berhasil jika tidak ada tindakan yang sinergi pihak-pihak yang terkait. Untuk mengikuti program pendidikan doktoral maka pemerintah melalui Dirjen DIKTI telah menyediakan program beasiswa BPPS yang sampai sekarang kadang-kadang belum terserap secara keseluruhan. Peluang beasiswa ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para dosen yang belum doktor di seluruh perguruan tinggi. Adapun mengenai masalah topik riset bisa dikonsultasikan dengan para promotor yang ada di institusi penyelenggara program pendidikan doktoral. Bila program pendidikan doktor berhasil dijalani, maka sekembalinya doktor baru ke institusi asalnya masing-masing, diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu hasil risetnya di institusinya untuk membangun surplus center yang baru. Dengan demikian penyebaran surplus center akan merata di seluruh negeri.

109

Gambar 4.13. Penyebaran surplus center.

Tugas akhir bagi S1 masih bergulat pada sains untuk sains yang masih jauh hasil risetnya menjadi komoditas. Berangkat dari situ, sebaiknya ada perencanaan dan sinergi antar program studi dan juga pimpinan fakultas dalam mengelolah Tugas Akhir dalam hal ini Skripsi (S1). Bagaimana memulainya? Adapun dapat dimulai dengan pembentukan Tim Fakultas yang terdiri dari dosen dari perwakilan program studi untuk mengelola jenis skripsi ini. Tim dosen tersebut menentukan bidang fokus (yang sesuai dengan program studi masing-masing) untuk menentukan kegiatan akademik yang dapat menjadi “komoditas” produk pengetahuan, barang dan jasa. Langkah berikutnya tim dosen menjabarkan kegiatan yang tepat untuk skripsi yang menghasilkan komoditas tersebut. Dilanjutkan dengan mengajak mitra untuk membicarakan kegiatan akademik yang menghailkan komoditas, adakah nilai manfaat komoditas tersebut. Tahap terakhir mencari sponsor dari mitra atau orang tua mahasiswa untuk membiayai inkubator tersebut.

Dalam dokumen Buku Filsafat Sains Dasar 2011 (Halaman 115-119)