• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membiasakan Keselamatan Bekerja di Laboratorium Saat Melakukan Riset Sebagai seorang ilmuwan yang bertanggung jawab harus memperhatikan keselamatan bekerja di

Dalam dokumen Buku Filsafat Sains Dasar 2011 (Halaman 154-157)

DAFTAR BACAAN

5.3 Membentuk Sikap dan Perilaku Kepemimpinan

5.3.1 Membentuk Sikap dan Perilaku sains dasar

5.3.1.5 Membiasakan Keselamatan Bekerja di Laboratorium Saat Melakukan Riset Sebagai seorang ilmuwan yang bertanggung jawab harus memperhatikan keselamatan bekerja di

laboratorium ketika melakukan riset. Ilmuwan yang bertanggung jawab seharusnya melakukan review terhadap informasi-informasi permasalahan keselamatan bekerja di laboratorium yang terjadi satu tahun terakhir[13]. Hal tersebut bertujuan agar kesalahan yang sama ketika melakukan penelitian di laboratorium tidak terulang lagi. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian bagi para ilmuwan ketika melakukan penelitian di laboratorium adalah sebagai berikut :

 Penggunaan pakaian pakaian dan perlengkapan perlindungan yang tepat (seperti : jas lab lengan panjang, masker, sarung tangan, sepatu, kacamata google)

 Cara penanganan yang aman terhadap material yang digunakan dalam penelitian. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membaca MSDS (Material Safety Data Sheet) material yang akan digunakan untuk penelitian sehingga para ilmuwan mengetahui sifat fisik dan kimia material tersebut, bahaya material tersebut jika terjadi kontak dengan tubuh manusia (misal : jika tersentuh, tercium, ataupun terkena mata), dan bagaimana cara penanganannya jika sampai terjadi kontak dengan tubuh manusia. Misalnya : saat menggunakan asam yang sangat pekat. Jika asam yang sangat pekat tersebut sampai terkena kulit, maka kulit akan melepuh. Apabila hal tersebut terjadi, cara mengatasinya adalah dengan mengelap asam tersebut dari kulit kita kemudian baru mencucinya. Jangan melakukan hal yang sebaliknya karena sangat berbahaya. Apabila kita mencuci dulu baru kemudian mengelapnya, asam tersebut akan larut melalui pori-pori kulit kita sehingga dapat merusak organ dalam tubuh kita.

Cara pengoperasian peralatan secara aman. Hal ini sangat penting dilakukan supaya ketika mengoperasikan peralatan tidak sampai terjadi kecelakaan yang dapat merugikan semua pihak, misalkan alat meledak karena dioperasikan melebih batas yang diperbolehkan sehingga terjadi kebakaran.

 Cara penanganan yang aman terhadap limbah dan membuang limbah pada tempat yang seharusnya supaya tidak terjadi pencemaran lingkungan.

143

 Cara penanganan material yang berbahaya dan beracun secara aman.

 Cara pengangkutan material yang aman antara laboratorium yang satu dengan laboratorium yang lainnya.

Desain fasilitas untuk penelitian yang aman dan tidak membahayakan. Tanggap terhadap ancaman bahaya ketika melakukan penelitian.

 Pendidikan keselamatan kerja bagi para ilmuwan sebelum melakukan penelitian.  Peraturan pemerintah yang berlaku mengenai keselamatan kerja di laboratorium. 5.3.1.6 Menulis Publikasi Internasional untuk Berbagi Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh oleh para ilmuwan tidak akan berarti jika tidak disampaikan kepada orang banyak. Untuk tujuan tersebut, para ilmuwan harus mempublikasikan hasil penelitiannya. Manfaat utama dari publikasi hasil penelitian adalah bidang penelitian yang diteliti oleh ilmuwan tersebut dapat berkembang dengan pesat, karena para ilmuwan lainnya akan melanjutkan penelitian pada bidang tersebut untuk mengembangkan penelitian dari ilmuwan yang sudah mempublikasikan penelitiannya. Misalkan saja, teknologi pemurnian air melalui proses reverse osmosis yang selalu digunakan pada saat ini adalah menggunakan membran polimer. Seorang ilmuwan A meneliti bahwa ternyata zeolit dapat digunakan sebagai membran untuk aplikasi pemurnian air melalui proses reverse osmosis. Zeolit yang diteliti oleh ilmuwan adalah A adalah zeolit tipe MFI. Dari contoh tersebut, apabila ilmuwan A tidak mempublikasikan hasil penelitiannya, maka tidak ada yang tau bahwa ternyata zeolit bisa digunakan untuk aplikasi pemurnian air melalui proses reverse osmosis. Apabila ilmuwan A mempublikasikan penelitiannya, maka ilmuwan lainnya (misal : ilmuwan B) dapat mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan A, misalnya dengan melakukan penelitian terhadap zeolit tipe lainnya.

Untuk dapat menulis jurnal ilmiah agar dapat dipublikasikan di jurnal Internasional oleh situs penyedia jasa publikasi ilmiah seperti

www.nature.com

,

www.sciencedirect.com

,

www.springerlink.com

dan masih banyak lagi situs lainnya, harus memenuhi persyaratan yang diminta oleh situs penyedia jasa tersebut, dan setiap situs memiliki persyaratan yang berbeda-beda. Latihan menulis publikasi ilmiah sangat penting bagi seorang ilmuwan pemula agar penelitiannya bisa dipublikasikan di jurnal Internasional.

144 5.3.1.7 Ilmuwan dan Masyarakat

Para ilmuwan memiliki tanggung jawab untuk menerapkan hasil penelitian mereka dan pengetahuan mereka selama penelitian kepada masyarakat. Para ilmuwan memiliki kapasitas untuk bertindak sebagai seorang yang profesional, yang mana masukan mereka sangat penting dalam proses pembuatan kebijakan, karena masukan mereka didasarkan pada hasil penelitian yang mereka peroleh. Para ilmuwan juga memiliki kapasitas untuk memberikan suatu pendapat atau nasihat yang bersifat expert kepada lembaga-lembaga pemerintah, institusi pendidikan, perusahaan swasta, atau organisasi-organisasi lainnya. Para ilmuwan berkontribusi pada suatu penilaian mengenai manfaat dan bahaya dari suatu ilmu pengetahuan dan teknologi baru. Mereka seringkali mendidik murid-murid, pembuat kebijakan, atau anggota masyarakat mengenai masalah ilmiah dan kebijakan. Para ilmuwan harus memiliki rasa sosialisme yang tinggi agar hasil penelitiannya dapat diterima oleh masyarakat, sehingga para ilmuwan dapat memenuhi kapasitasnya sebagai seorang ilmuwan[14]. Ketujuh sikap diatas adalah sikap ilmuwan yang harus dimiliki para ilmuwan pada umumnya, di Indonesia khususnya terdapat kode etik yang ditetapkan oleh Lembaga Penelitian Indonesia yang harus dimiliki oleh para ilmuwan kita. Terdapat tiga kode etik yaitu : kode etik dalam penelitian, kode etik dalam berperilaku dan kode etik dalam kepengarangan.

Dalam point pertama mengenai kode etik dalam penelitian terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia. Kedua, peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan yang diperkenankan oleh hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan kepentingan dan keselamatan semua pihak yang terkait dengan penelitiannya, berlandaskan tujuan mulia berupa penegakan hak-hak asasi manusia dengan kebebasan-kebebasan mendasarnya. Ketiga, peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggungjawab, terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat anugerah tersedianya sumber daya keilmuan baginya. Poin kedua mengenai kode etik seorang ilmuwan dalam berprilaku terdapat tiga hal pula yang dirumuskan oleh LIPI. Pertama, peneliti mengelola jalannya penelitian secara jujur, bernurani dan berkeadilan terhadap lingkungan penelitiannya. Kedua, peneliti menghormati obyek penelitian manusia, sumber daya alam hayati dan non-hayati secara bermoral, berbuat seuasi dengan perkenan kodrat dan karakter obyek penelitiannya, tanpa diskriminasi dan tanpa menimbulkan rasa merendahkan martabat sesama ciptaan Tuhan. Ketiga, peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran dari sesama peneliti terhadap proses dan hasil penelitian, yang diberinya

145

kesempatan dan perlakuan timbal balik yang setara dan setimpal, saling menghormati melalui diskusi dan pertukaran pengalaman dan informasi ilmiah yang obyektif.

Yang terakhir adalah kode etik dalam kepengarangan, meliputi: pertama, peneliti mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiahnya secara bertanggung-jawab, cermat dan seksama. Kedua, peneliti menyebarkan informasi tertulis dari hasil penelitiannya, informasi pendalaman pemahaman ilmiah dan/atau pengetahuan baru yang terungkap dan diperolehnya, disampaikan ke dunia ilmu pengetahuan pertama kali dan sekali, tanpa mengenal publikasi duplikasi atau berganda atau diulang-ulang. Ketiga, peneliti memberikan pengakuan melalui: (i) penyertaan sebagai penulis pendamping; (ii) melalui pengutipan pernyataan atau pemikiran orang lain; dan/atau (iii) dalam bentuk ucapan terima kasih yang tulus kepada peneliti yang memberikan sumbangan berarti dalam penelitiannya, yang secara nyata mengikuti tahapan rancangan penelitian dimaksud, dan mengikuti dari dekat jalannya penelitian itu.[15]

Penegakan kode etika peneliti adalah upaya untuk menjaga kehormatan profesi peneliti, meningkatkan mutu penelitian dan mempertahankan kredibilitas lembaga penelitian. Penerapan kode etika peneliti penting untuk memelihara integritas, kejujuran dan keadilan peneliti dalam penelitian. Penerapan kode etika peneliti bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran tentang rambu-rambu etika; mengurangi kemungkinan pelanggaran etika; dan mendidik peneliti mengatur diri sendiri mematuhi etika dalam penelitian.

Dalam dokumen Buku Filsafat Sains Dasar 2011 (Halaman 154-157)